Anda di halaman 1dari 10

EVAPORASI

A. Pengenalan tentang Evaporasi


Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di
dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi
gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya
cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas
dengan volume signifikan.
Gambar 1.
Uap air yang telah menguap dari teh panas terkondensasi
menjadi tetesan air. Gas air tidak terlihat, tetapi awan
tetesan air adalah petunjuk dari penguapan yang diikuti oleh
kondensasi.
Evaporasi merupakan pengambilan sebagian uap air yang
bertujuan utuk meningkatkan konsentrasi padatan dari suatu
bahan makanan cair. Salah satu tujuan lain dari operasi ini
adalah untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai
batas-batas tertentu tanpa menyebabkan kehilangan zat-zat
yang mengandung gizi. Pengurangan volume produk, akan
mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan. Disamping itu,
juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat
membantu pengawetan, atas dasar berkurangnya jumlah air
bebas yang dapat digunakan oleh microorganisma untuk
kehidupannya.
Operasi penguapan yang mungkin digunakan untuk suatu
produk sangat bervariasi, hal ini tergantung pada
karakteristik bahan produk. Dalam banyak kasus, karakteristik
bahan ini berpengaruh pada design evaporator (alat penguap).
Adapun contoh dari karakteristik bahan adalah kekentalan
bahan dan kepekatan bahan terhadap suhu serta kemampuan
bahan untuk membuat alat mengalami korosi.
Menaikkan konsentrasi dari fraksi padatan di dalam produk
bahan makanan cair adalah dengan menguapkan air bebas
yang ada didalam produk. Proses penguapan ini dilakukan
dengan menaikkan temperatur produk sampai titik didih dan
menjaganya untuk beberapa waktu sampai konsentrasi yang
diinginkan.
Gambar 2. Evaporator Tabung dan Pipa
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan
penguapan.
Keempat komponen tersebut terdiri dari :
a) sebuah tabung penguapan,
b) sebuah alat pindah panas,
c) sebuah kondensor, dan
d) sebuah metode untuk menjaga tekanan vakum.
Keempat komponen ini harus diperhatikan dalam merencanakan
suatu evaporator. Sistem tekanan vakumnya harus dapat
mengalirkan gas yang tidak terkondensasi agar bisa menjaga
tekanan vakum yang diinginkan didalam tabung penguapan.
Panas yang cukup harus dialirkan/ diberikan ke produk untuk
penguapan sejumlah air yang diinginkan, serta sebuah
kondensor yang berguna untuk mengembangkan dan
memindahkan uap air yang diproduksi melalui penguapan.
Keseimbangan massa dapat digunakan untuk menentukan laju
penguapan untuk mendapatkan derajad konsentrasi yang
diinginkan. Hubungan ini akan membawa kita untuk dapat
menentukan jumlah medium pemanas yang dibutuhkan untuk
mencapai penguapan yang diinginkan. Kunci penting lainnya
yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan adalah
pindah panas yang terjadi dari medium pemanas ke produk,
dengan memperhatikan bahwa kebutuhan luas permukaan
pindah panas tidak akan dapat dihitung tanpa terlebih dahulu
menduga koefisien pindah panas keseluruhan bagi permukaan
pemanas.
Walaupun parameter-parameter untuk design sudah dapat
diduga secara tepat, akan tetapi masih ada faktor-faktor
khusus yang ada pada produk yang berpengaruh pada design
evaporator. Faktor-faktor ini akan mengakibatkan
perhitungan menjadi lebih kompleks. Sebagai contoh adalah
banyaknya padatan yang ada pada produk bahan makanan
cair akan mengakibatkan titik didih yang lebih tinggi apabila
dibandingkan dengan titik didih dari air pada tekanan yang
sama.
Perbedaan titik didih ini menjadi lebih besar dengan
bertambah tingginya konsentrasi bahan makanan cair.
Kerumitan ditambah lagi dengan tidak konstannya koefisien
pindah panas konveksi, karena koefisien pindah panas ini
merupakan fungsi dari kekentalan. Padahal telah diketahui
bahwa selama proses penguapan, kekentalan produk selalu
berubah karena terjadinya penguapan. Keadaan ini
mengakibatkan koefisien pindah panas konveksi juga selalu
berubah sesuai dengan kekentalan produk. Akhirnya, persoalan
menjadi lebih kompleks dengan adanya sifat panas produk
yang berubah menurut temperatur dan kadar air produk.
Beberapa sifat zat cair yang di evaporasikan :
1. Konsentrasi
Jika konsentrasi meningkat, larutan akan bersifat individual.
Densitas dan viskositasnya meningkat bersamaan dengan
kandungan zat padatnya, hingga larutan menjadi jenuh, atau
jika tidak menjadi terlalu lamban sehingga tidak dapat
melakukan perpindahan kalor secara memadai. Jika zat cair
jenuh di panaskan terus menerus maka akan terjadi
pembentukan kristal, dan kristal-kristal ini harus dipisahkan
karena dapat menyebabkan tabung evaporator tersumbat.
Titik didihpun semakin bertambah jika kandungan zat padat
bertambah, sehingga suhu didih larutan jenuh mungkin jauh
lebih tinggi dari titik didih air pada tekanan yang sama.
2. Pembentukan busa
Beberapa bahan tertentu, terutama zat organik, membusa
pada waktu di uapkan. Busa yang stabil akan ikut keluar
evaporator bersama uap, dan menyebabkan banyaknya bahan
yang terbawa ikut. Dalam hal ekstrim, keseluruhan massa zat
cair itu mungkin meluap ke dalam saluran uap keluar dan
terbuang.
3. Kepekaan terhadap suhu
Beberapa bahan kimia farmasi,dan bahan makanan dapat
rusak bila di panaskan pada suhu sedang, selama waktu singkat
saja. Dalam mengkonsentrasikan bahan-bahan seperti itu
diperlukan teknis khusus untuk mengurangi suhu zat cair dan
menurunkan waaktu pemanasan.
4. Kerak
Beberapa larutan tertentu menyebabkan pembentukan kerak
pada permukaan pemanasan. Hal ini menyebabkan koefisien
menyeluruh makin lama makin berkurang sampai akhirnya kita
terpaksa menghentikan operasi evaporator itu untuk
membersihkannya. Bila kerak itu keras dan tidak dapat larut,
maka perlu waktu yang lama dan biaya yang mahal untuk
membersihkannya.
5. Bahan konstruksi
Kita perlu menentukan bahan konstruksi dari evaporator, bila
mungkin evaporator di buat dari baja. Akan tetapi, banyak
larutan yang merusak bahan-bahan besi, atau menjadi
terkontaminasi oleh bahan itu. Karena itu digunakan bahan
konstruksi khusus, seperti tembaga, nikel, bja tahan karat,
aluminium, grafit tak tembus, dan timbal. Tetapi bahan-bahan
ini relatif mahal, oleh karena itu laju perpindahan kalor harus
cepat/ tinggi agar dapat menurunkan biaya pokok peralatan.
Sifat-sifat lainnya yang penting yaitu:Kalor spesifik, Kalor
konsentrasi, Titik beku, Pembebasan gas pada waktu mendidih,
Sifat racun, Radioaktivitas, Bahaya ledak, persyaratan operasi
steril ( bebas hama), dan lain-lain.Tentunya, hal ini semua
akan memberikan pengaruh tersendiri terhadap design
operator.
B. Prinsip Kerja Evaporasi ( Penguapan )
Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri
kimia dilakukan dengan peralatan yang namanya evaporator.
Perlengkapan peralatan : Evaporator, kondensor, Injeksi uap,
perangkap uap, perangkap tetes. Proses evaporasi
didokumentasikan dalam lembar pelaporan sesuai data :
1. Kerja kondensor
2. Kerja injeksi uap
3. Kerja perangkap uap
4. Kerja perangkap tetes
Dengan sistem downstream, beberapa tahap dapat digunakan
untuk isoloasi dan pemurnian produk. Struktur keseluruhan dari
proses adalah pra-treatment, pemisahan solid-liquid,
konsentrasi, purifikasi dan formulasi. Proses evaporasi terjadi
pada tahap konsentrasi dari proses downstream dan digunakan
secara luas untuk proses pembuatan makanan, kimia, dan
mendaur ulang pelarut. Tujuan dari evaporasi adalah
menguapkan air yang ada pada larutan yang mengandung
produk yang diinginkan. Setalah proses pra-treatment dan
separasi, luratan sering kali mengandung 85% air. Hal ini tidak
cocok dengan penggunaan industri karena biaya yang
dikeluarkan dalam proses dengan jumlah larutan yang banyak,
karena membutuhkan peraltan yang lebih besar.
Air dapat dihilangkan dari larutan dengan dengan cara lain
dari evaporasi, antara lain yaitu ekstrasi liquid-liquid,
kristalisasi, dan presepsiasi. Perbedaan evaporasi dengan
metode pengeringan lain adalah produk akhir evaporasi adalah
liquid terkonsentrasi, bukan solid. Uap air digunakan sebagai
pengubah fasa saat mengkonsentrasi komponen yang tidak
tahan panas seperti protein dan gula. Panas diberikan pada
larutan dan sebagian dari solvent berubah menjadi uap. Proses
evaporator berlangsung pada temperature tinggi dengan
tekanan yanf rendah.
Panas diperlukan sebagai energi untuk molekul pada solvent
pindah dari larutan menuju udara sekitar. Energi yang
diperlukan molekul dapat disebut petensial termodinamika dari
air pada larutan. Saat menguapkan air, lebih dari 99% energi
diperlukan untuk memasok panas penguapan. Energi juga
diperlukan untuk menghilangkan tegangan permukaan dari
larutan. Energi yang diperlukan pada proses ini juga besar
karena harus merubah fase, dari air menjadi uap air.
Saat merancang evaporator, jumlah uap yang diperlukan tiap
unit massa pada konsentrasi yang telah ditentukan.
Keseimbangan energi harus digunakan dengan asumsi panas
yang hilang keluar sistem sangat kecil. Panas yang harus
dipasok oleh uap pendingin sama dengan panas yang
dibutuhkan untuk memanaskan larutan dan menguapkan air.
Cara kerja lainnya yaitu: Larutan yang mengandung produk
diinginkan dimasukkan ke dalam evaporator dan melawati
sumber panas. Panas akan merubah air pada larutan menjadi
uap air. Uap air dibuang dari larutan dan dikondensasikan saat
larutan konsentrasi tersebut masuk ke evaporasi tahap dua
atau dikeluarkan dari sistem. Pada umumnya mesin evaporator
terdiri dari empat bagian, bagian pemanas terdiri dari medium
pemanas dimana uap dimasukkan. Bagian konsentrasi dan
pemisahan dimana uap air yang dihasilkan dari penguapan air
pada larutan dikeluarkan., bagian kondensasi yang akan
mengkondesasi uap air, dan bagian pompa vakum yang
menyediakan tekanan untuk meningkatkan sirkulasi sistem.
Untuk evaporator vakum, prinsip kerja peralatan ini
berdasarkan pada kenyataan bahwa penurunan tekanan akan
menyebabkan turunnya titik didih cairan. Pada Anhydro
laboratory Vacum Evaporator, keadaan vakum tersebut
terutama dihasilkan dari pompa air yang memindahkan uap
terkondensasi dan mendinginkan air dari kondensor.
Kevakuman yang sebenarnya dalam evaporator ditentukan oleh
efisiensi pompa, yang mana hal itu tergantung pada derajat
kondensi uap dalam kondensor. Pada kondensi itu sendiri
mengambil tempat (berlangsung) sesuai dengan banyaknya
semprotan air yang didinginkan ke bagian puncak dari
kondensornya. Inilah apa yang dimaksud dengan : kita bisa
mengatur suhu didih yang sebenarnya pada alat tersebut.
Panas yang dibutuhkan untuk penguapan cairan adalah berasal
dari steam yang sudah jenuh. Steam tersebut mengalami
pengembunan (dikondensikan) pada tabung, dan bersamaan
dengan itu memberikan panasnya untuk penguapan. Steam
yang telah diambil panasnya itu disebut juga kondensat,
kemudian dipindahkan dari dasar calandria dan ditarik melalui
kondensor menuju pompa. Calandria adalah tabung dimana
terjadi pergerakan bahan pangan.
Bahan cair yang akan ditingkatkan konsentrasinya itu
bersirkulasi terus menerus pada alat dalam upaya untuk
memperoleh perpindahan/pergerakan yang maksimal didalam
calandria. Sirkulasi yang cepat akan mengurangi resiko
terjadinya pengendapan pada permukaan tabung, dan dengan
cepat membebaskan gelembung-gelembung uap dari bahan cair
selama dalam perjalanan melalui evaporator.
C. Per pindahan Panas Di dalam Evaporator
Beberapa peralatan penguapan dapat langsung dipanasi
dengan api. Api memanasi dinding ketel dan secara konduksi
akan memanasi bahan yang terletak di dalam alat penguap.
Akan tetapi umumnya evaporator mempergunakan panas tidak
langsung dalam proses penguapannya.
Pindah panas didalam alat penguapan diatur oleh persamaan
pindah panas untuk pendidihan bahan cair dan dengan
persamaan konveksi serta konduksi. Panas yang dihasilkan dari
sumber harus dapat mencapai suhu yang sesuai untuk
menguapkan bahan. Umumnya medium pembawa panasnya
adalah uap yang diperoleh dari boiler atau dari suatu tahapan
penguapan dalam alat penguapan lain. Perputaran bahan cair
didalam alat penguapan merupakan hal yang penting, sebab
perputaran mempengaruhi laju pindah panas dan dengan
perputaran bahan yang baik akan meningkatkan laju
penguapan.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian
dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat
cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang
terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu
komponen, dan jika uapnya berupa campuran umumnya tidak
diadakan usaha untuk memisahkan komponenkomponennya.
Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang
dipentingkan, sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang. Disinilah letak perbedaan antara evaporasi dan
distilasi.
D. Jenis evaporator
1. Evaporator efek tunggal (single effect)
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk
hanya melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan
oleh satu luas permukaan pindah panas.
2. Evaporator efek ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga,
empat atau lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut
dengan evaporator efek majemuk. Penggunaan evaporator
efek majemuk berprinsip pada penggunaan uap yang dihasilkan
dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk
menghemat panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat
mengurangi ongkos produksi. Keuntungan evaporator efek
majemuk adalah merupakan penghematan yaitu dengan
menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk
memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan
memadatkan kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan
antara alat penguapan n-efek, kebutuhan uap diperkirakan 1/
n kali, dan permukaan pindah panas berukuran n-kali dari
pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal,
untuk pekerjaan yang sama.
Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan,
yaitu :
a. Evaporator Pengumpan Muka
b. Evaporator Pengumpan Belakang
c. Evaporator Pengumpan Sejajar
Macam Peralatan Pemanas / Penukar Panas : Tabung Pemanas,
Ketel Uap (Boiler), Penukar Panas Spiral Melingkar, Penukar
Panas Tipe Permukaan, Penukar Panas Dengan Tabung Dibagian
Dalam, Pembangkit Ulang, Penukar Panas Tipe Tong,
Penyemprot Air Panas, Pemasukan Uap Panas dan Penukar
Panas Tipe Skrup.
Macam Peralatan Penguapan / Evaporator : Evaporator
Kancah Terbuka, Evaporator dengan Tabung Pendek yang
Melintang, Evaporator dengan Tabung Pendek yang Tegak,
Evaporator yang Mempunyai Sirkulasi Alamiah dengan
Kalandria dibagian Luar, Evaporator dengan Sirkulasi yang
Dipaksa, Evaporator Bertabung Panjang, Evaporator Piring,
Evaporator Sentrifugal dan Evaporator Pengaruh Berganda.
Macam Peralatan Pengering : Pengeringan dengan udara panas
terdiri Pembakaran (kiln dyer), Pengering lemari, Pengering
terowongan, Pengering konveyor, Pengering kotak, Pengering
tumpukan bahan butiran/tepung, Pengering pneumatic,
Pengering berputar, Pengering semprot, Pengering menara.
Pengering dengan persentuhan dengan permukaan yang
dipanasi terdiri Pengering tong (pengering lapisan, pengering
rol), Papan pengering hampa udara, Pengering dengan roda
dalam hampa udara.
Pada banyak sistem pendinginan, refrigeran akan menguap di
evaporator dan mendinginkan fluida yang melalui evaporator.
Evaporator ini disebut sebagai direct-expansion evaporator.
Berdasarkan zat yang didinginkan, evaporator dibedakan
menjadi evaporator pendingin udara dan pendingin cairan.
Berdasarkan konstruksinya, evaporator pendingin udara
dibedakan menjadi plat, bare tube, dan finned evaporator.
Evaporator plat biasa digunakan pada kulkas rumah.
Evaporator pendingin udara ini umumnya digunakan untuk
sistem pengkondisian udara (AC).
Gambar 3. Evaporator
Evaporator pendingin cairan umumnya digunakan untuk
mendinginkan air, susu, jus, dan kegunaan industri lainnya.
Jenis evaporator yang sering digunakan adalah evaporator
bare-tube karena proses pengambilan panas terjadi langsung
dari bahan ke ferigeran. Terdapat bebrapa tipe evaporator
yang sering digunakan, seperti pipa ganda, Baudelot cooler,
tipe tank, shell and coil cooler dan shell and tube cooler.
Tipe- tipe evaporator lainnya yaitu:
1. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan
sirkulasi yang terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi
akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air mulai
mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai
sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di
bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung
dari perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali
pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal
ini dapat digunakan sirkulasi paksa, yaitu dengan
manambahkan pompa untuk meningkatkan tekanan dan
sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
2. Falling Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang
dilapisi dengan jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan
yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan memperoleh
gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan
gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium
pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk
menangani larutan kental sehingga sering digunakan untuk
industri kimia, makanan, dan fermentasi.
3. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator
Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam
tabung dengan sumber panas berasal dari luar tabung
(biasanya uap). Buih air akan timbul dan menimbulkan
sirkulasi.
4. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak
rata dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui
ruang-ruang di antara plate. Uap mengalir secara co-current
dan counter current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk
ke separasi yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser.
Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu dan
fermntasi karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk
larutan kental dan padatan
5. Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap
berikutnya. Semakin banyak tahap maka semakin rendah
konsumsi energinya. Biasanya maksimal terdiri dari tujuh
tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi
penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju dimana
larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah,
dan aliran mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju.
Cocok untuk menangani produk yang sensitive terhadap panas
sepertienzum dan protein.
E. Aplikasi dari evaporasi
Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk
membuat garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan
energi matahari dan angin. Kegunaan utama dari evaporator
adalah menguapkan air pada larutan sehingga larutan memiliki
konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang
sama pada jangka waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi.
Misalnya untuk pengawetan adalah pembuatan susu kental
manis.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa
dipakai dalam
industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan
gula. Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah
radioaktif cair. Kegunaan lainnya adalah mendaur ulang
pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium hydroxide pada
kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh-contoh Operasi
Evaporasi dalam Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan
larutan NaOH, Pemekatan larutan KNO3, Pemekatan larutan
NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.
Contoh soal :
1. Suatu bejana untuk penguapan mempunyai kemampuan
menguapkan 10 ton/jam dengan suhu bahan 25 C. Total
padatan bahan 10 % dan susu kental hasil penguapan 60 % dari
awal. Suhu titik didih 60 C. Suhu Steam 120 C. Berapa
kebutuhan Steam yang diperlukan ? jika KAf = 80 % dan KAp =
60 %
2. Sebuah sistem pendingin dengan siklus kompresi uap standar
yang menggunakan refrigeran R134a diketahui beroperasi
pada suhu kondensasi 35.51oC dan suhu evaporasi -20 oC.
Untuk mendapatkan kapasitas pendinginan sebesar 1 ton
refrigerasi (3517 W), dan diasumsikan bahwa kompresor
bekerja secara isentropis. Kondensor mesin pendingin tersebut
didinginkan dengan menggunakan penukar panas pipa ganda
(double pipe heat exchanger) aliran berlawanan. Jika fluida
pendingin yang dipakai adalah air (Cp=4.2 kJ/kg-K) dengan
laju aliran sebesar 1 kg/detik,
tentukan suhu air yang keluar apabila suhu inlet air 25oC
gunakan definisi keefektifan (effectiveness) untuk mencari
nilai keefektifan penukar panas
3. Satu mesin pendingin dapat digunakan pada tiga ruangan
(dengan tiga evaporator) secara paralel seperti pada gambar
berikut.
Gambarkan proses pendinginan tersebut pada diagram molier
(p-h)
Jika ketiga evaporator tersebut digunakan secara seri,
gambarkan proses pendinginannya pada diagam molier.
Jelaskan dengan contoh perhitungan apakah COP mesin
pendingin dengan rangkaian evaporator paralel lebih baik dari
pada seri.
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
http://tulisandicky.blog.friendster.com/
http://www.acehforum.or.id/evaporator-t13417.html?
s=b07100390ca72af272e405d9f04445d0&
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/
teknologi-proses/pelaksanaan proses-evaporasi/
Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 1.
Jakarta :Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai