PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang yang ingin mendalami agamanya secara mendalam perlu
mempelajari teologi yang terdapat dalam agama yang dianutinya. Mempelajari
teologi akan memberikan seseorang keyakinan berdasarkan pada landasan kuat,
yang tidak mudah diumbang-ambingkan oleh perubahan zaman. Ini adalah
diantara cuplikan kata- kata pendahuluan Harun Nasution di dalam bukunya
Teologi Islam.
Dalam agama Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, Ihsan. Tiap-
tiap tingkatan memiliki rukun-rukun yang membangunnya.
Jika Islam dan Iman disebut secara bersamaan, maka yang dimaksud Islam
adalah amalan-amalan yang tampak dan mempunyai lima rukun. Sedangkan yang
dimaksud Iman adalah amal-amal batin yang memiliki enam rukun. Dan jika
keduanya berdiri sendiri-sendiri, maka masing-masing menyandang makna dan
hukumnya tersendiri.
Ihsan berarti berbuat baik. Orang yang berbuat Ihsan disebut muhsin berarti
orang yang berbuat baik.setiap perbuatan yang baik yang nampak pada sikap jiwa
dan prilaku yang sesuai atau dilandaskan pada aqidah da syariat Islam disebut
Ihsan. Dengan demikian akhlak dan Ihsan adalah dua pranata yang berada pada
suatu sistem yang lebih besar yang disebut akhlaqul karimah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Zat yang berhak untuk menetapkan hukum didalam agama ini adalah
Allah dan Rasul-Nya. Oleh karena itu maka tidak diperkenankan siapapun
untuk melakukan bidah.bidah adalah segala sesuatu yang baru tentang
ajaran agama yang tidak ada dali dari Al-Quran dan Hadist.
Dari surah diatas menggambarkan kepada kita betapa dasyatnya peristiwa hari
kiamat.pada hakikatnya, tidak ada yang mengetahui secara persis kapan terjadinya
hari kiamat kecuali Allah swt. Oleh sebab itu, kepastian secara mutlak tidak
dimilikioleh teknologi dan ilu pengetahuan. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada
Qs.al-Luqman:34:
Wujud seorang beriman kepada Hari Kiamat dapt dilihat dari kesiapannya
untuk membekali diri menyongosng hari tersebut. Ketika ia benar-benar beriman
dengan hari yang dahsyat itu maka ia akan melaksanakan perintah Allah Swt. Dan
Rasul Saw. Serta menjauhi larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya tersebut.
Dari segi kebahasaan, Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Oleh sebab itu orang yang berserah diri, patuh, dan taat kepada Allah swt. disebut
sebagai orang Muslim.
Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata Islam dari segi
kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat, dan berserah diri kepada Allah swt.
dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hal
itu dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri sendiri, bukan paksaan atau berpura-
pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak
dalam kandungan telah menyatakan patuh dan tunduk kepada Allah.
Sedangkan menurut istilah Islam adalah agama Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW dan diperintahkan untuk mengajarkannya kepada manusia serta
mengajak mereka untuk memeluknya.
Rasulullah saw. Menyatakan bahwa islam adalah menyembah Allah dan tidak
menyekutukan-Nya dengan suatu apapun,mendirikan shalat,menunaikkan zakat dan
berpuasa pada bulan ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu
Dalam hadist lain, dijelaskan bahwa maksud dari tidak menyekutukan Allah
itu dipertegas dalam dua kalimah syahadah (syahadataini). Hadist tersebut berbunyi
Dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu
anhuma-, katanya, Aku mendengar Nabi Shallallahualaihi Wasallam bersabda,
Islam dibangun di atas lima: persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak
disembah dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.
Islam di bangun diatas lima rukun. Seseorang tidak akan menjadi muslim yang
sebenarnya hingga dia mengimani dan melaksanakannya yaitu:
1. Mengucap Dua Kalimat Syahadat
Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci islam dan pondasi
bangunannya. Makna syahadat la ilaha illallah ialah : tidak ada yang berhak disembah
kecuali Allah saja,dilah ilahi yang hak, sedangkan ilahi selainnya adalah batil dan
ilahi itu artinya sesuatu yang disembah. Dan makna syahadat: bahwasanya
Muhammad itu adalah Rasulullah ialah: membenarkan semua apa yang
diberitakannya, dan mentaati semua perintahnya srta menjauhi semua yang dilarang
dan dicegahnya.
Seorang muslim dituntut menjalankan syariat islam dengan ikhlas dan sesuai
dengan petunjut Allah dan Rasul-Nya. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa ada dua
syarat diterimanya amal ibadah seseorang yaitu dilakukan dengan ikhlas dan sesaui
dengan petunjuk syariat. Jika amal ibadah dikerjakan dengan ikhlas tetapi tidak
sesaui dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, maka ibadah itu tidak akan diterima.
Demikian juga dengan ibadah yang dilakukan dengan sesuai petunjuk syariat tetapi
tidak dilakukan dengan ikhlas, maka ibadah itu juga tidak diterima.
Telah menjadi keyakinan kita ummat muslim bahwa islam adalah agama
yangbenar dan diRidhoi Allah. Oleh sebab itu, agama manapun selain agama Islam
tidak diterima disisi Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah pada surah Al-
Imran:19:
Allah telah menegaskan bahwa hanya islam agama yang diridhoi-Nya, namun
tetap saja manusia tidak mau beriman kepada Allah swt. Hal itu karena Allah tidak
memberikan taufiq hidayah kepadanya,sehingga qalbunya tidak mendapatkan cahaya
kebenaran yang terang benderang.
Sesungguhnya siapa saja yang memeluk islam sesuai dengan syariat, maka dia
adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk menaati dan menempati syurga-syurga
yang telah disediakan-Nya. Oelh sebab itu bagi sebagian orang yang telah mendapat
petunjuk kepada islam untuk selalu bersyukur dan bersujud kepada-Nya. Serta
menjaga kemurnian dan meningkatkan kualitas ubudiyahnya kepada Allah. Sebab
tiada nikmat yang terbesar kecuali nikmat islam dan nimat syurga.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaanya dapat dilihat pada
ajarannya.islam mengatur segala aspek dari prinsip-prinsip kehidupan manusia. Islam
bersifat dinamis ,elastis dan universal. Dikatakan dinamis, karena islam memiliki
ajaran-ajaran yang dapat dan mampu menjawab tantangan jaman yang terus
berkembang. Oleh sebab itu ajaran islam akan tetap aktual sampai kapanpun.
Dikatakan elastis, karena agama islam sesuai dengan dengan kebutuhan kondisi
temporal manusia, khususnya yang berkaitan dengan muamalah. Islam dikatakan
universal, hal itu disebabkan ajarannya berlaku untuk seluruh umat manusia tanpa
memangdang warna kulit,ras,suku, dan bangsa. Dengan demikian islam adalah agama
rahmat bagi seluruh alam.
Islam merupakan satu-satunya agama yang sempurna mengatur tata cara
ibadah,ekonomi, moralitas, sosial, kebudayaan, politik dan hubungan internasional.
Dengan kata lain islam mangatur seluruh aspek dan nilai-nilai kehidupan.
Tema ihsan sering disamakan dengan makna Akhlak. Dengan kata lain, ihsan
adalah suatu sikap dan tingkah laku yang baik menurut syariat, namujn, kata ini juga
biasa dipakai untuk pengertian suatu kesempurnaan. Sementara itu ihsan menurut
istilah yang diberikan oleh Rasul SAW. Adalah, sewaktu seseorang menyembah
Allah maka sekan-akan ia melihat Nya, jika ia tidak mampu melihat-Nya, maka ia
harus menyakini bahwa Allah benar benar melihat-Nya,
Hakikat ihsan menurut istilah tersebut mengandung arti bahwa dalam
menyembah Allah seseorang harus bersungguh-sungguh, serius , penuh keikhlasan,
dan tawaduk. Dalam hatinya harus tumbuh keyakinan bahwa Allah seakan-akan
berada dihadapannya dan melihatNya. Dengan kata lain, dia harus merasa bahwa
Allah selamanya hadir dan menyaksikan segala perbuatannya.
Imam an-Nawawi mengatakan bahwa ihsan berarti menjaga sopan santun
dalam beramal dimana kamu seakan-akan melihat Allah sebagaimana Allah melihat
kamu. Hal itu bukan karena kamu melihat-Nya, namaun karena Allah selamanya
melihat kamu. Oleh sebab itu, beribadahlah denagn baik meskipun kamu tidak dapat
melihat-Nya. Selanjutnya ia mengatakan:
Artinya: maksud kalam hadis ini adalah (a) bersungguh-sungguh dalam
keikhlasan ketika beribadah ; (b) muraqabah seorang hamba kepada tuhanNya dengan
kekhusuan, kekhuduan, dan lainnya. Sesungguhnya para ahli hakikat telah
menghramkan kepada majelis majelis shalihin agar menghindarkan diri dari sesuatu
yang tercela. Lalu, bagaimana tidak bahwa Allah akan senantiasa membukakan
kepada mereka rahasia dan lahirNya.)
Dalam hal itu, ihsan merupaka salah satu faktor utama dalam menentukan
diterima atau ditolaknya suatu amal ibadah seseorang kepada Allah. Karena, Ikhlas,
tawaduk dan khusyuk, muncul dari sikap ihsan dan beribadah kepadaNya.
Hubungan Iman, Islam dan Ihsan Iman, slam dah ihsan hubungannya sendiri
sangat erat. Sebagaimana dalam hadits nabi SAW yang artinya: Dari Umar
radhiyallahu `anhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah
shallahu`alaihi wa sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang
mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak
padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua
lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah shallahu`alaihi wa sallam) seraya
berkata, Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?, Maka bersabdalah
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam: Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak
ada ilah (tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan
pergi haji jika mampu , kemudian dia berkata, anda benar . Kami semua heran, dia
yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:
Beritahukan aku tentang Iman . Lalu beliau bersabda, Engkau beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul- Nya dan hari akhir dan
engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk , kemudia dia berkata,
anda benar. Kemudian dia berkata lagi: Beritahukan aku tentang ihsan . Lalu
beliau bersabda, Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakanakan engkau
melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau . Kemudian dia
berkata, Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya). Beliau
bersabda, Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ". Dia berkata,
Beritahukan aku tentang tanda-tandanya , beliau bersabda, Jika seorang hamba
melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada,
miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan
bangunannya , kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian
beliau (Rasulullah shallahu`alaihi wasallam) bertanya, Tahukah engkau siapa yang
bertanya ?. Aku berkata, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui . Beliau
bersabda, Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan
agama kalian . (Riwayat Muslim)[4]
Hadis di atas mengetengahkan 4 (empat) masalah pokok yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu iman, Islam, ihsan, dan hari kiamat. Pernyataan Nabi saw. di
penghujung hadis di atas bahwa itu adalah Malaikat Jibril datang mengajarkan
agama kepada manusia mengisyaratkan bahwa keempat masalah yang disampaikan
oleh malaikat Jibril dalam hadis di atas terangkum dalam istilah ad-din (baca: agama
Islam).
Hal ini menunjukkan bahwa keberagamaan seseorang baru dikatakan benar
jika dibangun di atas pondasi Islam dengan segala kriterianya, disemangati oleh iman,
segala aktifitas dijalankan atas dasar ihsan, dan orientasi akhir segala aktifitas adalah
ukhrawi. Atas dasar tersebut di atas, maka seseorang yang hanya menganut Islam
sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman. Sebaliknya, iman
tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam. Selanjutnya, kebermaknaan
Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika dibarengi dengan ihsan, sebab
ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih dalam ibadah.
Keterkaitan antara ketiga konsep di atas (Islam, iman, dan ihsan) dengan hari
kiamat karena karena hari kiamat (baca: akhirat) merupakan terminal tujuan dari
segala perjalanan manusia tempat menerima ganjaran dari segala aktifitas manusia
yang kepastaian kedatangannya menjadi rahasia Allah swt. Sesungguhnya Islam dan
iman apabila bertemu dalam satu tempat, maka Islam ditafsirkan sebagai amalan-
amalan lahir, sedangkan iman ditafsirkann sebagai amalan-amalan batin yang berupa
keyakinan.
Namun jika keduanya disebut secara tersendiri atau terpisah, maka masing-
masing dari keduanya ditafsirkan dengan tafsir yang lain, yaitu bahwa, Islam
ditafsirkan dengan keyakinan dan amalan-amalan lahir, sebagaimana halnya iman
juga ditafsirkan demikian.
Keduanya merupakan sesuatu yang wajib, sehingga keridhaan Allah tidak
akan bisa diraih dan seseorang tidak akan bisa selamat dari siksa-Nya kecuali dengan
kepasrahan lahir yang disertai dengan keyakinan hati. Karenanya, tidak boleh
memisahkan antara keduanya.
Maka dari itu, seseorang tidak akan dapat menyempurnakan keimanan dan
keislamannya yang telah diwajibkan atasnya kecuali dengan melaksanakan perintah-
perintah dan menjauhi laranngan-larangan-Nya. Sebagaimana kesempurnaan tidak
mengharuskan sampainya pada puncak yang dituju, karena adanya perbedaan
tingkatan sesuai dengan tingginya kuantitas dan kualitas amal serta keyakinan.
Terdapat juga perbedaan yang merupakan ciri di antara ketiganya. Iman lebih
menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. Islam adalah sikap aktif untuk
berbuat/beramal. ihsan merupakan perwujudan dari iman dan islam,yang sekaligus
merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Iman, islam dan ihsan merupakan tripologi agam islam diman sesuai
dengan hadits nabi diatas.
Iman, islam dan ihsan saling berhubungan karena seseorang yang hanya
menganut Islam sebagai agama belumlah cukup tanpa dibarengi dengan iman.
Sebaliknya, iman tidaklah berarti apa-apa jika tidak didasari dengan Islam.
Selanjutnya, kebermaknaan Islam dan iman akan mencapai kesempurnaan jika
dibarengi dengan ihsan, sebab ihsan mengandung konsep keikhlasan tanpa pamrih
dalam ibadah
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati, Islam adalah
sikap aktif untuk berbuat/beramal,ihsan merupakan perwujudan dari iman dan
islam,yang sekaligus merupakan cerminan dari kadar iman dan islam itu sendiri
Daftar Pustaka