Anda di halaman 1dari 11

HIDROLISA MINYAK JAGUNG (CORN OIL) SECARA

ENZIMATIK, PENENTUAN KONDISI OPERASI OPTIMUM,


PERMODELAN MATEMATIK DAN PENENTUAN
KONSTANTA KAPASITAS

Syaiful, Setriyana Amelia, Achmad Zulkarnain

Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik universitas Sriwijaya


Abstrak

Salah satu produk oleokimia yang dapat diperoleh dari minyak jagung adalah asam lemak. Asam
lemak banyak digunakan dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, plastik, cat, farmasi dan sabun.
Asam lemak didapat dari proses hidrolisa minyak nabati (minyak jagung/corn oil) secara enzimatik dengan
enzim lipase.
Untuk mendapatkan %Hidrolisa untuk asam lemak minyak jagung dapat dilakukan dengan proses
hidrolisa enzimatik menggunakan enzim lipase sebagai biokatalisator yang menghidrolisa trigliserida
menjadi asam lemak..
Variable yang digunakan pada penelitian ini adalah temperatur (30 oC, 40 oC, 50 oC,), Agitasi (100
rpm, 200 rpm, 300 rpm), konsentrasi enzim (0,03 gr, 0,06 gr, 0,09 gr) dan juga lamanya waktu hidrolisa (1
jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam, 6 jam, 7 jam, dan 8 jam).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin meningkat konsentrasi enzim, maka % hidrolisa yang
dihasilkan semakin meningkat. Hasil % Hidrolisa terbesar (73,67 %) diperoleh pada waktu hidrolisa 5 jam,
agitasi 300 rpm dan temperatur 40 oC.
Dari analisa hasil penelitian didapatkan permodelan matematik yang mengarah pada penentuan
koefisien kapasitas., yang digunakan untuk mencari % hidrolisa secara teori.

Kata kunci : minyak jagung, hidrolisa, enzim lipase, model matematik.

I. PENDAHULUAN 2) Enzim lipase


1.1. Latar Belakang 3) Hidrolisis corn oil menggunakan enzim lipase
Minyak jagung atau corn oil merupakan sebagai biokatalis, dilakukan dalam berbagai
salah satu sumber minyak nabati yang sangat kondisi operasi:
potensial khususnya sebagai bahan oleopangan dan o perubahan temperatur
oleokimia. o lamanya hidrolisis
Salah satu produk oleokimia yang dapat o konsentrasi Enzim lipase
diperoleh dari minyak jagung adalah asam lemak. o kecepatan pengadukan
Asam lemak ini banyak dipakai pada berbagai
industri seperti industri ban, kosmetik, plastik, cat, 1.3. Rumusan Masalah
farmasi, deterjen dan sabun. 1) Pengaruh variasi temperatur, waktu, agitasi
Selama ini produksi asam lemak dari dan konsentrasi enzim terhadap % hidrolisa
minyak nabati diperoleh dengan cara hidrolisa enzim lipase pada Minyak Jagung (Corn Oil).
minyak nabati dengan menggunakan air pada suhu 2) Kondisi operasi yang optimal pada reaksi
o o
sekitar 240 C 260 C dan tekanan 45 50 bar. hidrolisa enzimatik.
Cara lain yang digunakan adalah dengan 3) Permodelan matematika yang dapat diketahui
menghidrolisa minyak nabati secara enzimatik, dari analisa proses hidrolisa enzimatik.
yaitu dengan menggunakan enzim lipase.
1.4. Tujuan Penelitian
1) Mengetahui pengaruh variasi temperatur,
1.2. Ruang Lingkup Penelitian
waktu, dan konsentrasi enzim terhadap
1) Minyak jagung (corn oil)

Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 21


hidrolisa Corn Oil dengan menggunakan enzim Corn oil sekarang juga digunakan dalam industi
lipase . biodiesel. Karena industri biodiesel dapat
2) Mengetahui ketepatan pengadukan (agitasi) dan berfungsi sebagai jalur diversifikasi
mengetahui kondisi operasi optimum terhadap pemanfaatan apabila pasar sektor pangan
hidrolisa Corn oil dengan enzim lipase. mengalami kelebihan pasokan minyak lemak
3) Mengetahui permodelan matematika dari pangan. Dengan corn oil refining teknologi,
hidrolisa Corn Oil dengan enzim lipase. dapat menjadi sumber biodiesel yang lebih baik.
4) Mengetahui Link and Match antara hasil Selain digunakan dalam industri biodiese,
penelitian dan hasil studi model matematika pada minyak jagung juga digunakan dalam industri
hidrolisa Corn Oil dengan enzim lipase. sabun, cat, tinta, tekstil, dan insectisida.

1.5. Manfaat Penelitian Tabel 2.1. Thypical fatty acid profile data for
1) Memahami pengetahuan dasar tentang aplikasi refined corn oil
free enzim pada hidrolisa minyak nabati. Thypical fatty acid profile gram/100 g oil
2) Mengetahui kondisi optimum dalam proses Linoleic (polysaturated) 54 - 60
hidrolisa enzimatik minyak nabati. Linolenic (polysaturated) 1
3) Memberikan nilai tambah kepada minyak Palmitic (saturated) 11 - 13
jagung dengan metode Free Enzim, sehingga Stearic(saturated) 2-3
produk ini mempunyai nilai ekonomis, daya Oleic (monosaturated) 25 - 31
saing, serta daya guna yang tinggi.
4) Memberikan nilai tambah yang ekonomis 2.2. Enzim Lipase
terhadap penggunaan free enzim pada hidrolisa Enzim atau disebut juga fermen
minyak nabati agar persentase produk yang merupakan suatu golongan biologis yang sangat
dihasilkan lebih besar dari pada metode yang penting dari protein. Enzim disebut
lainya. biokatalisator karena semua perombakan zat
5) Menjadi informasi untuk diaplikasikan pada makanan dalam organisme hanya dapat terjadi
skala yang lebih besar. jika didalamnya terdapat enzim. Zat-zat yang
6) Mendapat model matematika dan konstanta diuraikan oleh enzim digolongkan sebagai
perpindahan massa sebagai fungsi parameter substrat. Fungsi enzim pada umumnya dapat
operasi dari sistem proses hidrolisa enzimatik merombak sesuatu zat dalam bentuk yang lebih
pada minyak nabati. kecil untuk kemudian diuraikan menjadi zat-zat
yang siap diresorpsi.
1.6. Hipotesis
1) Proses enzimatis pada dasarnya adalah Enzim dapat diklasifikasikan atas beberapa
serangkaian reaksi kimia sehingga kenaikan suhu bagian, antara lain :
akan meningkatkan kecepatan reaksi. 1. Esterase
2) Pengadukan sangat berpengaruh terhadap proses 2. Proteinase dan Peptidase
hidrolisa karena akan membantu terjadinya 3. Amidase
kontak antara enzim dan minyak (substrat). 4. Karbohydrase
3) Asam lemak bebas akan terbentuk seiring dengan 5. Oxidase
berjalannya waktu, baik karena aktifitas mikroba
maupun karena hidrolisa dengan bantuan katalis Aktifitas enzim tergantung pada :
enzim lipase. 1. Kadar (konsentrasi) dan jenis substrat
4) Kecepatan reaksi bergantung kepada konsentrasi Jika konsentasi substrat kecil, maka
enzim lipase. reaksinya ditentukan oleh substratnya, sehingga
tercapai keseimbangan antara kecepatan reaksi
II. TINJAUAN PUSTAKA dan konsentrasi substrat. Tetapi jika substratnya
dalam keadaan berlebih, maka reaksinya
2.1. Minyak Jagung tergantung pada jumlah enzim yang ada.
Pemanfaatan jagung yang dilakukan salah Kecepatan reaksi enzim tidak tergantung pada
satunya sekarang adalah minyak jagung yang konsentrasi substrat yang ada.
digunakan sebagai minyak makan (goreng). 2. Konsentrasi enzim
Minyak jagung (corn oil) mengandung asam lemak Kecepatan reaksi suatu enzim secara
tak jenuh yang tinggi. langsung dapat dipengaruhi oleh konsentrasi
enzim. Jika konsentrasi enzim lebih banyak

22 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009


maka reaksi akan berjalan lebih cepat. Jadi Immobilize lipase. Sifat-sifat enzim lipase
banyaknya substrat yang diubah menjadi produk adalah sebagai berikut :
o
sesuai dengan tingginya konsentrasi enzim yang Temperatur optimum: 35 C, pada suhu 60
digunakan. o
3. Temperatur C enzim sebagian besar sudah rusak.
Reaksireaksi enzim sangat tergantung pH optimum : 4,7 5,0
kuat pada temperatur. Temperatur dapat Dapat bekerja secara aerob maupun anaerob
menentukan aktifitas maksimum dari enzim.
Temperatur optimum tergantung pula pada 2.3. Asam Lemak
macamnya enzim, susunan cairan, dan lamanya 2.3.1. Sumber dan Penggunaan
o Asam lemak diperoleh dari hewan dan
percobaan. Pada umumnya setiap kenaikan 10 C,
tumbuh-tumbuhan seperti kelapa sawit, kelapa,
kecepatan reaksi dapat meningkat menjadi 2 atau 3 jagung, kedelai, biji jarak dan biji bunga
o
kali lipat. Tetapi pada suhu di atas 50 C, umumnya matahari. Sedangkan asam lemak sintetik dapat
enzim sudah mengalami kerusakan. diperoleh dari industri petrochemical. Dalam
+
penggunaannya, asam lemak memegang
4. Konsentrasi ion-hidrogen (H )
pH optimum tergantung pada masing- peranan penting pada industri oleochemical,
masing enzim. pH ini juga tergantung pada macam seperti pada industri ban, sabun, detergent,
alkohol lemak, polimer, amina lemak, kosmetik
dan konsentrasi substrat yang dipakai dan syarat-
syarat percobaan lainnya. Pada umumnya pH dan farmasi.
optimum untuk beberapa enzim adalah sekitar Asam lemak, bersama-sama dengan
gliserol, merupakan penyusun utama minyak
larutan netral atau asam lemah.
5. Pengaruh dari efektor nabati atau lemak dan merupakan bahan baku
untuk semua lipida pada makhluk hidup. Asam
Substansi-substansi yang mempertinggi
aktifitas suatu enzim disebut aktivator dan yang ini mudah dijumpai dalam minyak masak
menghambat disebut inhibitor. Tiap percobaan (goreng), margarin, atau lemak hewan dan
menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam
dengan enzim mempunyai aktivator dan inhibitor
dalam jumlah dan macam yang berbeda. lemak bisa berbentuk bebas (karena lemak yang
terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida.
Asam lemak merupakan unsur utama dari lemak
2.2.1. Enzim pada Proses Hidrolisa Trigliserida
Enzim yang sangat berpengaruh dalam (lipid).
pembentukan asam lemak dan gliserol adalah
enzim lipase. Enzim lipase banyak terdapat pada
biji-bijian yang mengandung minyak, seperti 2.3.2. Proses Pembuatan Asam Lemak
kacang kedelai, biji jarak, kelapa sawit, kelapa, biji 2.3.2.1. Hidrolisa dengan H2O
bunga matahari, biji jagung dan juga terdapat Hidrolisa dengan H2O merupakan
dalam daging hewan dan dalam beberapa jenis metoda yang umum dipakai untuk
bakteri. Enzim lipase bertindak sebagai menghasilkan asam lemak. Reaksi ini akan
biokatalisator yang menghidrolisa trigliserida menghasilkan gliserol sebagai produk samping.
menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Indikasi dari aktifitas enzim lipase ini dapat
diketahui dengan mengukur kenaikan bilangan CH2RCOO CH2OH
asam. Enzim lipase ini sangat aktif, bahkan pada CHRCOO + 3 H2O CHOH +3 RCOOH
kondisi yang baik, minyak nabati jarang diproduksi CH2RCOO CH2OH
dengan kandungan asam lemak bebas dibawah 2 %
Trigliserida air gliserol asam lemak
atau 3 %, dan pada kondisi yang optimum, o
kandungan asam lemak pada minyak bisa mencapai Reaksi ini dilakukan pada suhu 240 C
o
60 % atau lebih. Enzim lipase akan mengalami 260 C dan tekanan 45 50 bar. Pada proses
o
kerusakan pada suhu 60 C. ini derajat pemisahan mampu mencapai 99%.
Hal yang membuat proses ini kurang efisien
2.2.2. Proses Hidrolisa Trigliserida dengan adalah karena proses ini memerlukan energi
Enzim yang cukup besar dan komponen-komponen
Pada saat ini enzim lipase yang sudah dapat minor yang ada di dalamnya seperti -karoten
digunakan secara komersil antara lain adalah mengalami kerusakan.

Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 23


kemungkinan kerusakan pada enzim lipase
2.3.2.2. Hidrolisa Secara Enzimatik Dengan secara tiba-tiba tentu saja dapat terjadi,
Immobilized Enzim Lipase sementara pemenuhan enzim lipase ini relatif
Hidrolisa secara enzimatik dilakukan dengan sulit dilakukan karena faktor biaya dan supplier
cara immobilized enzim lipase. Pada proses ini, enzim lipase yang terbatas di pasaran.
kebutuhan energi yang diperlukan relatif kecil jika
dibandingkan dengan proses hidrolisa dengan H2O Jika hasil penelitian ini dihubungkan
pada suhu dan tekanan tinggi. Pada proses ini, dengan penelitian Loncin, maka dapat
pemakaian enzim lipase dilakukan dengan cara disimpulkan bahwa hidrolisa karena adanya
berulang-ulang (reuse), karena harga enzim lipase aktifitas mikroba dapat terjadi secara
yang sangat mahal. Reaksi yang terjadi pada proses berdampingan dengan hidrolisa secara
hidrolisa secara enzimatik adalah sebagai berikut : autokatalitik. Hal ini kemungkinan dapat terjadi
terutama jika kondisi optimum dari mikroba dan
CH2RCOO CH2OH enzim lipase dapat dipertahankan, seperti :
o
CHRCOO + 3 H2O CHOH +3 RCOOH - temperatur harus dibawah 50 C
CH2RCOO CH2OH - adanya nutrien yang cocok untuk
Trigliserida air gliserol asam lemak mikroorganisma
Manfaat lainnya dari penggunaan
Reaksi ini dilakukan pada kondisi enzim dalam suatu reaksi yakni bahwa enzim
optimum aktifitas enzim lipase yaitu pada suhu 35 dapat meningkatkan laju reaksi sehingga
o mempercepat terbentuknya produk. Peranan
C dan pH 4,7-5. Derajat pemisahan pada proses ini enzim tersebut untuk menurunkan energi
mampu mencapai 90%. pengaktivan. Energi pengaktivan diartikan
sebagai jumlah energi dalam kalori yang
2.3.2.3. Hidrolisa Secara Enzimatik Dengan Free dibutuhkan oleh satu mol zat pada suhu tertentu
Enzim Lipase untuk membawa semua molekul ke eadaan
Hidrolisa secara langsung dengan aktifnya.
mengaktifkan enzim lipase sebagai biokatalisator Secara umum ada dua cara yang
pada minyak jagung merupakan suatu alternatif digunakan untuk meningkatkan laju reaksi
proses yang dapat dilakukan untuk memperoleh kimia :
asam lemak. Enzim lipase yang terdapat pada 1. Menaikkan suhu untuk meningkatkan bagian
minyak jagung akan membantu air dalam (fraksi) molekul menuju bentuk reaktif. Laju
menghidrolisa trigliserida menjadi asam lemak dan reaksi meningkat sampai dua kali dengan
gliserol. kenaiikan suhu 10 oC.
2. Menambahkan katalis untuk meningkatkan
Jika proses ketiga dibandingkan dengan proses laju reaksi kimia dengan cara menurunkan
pertama dan kedua, dimiliki kelebihan dan energi pengaktivan.
kekurangan, antara lain :
Hidrolisa dengan air pada suhu dan tekanan 2.4.Model Matematika Perpindahan Massa
tinggi mampu menghasilkan pemisahan asam pada Proses Hidrolisa Menggunakan
lemak dengan gliserol sampai 99%, proses ini Kolom Berpengaduk
memerlukan energi yang cukup besar dan Pada proses perpindahan massa secara
komponen-komponen minor yang ada di konveksi, maka fluks massa (NA) akan
dalamnya seperti -karoten mengalami diperoleh dengan persamaan:
kerusakan.
Pada proses hidrolisa secara enzimatik
N A k L (C A C AL ) .................... (1)
dengan imobilized enzim lipase, kebutuhan energi (Persamaan 29.11, Fundamental of
relatif kecil. Kekurangan dari proses ini adalah Momentum, Heat, and Mass Transfer, James R.
harga enzim lipase yang sangat mahal. Pemakaian Wealty, chapter 29 hal. 594)
enzim lipase secara berulang-ulang dapat Untuk reaksi yang menggunakan enzim,
dilakukan, tetapi hal ini memerlukan tambahan maka kecepatan reaksi (RA) dapat ditentukan
proses untuk mendapatkan enzim lipase yang berdasarkan Model Michaelis-Menten (Teknik
mempunyai kemampuan yang sama seperti semula. Bioproses).
Disamping itu, karena sifat enzim yang sangat Dikarenakan adanya pencampuran dan
sensitif terhadap temperatur dan pH, maka pengadukan secara kontinu, maka daerah

24 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009


interfasial untuk perpindahan massa sangat sulit control volume)(rate of chemical production of
ditentukan. Oleh karena itu, koefisien perpindahan A within control volume) = 0
massa dalam proses hidrolisis minyak (Persamaan 25.1, Fundamental of Momentum,
menggunakan kolom berpengaduk dapat Heat, and Mass Transfer, James R. Wealty, hal.
dinyatakan sebagai koefisien kapasitas, KL.a: 458)
Ai areauntukp erpindahan massa Sehingga diperoleh neraca massa:
a = ........(2)
V volumelig ( m 3 ) Ai dC A .................... (6)
Koefisien kapasitas berdasarkan pada N A. RA
V dt
koefisien perpindahan massa untuk Concentration
Substitusi pers. (1) dan (3) ke pers. (6):
Driving Force berbanding terbalik dengan waktu.
m
C CAL RA
t k L a
2
Ai m ln A ....... (7)
s
CA CAL
1
k L .a k L .
CA CA0
3
V s m
Oleh karena itu, koefisien tidak dapat
digunakan untuk menghitung fluks NA secara Kondisi Batas
langsung. Namun digunakan untuk menghitung 1. Pada t = 0, CA tertentu
laju total interfase, WA. C
C
............... (3) ln t k L . a R
A AL
A
W N . i .V k .a .V ( C C ) C
A
A A
V
L A AL C A A0
Persamaan adalah hasil substitusi persamaan (1) C C
t k L . a R
A0
ln A
dan (2) ke dalam perhitungan (WA). C A C AL
A

(Persamaan 30.27, Fundamental of Momentum,


C A C t k L a R A
e
A0
Heat, and Mass Transfer, James R. Wealty, chapter .......... .......... (10 )
30 hal. 622) C A C AL
Keterangan:
kL : koefisien perpindahan massa secara konveksi
NA : fluks massa zat A, dalam hal ini adalah C A 0 C AL .e t k L a R A
CA .................... (9)
minyak
CA : konsentrasi minyak pada daerah interfase

1 e t k L a R A
(berdifusi) Masukkan kondisi batas ke pers.(9),
CAL : konsentrasi akhir minyak sehingga diperoleh :
CA = CAo - CAL
Persamaan Umum Perpindahan Massa .....................(10)
C A
V .N R A 0 ............... (4) 2. Pada t = t, CA = CA0-CAL
t
A

(Persamaan 25.11, Fundamental of Momentum, Substitusikan persamaan (10) ke persamaan (8)


C A 0 C AL C A 0
Heat, and Mass Transfer, James R. Wealty) e t k a R L A

Pada koordinat silinder (beker glass), C A 0 C AL C AL


persamaan di atas menjadi: Misalkan R A , maka akan diperoleh model
1 1 N . N C
. r.NAr A Az A RA 0 ..... (5) matematika sebagai berikut:
r r r z t C AL
C A0 .................... (11)
(Persamaan 25.28, Fundamental of Momentum, e t k L a
Heat, and Mass Transfer, James R. Wealty)
Asumsi: Substitusi persamaan (9) ke persamaan (10)
1. terjadi reaksi kimia, maka RA 0 C A A0

C 1 e t k L a .................... (12)
2. proses unsteady state e t k L a
3. tidak ada kecepatan keluar untuk zat Persamaan (12) adalah hasil penyelesaian
4. difusi hanya terjadi pada arah z model matematika dalam penelitian ini yang
5. kontrol volume (V) digunakan dalam perhitungan secara teoritis.

Neraca Massa
(net rate of mass efflux of A from control Permasalahan Model Matematik Mengarah
volume)+(net rate of accumutantion of A within pada Pencarian Nilai KL :

Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 25


C C enzim, pengadukan, penambahan air, lama
RA waktu penyimpanan.
ln A AL t KL .a
CA CAL
..... (7)
CA CA0 3.1. Peralatan Penelitian
- water batch shaker - corong gelas
Untuk mencari nilai KL maka komponen pers.(7) - neraca analitis - pipet tetes
harus diketahui semua. Nilai CA, CAo, CAL didapat - erlenmeyer - gelas ukur
dari hasil praktek (titrasi). - thermometer - labu ukur
- pH meter - waterbath
1. t diketahui - alat itrasi - stirer
RA didapat dari data praktek yang ditabulasi - beker gelas
KL secara teori, 3.2. Bahan Penelitian
0 . 023 R S D
K L e c AB
- minyak jagung - larutan KOH
D
- alcohol 97% - indikator pp
Dimana : K .T
D AB - aquadest - HCl
. B
1/3
VA
-8
K = 17,5 x 10 (solven organik) 3.3. Prosedur Kerja
d 2
.
Re
10 ml 30 ml
Corn Oil Aquadest
Sc
D AB .
2. Setelah semua ini dari pers.(9) didapat, maka
persamaan teoritis telah didapat. Nilai Kla teori Larutan Homogenisasi Erlenmeyer
sama dengan praktek. Enzim
3. Mencari nilai KL secara praktek didapat dengan
mensubstitusi nilai CA, CAL, t, a, RA. Water Batch Variasi T
Karena perpindahan massa terjadi secara Shaker Variasai
konveksi, maka kita melihat ke persamaan 29.11, Variasi t
James R Welty.
Dimana : Titrasi
N A K L C A C AL
Nilai KL dipengaruhi oleh bilangan Reynold.
Hubungan keduanya dijelaskan dengan : Analisa Hasil
K L .d
0 . 023 . R e . S c
D AB Gambar 3.1 Blok Diagram Prosedur
2
Kerja Hidrolisa Minyak Jagung
Dimana nilai R d dimana nilai Re

e

3.3.1. Prosedur hidrolisa


memerlukan jenis aliran.
Prosedur Hidrolisa Tanpa Enzim (t=0)
= putaran atau agitasi (rpm)
- 10 ml Minyak Jagung dimasukkan ke
Maka nilai berbanding lurus dengan Re dan Re
dalam erlenmeyer dan ditambahkan 30 ml
berbanding lurus dengan KL.
aquadest.

Sc - Sampel diaduk merata dalam keadaan cair,
D AB . kemudian tambahkan alkohol dengan
perbandingan 50 ml alkohol panas untuk
III. METODOLOGI PENELITIAN 28,2 gr minyak dan 2 ml indikator
phenolphthalein.
Metode penelitian ini adalah metode - Titrasi sampel dengan larutan KOH 0,08 N
eksperimental, yaitu dengan cara proses hidrolisis Prosedur Hidrolisa dengan Enzim
secara enzimatik dengan free enzim lipase. Pada - 10 ml Minyak Jagung dimasukkan ke
percobaan utama ini dilakukan beberapa variabel dalam erlenmeyer, ditambahkan 30 ml
proses yang sangat berpengaruh terhadap perolehan aquadest dan 10 ml larutan enzim.
asam lemak seperti pengaruh suhu, konsentrasi

26 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009


- Shaker campuran dengan kecepatan (rpm) minyak.
di dalam waterbatch shaker dengan temperatur AV AV
% Hidrolisa t t 0
x 100 %
T(oC) dan selama t (jam). SV
Konsentrasi Asam Lemak
- Tambahkan aquadest 10 ml pada t = 2 jam
untuk menjaga reaksi tetap ke kanan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
- Tambahkan alkohol dengan perbandingan 50
ml alkohol panas untuk 28,2 gr minyak dan 2
Proses hidrolisa minyak jagung (Corn
ml indikator phenolphthalein.
Oil) untuk menghasilkan asam lemak (Fatty
- Titrasi sampel dengan larutan KOH 0,08 N
acid) dan gliserol dengan menggunakan katalis
- Perhitungan konsentrasi fatty acid, untuk
yang dikenal dengan metode free enzim dengan
minyak jagung dinyatakan sebagai lonoleat.
enzim lipase. Dalam proses tersebut parameter
- Lakukan Prosedur di atas untuk semua variasi
parameter yang diamati adalah variasi
variabel selanjutnya.
temperatur, perubahan waktu, pengadukan atau
agitasi, dan konsentrasi enzim yang digunakan.
3.3.2. Metode Analisa Sample
Untuk mengetahui pengaruh parameter
Bilangan Asam
parameter tersebut maka dilakukan penelitian.
Bilangan asam (AV) adalah jumlah mg KOH
Data hasil hidrolisa yang didapat dari hasil
yang dibutuhkan untuk menetralkan 1 gr sample
titrasi berupa volume NaOH, massa sampel,
minyak. Bilangan asam dapat ditentukan dengan
bilangan asam dan % hidrolisa dapat dilihat
formula :
( vol NaOH ) ( n NaOH ) ( BM NaOH ) pada lampiran.
AV
m sample
Angka Penyabunan 4.1. Pengaruh Temperatur
Angka penyabunan (SV) dinyatakan sebagai Temperatur merupakan salah satu
banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk parameter yang digunakan karena dari data hasil
menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 gr terlihat bahwa temperatur sangat mempengaruhi
minyak. besarnya % hidrolisa. Variasi temperatur yang
Angka penyabunan dapat dihitung dengan formula dipakai adalah 30 oC, 40 oC, dan 50 oC.
: 80
- Timbang minyak antara 1,5-5 gr dengan 70
erlenmeyer 20 ml. Tambahkan 50 ml larutan 60
KOH yang dibuat dari 40 gr KOH dalam 1 L
% Hidrolisa

50
alkohol. Didihkan selama 30 menit. 40
T = 30 C
- Selanjutnya dinginkan dan tambahkan beberapa 30
T = 40 C
tetes indikator PP dan titrasilah kelebihan KOH 20
T = 50 C
ini dengan larutan standard 0,5 HCl.Untuk 10

mengetahui kelebihan KOH ini perlu dibuat 0


0 2 4 6 8 10
titrasi blanco, yaitu dengan prosedur yang sama
Waktu (Jam)
kecuali tanpa minyak.
- Angka penyabunan dinyatakan sebagai Grafik 4.1.1. Hubungan % hidrolisa dengan
banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk waktu pada berbagai temperatur untuk agitasi
menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 gr 300 rpm dan 0.09 g enzim
sample.
28 . 05 x ( titrasi blanko titrasi contoh ) Dari hasil penelitian yang telah
SV
berat sample dilakukan, diperoleh bahwa % hidrolisa paling
Persen Hidrolisa tinggi didapat pada suhu 40 oC. Hal ini sesuai
Persentase hidrolisa didapat dengan dengan teori yang menyatakan bahwa enzim
membagi bilangan asam (AV) terhadap bilangan lipase sudah tidak aktif pada suhu pendinginan
penyabunan (SV). 8 oC dan pemanasan pada suhu 51 oC.
Bilangan penyabunan (SV) dinyatakan sebagai Secara umum suhu sangat berpengaruh
massa NaOH (mg) yang dibutuhkan untuk pada reaksi kimia, dimana kenaikan suhu akan
menetralisir asam lemak bebas dan untuk menaikkan kecepatan reaksi. Proses enzimatis
mensaponifikasikan ester yang terkandung dalam pada dasarnya adalah serangkaian reaksi kimia
sehingga kenaikan suhu akan meningkatkan
kecepatan reaksi. Tetapi karena sifat enzim

Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 27


yang inaktif pada suhu tinggi, maka pada proses 5.4. Pengaruh Konsentrasi Enzim
enzimatis ada batasan suhu supaya enzim dapat Pada proses ini, kecepatan reaksi lebih
bekerja secara optimal. Penurunan aktifitas enzim tinggi jika penambahan kadar enzim lipase
pada suhu tinggi diduga diakibatkan oleh terhadap campuran antara air dan minyak
denaturasi protein. Begitu juga pada suhu rendah, semakin meningkat. Hal ini dapat terjadi
aktifitas enzim juga menurun yang diakibatkan karena bila kadar enzim lipase yang lebih
oleh denaturasi enzim. sedikit berada pada campuran sudah jenuh atau
jumlahnya terbatas, sementara jumlah substrat
4.2. Pengaruh Pengadukan (Agitasi) sudah berlebih. Jadi dalam proses ini, kecepatan
Pengadukan sangat berpengaruh terhadap reaksi bergantung kepada konsentrasi enzim
proses hidrolisa karena akan membantu terjadinya lipase, bukan pada konsentrasi substrat.
kontak antara enzim dan minyak (substrat). Pada proses ini variasi konsentrasi
Pengaturan kecepatan pengadukan pada enzim lipase yang digunakan yaitu sebanyak
reaksi ini perlu dilakukan, karena pada proses ini 0.03 gr, 0.06 gr, dan 0.09 gr.
pengadukan berpengaruh kepada waktu kontak Hubungan % hidrolisa dengan waktu
antara air, minyak (substrat) dan enzim. Disamping untuk tiap penggunaan pada berbagai
itu, karena yang diaduk adalah campuran air dan temperatur dapat dilihat pada grafik :
minyak, maka pemilihan rancangan pengaduk
sangat perlu untuk diperhatikan. 80
70
Hubungan % hidrolisa dengan waktu untuk tiap 60

% Hidrolis
penggunaan pada berbagai temperatur dapat dilihat 50

pada grafik : 40
30
0.03 g enzim
0.06 g enzim
20
80 0.09 g enzim
10
70
0
60 0 2 4 6 8 10
% Hidrolisa

50 Waktu (Jam)
40
100 rpm
30
200 rpm Grafik 4.4.1. Hubungan % hidrolisa dengan
20
10
300 rpm waktu pada berbagai konsentrasi enzim untuk
0 agitasi 300 rpm dan temperatur 40oC.
0 2 4 6 8 10
Waktu (Jam)
5.5. Perbandingan Hidrolisa Minyak
Grafik 4.2.1 Hubungan % hidrolisa dengan waktu Jagung dengan Enzim Lipase secara Praktek
pada berbagai agitasi untuk temperatur 40 oC dan dan Teori.
0.06 g enzim Seperti diketahui secara umum,
dibandingkan dengan praktek, nilai presentase
Dari grafik % hidrolisa mencapai kondisi optimum hidrolisa secara teori jauh lebih besar pada
pada pengadukan (agitasi) 300 rpm. berbagai variabel. Baik pada berbagai
temperatur yaitu pada 30 oC, 40 oC, dan 50 oC
5.3. Pengaruh Lamanya Waktu (Grafik 4.5.1. s/d 4.5.9). % Hidrolisa secara
Secara alami asam lemak bebas akan teori diperoleh dari perhitungan dengan
terbentuk seiring dengan berjalannya waktu, baik menggunakan Permodelan Matematika Proses
karena aktifitas mikroba maupun karena hidrolisa Hidrolisis Menggunakan Kolom Berpengaduk.
dengan bantuan katalis enzim lipase. Secara praktek % Hidrolisa dicapai
% Hidrolisa meningkat cepat pada 1 jam maksimum pada temperatur 40 oC, agitasi 300
pertama. Untuk setiap kenaikkan waktu, % rpm dan selama 5 jam sebesar 73,67 %, tetapi
Hidrolisa cenderung menigkat secara teratur pada perhitungan dengan permodelan
sampai 5 atau 6 jam yang merupakan waktu matematika (teori) % Hidrolisa dicapai
optimum untuk proses hidrolisa. Setelah waktu maksimum pada temperatur 40 oC, agitasi 300
optimum, % Hidrolisa cenderung akan menurun, rpm dan waktu selama 8 jam sebesar 99,148 %.
hal ini terjadi karena setelah dicapainya waktu Dari hasil yang didapat, pada praktek
optimum sebagian besar trigliserida di dalam maupun secara teori, % Hidrolisa dicapai
minyak telah menjadi fatty acid. maksimum pada temperatur 40 oC, hal ini sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa
temperatur optimal untuk hidrolisa enzimatik

28 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009


adalah 40 oC . Selain itu, % Hidrolisa maksimum minyak jagung, pada penelitian ini
dicapai pada agitasi 300 rpm baik secara praktek agitasi optimum pada 300 rpm.
maupun teori, karena dengan adanya pengadukan c. Waktu, seiring dengan berjalannya
akan membantu terjadinya kontak antara minyak waktu asam lemak akan tebentuk,
dan enzim. Sebagaimana diketahui enzim lipase berdasarkan penelitian waktu
aktif pada permukaan (interface) antara lapisan optimum pada 5 jam.
minyak dan air. d. Konsentrasi enzim yang digunakan,
Kecuali untuk lamanya waktu hidrolisa, kecepatan reaksi lebih tinggi jika
pada praktek % Hidrolisa dicapai maksimum pada penambahan kadar enzim lipase
5 jam, sedangkan menurut teori dari permodelan terhadap campuran antara air dan
matematik % Hidrolisa dicapai maksimum pada minyak semakin meningkat,
waktu 8 jam. Seperti diketahui, asam lemak akan berdasarkan penelitian konsentrasi
terbentuk seiring berjalannya waktu, tetapi yang optimum dengan penggunaan
mungkin pada praktek enzim lipase pada proses enzim 0,09 gr.
hidrolisa sudah jenuh setelah waktu 5 jam, 4). Dari analisa hasil penelitian didapatkan
sementara minyak masih berlebih. Permodelan Matematik Perpindahan
120 Massa pada Hidrolisa Minyak Nabati.
Menghasilkan persamaan :
d2.
100
K.T
T = 30 C Praktek DAB , Re ,
VA .B
80 1/ 3
% Hidrolisa

T = 40 C Praktek
T = 50 C Praktek


60
T = 30 C Teori
T = 40 C Teori Sc
40
T = 50 C Teori
DAB.
20

0 C C RA
ln A AL t K L . a
CA CAL
0 2 4 6 8 10

CA CA0
Waktu (Jam)

Grafik 4.5.1. Hubungan % hidrolisa dengan waktu


pada berbagai konsentrasi enzim untuk agitasi 300 CA

C A0 1 e t k L a
,
rpm dan temperatur 40 C e t k L a
dimana KLa merupakan koefisien
kapasitas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5). Dari Permodelan Matematik Perpindahan
5.1. Kesimpulan Massa pada Hidrolisa Minyak Jagung
1). Hidrolisa minyak jagung secara enzimatik didapatkan tingkat hidrolisa secara teori
dengan menggunakan enzim lipase dapat menncapai 99,148 % dalam waktu 8 jam,
menghasilkan tingkat hidrolisa sampai 73,67 pada suhu 40 oC dengan konsentrasi
% dalam waktu 5 jam. Hasil ini dicapai pada enzim 0.09 gram pada agitasi 300 rpm.
suhu 40 oC dan dengan konsentrasi enzim
0,09 gram pada agitasi 300 rpm. 5.2. Saran
2). Enzim lipase sebagai biokatalis untuk 1). Disarankan untuk melanjutkan penelitian
meningkatkan kecepatan reaksi hidrolisa ini dengan menggunakan bahan baku
Minyak Jagung. (minyak nabati) yang lain, jenis katalis
3). Variabel yang berpengaruh pada penelitian lain selain enzim, dan juga metode jenis
ini adalah : lain.
a. Temperatur, dengan kenaikkan temperatur 2). Dalam penelitian selanjutnya disarankan
maka akan meningkatkan kecepatan untuk menggunakan parameter
reaksi, pada peneltian ini temperatur parameter lain yang belum digunakkan
optimum pada 40 oC dalam penelitian ini.
b. Agitasi, berpengaruh untuk membantu 3). Mencari Model Matematika untuk
terjadinya kontak antara enzim dan menentukkan konstanta lainnya.

Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 29


DAFTAR PUSTAKA

Frank. P. Incropera, David. P. Dewitt.


Fundamental of Heat and Mass Transfer.
Fifth Edition. John Wiley & Sons, Inc. New
York. 2002.

Welty, James R.. Fundamental of Momentum,


Heat, and Mass Transfer. 3 th ed.

J.H. Perry (ed). Chemical Engineers Handbook . 5


th ed.
Octave Levenspiel. Chemical Reaction
Engineering. Second Edition. John Wiley
& Sons, Inc. New York 1972.
Abraham White dkk.. Principles of
Biochemistry. Second Edition. Mc. Graw
Hill Company, Inc. New York. 1959.
Ketaren, S, Minyak dan Pangan, Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta, 1986.
Groggins, P.H. 1958. Unit processis in organic
synthesis. New York: McGraw-Hill.

30 Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009


Jurnal Teknik Kimia, No. 3, Vol. 16, Agustus 2009 31

Anda mungkin juga menyukai