Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap orang yang ingin mendalami agamanya secara mendalam perlu
mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutinya. Mempelajari
teologi akan memberikan seseorang keyakinan berdasarkan pada landasan kuat,
yang tidak mudah diumbang-ambingkan oleh perubahan zaman. Ini adalah
diantara cuplikan kata- kata pendahuluan Harun Nasution di dalam bukunya
Teologi Islam.
Dalam agama Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan. Tiap-
tiap tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.
Jika Islam dan Iman disebut secara bersamaan, maka yang dimaksud Islam
adalah amalan-amalan yang tampak dan mempunyai lima rukun. Sedangkan yang
dimaksud Iman adalah amal-amal batin yang memiliki enam rukun. Dan jika
keduanya berdiri sendiri-sendiri, maka masing-masing menyandang makna dan
hukumnya tersendiri.
Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat Ihsan disebut muhsin berarti
orang yang berbuat baik.setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa
dan prilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah da syariat Islam disebut
Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada
suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja Asas keimanan dalam islam ?


2. Apa saja Asas keislaman dalam islam?
3. Bagamana ikhsan dalam islam?
4. Apakah hubungannya antara iman,islam dan ikhsan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui Asas keimanan dalam islam


2. Untuk mengetahui Apa saja Asas keislaman dalam islam
3. Untuk mengetahui Bagamana ikhsan dalam islam
4. Untuk mengetahui hubungannya antara iman,islam dan ikhsan
BAB II
IMAN ISLAM DAN IKHSAN

A. ASAS KEIMANAN DALA AGAMA ISLAM


Iman merupakan inti ajaran semua agama. Dalam teoroi islam dikursuskan
tentang iman ditemukan pada ajaran dasarnya(ushul ad-din). Kata ushul ad-din
dipakai dalam bahasa arab secara leksikal dengan arti percaya. Sejalan dengan
makna ini maka orang yang percaya tersebut mukmin.
Didalam islam, wujud iman seseorang diasaskan penegakkanya kepada rukun
iman. Keimanan itu diwujudkan dalam kepercayaan hati,pengakuan, dan prilakunya.
Pada tingkatan prilaku inilah wujud iman tersebut dapat terlihat.
Rukun iman yang dimaksud adalah:
1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah ialah membenarkan dengan penuh keyakinan tanpa
sedikitpun keraguan akan adanya Allah dan keesan-Ny, baik pada
Rububiyyah,uluhiyyah, maupun asma wa sifat-Nya.
2. Iman kepada mailkat Allah
Seorang mukmin wajib mengakui dan mengimani adanya malaikat.
Mereka adalah makhluk Allah yang senanntiasa taat kepada perintah-Nya
dan tidak pernah melakukan maksiat sebagaimana firman Allah (Qs At-
Tahrim:6):

Artinya : Malaikat-malaikat tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang


diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah


Iman kepada kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa aeluruh kitab-
kitab yang diturunkan itu datangnya dari Allah. Ayat-ayat yang ada didala
kitab-kitab tersebut adalah kalam Allah. Diantaranya adalah Kitab
Taurat,Zabur, Injil dan Al-Quran.
Kedudukan Al-Quran terhadap kitab-kitab sebelmnya adalah sebagai
saksi, pembenar, menghapuskan sebagian hukum dan menetapkan
sebagaian lainnya sesuai dengan kehendak Allah. Umat islam diwajibkan
untuk mengikuti pesan-pesan Al-Quran baik pada lahir maupn batin dan
kita tidak boleh berpaling darinya. Allah berfirman :
(Qs.Al-Anam:155:

Artinya : Dan ini adalah Kitab (Al-Quran) yang Kami turunkan


dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat
rahmat.

Wujud keimanan kita kepada kitab Allah adalah menjadikan Al-Quran


sebagai pedoman hidup kita didalam setiap aspek dan dimensi
kehidupannya baik untuk pribadi,keluarga,masyarakat maupun bernegara.
4. Iman kepada Rasul Allah
Iman kepada Rasul Allah adalah membenarkan dengan sesungguhnya
bahwa Allah mengutus kepada setiap umat ini seorang rasul untuk
membimbing mereka. Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir untuk
seluruh umat manusia pada zamannya dan jzaman-zaman setelahnya
hingga hari akhirat. Oleh sebab itu, tidak ada lagi nabi dan rasul sesudah
beliau. Allah berfirman : (Qs.Al-Ahzab:40)

Artinya : Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki


di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan
adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tugas seorang rasul adalah mengajak manusia untuk mentauhidkan


Allah dan menjauhkan kesyirikkan serta menjalan syariat yang dibawanya.
Allah berfirman:(Qs.Annisa:150-152)
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-
rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara Allah dan rasul-rasul-
Nya, dengan mengatakan, "Kami beriman kepada sebagian (dari rasul-
rasul itu), dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)," serta bermaksud
(dengan perkataan itu) mengambil jalan (lain) di antara yang demikian
(iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.
Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang
menghinakan. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-
Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, ke lak
Allah akan memberikan kepada mereka pahala. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.

Para rasul dibekali Allah mukjizat untuk mengukuhkan eksistensi


kerasulan. Mukjizat adalah perkara dilua kebiasaan yang dilakukan oleh
Allah melalui para nabi dan rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran
kenabian dan keabsahan risalahnya. Jika sesuatu keajaiban itu terjadi
kepada orang yang taat kepada Allah maka ia disebut karamah,jika terjadi
kepada orang mukmin biasa maka disebut maunah. Dan jika terjaadi
kepada orang fasik dan kafir maka disebut istidraj.
Wujud iman kepada rasullah adalah melaksanakan segala sunnahnya
dan menjauhi segala larangannya. Sunnah adalah setiap perkataan,
pebuatan ddan pengakuan Nabi saw . kedudukan sunnah terhadap al-
quran adalah sebagai penjelas,pemerinci dan penetap syariat yang tidak
dikemukakan secara jelas di dalam al-Quran. Tidaklah beriman seseorang
yang tidak mengakui kebenaran Sunnah Rasullah saw, secara mutlak.
Allah berfirman (Qs.An-Nisa:65):
Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak
beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka
sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.

Allah juga berfirman di dalam Qs. Al-Imran:31-32:

Artinya : Katakanlah, Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah


aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah, Taatilah Allah dan
RasulNya; jika kamu berpaling, maka se-sungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang kafir.

Zat yang berhak untuk menetapkan hukum didalam agama ini adalah
Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu maka tidak diperkenankan siapapun
untuk melakukan bidah.bidah adalah segala sesuatu yang baru tentang
ajaran agama yang tidak ada dali dari Al-Quran dan Hadist.

5. Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada Hari Akhir adalah menyakini sepenuh hati tanpa keraguan
sedikitpun bahwa hari kiamat akan terjadi. Munculnya hari kiamat
merupakan waktu berakhirnya dunia ini. Banyak sekali ayat yan g
mendeskripsikan kejadian munculnya hari kiamat tersebut. Diantaranya
adalah seperti yang dijelaskan Allah pada Qs.Al-Waqiah:1-5:
Artinya : Apabila terjadi hari kiamat,(1) tidak seorangpun dapat
berdusta tentang kejadiannya (2), (Kejadian itu) merendahkan (satu
golongan) dan meninggikan (golongan yang lain) (3) apabila bumi
digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4), dan gunung-gunung dihancur
luluhkan seluluh-luluhnya (5)

Selanjutnya didalam Qs.at-Takwir:1-14 dijelaskan juga peristiwa


terjadinya hari kiamat tersebut :

Artinya: Apabila matahari digulung(1), dan apabila bintang-bintang


berjatuhan(2), dan apabila gunung-gunung dihancurkan(3), dan apabila unta-
unta yang bunting ditinggalkan (tidak diperdulikan(4)), dan apabila binatang-
binatang liar dikumpulkan(5), dan apabila lautan dipanaskan(6), dan apabila
ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh) (7), apabila bayi-bayi perempuan yang
dikubur hidup-hidup ditanya(9), karena dosa apakah dia dibunuh(10), dan
apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka(11), dan apabila
langit dilenyapkan(12), dan apabila neraka Jahim dinyalakan(13), dan
apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang
telah dikerjakannya. (14)

Dari surah diatas menggambarkan kepada kita betapa dasyatnya peristiwa hari
kiamat.pada hakikatnya, tidak ada yang mengetahui secara persis kapan terjadinya
hari kiamat kecuali Allah swt. Oleh sebab itu, kepastian secara mutlak tidak
dimilikioleh teknologi dan ilu pengetahuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada
Qs.al-Luqman:34:

Artinya : Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan


tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang
ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa
yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Wujud seorang beriman kepada Hari Kiamat dapt dilihat dari kesiapannya
untuk membekali diri menyongosng hari tersebut. Ketika ia benar-benar beriman
dengan hari yang dahsyat itu maka ia akan melaksanakan perintah Allah Swt. Dan
Rasul Saw. Serta menjauhi larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya tersebut.

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Qadar adalah ketentuan Allah, sementara qadha merupakan ketetapan-Nya


untuk mewujudkan qadar-Nya. Iman kepada Qada dan Qadar berarti percaya dan
yakin sepenuh hati bahwa Allah SWT mempunyai kehendak, ketetapan, keputusan
atas semua makhluk-Nya termasuk segala sesuatu yang meliputi semua kejadian yang
menimpa makhluk. Oleh sebab itu, ia harus berikhtiar untuk terus menjalani hidup ini
sesuai perintah Allah. Ia akan berada diatas tatanan sunnahtullah (hukum alam,
kausalitas, hukum sosial dan hukum sejarah) dan syariat-Nya. Dengan demikian, jika
ia ingin menjadi sukses maka ia akan berikhtiar dan memenuhi syarat-syarat
sunnatullah yang dapat menjadikan makhluk hidup itu menjadi sukses. Disamping itu
ia juga harus mengikut tatanan syariat untuk menggantungkan harapan hanya kepada
Allah. Oleh karena itu, seseorang akan melihat tanda-tanda takdirnya untuk masa
depan dengan melihat apa yang dia lakukan saat ini. Dengan kesadaran dan jalan
hidup yang ditempuh seperti ini, maka ia akan menjadi seorang hamba yang sesuai
dengan ajaran sunnahtullah, syariat, dalam menjalani taqdir-Nya.

B. ASAS KEISLAMAN DALAM AGAMA ISLAM

Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut
sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt.
dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal
itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-
pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak
dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Sedangkan menurut istilah Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW dan diperintahkan untuk mengajarkannya kepada manusia serta
mengajak mereka untuk memeluknya.
Rasulullah saw. Menyatakan bahwa islam adalah menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun,mendirikan shalat,menunaikkan zakat dan
berpuasa pada bulan ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu
Dalam hadist lain, dijelaskan bahwa maksud dari tidak menyekutukan Allah
itu dipertegas dalam dua kalimah syahadah (syahadataini). Hadist tersebut berbunyi
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu
anhuma-, katanya, Aku mendengar Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

Islam di bangun diatas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang
sebenarnya hingga dia mengimani dan melaksanakannya yaitu:
1. Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci islam dan pondasi
bangunannya. Makna syahadat la ilaha illallah ialah : tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah saja,dilah ilahi yang hak, sedangkan ilahi selainnya adalah batil dan
ilahi itu artinya sesuatu yang disembah. Dan makna syahadat: bahwasanya
Muhammad itu adalah Rasulullah ialah: membenarkan semua apa yang
diberitakannya, dan mentaati semua perintahnya srta menjauhi semua yang dilarang
dan dicegahnya.

2. Shalat Lima Waktu


Allah telah mengsyariatkan lima shalat setiap hari sebagai hubungana antara
seorang muslim dengan Tuhanya. Didalamnya dia bermunajat dan berdoa kepada-
Nya,disamping agar menjadi pencegah bagi muslim dari perbuatan keji dan mungkar.
Dan Alah telah menyiapkan bagi yang menunaikanya kebaikan dalam agama dan
kemantapan iman serta ganjaran,baik cepat maupun lambat.Maka dengan demikian
seorang hamba akan mendapatkan ketenangan jiwa dan kenyamanan raga yang akan
membuatnya bahagia di dunia dan akhirat.
3. Zakat Fitrah
Zakat yaitu sedekah yang dibayyar oleh orang yang memiliki harta
sampai nishab(kadar tertenrtu) setiap tahun,kepada yang berhak menerimanya seperti
kaum fakir dan lainya,diantara yang berhak menerima zakat.Zakat itu tidak di wjibkan
atas orang fakir yang tidak memiliki nishab,tapi hanya di wajibkan atas kaum kaya
untuk menyempurnakan agama dan islam mereka,meningkatkan kondisi dan akhlak
mereka,menolak segala balak dari mereka dan harta mereka,mensuccikan mereka dari
dosa,disamping sebagai bantuan bagi orang-orang yang membutuhkan dan fakir
diantara mereka,serta untuk memenuhi kebutuhan keseharian mereka,sementara zakat
hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari jumlah harta dan rizki yang diberikan
Allah kepada mereka.
4. Puasa pada Bulan Ramadhan
yaitu selama satu bulan saja setiap tahun,pada bulan ramadhan yang
mulia,yakni bulan kesembilan dari bulan-bulan hijriyah.Kaum muslimin secara
keseluruhan serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok
mereka,makan,minum,dan jimak di siang hari mulai terbit fajar sampai matahari
terbenam.Dan semua itu akan di ganti oleh Allah bagi mereka berkat karunia dan
kemurahan-Nya,dengan penyempurnaan agama dan iman mereka,serta peningkatan
kesempurnaan diri,dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainya,baik di dunia
maupun di akhirat yang telah di janjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.

5. Naik Haji bagi yang Mampu


yaitu menuju masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah
mewajibkan atas orang yang mampu sekali seumur hidup,Pada waktu itu kaum
muslimiin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia dimuka bumi
ini,menyembah tuhan yang satu,memakai pakaian yang sama,tidak ada perbedaan
antara pemimpin dan yang dipimpin,antara si kaya dan si fakir dan antara yang
berkulit putih dan berkulit hitam.Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah
tertentu,yang terpenting diantaranya adalah: wukuf di padang arafah,tawaf di
kabah,kiblatnya kaum muslimin, dan sai antara bukit shafa dan marwah.

Seorang muslim dituntut menjalankan syariat islam dengan ikhlas dan sesuai
dengan petunjut Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ada dua
syarat diterimanya amal ibadah seseorang yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesaui
dengan petunjuk syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak
sesaui dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka ibadah itu tidak akan diterima.
Demikian juga dengan ibadah yang dilakukan dengan sesuai petunjuk syariat tetapi
tidak dilakukan dengan ikhlas, maka ibadah itu juga tidak diterima.

Telah menjadi keyakinan kita ummat muslim bahwa islam adalah agama
yangbenar dan diRidhoi Allah. Oleh sebab itu, agama manapun selain agama Islam
tidak diterima disisi Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al-
Imran:19:

Artinya : Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam

Selanjutnya dijelaskan juga didalam firman Allah pada Qs.Al-Imran:85:

Artinya: Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali


tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-
orang yang rugi.

Allah telah menegaskan bahwa hanya islam agama yang diridhoi-Nya, namun
tetap saja manusia tidak mau beriman kepada Allah swt. Hal itu karena Allah tidak
memberikan taufiq hidayah kepadanya,sehingga qalbunya tidak mendapatkan cahaya
kebenaran yang terang benderang.
Sesungguhnya siapa saja yang memeluk islam sesuai dengan syariat, maka dia
adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menaati dan menempati syurga-syurga
yang telah disediakan-Nya. Oelh sebab itu bagi sebagian orang yang telah mendapat
petunjuk kepada islam untuk selalu bersyukur dan bersujud kepada-Nya. Serta
menjaga kemurnian dan meningkatkan kualitas ubudiyahnya kepada Allah. Sebab
tiada nikmat yang terbesar kecuali nikmat islam dan nimat syurga.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaanya dapat dilihat pada
ajarannya.islam mengatur segala aspek dari prinsip-prinsip kehidupan manusia. Islam
bersifat dinamis ,elastis dan universal. Dikatakan dinamis, karena islam memiliki
ajaran-ajaran yang dapat dan mampu menjawab tantangan jaman yang terus
berkembang. Oleh sebab itu ajaran islam akan tetap aktual sampai kapanpun.
Dikatakan elastis, karena agama islam sesuai dengan dengan kebutuhan kondisi
temporal manusia, khususnya yang berkaitan dengan muamalah. Islam dikatakan
universal, hal itu disebabkan ajarannya berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa
memangdang warna kulit,ras,suku, dan bangsa. Dengan demikian islam adalah agama
rahmat bagi seluruh alam.
Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara
ibadah,ekonomi, moralitas, sosial, kebudayaan, politik dan hubungan internasional.
Dengan kata lain islam mangatur seluruh aspek dan nilai-nilai kehidupan.

C . IHSAN DALAM AGAMA ISLAM


Menurut bahasa, ihsan berarti berbuat atau melakukan kebaikan. Hal ini sesuai
dengan firman Alllah pada surah An-Nahl ayat 90:

Artinya: sesuangguhnya Allah menyuruh ( kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada mu agar kamu
dapar mengambil pelajaran.

Tema ihsan sering disamakan dengan makna Akhlak. Dengan kata lain, ihsan
adalah suatu sikap dan tingkah laku yang baik menurut syariat, namujn, kata ini juga
biasa dipakai untuk pengertian suatu kesempurnaan. Sementara itu ihsan menurut
istilah yang diberikan oleh Rasul SAW. Adalah, sewaktu seseorang menyembah
Allah maka sekan-akan ia melihat Nya, jika ia tidak mampu melihat-Nya, maka ia
harus menyakini bahwa Allah benar benar melihat-Nya,
Hakikat ihsan menurut istilah tersebut mengandung arti bahwa dalam
menyembah Allah seseorang harus bersungguh-sungguh, serius , penuh keikhlasan,
dan tawaduk. Dalam hatinya harus tumbuh keyakinan bahwa Allah seakan-akan
berada dihadapannya dan melihatNya. Dengan kata lain, dia harus merasa bahwa
Allah selamanya hadir dan menyaksikan segala perbuatannya.
Imam an-Nawawi mengatakan bahwa ihsan berarti menjaga sopan santun
dalam beramal dimana kamu seakan-akan melihat Allah sebagaimana Allah melihat
kamu. Hal itu bukan karena kamu melihat-Nya, namaun karena Allah selamanya
melihat kamu. Oleh sebab itu, beribadahlah denagn baik meskipun kamu tidak dapat
melihat-Nya. Selanjutnya ia mengatakan:
Artinya: maksud kalam hadis ini adalah (a) bersungguh-sungguh dalam
keikhlasan ketika beribadah ; (b) muraqabah seorang hamba kepada tuhanNya dengan
kekhusuan, kekhuduan, dan lainnya. Sesungguhnya para ahli hakikat telah
menghramkan kepada majelis majelis shalihin agar menghindarkan diri dari sesuatu
yang tercela. Lalu, bagaimana tidak bahwa Allah akan senantiasa membukakan
kepada mereka rahasia dan lahirNya.)
Dalam hal itu, ihsan merupaka salah satu faktor utama dalam menentukan
diterima atau ditolaknya suatu amal ibadah seseorang kepada Allah. Karena, Ikhlas,
tawaduk dan khusyuk, muncul dari sikap ihsan dan beribadah kepadaNya.

D. HUBUNGAN IMAN,ISLAM,dan IKHSAN

Hubungan Iman, Islam dan Ihsan Iman, slam dah ihsan hubungannya sendiri
sangat erat. Sebagaimana dalam hadits nabi SAW yang artinya: Dari Umar
radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya
berkata, Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?, Maka bersabdalah
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak
ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi haji jika mampu , kemudian dia berkata, anda benar . Kami semua heran, dia
yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
Beritahukan aku tentang Iman . Lalu beliau bersabda, Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul- Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk , kemudia dia berkata,
anda benar. Kemudian dia berkata lagi: Beritahukan aku tentang ihsan . Lalu
beliau bersabda, Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakanakan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau . Kemudian dia
berkata, Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya). Beliau
bersabda, Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,
Beritahukan aku tentang tanda-tandanya , beliau bersabda, Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya , kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian
beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wasallam) bertanya, Tahukah engkau siapa yang
bertanya ?. Aku berkata, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui . Beliau
bersabda, Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian . (Riwayat Muslim)[4]
Hadis di atas mengetengahkan 4 (empat) masalah pokok yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu iman, Islam, ihsan, dan hari kiamat. Pernyataan Nabi saw. di
penghujung hadis di atas bahwa itu adalah Malaikat Jibril datang mengajarkan
agama kepada manusia mengisyaratkan bahwa keempat masalah yang disampaikan
oleh malaikat Jibril dalam hadis di atas terangkum dalam istilah ad-din (baca: agama
Islam).
Hal ini menunjukkan bahwa keberagamaan seseorang baru dikatakan benar
jika dibangun di atas pondasi Islam dengan segala kriterianya, disemangati oleh iman,
segala aktifitas dijalankan atas dasar ihsan, dan orientasi akhir segala aktifitas adalah
ukhrawi. Atas dasar tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam
sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman
tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan
Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab
ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih dalam ibadah.
Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam, iman, dan ihsan) dengan hari
kiamat karena karena hari kiamat (baca: akhirat) merupakan terminal tujuan dari
segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran dari segala aktifitas manusia
yang kepastaian kedatangannya menjadi rahasia Allah swt. Sesungguhnya Islam dan
iman apabila bertemu dalam satu tempat, maka Islam ditafsirkan sebagai amalan-
amalan lahir, sedangkan iman ditafsirkann sebagai amalan-amalan batin yang berupa
keyakinan.
Namun jika keduanya disebut secara tersendiri atau terpisah, maka masing-
masing dari keduanya ditafsirkan dengan tafsir yang lain, yaitu bahwa, Islam
ditafsirkan dengan keyakinan dan amalan-amalan lahir, sebagaimana halnya iman
juga ditafsirkan demikian.
Keduanya merupakan sesuatu yang wajib, sehingga keridhaan Allah tidak
akan bisa diraih dan seseorang tidak akan bisa selamat dari siksa-Nya kecuali dengan
kepasrahan lahir yang disertai dengan keyakinan hati. Karenanya, tidak boleh
memisahkan antara keduanya.
Maka dari itu, seseorang tidak akan dapat menyempurnakan keimanan dan
keislamannya yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan melaksanakan perintah-
perintah dan menjauhi laranngan-larangan-Nya. Sebagaimana kesempurnaan tidak
mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju, karena adanya perbedaan
tingkatan sesuai dengan tingginya kuantitas dan kualitas amal serta keyakinan.
Terdapat juga perbedaan yang merupakan ciri di antara ketiganya. Iman lebih
menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. Islam adalah sikap aktif untuk
berbuat/beramal. ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam,yang sekaligus
merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Iman, islam dan ihsan merupakan tripologi agam islam diman sesuai
dengan hadits nabi diatas.
Iman, islam dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya
menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman.
Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam.
Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih
dalam ibadah
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam adalah
sikap aktif untuk berbuat/beramal,ihsan merupakan perwujudan dari iman dan
islam,yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri
Daftar Pustaka

DR. MUH. Muinudillah Basri, Maerwandi Tarmizi. MUHYIDDIN YAHYA


BIN SYARAF NAWAWI, 2010. Ebook. Islamhouse.com
Muhammad Bin Abdul Wahab. TIGA LANDASAN UTAMA. 2007. Ebook
islamhose.com
Muhammad bin Sholeh Al-Ustaimin. PRINSIP-PRINSIP DASAR
KEIMANAN. 2007. Ebook islamhose.com Abu Bakar Jabir Al-Jazairi. MINHAJUL
MUSLIM. Penerbit Insan Kamil, Kertosuro. 2011.

Anda mungkin juga menyukai