NIM : 16/397546/GE/08425
RESUME
Parent Material and Climate Control Secondary Mineral Distributions in Soils of
Kalimantan, Indonesia
Distribusi mineral sekunder adalah dasar untuk memahami siklus elemen dalam
alam dan ekosistem pertanian karena mineral sekunder mengontrol sifat kima dan fisik dari
tanah (Schulze, 2002). Mineral sekunder yang dimaksud adalah mineral-mineral hasil
pembentukan baru atau hasil pelapukan material primer (mineral tanah dengan ukuran butir
fraksi pasir (2-0,05 mm)) yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi
maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Pada distribusi tanah
umumnya, bahan organik yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman sendiri
dipengaruhi oleh mineral sekunder. Informasi tentang distribusi mineral sekunder oleh
karena itu penting untuk memahami dinamika nutrisi dalam ekosistem dan untuk mengelola
lahan pertanian dan kehutanan secara tepat.
Hasil yang berhasil didapatkan dari serangkaian analisis pada studi penelitian
yang dilakukan adalah bahwa bahan induk dan elevasi mempengaruhi distribusi mineral
sekunder pada tanah dataran tinggi di Kalimantan yang telah diteliti. Faktor utama yang
mengendalikan distribusi mineral sekunder adalah bahan induk (mafik atau felsik/sedimen),
dan faktor sekunder adalah iklimnya pada ketinggian yang berbeda. Bahan induk
mempengaruhi terjadinya mineral tipe 2:1 (yaitu mica dan vermiculite) dan neoformation
dari gibbsite dan kaolinite. Sedangkan efek iklim pada distribusi mineral sekunder hanya
terlihat pada sekelompok tanah silikat, yang sebagian besat merupakan tanah yang paling
umum (Alfisol) di Kalimantan.