ASPAL
Distributor Aspalharus mempunyai peralatan untuk mengukur kecepatan secara tepat pada
kecepatan rendah, kecepatan aliran aspal melalui pipa penyemprot, suhu dalam tank dan
tekanannya.Alat-alat ini harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga operator dapatdengan
mudah membacanya ketika distributor dioperasikan.
Distributor Aspal harus dilengkapi dengan Generator tersendiri untuk pompa, batang penyemprot
yang bisa diatur posisi vertikal dan mendatar.Batang penyemprot harus dikontrol oleh pekerja
yang duduk di bagian belakang distributor, sehingga operasi penyemprotan sepenuhnya berada
dalam pengawasannya.Distributor ini harus dilengkapi penyemprot tangan, yang hanya
digunakan pada daerah yang tak terjangkau batang penyemprot.
Mempunyai sertifikat laik operasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan sertifikat
kalibrasi dari Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan untuk timbangan aspal,
agregat dan bahan pengisi (filler) tambahan, yang masih berlaku. Jika menurut pendapat
Konsultan Pengawas, Instalasi Pencampur Aspal atau timbangannya dalam kondisi tidak
baik maka Instalasi Pencampur Aspal atau timbangan tersebut harus dikalibrasi ulang
meskipun sertifikatnya masih berlaku.
Pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching) dan mampu memasok mesin
penghampar secara terus menerus bilamana menghampar campuran pada kecepatan
normal dan ketebalan yang dikehendaki;
Dirancang dan dioperasikan sedemikian hingga dapat menghasilkan campuran dalam
rentang toleransi dari JMF (Job Mix Formula);
Untuk instalasi baru harus dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu ataupun mengundang protes dari
penduduk di sekitarnya;
Dilengkapi dengan alat pengumpul debu (dust collector) yang lengkap yaitu sistem
pusaran kering (dry cyclone) dan pusaran basah (wet cyclone) atau kantung
penampungan (bag house) sehingga tidak menimbulkan pencemaran debu. Bilamana
salah satu sistem di atas rusak atau tidak berfungsi maka AMP tersebut tidak boleh
dioperasikan;
Mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas minimum 800 kg (sebagaimana asli
dari pabrik) dan dilengkapi dengan sistem penimbangan secara komputerisasi.
Jika digunakan untuk pembuatan campuran aspal yang dimodifikasi harus dilengkapi
dengan pengendali temperatur termostatik otomatis yang mampu mempertahankan
temperatur campuran sebesar 175oC.Jika digunakan bahan bakar gas maka pemanas
(dryer) harus dilengkapi dengan alat pengendali temperatur (regulator) untuk
mempertahankan panas dengan konstan.
Jika digunakan untuk pembuatan AC-Base, mempunyai pemasok dingin (cold bin) yang
jumlahnya tidak kurang dari lima buah dan untuk jenis campuran beraspal lainnya
minimal tersedia 4 pemasok dingin..
Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat dan aspalharuslah minyak atau
gas.
Agregat yang diambil dari pemasok panas (hot bin) atau pengering (dryer) tidak boleh
mengandung jelaga dan atau sisa minyak yang tidak habis terbakar.
Sistem sirkulasi untuk bahan aspal harus mempunyai ukuran yang sesuai agar dapat memastikan
sirkulasi yang lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian.Perlengkapan yang sesuai
harus disediakan, baik dengan selimut uap (steam jacket) atau perlengkapan isolasi lainnya,
untuk mempertahankan temperatur yang disyaratkan dari seluruh bahan pengikat aspal dalam
sistem sirkulasi.
Daya tampung tangki paling sedikit untuk memenuhi kuantitas dua hari produksi. Jumlah tangki
yang disediakan paling sedikit dua buah tangki dengan kapasitas yang sama.
Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-
masing tangki dapat diisolasi secara terpisah tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat
pencampur.
Tangga yang memadai dan aman untuk naik ke landasan (platform) instalasi pencampur
dan landasan berpagar yang digunakan sebagai jalan antar unit perlengkapan harus
disediakan. Untuk mencapai puncak bak truk, perlengkapan untuk landasan atau
perangkat lain yang sesuai harus disediakan sehingga Konsultan Pengawas dapat
mengambil baik benda uji maupun memeriksa temperatur campuran. Untuk memudahkan
pelaksanaan kalibrasi timbangan, pengambilan benda uji dan lain-lainnya, maka suatu
sistem pengangkat atau katrol harus disediakan untuk menaikkan peralatan dari tanah ke
landasan (platform) atau sebaliknya.Semua roda gigi, roda beralur (pulley), rantai, rantai
gigi dan bagian bergerak lainnya yang berbahaya harus seluruhnya dipagari dan
dilindungi.
Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus disediakan di dan sekitar tempat
pengisian muatan truk. Tempat ini harus selalu dijaga agar bebas dari benda yang jatuh
dari alat pencampur.
Truk untuk mengangkut campuran aspal harus mempunyai bak terbuat dari logam yang
rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air sabun, atau larutan kapur
untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada bak. Setiap genangan minyak pada
lantai bak truk hasil penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal
dimasukkan dalam truk. Tiap muatan harus ditutup dengan kanvas/terpal atau bahan
lainnya yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi
campuran aspal terhadap cuaca dan proses oksidasi. Dump Truk yang mempunyai badan
menjulur dan bukaan ke arah belakang harus disetel agar seluruh campuran aspal dapat
dituang ke dalam penampung dari alat penghampar aspal tanpa mengganggu kerataan
pengoperasian alat penghampar dan truk harus tetap bersentuhan dengan alat
penghampar. Truk yang mempunyai lebar yang tidak sesuai dengan lebar alat
penghampar tidak diperkenankan untuk digunakan. Truk aspal dengan muatan lebih tidak
diperkenankan .
Truk yang menyebabkan segregasi yang berlebihan pada campuran aspal akibat sistem
pegas atau faktor penunjang lainnya, atau yang menunjukkan kebocoran oli yang nyata,
atau yang menyebabkan keterlambatan yang tidak semestinya, atas perintah Konsultan
Pengawas harus dikeluarkan dari pekerjaan sampai kondisinya diperbaiki.
Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat
kencang agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian
rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara menerus dengan kecepatan
yang disetujui.
Penghamparan pada setiap bagian pekerjaan harus tidak diijinkansampai dengan
tersediannya tiga truk di lapangan yang siap memasok campuran aspal ke alat
penghampar. Kecepatan alat penghampar harus dioperasikan sedemikian rupa sehingga
jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut campuran aspal setiap hari dapat
menjamin berjalannya alat penghampar secara menerus tanpa henti. Bilamana
penghamparan terpaksa harus dihentikan, maka Konsultan Pengawas hanya akan
mengijinkan dilanjutkannya penghamparan bilamana minimum terdapat tiga truk di
lapangan yang siap memasok campuran aspal ke alat penghampar. Ketentuan ini
merupakan petunjuk praktisyang baik dan Kontraktor tidak diperbolehkan menuntut
tambahan biaya atau waktu atas keterlambatan penghamparan yang diakibatkan oleh
kegagalan Kontraktor untuk menjaga kesinambungan pemasokan campuran aspal ke alat
penghampar.
Peralatan penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin sendiri yang
disetujui, yang mampu menghampar dan membentuk campuran aspal sesuai dengan
garis, kelandaian serta penampang melintang yang diperlukan.
Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi dengan arah
gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal secara merata di depan
"screed" (sepatu) yang dapat disetel. Peralatan ini harus dilengkapi dengan perangkat
kemudi yang dapat digerakkan dengan cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan
jalan mundur seperti halnya maju.Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap
yang dapat dilipat pada saat setiap muatan campuran aspal hampir habis untuk
menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
Alat penghampar harus mempunyai perlengkapan elektronik dan/atau mekanis
pengendali kerataan seperti batang perata (leveling beams), kawat dan sepatu pengarah
kerataan (joint matching shoes) dan dan peralatan bentuk penampang melintang (cross
fall devices) untuk mempertahankan ketepatan kelandaian dan bentuktepi perkerasan
tanpa perlu menggunakan acuan tepi yang tetap (tidak bergerak).
Alat penghampar harus dilengkapi dengan "screed" (perata) baik dengan jenis penumbuk
(tamper) maupun jenis vibrasi dan perangkat untuk memanasi "screed" (sepatu) pada
temperatur yang diperlukan untuk menghampar campuran aspal tanpa menggusur atau
merusak permukaan hasil hamparan.
Istilah "screed" (perata) mengacu pada pengambang mekanis standar (standard floating
mechanism) yang dihubungkan dengan lengan arah samping (side arms) pada titik
penambat yang dipasang pada unit pengerak depan alat penghampar pada bagian
belakang roda penggerak dan dirancang untuk menghasilkan permukaan tekstur lurus dan
rata tanpa terbelah, tergeser atau beralur.
Bilamana selama pelaksanaan, hasil hamparan peralatan penghampar dan pembentuk
meninggalkan bekas pada permukaan, segregasi atau cacat atau ketidak-rataan
permukaan lainnya yang tidak dapat diperbaiki dengan cara modifikasi prosedur
pelaksanaan, maka penggunaan peralatan tersebut harus dihentikan dan peralatan
penghampar dan pembentuk lainnya yang memenuhi ketentuan harus disediakan oleh
Kontraktor.
Setiap alat penghampar harus disertai paling sedikit dua alat pemadat roda baja (steel
wheel roller) dan satu alat pemadat roda karet (pneumatictired roller). Paling sedikit
harus disediakan satu tambahan alat pemadat roda karet (pneumatictired roller)) untuk
setiap kapasitas produksi yang melebihi 40 ton perjam.Semua alat pemadat harus
mempunyai tenaga penggerak sendiri.
(Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak kurang dari
sembilan roda yang permukaannya halus dengan ukuran yang sama dan mampu
dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5) kg/cm2 atau (85 90) psi pada jumlah
lapis anyaman ban (ply) yang sama. Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain pada
kedua sumbu dan diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu yang
satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara tumpang-tindih
(overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan pompanya pada tekanan operasi yang
disyaratkan sehingga selisih tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,35 kg/cm2
(5 psi). Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk memeriksa dan
menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setiap saat. Untuk setiap ukuran dan jenis
ban yang digunakan, Kontraktor harus memberikan kepada Konsultan pengawas grafik
atau tabel yang menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa, tekanan
pada bidang kontak, lebar dan luas bidang kontak. Setiap alat pemadat harus dilengkapi
dengan suatu cara penyetelan berat total dengan pengaturan beban (ballasting) sehingga
beban per lebar roda dapat diubah dalam rentang (300 600) kilogram per 0,1 meter.
Dalam pengoperasian, tekanan pemompaan ban dan beban roda harus disesuaikan
sebagaimanapermintaan Konsultan Pengawas, agar dapat memenuhi ketentuan setiap
aplikasi khusus.Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet pada setiap
lapis campuran aspal harus dengan tekanan yang setinggi mungkin yang masih dapat
dipikul bahan.
Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dibagi atas dua jenis : 1. Alat pemadat
tandem statis (tandem static rollers) 2.Alat pemadat vibrator ganda (twin drum
vibratory)
Alat pemadat statis minimum harus mempunyai berat statis tidak kurang dari 8 ton. Alat
pemadat vibrator ganda mempunyai berat statis tidak kurang dari 6 ton.Roda gilas harus
bebas dari permukaan yang datar, penyok, robek-robek atau tonjolan yang merusak
permukaan perkerasan.
Dalam penghamparan percobaan, Kontraktor harus dapat menunjukkan kombinasi jenis
penggilas untuk memadatkan setiap jenis campuran sampai dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas, sebelum Job Mix Formula (JMF) disetujui. Kontraktor harus
melanjutkan untuk menyimpan dan menggunakan kombinasi penggilas yang disetujui
untuk setiap campuran. Tidak ada alternatif lain yang dapat diperkenankan kecuali jika
Kontraktor dapat menunjukkan kepada Konsultan Pengawas bahwa kombinasi penggilas
yang baru paling sedikit seefektif yang sudah disetujui
m) Perlengkapan Lainnya
Semua perlengkapan lapangan yang harus disediakan termasuk tidak terbatas pada :
Plant-Mix. Kontraktor harus menggali sampel sampai kedalaman penuh untuk diuji oleh
Konsultan Pengawas. Sampel harus dipotong secara rapih dengan gergaji, core drill atau
dengan alat lain yang disetujui. Sampel harus berupa lempengan sekurang - kurangnya
berukuran 15 cm x 15 cm, atau beberapa sample berbentuk tabung dengan diameter
minimum masing-masing 10 cm, dengan jumlah total sekurang-kurangnya 230
cm2.Paling sedikit 1 dan paling banyak 3 sampel harus diambil setiap pelaksanaan kerja
per-hari.Kontraktor harus menyediakan material baru untuk mengurug lubang akibat
pengambilan sampel.Bila ada perubahan penting pada job-mix formula, sampel tambahan
harus diambil.
Bituminous Spray. Untuk memeriksa kecepatan pengeluaran material bitumen, lembaran-
lembaran kertas karton ukuran 50 x 50 cm, yang sudah ditimbang dulu, dihamparkan di
atas permukaan jalan yang akan diberi lapisan bitumen dan ditimbang lagi setelah
penyemprotan material bitumen. Kontraktor harus menyediakan material untuk
pemeriksaan ini dan menyemprot lagi daerah yang tadi tertutupi kertas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan analisa laboratorium, Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan pembongkaran dan penggantian material yang tidak sesuai dengan Spesifikasi,
atas biaya Kontraktor. Konsultan Pengawas juga dapat memerintahkan penambahan lapisan
material, atau pembongkaran kelebihan material dan mengurangi jumlah material yang akan
dibayar.
(2) Material
(a) Material Bitumen
Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi salah satu persyaratan di bawah
ini :
(b) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan Pasal S9.01 (2).
(2) Material
Material bitumen harus sesuai dengan Gambar dan memenuhi persyaratan Spesifikasi di bawah
ini :
Rapid-Curing cut back asphalt : AASHTO M 81
Rapid-setting emulsion asphalt :AASHTO M 140 dan/atau M 208
Bila menggunakan rapid-curing (cut back asphalt), kualitasnya adalah RC-250.
SEAL COAT
(1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penyemprotan material bitumen dan penghamparan cover
coat material, sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
(2) Material
(a) Material bitumen
Material bitumen harus memenuhi persyaratan Spesifikasi berikut :
Rapid-curing (cut back asphalt) : AASHTO M 81
Kualitas material bitumen adalah RC-250.
(b) Cover Coat Material
Cover coat material harus berupa batu pecah atau kerikil pecah dan harus sesuai dengan
ketentuan untuk material aspal beton lapis permukaan (surface course) dalam Pasal S9.07(2)(b).
Bila digunakan kerikil pecah, maka tidak kurang dari 50% butiran yang tertahan oleh saringan
No. 4 harus mempunyai sekurang-kurangnya satu muka pecahan. Agregat harus memenuhi
persyaratan gradasi berikut ini.
(c) Perkiraan jumlah material per meter persegi untuk seal coat adalah :
Material bitumen ..................... 0,7 1,5 lt/m2
Cover aggregate...................... 6,5 14,0 kg/m2
Jumlah penghamparan material yang pasti akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
(b) Peralatan
Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan.
(2) Material
(a) Komponen Campuran
Campuran aspal harus tersusun dari campuran agregat, filler, aspaldan bahan anti
pengelupasandan/atau modifier.Beberapa macam fraksi agregat harus berukuran dan berkualitas
merata dan dicampurkan dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan
formula campuran kerja (job-mix formula) dan dengan indeks kekuatan berikut menurut
AASHTO T 245 untuk AC-WC dan AC-BC, dan ASTM D5581 untuk AC-Base.
Dalam menghitung karakteristik rongga (voids) dalam campuran, Kontraktor harus membiarkan
agar aspal diserap agregat, dan harus menggunakan effective specific gravity agregat dan
maximum specific gravity dari campuran aspal yang belum padat (AASHTO T 209).
Beberapa fraksi agregat dan filler untuk campuran harus diukur, digolongkan dan dicampurkan
dengan proporsi tertentu sehingga hasil campuran sesuai dengan ketentuan gradasi Tabel (1).
Tabel (1)
Ketentuan sifat-sifat campuran aspal disyaratkan dalam Table (2).
1. Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis Maksimum Agregat
(Gmm test, AASHTO T209).
2. Konsultan Pengawas dapat atau menyetujui AASHTO T283-89 sebagai alternatif
pengujian kepekaan terhadap kadar air. Pengkondisian beku cair (freeze thaw
conditioning) tidak diperlukan.
3. Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan penumbuk
bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat dalam campuran dapat
dihindari. Jika digunakan penumbukan mekanis tumbukan per bidang harus 600 untuk
cetakan berdiamater 6 inch dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch. Penumbukan
manual (tanpa motor penggerak) tidak diijinkan.
Sebelum agregat didatangkan, Kontraktor harus menyerahkan proposal formula campuran (job-
mix) secara tertulis, untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas dalam menentukan cara
pencampuran untuk material yang disetujui. Formula tersebut harus menunjukkan angka-angka
yang pasti mengenai :
Nilai/angka yang diajukan harus dalam batas yang ditentukan untuk jenis campuran aspal
tertentu. Konsultan Pengawas akan menentukan satu job-mix formula yang pasti dan
memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor.
Campuran yang dibuat oleh Kontraktor harus sesuai dengan job-mixformula tersebut, dengan
batas toleransi dan gradasi seperti pada Tabel (1).
Bila hasilnya tidak memuaskan, Konsultan Pengawas dapat menyusun job-mix formula baru dan
memberitahukannya secara tertulis kepada Kontraktor.Bila ada usulan perubahan sumber
material, harus dibuat job-mixformula baru sebelum material baru itu digunakan.
Hasil campuran akan ditest setelah proses pencampuran dalam instalasi pencampur atau sebelum
pemakaiannya pada pekerjaan.
(b) Agregat Kasar
Agregat kasar (tertahan saringan 4,75 mm) harus terdiri dari pecahan-pecahan yang bersih, keras
dan awet, tidak terlalu rata, tidak lunak, tidak pipih, tidak memanjang, dan bebas dari batu yang
terlapisi kotoran dan lain-lain.
Persentase pengujian keausansesuai dengan AASHTO T 96 tidak lebih dari 30 untuk 500
putaran dan 6 untuk 100 putaran.
Kehilangan berat berdasarkan test sodium sulfat tidak boleh lebih dari 12%, dan
berdasarkan test magnesium sulfat tidak boleh lebih dari 18% sesuai dengan AASHTO
T104.
Kelekatan agregat kasar terhadap aspal menurut AASHTO T 182, agregat tersebut harus
memiliki permukaan yang terselimuti aspal tidak kurang dari 95%.
Bila digunakan batu pecah, angularitas yang didefinisikan sebagai persen berat agregat
yang lebih besar dari 4,75 mm mempunyai satu bidang pecah atau lebih, yang diuji sesuai
dengan AASHTO TP61-02(2005), sekurang-kurangnya 95/90 (menyatakan bahwa 95%
agregat kasar mempunyai satu bidang pecah atau lebih dan 90% mempunyai dua bidang
pecah atau lebih).
Partikel pipih dan lonjong diuji sesuai dengan ASTM D4791 (rasio 1:5 diukur dengan
zigmat) tidak melampaui 10%
Partikel mineral yang lolos saringan No.200 yang diuji dengan AASHTO T11 tidak lebih
dari 2%.
Agregat kasar harus terdiri dari batu atau kerikil pecah mesin dan disediakan dalam
ukuran nominal tunggal. Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok
ke instalasi pencampur aspal dengan menggunakanpemasok penampung dingin (cold bin
feeds) yang terpisah dengan ukuran nominal berikut:
Table (3)
(c) Agregat halus
Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu
pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.4 (4,75 mm.
Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat kasar.
Pasir alam dapat digunakan dalam campuran Aspal Beton(AC) sampai suatu batas yang tidak
melampaui 15% terhadap berat total campuran.
Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau bahan yang
tidak dikehendaki lainnya.Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang memenuhi ketentuan
mutu.
Untuk memperoleh agregat halus yang memenuhi ketentuan diatas :
1. bahan baku untuk agregat halus dicuci terlebih dahulu secara mekanis sebelum
dimasukkan kedalam mesin pemecah batu.
2. digunakan scalping screen dengan proses berikut ini :
fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary
crusher) tidak boleh langsung digunakan.
agregat yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary crusher) harus
dipisahkan dengan vibro scalpingscreen yang dipasang di antara primary crusher dan
secondary crusher.
material tertahan vibroscalping screen akan dipecah oleh secondary crusher, hasil
pengayakannya dapat digunakan sebagai agregat halus.
material lolos vibro scalping screen hanya boleh digunakan sebagai komponen material
Lapis Pondasi Agregat.
Apabila fraksi agregat halus yang diperoleh dari hasil pemecah batu tahap pertama (primary
crusher), tidak memenuhi pengujian Standar Setara Pasir sebesar 50%, maka fraksi agregat harus
dipisahkan dengan scalping screen sebelum masuk pemecah batu tahap kedua (secondary
crusher) atau harus
diperoleh melalui proses pencucian secara mekanis.
Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur
aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang terpisah sehingga
gradasi gabungan dan presentase pasir didalam campuran dapat dikendalikan dengan baik
Angulatitas agregat halus yang diuji sesuai dengan AASHTO TP-33 atau ASTM C1252-93,
tidak kurang dari 45.
(d) Filler
Bila diperlukan filler harus terdiri dari debu batu kapur, Portland cement atau bahan mineral non-
plastis lainnya dari sumber yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.Filler mineral ini harus
kering, tidak tercampur kotoran atau bahan lain yang tidak dikehendaki, mengalir lancar, dan
ketika diuji dengan pengayakan di laboratorium, harus memenuhi ketentuan gradasi sebagai
berikut:
Table (4)
Filler tambahan harus terdiri dari semen, abu batu kapur, hydratelime, dolomite dust, cement kiln
dust atau fly ash dari sumber yang disetujui Konsultan Pengawas. Semua material harus terbebas
dari material-material yang dilarang.Ketika Job Mix membutuhkan tambahan fillerlebih 3%,
penambahannya harus brupa abu batu kapur. Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi
sebagian, digunakan sebagai bahan pengisi yang ditambahkan maka proporsi maksimum yang
diijinkan adalah 1,0% dari berat total campuran aspal. Kapur yang seluruhnya terhidrasi yang
dihasilkan dari pabrik yang disetujui dan memenuhi persyaratan yang disebutkan diatas, dapat
digunakan maksimum 2% terhadap berat total campuran aspal. Campuran beraspal harus
mengandung bahan pengisi sekurang-kurangnya 1%.
Tabel (5)
Contoh bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan cara SNI 03-3640-1994
(metoda soklet) atau AASHTO T164 (metoda sentrifugal) Cara A atau AASHTO 164 - 06
(metoda tungku pengapian). Jika metoda sentrifugal digunakan, setelah konsentrasi larutan aspal
yang terekstraksi mencapai 200 ml, partikel mineral yang terkandung harus dipindahkan ke
dalam suatu sentrifugal.Pemindahan ini dianggap memenuhi bilamana kadar abu dalam bahan
aspal yang diperoleh kembali tidak melebihi 1 % (dengan pengapian). Jika bahan aspal
diperlukan untuk pengujian lebih lanjut maka bahan aspal itu harus diperoleh kembali dari
larutan sesuai dengan prosedur AASHTO T170.
Bitumen harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki penyimpan AMP
untuk penetrasi pada 25 oC (AASHTO T49) dan Titik Lembek (AASHTO T53).Tidak ada
bitumen yang boleh digunakan sampai bitumen tersebut telah diuji dan disetujui.
Setelah agregat dan material bitumen dalam jumlah tertentu dimasukkan ke dalam mixer, kecuali
bila ditentukan lain, material-material itu harus diaduk sampai butir-butir agregat terlapisi aspal
secara merata.
Waktu pencampuran basah akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas untuk setiap alat dan
setiap tipe agregatyang digunakan.
Untuk perkerasan aspal maka campuran aspal beton harus dibuat pada temperatur yang
mendekati temperatur terendah yang masih memungkinkan campuran mudah dikerjakan
(dihampar dan dipadatkan), dan masih di dalam rentang temperatur yang disyaratkan.
Campuran (aspal beton) harus dihamparkan pada permukaan yang telah disetujui, diratakan dan
ditempa sesuai dengan kelandaian dan elevasi yang ditentukan.Untuk menghamparkan
campuran, harus digunakan paver, baik pada seluruh lebar atau sebagian lebar jalan yang masih
memungkinkan.
Sambungan longitudinal pada satu lapisan harus menggeser dari sambungan pada lapisan di
bawahnya kira-kira 15 cm. Namun sambungan pada lapisan teratas harus pada sumbu (centre
line) jalan bila jalan terdiri dari dua lajur, atau pada garis lajur bila jalan mempunyai lebih dari 2
lajur, kecuali bila ditentukan lain.Pada daerah di mana ada rintangan yang tidak dapat
dihindarkan atau keadaan yang tidak teratur, maka campuran harus dihamparkan, dan dikerjakan
dengan alat yang digerakkan dengan tangan; sampai ketebalan yang ditentukan.
Bila produksi campuran aspal beton dapat dijamin kesinambungannya dan dinilai praktis, paver
harus digunakan dalam barisan (berbaris) untuk menghamparkann surface course pada lajur-lajur
yang berdekatan.
Kontraktor harus mengadakan percobaan yang diperlukan untuk menentukan tebal lapisan
campuran yang harus dihamparkan (belum padat) sehingga bila dipadatkan akan sesuai dengan
ketebalan yang disyaratkan. Material yang belum padat di belakang paver harus diukur, dan
harus disesuaikan dengan ketebalan nominal.
(f) Pemadatan
Setelah campuran aspal dihamparkan, ditempa dan permukaan yang tidak rata diperbaiki,
maka harus dipadatkan secara merata dengan digilas. Specific gravity sesuai ketentuan
AASHTO T 230, tidak boleh kurang dari 98% specific gravity material contoh
laboratorium yang tersusun dari material yang sama, dengan proporsi yang sama pula.
Jumlah, berat dan jenis roller harus memadai untuk menghasilkan kepadatan yang
ditentukan, pada saat campuran dalam keadaan yang dapat dikerjakan (workable). Urutan
operasi penggilasan dan pemilihan jenis roller harus sesuai dengan kepadatan yang
dikehendaki dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Penggilasan campuran harus terdiri dari tiga operasi pelaksanaan yang terpisah sebagai
berikut
Bila penghamparan wearing course tidak dilakukan dengan 2 paver bersamaan (berbaris) untuk
menghampar lajur-lajur yang berdekatan dan bila tepi lapisan wearing course yang telah selesai
dikerjakan, menurut pendapat Konsultan Pengawas akan mempengaruhi kualitas sambungan,
maka sambungan longitudinal harus dibentuk dengan potongan vertikal dan lurus.
Tepi atau pinggiran lapisan yang menonjol dipotong sampai sesuai dengan garis yang
ditentukan.Material sisa pemotongan tepi lapisan atau material lain yang tak terpakai harus
disingkirkan dari permukaan jalan, dan dibuang oleh Kontraktor sesuai dengan instruksi
Konsultan Pengawas.Bila bahan digunakan untuk lebih daripada jalur, maka harus diperhatikan
sambungan memanjang untuk menghindari suatu kelebihan atau kekurangan bahan disebabkan
kesalahan lapisan tumpang tindih. Lebar lapisan tumpang tindih harus berada dalam batas antara
50 mm sampai 100 mm. Bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, lapisan pengikat (tack
coat) harus dioleskan pada permukaan sambungan sebelum campuran dihamparkan di sisi
lapisan/lajur yang telah selesai tersebut.
1. Agregatdari penampung agregat panas (hot bin) dan gabungannya untuk pengujian
gradasi secara basah.
2. Campuran bitumen dalam keadaan lepas untuk pengujian ekstraksi dan stabilitas
Marshall. Bila rumus campuran kerja (job-mix formula) diubah atau sebagaimana
diarahkan oleh Konsultan Pengawas, maka contoh-contoh tambahan untuk (1) dan (2)
akan diambil untuk memungkinkan penentuan berat jenis (bulk specificgravity)
menyeluruh agregat dari campuran bitumen (AASHTO T 209-74).
Agar Pengguna Jasa dapat memonitor daya tahan perkerasan jalan dalam jangka waktu
yang panjang, maka Konsultan Pengawas dari waktu ke waktu harus mengarahkan
Kontraktor untuk menyerahkan hasil-hasil pengujian penetrasi dan titik lembek dari
contoh-contoh bitumen yang digunakan.
Pengontrolan kualitas campuran, pengambilan sampel dan pengujian material harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur yang dipakai dan sesuai dengan instruksi
Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini mencakup juga pembuatan perkerasan beton semen untuk Fasilitas Tol (di daerah
Gerbang Tol).
2 Ketentuan yang mengikat
Ketentuan pada Pasal S10.01 (Beton Struktur) dan S10.02 (Baja Tulangan) merupakan bagian
dari Pasal ini.
3 Material
(a) Agregat
Material pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.01 (2), kecuali
agregat kasar harus berupa batu pecah.
(b) Baja Tulangan
Baja tulangan (reinforcing steel) harus sesuai dengan ketentuan Pasal S10.02 dan
detailnya tertera pada Gambar.
Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja atau tulangan
profil sebagaimana terlihat pada Gambar. Tulangan anyaman baja harus sesuai dengan
persyaratan dari AASHTO M 55, tulangan ini harus berupa lembaran-lambaran datar dan
merupakan suatu jenis yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M 31.
Bahan pengisi padat (Preformed filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan
AASHTO M 33, AASHTOM 153, AASHTO M 213, atau AASHTO M 220, seperti ketentuan
dalam Gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang untuk memasang
dowel.Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu lembaran untuk seluruh kedalaman dan
lebar yang diperlukan untuk sambungan, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Bila boleh digunakan lebih dari satu lembar, ujung yang bersentuhan harus dikencangkan sampai
rapat, dengan penjepit atau cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
(f) Beton
Bahan Pokok Campuran Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan
didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix) yang dibuat oleh Kontraktor sesuai
ketentuan Pasal S10.01 dari Spesifikasi ini. Jumlah semen dalam setiap meter kubik
beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui.
Pemakaian semen yang terlalu tinggi tidak dikehendaki dan Kontraktor harus
mendasarkan desain campurannya (mix design) pada campuran yang paling hemat yang
memenuhi semua persyaratan. Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan
Pasal S10.01.Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi
agregat halus harus dibuat minimum.Akan tetapi, sekurang-kurangnya 40% agregat
dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus yang didefinisikan sebagai
agregat yang lolos ayakan 4,75 mm. Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan
yang lebih halus dari 0,075 mm sebesar 2% kecuali bahan pozolan.Bila perbandingan
yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka setiap perubahan terhadap perbandingan
itu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Kontraktor boleh memilih agregat
kasar sampai ukuran maksimum 40 mm, asal tetap sesuai dengan alat yang digunakan
dan kerataan permukaan tetap dapat dijamin.Bila menurut pendapatnya perlu, Konsultan
Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk mengubah ukuran agregat kasar. Abu
Terbang maksimum yang dapat digunakan adalah 25 % dari berat bahan pengikat hanya
untuk pemakaian Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I dan tidak dapat digunakan
untuk pemakaian semen tipe Portland Composite Cement (PCC) dan Portland Pozzolana
Cement (PPC) Bahan Tambahan kimiawi yang digunakan harus sesuai dengan AASHTO
M194-06.Bahan tambahan yang mengandung calcium chloride, calcium formate, dan
triethanolamine tidak boleh digunakan. Kondisi berikut harus dipenuhi:
a) Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan tersebut
harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari produser.
b) Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total (dinyatakan
dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan pada campuran tidak boleh
melebihi 0,20 kg/m3. Super plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan atas
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Kekuatan Beton. Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45
kg/cm2 pada umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T 97.
Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur (flexural
strength) minimum. Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh
Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan
menunjukkan margin dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih
rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu
perseratus).
Pengambilan contoh Beton. Untuk tujuan dari Pasal ini, suatu lot akan didefinisikan
sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3
untuk yang dibentuk dengan acuan tetap. Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok
harus dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan
sepasang lainnya pada umur 28 hari. Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak
mencapai 90% dari kuat lentur yang disyaratkan dalam Pasal S9.08(3)(f)(ii) maka
pengambilan benda uji inti (core) di lapangan,minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat
tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai
kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton yang sama, yang digunakan untuk
pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini dapat diterima untuk
pembayaran.
Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen. Konsistensi beton harus ditentukan dengan
mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan
slump untuk setiap campuran beton dengan rentang : 20 50 mm untuk beton yang akan
dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)
a) Untuk kombinasi 2 (dua) atau lebih bahan tambahan, kompatibilas bahan tambahan tersebut
harus dinyatakan dengan sertifikat tertulis dari produser.
b) Untuk campuran dengan fly ash kurang dari 50 kg/m3, kontribusi alkali total (dinyatakan
dengan Na2O ekivalen) dari semua bahan tambahan yang digunakan pada campuran tidak boleh
melebihi 0,20 kg/m3.
Super plasticizer/hinge range water reducer dapat digunakan atas persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
Kekuatan Beto.Kuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45
kg/cm2 pada umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T
97.Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur
(flexural strength) minimum.Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat
oleh Kontraktor, harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan
menunjukkan margin dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih
rendah dari flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu
perseratus).
Pengambilan contoh Beton. Untuk tujuan dari Pasal ini, suatu lot akan didefinisikan
sebagai sampai 50 m3 untuk yang dibentuk dengan acuan bergerak dan sampai 30 m3
untuk yang dibentuk dengan acuan tetap.
Untuk setiap lot, dua pasang benda uji balok harus dicetak untuk pengujian kuat lentur, sepasang
yang pertama untuk 7 hari dan sepasang lainnya pada umur 28 hari.
Bilamana hasil pengujian kuat lentur diatas tidak mencapai 90% dari kuat lentur yang
disyaratkan dalam Pasal S9.08(3)(f)(ii) maka pengambilan benda uji inti (core) di
lapangan,minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan. Jika kuat tekan
benda uji inti (core) yang diperoleh ini mencapai kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton
yang sama, yang digunakan untuk pengujian kuat lentur sebelumnya, maka produk beton ini
dapat diterima untuk pembayaran.
Konsistensi untuk Perkerasan Beton Semen. Konsistensi beton harus ditentukan dengan
mengukur slump sesuai dengan SNI 1972 : 2008. Penyedia Jasa harus mengusulkan
slump untuk setiap campuran beton dengan rentang : 20 50 mm untuk beton yang akan
dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)
BACA JUGA
Related Posts:
0 Comments
Search the sit