Anda di halaman 1dari 15

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Definisi Kelelahan Otot


Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah
istirahat. Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-
beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan
efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. hal ini
menunjukkan bahwa kelelahan berperan dalam menjaga homeostasis
tubuh. jadi, kelelahan otot adalah suatu keadaan otot tidak dapat
berkontraksi secara cepat dan kuat atau bahkan tidak dapat berkontraksi
sama sekali. Kelelahan otot suatu saat pasti akan terjadi pada kita,
terutama pada seseorang yang memiliki aktivitas fisik yang padat setiap
harinya.
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi
dan memetabolisme bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan
pengeluaran kerja yang sama, walaupun impuls saraf berjalan secara
normal dan potensial aksi normal menyebar ke serabut otot. Kelelahan otot
dapat timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama. Pada keadaan ini,
kontraksi otot yang terjadi semakin lama semakin lemah, karena dalam
serabut otot kekurangan energi.
Tenaga mekanik yang timbul pada kontraksi otot merupakan hasil
proses kimiawi cadangan tenaga dalam otot. Adapun, sumber tenaga yang
paling penting bagi kerja otot adalah glukosa. Proses kimiawi ini akan
mengubah glukosa menjadi tenaga (ATP) dan asam laktat. Penumpukan
asam laktat dalam otot akan mengiritasi saraf yang melayani otot tersebut,
sehingga akan terjadi rasa nyeri pada otot. Bila mana keadaan ini berlanjut
akan membatasi kerja otot. Untuk mengubah asam laktat menjadi glukosa
kembali selama kontraksi otot diperlukan penyediaan oksigen, yang dapat
disediakan melalui aliran darah. Proses metabolisme glukosa menjadi ATP

1
yang memerlukan oksigen disebut metabolisme aerobik, sedang yang tidak
memerlukan energi disebut metabolisme anaerobik.
Gangguan sirkulasi darah mengakibatkan metabolisme glukosa
dalam otot terganggu sehingga terjadi penurunan kekuatan kontraksi.
Pemijatan (massage) pada otot yang mengalami kelelahan akan
memperbaiki sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan
berjalan lebih cepat.
Aktifitas kontraktil di otot tidak bisa berlangsung terus-menerus.
Pada akhirnya ketegangan otot menurun seiring dengan timbulnya
kelelahan. Jenis-jenis kelelahan seperti :Kelelahan otot, Kelelahan
neuromuskula, dan Kelelahan sentral. Sifat kelelahan dapat terjadi secara
lokal atau menyeluruh, kelehan yang menyertai olahraga endurance,
kelelahan dan kinerja olahraga.
Kelelahan dapat diklasifikasikan menjadi kelelahan yang berlokasi
di sistem saraf pusat yang dikenal dengan kelelahan pusat dan kelelahan
yang berlokasi di luar sistem sarah pusat yang dikenal dengan kelelahan
perifer,
a. Kelelahan Pusat
Kelelahan pusat disebabkan karena kegagalan sistem saraf pusat
merekrut jumlah dan mengaktifkan motor unit yang dilibatkan dalam
kontraksi otot. Padahal kedua hal tersebut berperan dalam besarnya
potensial yang dihasilkan selama kontraksi otot. Dengan demikian,
berkurangnya jumlah motor unit dan frekuensi pengaktifan motor unit
menyebabkan berkurangkan kemampuan kontraksi otot.
b. Kelelahan Perifer
Kelelahan perifer merupakan kelelahan yang disebabkan karena
faktor di luar sistem saraf pusat. Kelelahan perifer tersebut disebabkan
ketidakmampuan otot untuk melakukan kontraksi dengan maksimal
yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah gangguan
pada kemampuan saraf, kemampuan mekanik, kontraksi otot, dan
kesediaan energi untuk kontraksi. Kelelahan pada gangguan

2
sarafmerupakan gangguan neuromuscular junction, ketidakmampuan
sarcolema mempertahankan konsentrasi Na+ dan K+ sehingga
menurunkan depolarisasi sel dan amplitudopotensial aksi. Gangguan
pada saraf tersebut akan berdampak pada berkurangnya kemampuan
perambatan impuls sehingga menuntut frekuensi stimulus yang tinggi.
1.2 Mekanisme Kelelahan Otot (Fatigue)
Kontraksi merupakan hal terpenting dari otot. Hal ini berkaitan
dengan penggunaan adenosin triposphate (ATP) sebagai energi kontraksi.
Mekanisme kontraksi otot berlangsung melalui daur reaksi yang
kompleks. Hal ini dapat dijelaskan melalui teori pergeseran filamen
(sliding filament theory). Keseluruhan proses membutuhkan energ yang
diperoleh dari ATP yang disimpan dalam kepala miosin. Tahapan
kontraksi otot hingga relaksasi. Para neuromuscular junction, asetilkolin
dilepaskan dari synaptic terminal menuju reseptor dalam sarkoma. Hasil
perubahan potensila transmembran dari serabut otot akan menghasilkan
potensial aksi yang menyebar melintasi seluruh permukaan dan sepanjang
tubulus T. Retikulum surkoplasma melepaskan cadangan ion kalsium,
sehingga meningkatkan konsentrasi kalsium di sarkoplasma dan sekitar
sarkomer. Ion kalsium berikatan dengan troponin-tropomiosin yang
terlihat pada bagian yang aktif dari aktin, meosin cross bridige terbentuk
pada saat kepala miosin berikatan dengan bagian yang aktif. Kontraksi
otot dimulai sebagai siklus yang berulang dari meosin cross bridge. Siklus
ini terjadi dengan adanya hidrolisa ATP. Proses ini menimbulkan
pergeseran filamen dan pemendekan asetilkolin oleh asetilkolinesterase.
Retikulum sarkoplasma akan menyerap kembali ion kalsium sehingga
konsentrasi ion kalsium menurun. Saat mendekati fase istirahat, kompleks
troponin-tropomiosin akan kembali ke posisi awal. Sehingga mencegah
interaksi meosin cross bridge lebih lanjut. Tanpa interaksi cross bridge
lebih lanjut maka pergeseran filamen tidak akan timbul dan kontraksi akan
berhenti. Relaksasi otot akan terjadi dan otot akan kembali secara pasif
pada resting lenght.

3
Selama ATP tersedia daur tersebut dapat terus berlangsung. Pada
keadaan kontraksi, ATP yang tersedia di dalam otot akan habis terpakai 1
detik. Oleh karena itu ada jalur metabolisme produktif yang menghasilkan
ATP. ATP dengan bantuan kretin kinase akan segera menjadi kretin
pospat. Persediaan kretin pospat ini hanya cukup untuk beberapa detik,
selanjutnya ATP diperoleh dari posforilasi oksidatif. Apabila oksigen tidak
cukup maka asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat, yang apabila
menumpuk akan terjadi kelelahan otot.
Selama latihan berat banyak oksigen dibawa kedalam otot, tetapi
oksigen yang mencapai sel otot tidak cukup. Asam laktat akan menumbuk
dan berdifusi ke dalam cairan jaringan dan darah. Keberadaan asam laktat
di dalam darah akan merangsang pusat pernafasan sehingga frekuensi dan
kedalaman napaspun meningkat. Hal ini berlangsung terus-menerus,
bahkan setelah kontraksi itu selesai sampai jumlah oksigen cukup untuk
memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan
sempurna menjadi glikogen
1.3 Faktor Penyebab Kelelahan Otot
1.3.1 Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam
laktat telah laam dicurigai. Penumpukan asam laktat pada
intramuscular dengan menurunnya puncak tegangan (ukuran dari
kelelahan apabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih
meningkat, puncak tegangan otot menurun. Jadi bisa diartikan bahwa
besarnya kelelahan pada serabut-serabut otot putih berhubungan
dengan besarnya kemampuan mereka untuk membentuk asam laktat.
Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses
kelelahan selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme
secara fisiologi yang karenanya asam laktat menghalang-halangi
fungsi otot. Kedua mekanisme tersebut tergantung kepada efek asam
laktat pada pH intra seluler atau konsentrasi ion hydrogen (II). Dengan
meningkatnya asam laktat, konsentrasi ion H menghalangi proses

4
rangkaian eksitasi, oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan
dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat troponin.
Peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat kegiatan
fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobic
glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi
penyediaan ATP untuk energi.
1.3.2 Pengosongan penyimpanan ATP dan PC
Karena ATP merupakan sumber energi secara lansgung untuk
kontraksi otot, dan PC dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya,
pengosongan Fosfagen intraseluler mengakibatkan kelelahan. Bahwa
kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen didalam otot.
Penelitian terhadap otot katak yang dipotong pada otot sartoriusnya.
Sebagai contoh, telah diingatkan bahwa selaam kegiatan kontraksi,
konsentrasi ATP didaerah miofibril mungkin lebih berkurang daripada
dalam otot keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi terbatas
didalam mekanismekontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang
moderat dari jumlah total ATP di dalam otot. Kemungkinan yang lain
adalah bahwa hasil energi didalam pemecahan ATP lebih sedikit dari
jumlah ATP yang tersedia di dalam batas-batas untuk kontraksi otot.
Alasan dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan
konsentrasi ion H dalam jumlah kecil sampai besar di dalam
intraseluler, dan merupakan penyebab utama dari penumpukan asam
laktat.
1.3.3 Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam latat dan kelelahan, hubungan sebab
akibat antara pengosongan glikogen otot dan kelelahan otot tidak dapat
ditentukan dengan tegas. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kelelahan seama periode latihan yang lama. Rendahnya tingkatan/level
glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan glikogen hati.
Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan
glikogen otot.

5
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Tanggal, Waktu Pelaksanaan Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 16 November
2016 di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember
2.2 Alat dan Bahan
1. Ergometer 8. Matras
2. Kimograf 9. Manik-manik
3. Sphygomomanometer 10. Dumbbell 0,5 kg
4. Metronom 11. Penggaris siku-siku besar
5. Stopwatch 12. Benang dan jarum jahit
6. Medline 13. Penutup mata
7. Alat pengikat lengan atas 14. Lap putih
2.3 Prosedur Percobaan
2.3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
1) Siapkan Ergometer dan Kimograf. Selanjutnya, atur posisi kedua
alat sedemikian rupa agar alat pencatat ergometer berada di
tengah kertas kimograf dan dapat dijalankan tanpa hambatan.
2) Dudukkan orang coba dalam posisi tegak lurus
3) Orang coba meletakkan lengan bawah kanannya di atas landasan
alat Ergometer sedang jari telunjuk memegang pelatuk penarik
beban Ergograf. Sementara tangan kiri diistirahatkan di atas meja
(mata ditutup)
4) Lakukan tarikan setiap 3 detik mengikuti irama metronom dengan
sekuat-kuatnya tanpa mengikutsertakan jari lainnya, otot tangan,
dan lengan. Melakukan aktifitas ini sampai dengan penurunan
hasil pencatatan melampaui setengah tinggi pencatatan awal.
Apabila pencatatan telah menunjukkan setengah tinggi pencatatan
awal, orang coba dinyatakan telah mengalami kelelahan. Pada

6
saat melakukan percobaan, orang coba hendaknya memusatkan
perhatiannya pada tugas ini.
5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti.
Mengamati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan
dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf
dan hitung waktu sampai hilangnya kelelahan sejak detik ke-0
(mengamati perubahan rasa nyeri, suhu, warna, dan ekskresi
keringat).
6) Segera setelah berhenti percobaan pada tangan kanan tarik
ergograf pada tangan kiri segera dimulai dan dilakukan
pengamatan seperti pada tangan kiri.
7) Ulangi pecobaan butir 1-6 pada orang coba dengan jenis kelamin
berbeda.
8) Catatan seluruh hasil percobaan.
2.3.2 Pengaruh Pemijatan Pada Kelelahan
1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin
berbeda yang lain.
2) Pasangkan manset sphygmomanometer pada lengan atas kanan
orang coba dan pompalah manset sampai tekanan kurang lebih 20
mmHg di bawah tekanan systole pada tangan kanan.
3) Lakukan tarikan setiap 2 detik mengikuti irama metronom sampai
terjadi penurunan pencatatan lebih dari setengan tinggi pencatatan
awal.
4) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti.
Mengamati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan
dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf
dan hitung waktu sampai hilangnya kelelahan sejak detik ke-0
(mengamati perubahan rasa nyeri, suhu, warna, dan ekskresi
keringat).
5) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti,
melakukan pemijatan hingga kelelahan menghilang.

7
6) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan
berhenti,amati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang
ditunjukkan dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari
kertas kimograf dan hitung hilangnya kelelahan sejak detik ke-0
(amati perubahan rasa nyeri,suhu,warna,dan ekskresi keringat )
7) Ulangi percobaan pada butir ke 1-8 pada orang coba dengan jeis
kelamin berbeda.
2.3.3 Pengaruh Suhu dan Panas Pada Kelelahan
1) Percobaan ini dilakukan oleh 2 orang coba dengan jenis kelamin
berbeda.
2) Lakukan tarikan setiap 3 detik mengikuti irama metronom dengan
sekuat-kuatnya tanpa mengikutsertakan jari lainnya, otot tangan,
dan lengan. Melakukan aktifitas ini sampai dengan penurunan
hasil pencatatan melampaui setengah tinggi pencatatan awal.
Apabila pencatatan telah menunjukkan setengah tinggi pencatatan
awal, orang coba dinyatakan telah mengalami kelelahan. Pada
saat melakukan percobaan, orang coba hendaknya memusatkan
perhatiannya pada tugas ini.
3) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti.
Mengamati kekuatan kontraksi otot jari tangan yang ditunjukkan
dengan tinggi pencatatan yang dapat dibaca dari kertas kimograf
dan hitung waktu sampai hilangnya kelelahan sejak detik ke-0
(mengamati perubahan rasa nyeri, suhu, warna, dan ekskresi
keringat).
4) Segera setelah selesai percobaan dengan tangan kanan berhenti,
melakukan pemajanan dengan sinar infra merah dan mencatat
waktu hingga kelelahan hilang. Pemajanan sinar infra merah
dilakukan dalam jarak 30 cm dari permukaan kulit.
5) Mengulangi langkah1-3 pada tangan kiri. Segera setelah tarikan
jari kiri menunjukkan setengah panjang awal, mencelupkan

8
lengan bawah ke dalam air es dengan suhu 20oC selama 5 menit
dan mencatat waktu hingga kelelahan hilang.
2.3.4 Pengaruh Beban Kerja Pada Kelelahan
1) Menyiapkan dua orang coba yang berbeda (laki-laki dan
perempuan).
2) Orang coba dalam keadaan duduk tegak, dengan membawa
dumbbell sebesar 0,5 kg. lengan atas bergerak bebas.
3) Melakukan gerakan siku dengan pergelangan tangan setiap 2
detik sesuai irama metronome dari samping ke depan.
Menghitung waktu dan jumlah gerakan higga timbul kelelahan

9
BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan

Jenis Kanan Waktu Perubahan Waktu


Kelamin / Kiri terjadi lelah
lelah hilang
Perempuan Kanan 2 46 Panas,nyeri,merah 2 35
Perempuan Kiri 1 40 Panas,nyeri,merah 1 21
Laki-laki Kanan 6 37 Panas, nyeri, merah 2 7
Laki-laki Kiri 5 8 Panas,nyeri,merahan 1 11
Pembahasan :
Berdasarkan data yang telah dicatat didapatkan bahwa kelelahan
otot timbul akibat kontraksi otot yang kuat dan lama yang semakin lama
semakin lemah, karena dalam serabut otot kekurangan energi. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan kelelahan otot antara lain adanya
penumpukan asam laktat, peredaran darah yang tidak lancar,
vasokonstriksi akibat suhu dingin, posisi atau gerakan bagian tubuh yang
melawan gravitasi bumi dan juga jenis kelamin.
Seharusnya pada wanita kelelahan ototnya lebih cepat daripada
laki-laki. Karena massa otot laki-laki lebih besar dibandingkan dengan
perempuan. Adanya perbedaan hormonal antara pria & wanita. Laki-laki
dapat menyimpan glikogen pada otot lebih banyak dibanding dengan
wanita. Glikogen berfungsi sebagai penyimpanan energi, semakin banyak
simpanan energi dalam tubuh maka semakin laam pula kelelahan ototnya.
Pengaruh hormonal pada pria dan wanita seperti pada pria Testosteron
yang disekresi oleh testis pria memiliki efek anabolik yg kuat thd
penyimpanan protein yg sangat besar di setiap tempat dalam tubuh,
terutama di dalam otot, sedangkan Estrogen diketahui meningkatkan
penimbunan lemak pada wanita.

10
Sedangkan pengaruh istirahat terhadap kelelahan kerja otot adalah
istirahat mampu memulihkan kontraksi otot. Karena setelah istirahat
aliran darah ke otot pada jari akan lebih lancar sehingga pasokan oksigen
akan lebih banyak dari sebelumnya. Oksigen berguna dalam proses
pembakaran untuk menghasilkan energi, sehingga setelah dipijit energi
meningkat dan otot dapat bekerja lebih lama.
3.2 Pengaruh Pemijatan Pada Kelelahan

Jenis Kanan Waktu Perubahan Waktu


Kelamin / Kiri terjadi lelah
lelah hilang
Laki-laki Kanan 4 58 Panas,nyeri,merah 2 35
Laki-laki Kanan 3 57 Panas,nyeri,merah 1 20
(setelah
dipijat)
Perempuan Kanan 2 47 Panas, nyeri, merah 1 59
Perempuan Kanan 2 10 Panas,nyeri,merahan 1 58
(setelah
dipijat)
Catatan :
1. Orang coba laki-laki memiliki tekanan darah 90 mmHg (Setelah
dikurangi 20 mmHg)
2. Orang coba perempuan memiliki tekanan darah 90 mmHg (setelah
dikurangi 20 mmHg)
Pembahasan :
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh peredaran darah yang tidak
lancar. Peredaran darah yang tidak lancar akan mempercepat terjadinya
kelelahan otot. Karena dapat mengakibatkan metabolisme glukosa dalam
otot terganggu. Pemompaan manset pada lengan mengakibatkan
pembendungan aliran darah ke daerah ekstrimitas sehingga suplai darah
yang mengandung nutrisi dan O2 tidak ada kemudian asam laktat

11
(penumpukan pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali menjadi
sumber energi sehingga kelelahan terjadi lebih, Ketika kontraksi, akan
ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan glikogen (gula otot)
menjadi sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen, maka
asam laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi. Akibatnya
kelelahan terjadi lebih cepat.
Pemijatan pada orang coba yang mengalami kelelahan otot dapat
memulihkan kelelahan yang terjadi karena pemijatan akan memperbaiki
sirkulasi darah sehingga proses pemulihan dari kelelahan berjalan lebih
cepat.
3.3 Pengaruh Suhu dan Panas Pada Kelelahan

Jenis Kanan Waktu Perubahan Waktu


Kelamin / Kiri terjadi lelah
lelah hilang
Perempuan Kanan 3 10 Panas,nyeri,merah 1 37
Perempuan Kiri 2 40 Panas,nyeri,merah 1 31
Perempuan Kiri 2 50 Panas,nyeri,merah 2 40
(setelah
di es)
Laki-laki Kanan 4 30 Panas, nyeri, merah 1 25
Laki-laki Kiri 2 28 Panas,nyeri,merah 1 12
Laki-laki Kiri 3 40 Panas,nyeri,merahan 1 58
(setelah
di es)
Pembahasan :
Pengaruh suhu dingin terhadap kelelahan otot adalah dingin
menyebabkan vasokntriksi dan memperpanjang lama kerja dan cepat lelah.
Dengan mekanisme yaitu : Vasokonstriksi oleh suhu dingin suplai
oksigen tidak lancar / berkurang jadi otot pun menjadi cepat lelah.

12
Pengaruh panas menyebabkan pembuluh kapiler membesar, dan
meningkatkan temperatur kulit, dan memperbaiki sirkulasi darah.
Sehingga panas akan menyebabkan kontaksi ototnya lebih besar daripada
suhu dingin. Dari teori vasodilatasi pembuluh darah oleh suhu panas
suplai oksigen dalam darah mengalir lancar.
3.4 Pengaruh Beban Kerja Pada Kelelahan

Jenis Kanan Waktu Perubahan Waktu


Kelamin / Kiri terjadi lelah
lelah hilang
Laki-laki Kanan 3 Berkeringat, nyeri 1 20
pada telapak tangan
dan lengan atas
Laki-laki Kiri 3 13 Berkeringat, nyeri 1 58
pada telapak tangan,
siku, dan lengan atas
Perempuan Kanan 5 22 Berkeringat, panas 3
pada telapak tangan
Perempuan Kiri 3 53 Berkeringat, nyeri 2 10
pada lengan atas
Pembahasan :
Pada posisi tubuh juga mempengaruhi kelelahan otot. Pada
umumnya tangan kanan lebih sering digunakan atau difungsikan. Makin
banyak otot yang dipakai, makin besar ukuran dan kekuatannya. Serta
posisi atau gerakan bagian tubuh yang melawan gravitasi bumi juga akan
mengakibatkan lelah otot. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan, dimana
tangan kanan kelelahan otot lebih lama (pada orang coba berjenis
kelamain perempuan). Sedangkan pada orang coba berjenis kelamin laki-
laki terjadi kesalahan pengamatan yang tidak sesuai dengan teori yang ada.

13
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang teah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa :

1. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelelahan otot, yaitu :


1. Penumpukan asam laktat (pada percobaan pengaruh kerja dan istirahat
pada kelelahan jari tangan)
2. Peredaran darah yang tidak lancar (pada percobaan pengaruh pemijatan
pada kelelahan)
3. Suhu dingin dan panas (pada percobaan pengaruh suhu dingin dan panas
pada kelelahan)
4. Posisi anggota tubuh dan gerakan bagian tubuh yang melawan gravitasi
(pada percobaan pengaruh beban kerja pada kelelahan)
2. Akibat yang ditimbulkan setelah terjadinya kelelahan otot yaitu tubuh
mengalami penurunan kecepatan kerja.
3. Ada beberapa cara menghilangkan kelelahan otot, yaitu :
1. Istirahat
2. Pemijatan
3. Penyinaran dengan sinar infra-red

14
Daftar Pustaka

Guyton,Arthur C.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC.

Hamzah,Zahreni dan Suhartini. 2016. Petunjuk Praktikum Fungsi Tubuh Manusia


(Blok 3).Jember

Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

15

Anda mungkin juga menyukai