Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

EVALUASI PENILAIAN HASIL BELAJAR


SOAL ESAI DAN SOAL PILIHAN GANDA

Makalah Ini Disusun Demi Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Evaluasi PHB
Dosen Pengampu :
Tiara Anggia, S.Pd.,M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5

NO. NAMA NPM KELAS


1 Melinda Eka Putri 15210058 B
2 Risma Septilia 15210073 B
3 Rendy Abu Yusuf 15210081 B

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang Soal Esai Dan
Soal Pilihan Ganda. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Asuransi di Universitas Muhammadiyah Metro,
Lampung.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Metro, Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ................................................................................................. i


Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah ...................................................................................... 1
BAB II SOAL ESAI DAN SOAL PILIHAN GANDA ...................................... 2
A. Tes Uraian/Esai ....................................................................................... 2
B. Soal Pilihan Ganda / Multiple Choice..................................................... 7
C. Perbedaan Tes Objektif dan Tes Esay..................................................... 13
BAB III KESIMPULAN ..................................................................................... 14
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan suatu tolok ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan yang bermanfaat
untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Fungsi utama evaluasi itu
sendiri adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi
yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan suatu keputusan.
Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan
melalui kegiatan pengukuran dan assesment (membandingkan). Pengukuran
merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu keadaan
atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu sedangkan assesment adalah
mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membandingkan yang tidak sampai ketaraf pengambilan keputusan. Dengan
demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment), Assesment
(membandingkan) dan evaluasi (evaluation). Kegiatan pengukuran merupakan
dasar dalam kegiatan evaluasi. Dalam kegiatan pengukuran ini diperlukan
instrumen-instrumen berupa tes, salah satu bentuk tes tersebut adalah Tes Bentuk
objektif.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai salah satu jenis pengukuran
tersebut, yaitu tes bentuk objektif yang didalamnya terdapat berbagai jenis butir
soal yang masing-masing akan diurai secara lebih mendalam. Terutama tes bentuk
soal multiple choice item model melengkapi berganda.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan soal uraian?
2. Apakah yang dimaksud dengan soal pilihan ganda?

C. Tujuan Makalah
Untuk mengetahui bagaimana soal pilihan ganda dan soal uraian

1
BAB II
SOAL URAIAN DAN SOAL PILIHAN GANDA

A. Tes Uraian/Esai
a. Pengertian Tes Uraian
Tes uraian adalah bentuk tes yang mengandung pertanyaan yang
jawabannya tidak disediakan oleh pembuat soal. Tes esai adalah suatu bentuk
tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban
yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang.
Nurkancana dan Sumartana (1986: 42). Untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam sebuah tes uraian, siswa dituntut untuk dapat
mengekspresikan apa yang ada di dalam pikirannya dengan menggunakan
kata-kata sendiri. Oleh karena itu, dalam tes uraian sangat mungkin terdapat
variasi yang berbeda dalam jawaban yang diberikan oleh siswa, karena
jawaban yang diberikan bersifat subjektif. Tes uraian biasanya digunakan
untuk mengukur kemampuan kognitif yang relative tinggi dan kompleks.
Soal uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas
yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara
mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Ciri khas soal uraian ialah
jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang
mengkontruksi butir soal, tetapi dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih,
menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan
kata-katanya sendiri.
Soal-soal tes uraian pada umumnya mengandung permasalahan dan
menuntut penguraian sebagai jawaban, sehingga apabila direncanakan dengan
baik, soal berbentuk uraian sangat tepat digunakan untuk menilai cara
berpikir siswa dalam memecahkan sebuah masalah dan cara siswa untuk
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Terdapat tiga faktor yang harus
dilihat untuk dapat menentukan apakah butiran soal tertentu itu baik atau
tidak. Pertama, tingkat kesukaran. Kesukaran butiran soal ditentukan oleh
perbandingan antara banyaknya siswa yang menjawab soal itu benar dan

2
banyaknya siswa yang menjawab butiran soal itu. Kedua, indeks diskriminasi
atau daya pembeda adalah korelasi antara skor jawaban terhadap sebuah
butiran soal dengan skor jawaban seluruh soal. Ketiga, melihat bagaimana
pilihan jawaban lain dipilih oleh kelompok-kelompok itu dibandingkan
dengan pilihannya terhadap pilihan yang benar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan tes soal
uraian. Tes uraian dapat digunakan apabila:
1. Jumlah siswa atau peserta tes terbatas.
2. Waktu yang dipunyai guru untuk mempersiapkan soal sangat terbatas.
3. Tujuan instruksional yang ingin dicapai adalah kemampuan
mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis, menguji kemampuan
dengan baik, atau penggunaan kemampuan penggunaan bahasa secara
tertib.
4. Guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung
di dalam soal ujian tetapi dapat disimpulkan sari tulisan peserta tes,
seperti : sikap, nilai, atau pendapat. Soal uraian dapat digunakan untuk
memperoleh informasi langsung tersebut, tetapi harus digunakan
dengan sangat hati-hati oleh guru.
5. Guru ingin memperoleh hasil pengalaman belajar siswanya.

Soal uraian (essai) berbeda dengan soal objektif dalam kebenarannya yang
bertingkat. Jawaban tidak dinilai mulai dari 100% benar dan 100% salah.
Kebenaran bertingkat tergantung tingkat kesesuaian jawaban siswa dengan
jawaban yang dikehendaki yang dituangkan dalam kunci. Jawaban mungkin
mengarah kepada jawaban yang tidak tunggal (divergence). Kebenaran yang
dicapai bisa 0%, 20%, 30%, 50%, 70%, atau 100% tergantung ketepatan
jawabannya.

b. Jenis Tes Uraian


Tes uraian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, tes uraian bentuk terbuka
(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Pembagian
jenis tes ini berdasarkan pada kebebasan yang diberikan pembuat soal kepada

3
penjawab soal atau siswa untuk menuangkan hasil gagasan atau
pemikirannya. Pada tes uraian terbuka setiap peserta tes sepenuhnya memiliki
kebebasan untuk menjawab sesuai dengan yang dipikirkannya. Sedangkan tes
uraian terbatas jawaban yang dikehendaki adalah jawaban yang sifatnya
sudah dibatasi.

c. Kelebihan Tes Uraian


1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks.
2. Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran
kemampuan dan kemampuan menguraikan berbagai hasil pemikiran
dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang
disertai dengan keterampilan pemecahan masalah.
3. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk
melahirkan kepribadiannya dan watak sendiri.
4. Memudahkan guru untuk menyusun butir soal.
5. Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis.
6. Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk menebak jawaban.
7. Dapat mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap suatu
materi

d. Kelemahan tes uraian


1. Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak
konsisten bila tes yang sama atau tes yang parallel yang diuji ulang
beberapa kali.
Menurut Robert L. Ebel A. Frisbie (1986 : 129) terdapat tiga hal
yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama
keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua,
batas-bayastugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat
longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-
batasan yang cukup ketat. Ketiga, subjektifitas penskoran yang
dilakukan oleh pemeriksa tes.

4
2. Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu
yang banyak.
3. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan.
4. Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang
paling membedakan prestasi belajar siswa.
5. Memeriksa hasil tes relatif sulit dan memerlukan waktu yang lebih
lama.
6. Dalam penilaian mudah dipengaruhi unsur subjektivitas dari penilai.
7. Kurang representatif dalam mewakili materi pelajaran, karena hanya
terdiri dari beberapa butir soal.
8. Pemeriksanya hanya dapat dilakukan oleh ahlinya.
9. Ruang lingkup yang diungkap sangat terbatas.
10. Memungkinkan timbulnya keragaman dalam memberikan jawaban
sehingga tidak ada rumusan benar yang pasti. Lebih memberikan
peluang untuk bersifat subjektif.
11. Penggunaan soal esai membutuhkan waktu koreksi yang lama dalam
menentukan nilai.

e. Cara penilaian tes uraian


1. Cara Memeriksa Tes Uraian
Memeriksa Tes Bentuk Essai Lebih Sulit Dibandingkan
Dengan Bentuk Tes Objektif.
Siapapun yang menilai lembar jawaban tes objektif hasilnya
pasti sama. Sedangkan memeriksa tes essay hasilnya bisa berbeda
kalau yang memeriksa orangnya berbeda, sekalipun kriteria
jawaban yang tepat sudah ditetapkan. Itu sebabnya bentuk tes ini
disebut dengan tes subjektif.

Untuk Menghindari Faktor Subjektifitas


Untuk menghindari faktor subjektifitas maka sebaiknya
sebelum memeriksa lembar jawaban dipersiapkan dulu kriteria

5
jawaban yang benar. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam
memeriksa lembar jawaban tes objektif.

Lembar Jawaban Diperiksa Perorang.


Maksudnya setelah selesai memeriksa punya si A dan diberi
skor lalu memeriksa punya si B, lalu si C dan seterusnya.

Lembar Jawaban Diperiksa Nomor Demi Nomor.


Misalnya satu lokal terdiri dari 30 orang, maka pemeriksaan
lembar jawaban dilakukan mulai nomor satu pada seluruh lembar
jawaban essay. Setelah selesai dilanjutkan dengan nomor dua
untuk seluruh lembar jawaban mahasiswa demikian seterusnya.

Bila dibandingkan cara pertama dengan cara kedua maka cara


kedua lebih objektif. Sedangkan cara pertama lebih subjektif. Oleh
karena itu sebaiknya untuk memperoleh hasil yang lebih objektif
gunakan cara kedua.

2. Pemberian Skoring Pada Tes Essai


Pemberian skoring dapat dipilih dari beberapa skala pengukuran,
misalnya skala 1-4, 1-10 dan 1-100. Sebaiknya jangan memberikan skor
nol. Mulailah skoring dari angka 1. Semakin tinggi skala pengukuran
yang digunakan maka hasilnya semakin halus dan akurat. Pemberian skor
ini berlaku sama untuk semua nomor soal.
Setelah menetapkan skoring langkah selanjutnya adalah menetapkan
pembobotan sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Sebaiknya gunakan
skala 1-10. misalnya soal yang mudah diberi bobot 2, sedang bobotnya 3
dan soal yang sulit bobotnya 5.
Ada juga yang melakukan penilaian lembar jawaban tidak mengikuti
cara di atas, dimana setiap soal langsung diberi bobot nilai tanpa

6
mempertimbangkan skala pengukuran. Sehingga skala pengukuran tiap
item tidak sama.
Proses penetapan skornya adalah sebagai berikut:
Skor setiap Item diperoleh dengan cara nilai setiap item dikali
Bobot.
Jumlahkan total nilai (skor kerja) setiap item lalu dibagi dengan
skor ideal.

f. Contoh:
1. Jelaskan 2 perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern!
Jawaban:
Pasar tradisional: harga dapat ditawar dan tidak kena pajak
Pasar modern: harga pasti dan kena pajak.

2. Tuliskan dan jelaskan 6 macam hak asasi manusia yang


mendapat perlindungan dan pelayanan dalam UUD 1945!

B. Soal Pilihan Ganda / Multiple Choice


a. Pengertian Soal Pilihan Ganda / Mulitiple Choice
Multiple choice test terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan
tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya
harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Atau multiple choice test terdiri atas bagian keterangan (item) dan
bagian kemungkinan jawaban atau alternatif (option). Kemungkinan jawaban
(option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan
beberapa pengecoh (distractor).
Tes objektif bentuk multiple choice item sering dikenal dengan istilah
objektif bentuk pilihan ganda, yaitu salah satu bentuk tes objektif yang terdiri
atas pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk
menyelesaikannya harus dipilih salah satu (atau lebih) dari beberapa
kemungkinan jawab yang telah disediakan pada tiap-tiap butir soal yang
bersangkutan.

7
b. Jenis jenis Multiple Choice
Secara umum tes objektif bentuk multiple choice item dapat dibedakan
menjadi sembilan model namun tes yang paling sering dipakai adalah 5
model antara lain :
1. Tes objektif bentuk multiple choice item model melengkapi lima
pilihan
Tes objektif bentuk multiple choice item model melengkapi lima
pilihan ini pada umumnya terdiri atas kalimat pokok yang berupa
pernyataan yang belum lengkap, diikuti oleh lima kemungkinan jawab
(alternatif) yang dapat melengkapi pernyataan tersebut. Tugas testee disini
ialah: memilih salah satu diantara lima kemungkinan jawab tersebut, yang
menurut keyakinan testee adalah paling tepat(merupakan jawaban yang
benar).

2. Tes Obyektif bentuk multiple choice item model analisis hubungan


antar hal
Tes Obyektif bentuk multiple choice item biasanya terdiri atas satu
kalimat pernyataan yang diikuti oleh satu kalimat keterangan. Kepada
testee ditanyakan, apakah pernyataan itu betul, dan apakah keterangan itu
juga betul. Jika pernyataan dan keterangan itu betul, testee harus
memikirkan, apakah pernyataan itu disebabkan oleh keterangan yang
diberikan, ataukah pernyataan itu tidak disebabkan oleh keterangan
tersebut?

3. Tes Obyektif bentuk multiple choice item model analisis kasus


Butir soal jenis ini merupakan tiruan keadaan yang sebenarnya. Jadi
seolah-olah testee dihadapkan kepada suatu kasus. Dari kasus tersebut,
kepada testee ditanyakan mengenai berbagai hal dan kunci jawaban-
jawaban itu tergantung pada tahu atau tidaknya testee dalam memahami
kasus tersebut.

8
4. Tes Obyektif bentuk multiple choice item Model pemakaian
Gambar/diagram/grafik/peta
Pada tes objektif bentuk multiple choice item model ini, terdapat
gambar/diagram/grafik/peta yang diberi tanda huruf abjad A, B, C, D dan
sebagainya. Kepada testee ditanyakan tentang sifat/keadaan/hal-hal
tertentu yang berhubungan dengan tanda-tanda tersebut.

5. Tes Obyektif bentuk multiple choice item model melengkapi berganda


(Asosiasi pilihan ganda)
Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni
suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa
kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda
kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan
hanya satu yang paling tepat.

c. Kelebihan dan Kekurangan Soal Multiple Choice


1. Kelebihan
Setiap bentuk soal tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing .Adapun kelebihan bentuk soal pilihan berganda yaitu:
Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur.
Terstruktur dan petunjuknya jelas.
Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi
diagnostik.
Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban.
Dapat diaplikasikan dengan komputer baik penampilan soal dan
perhitungan nilainya, interaktif.
Dapat menggunakan rumus singkat.
Semua indikator dapat terwakili.
Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas dan tegas.
Materi yang ditanyakan jelas arahnya.
Soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya.

9
2. Kekurangan
Sedangkan kekurangan dalam soal Multiple Choice ini adalah:
Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama.
Sulit menemukan pengacau.
Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah,
kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.
Kurang menggambarkan sebuah proses.
Tingkat kemampuan yang terukur sangat terbatas.
Jumlah soal harus banyak agar dapat mewakili semua materi yang
telah dipelajari.
Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca.

d. Tata Cara Pembuatan Soal Multiple Choice item Model Melengkapi


Berganda
Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah kaidah
yang meliputi materi,konstruksi dan bahasa.
1. Isi/Materi
Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya, soal harus
menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai
dengan tuntutan indikator.
Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi
materi.Artinya, semua pilihan jawaban berasal dari materi yang
sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya
harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.
Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.Artinya,
satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.Maksudnya kunci
jawaban benar tidak lebih dari satu atau kurang dari satu.

10
2. Konstruksi
Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.Artinya,
kemampuan / materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas
tigak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari
yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung
satu persoalan / gagasan.
Rumusan pokok soal dan pilihan jawanban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja.Artinya apabila terdapat rumusan
atau pernyataan yang sebetulnya tisak diperlukan, maka rumusan
atau pernyataan itu dihilangkan saja.
Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang
benar.Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata,
kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk
ke arah jawaban yang benar.
Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda.Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata
atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kesalahan penafsiran siswa terhadap arti pernyataan
yang dimasud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif
ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru
pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.
Panjang rumusan harus relatif sama.Kaidah ini diperlukan karena
adanya kecendrungan siswa memilih jawaban yang paling
panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lengkap
dan merupakan kunci jawaban.
Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan semua pilihan
jawaban di atas salah atau benar.Artinya, dengan adanya pilihan
jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban
berkurang satu karena pernyataan ini bukan merupakan materi
yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.
Pilihan jawaban berbentuk angka atau waktu harus disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis

11
waktunya.Artinya, pilihan jawaban yang berbentuk angka harus
disusun berdasarkan besar kecilnya nilai angka, dari nilai angka
paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan
sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan
waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara urut
dimaksudkan untuk memudahkan siswa melihat pilihan jawaban.
Pengecoh harus berfungsi dengan baik.Artinya pilihan yang ada
sebisanya mengecohkan si testie.
Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada
soal harus jelas dan berfungsi
Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

3. Bahasa
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia.
Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal
akan digunakan untuk daerah lain atau nasional.
Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif dan
sesuai jenjang pendidikan siswa.
Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan
merupakan satu kesatuan pengertian.

e. Contoh:
1. Pemilihan Presiden di Indonesia dilaksanakan setiap berapa tahun?
a. 3 tahun b. 4 tahun
c. 5 tahun d. 6 tahun

2. Indonesia beribukota di?


a. Bandung b. Yogyakarta
c. Jakarta d. Bukitinggi

12
C. Perbedaan Tes Objektif dan Tes Esay

Perbedaan tes objektif dan tes esay adalah (Purwanto, 1994: 36):
Ditinjau dari Tes Objektif Tes Esay
Baik untuk
mengukur hasil
belajar tingkat
knowledge,
comprehension,
aplikasi, dan
analisis.
Tidak cocok untuk
tingkat sintesis
Taksonomi hasil yang dan evaluasi.
diukur Tidak efisien
untuk knowledge.
Baik untuk
komprehensif,
aplikasi dan
analisis.
Sangat baik untuk
tingkat sintesis
dan evaluasi.

Karena menggunakan
Karena menggunakan
jumlah soal yang relatif
item jumlah yang banyak,
kecil, hanya mencakup
Sampling isi/bahan dapat mencakup atau
bahan yang terbatas (tidak
mewakili bahan pelajaran
dapat mewakili isi bahan
yang luas pula.
yang luas).
Mempersiapkan item
Mempersiapkan item yang baik adalah sukar,
Persiapan membuat soal adalah yang sukar dan tetapi lebih mudah
memakan waktu. daripada mempersiapkan
soal objektif.
Objektif, sederhana, dan Subyektif, sukar, dan
Penskoran
keandalannya tinggi. kurang andal.
Mendorong siswa untuk
Mendorong siswa untuk
mengingat,
mengorganisasi dan
Kemungkinan menginterpretasikan, dan
mengintegrasikan ide-
menganalisis ide-ide
idenya sendiri.
orang lain.

13
BAB III
KESIMPULAN

Tes Obyektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
obyektif, yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat dijawab oleh testee dengan
jalan memilih salah satu (atau lebih) diantara beberapa kemungkinan jawaban
yang telah dipasangkan pada pasangan masing-masing items, atau dengan jalan
menuliskan jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat
atau ruang yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang
bersangkutan.
Soal-soal tes uraian pada umumnya mengandung permasalahan dan menuntut
penguraian sebagai jawaban, sehingga apabila direncanakan dengan baik, soal
berbentuk uraian sangat tepat digunakan untuk menilai cara berpikir siswa dalam
memecahkan sebuah masalah dan cara siswa untuk mengungkapkannya dalam
bentuk tulisan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fielyn. Bentuk - bentuk soal pada evaluasi. Web.13 oktober 2010.


(http://wwwliveisneverflat.blogspot.co.id/2010/10/bentuk-bentuk-soal-pada-
evaluasi.html)

Teoribagus. Tes objektif dan Esai. Web. (http://teoribagus.com/tes-objektif-


dan-esay)

Scribd. Evaluasi Pembelajaran. Download 19 Agustus 2017.


(https://www.scribd.com/document/356673660/EVALUASI-PEMBELAJARAN-
2)

15

Anda mungkin juga menyukai