Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam bidang termodinamika (ilmu yang mempelajari konversi energi),
energi memiliki tiga bentuk dan sifat. Energi bisa berbentuk kinetik, potensial, dan
internal (energi dalam). Energi memiliki sifat bisa disimpan (stored), dipindahkan
(transferred), dan diubah bentuknya (transformed). Energi kinetik bisa dijumpai
pada benda yang bergerak, energi potensial dijumpai pada benda yang memiliki
ketinggian terhadap referensi tertentu (sehingga bisa dimanfaatkan), dan energi
internal terdapat dalam ikatan antar atom/molekul, muatan elektron pada
atom/molekul, gerak atom/molekul, dsb. Energi bisa disimpan dalam ke-tiga
bentuknya tersebut, seperti energi kinetik pada flywheel, energi potensial pada air
berketinggian tertentu, dan energi internal pada bahan bakar atau bahan kimia
Menggunakan energi pada dasarnya memanfaatkan efek perpindahan
energi. Ada dua jenis perpindahan energi, yakni kerja (work) dan perpindahan
panas (heat transfer). Kerja dipicu oleh perbedaan potensi mekanik atau elektrik,
dan perpindahan panas dipicu oleh perbedaan temperatur.
Bila kita cermati, sumber-sumber energi yang umum digunakan manusia
bisa digolongkan berdasarkan bentuk energinya, misalnya bentuk energi angin
adalah kinetik, bentuk energi air adalah potensial, dan bentuk energi matahari
adalah internal. Energi angin dan air berpindah melalui kerja, sedangkan energi
matahari berpindah melalui perpindahan panas. Bahan bakar fosil (minyak, gas, dan
batubara) yang saat ini merupakan energi dominan di dunia juga tergolong dalam
bentuk energi internal.
Dalam pemilihan sumber energi, setidaknya terdapat empat parameter penting yang
patut diperhatikan, yakni: jumlah/cadangan energi, kerapatan energi (energy
density [energi per volume sumber energi]), kemudahan penyimpanan energi
(energy storage), dan kemudahan perubahan/perpindahan energi. Bila kemudian
faktor lingkungan juga diperhitungkan, maka efek pencemaran lingkungan juga
menjadi parameter penting bagi sebuah sumber energi. Dibandingkan dengan
sumber energi yang lain, saat ini bahan bakar fosil unggul dalam hal jumlah,
kerapatan, kemudahan penyimpanan, dan kemudahan perubahan/perpindahan
energi. Maka tidak mengherankan bahwa peradaban manusia modern saat ini cukup
didominasi oleh bahan bakar fosil.
Namun patut diakui bahwa bahan bakar fosil merupakan salah satu
pencemar utama lingkungan (atmosfer). Sedangkan mengenai cadangan bahan
bakar fosil, hingga saat ini masih belum ada kesepakatan tentang jumlah riil yang
dimiliki dunia; salah satunya karena kemajuan teknologi semakin bisa mengungkap
cadangan-cadangan baru bahan bakar fosil di kedalaman bumi. Namun secara
umum, mayoritas ilmuwan meyakini bahwa suatu saat bahan bakar fosil akan habis.
Dari ke-lima parameter utama sumber energi di atas, kecenderungan global
menunjukkan bahwa, faktor jumlah/cadangan energi dan efek pencemaran
lingkungan menjadi sangat penting, meski ke-tiga parameter yang lain tetap
diperhitungkan
Pada makalah ini akan dibahas mengenai energi angin. Dimana energi angin
ini ramah lingkungan, memiliki kerapatan energi dan perpindahan energinya cukup
baik. Pengembanagan energi angin ini di Indonesia pun sangat mungkin dilakuakn
karena potensi wilayah Indonesia yang umumnya merupakan wilayah pesisisr yang
melimpah dengan anginnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Energi Angin ?
2. Asal Energi Angin ?
3. Apa prinsip kerja Energi Angin ?
4. Bagaimana perkembangan pembangkit listrik tenaga angin ?
5. Apa saja factor yang berperan pada pembangkit tenaga angin ?
6. Apa prinsip kerja turbin kincir angin ?
7. Bagaimana mekanisme turbin angin ?
8. Apa apa saka kenis turbin angin

2
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Energi Angin
2. Untuk mengetahui asal Energi Angin
3. Untuk mengetahui prinsip kerja Energi Angin
4. Untuk mengetahui perkembangan pembangkit listrik tenaga angin
5. Untuk mengetahui faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin
6. Untuk mengetahui prinsip kerja turbin kincir angin
7. Untuk mengetahui mekanisme turbin angin
8. Untuk mengetahui jenis turbin angin

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Agar dapat mengetahui pengertian dari Energi Angin
2. Agar dapat mengetahui asal Energi Angin
3. Agar dapat mengetahui prinsip kerja Energi Angin
4. Agar dapat mengetahui perkembangan pembangkit listrik tenaga angin
5. Agar dapat mengetahui faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin
6. Agar dapat mengetahui prinsip kerja turbin kincir angin
7. Agar dapat mengetahui mekanisme turbin angin
8. Agar dapat mnegetahui jenis turbin angin

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Energi angin
Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan
energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana-mana, baik di daerah
dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.

2.2 Asal energy angin


Semua energi yang dapat diperbaharui dan bahkan energi pada bahan bakar
fosil-kecuali energi pasang surut dan panas bumi-berasal dari Matahari. Matahari
meradiasi 1,74 x 1.014 kilowatt jam energi ke Bumi setiap jam. Dengan kata lain,
Bumi menerima 1,74 x 1.017 watt daya.
Sekitar 1-2 persen dari energi tersebut diubah menjadi energi angin. Jadi,
energi angin berjumlah 50-100 kali lebih banyak daripada energi yang diubah
menjadi biomassa oleh seluruh tumbuhan yang ada di muka Bumi.
Sebagaimana diketahui, pada dasarnya angin terjadi karena ada perbedaan
energi antara udara panas dan udara dingin. Daerah sekitar khatulistiwa yang panas,
yaitu pada busur 0, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan,
naik ke atas dan bergerak ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah kutub.
Sebaliknya di daerah kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke
bawah. Dengan demikian terjadi suatu perputaran udara, berupa perpindahan udara
dari kutub Utara ke garis Khatulistiwa menyusuri permukaan bumi, dan sebaliknya,
suatu perpindahan udara dari garis khatulistiwa kembali ke kutub Utara, melalui
lapisan udara yang lebih tinggi. Udara yang bergerak inilah yang merupakan energy
yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk memutar turbin dan akhirnya
dapat menghasilkan listrik.

4
2.3 Prinsip kerja Energi Angin
Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan
energi air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana mana baik di daerah
dataran tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.
Adapun prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah
energi dari angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu kincir angin
digunakan untuk memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik.
Sebenernya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-
sisterm yang dapat meningkatkan safety dan efesiensi dari turbin angin, yaitu :
1. Gearbox : alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi
putaran tinggi.
2. Brake System : digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox
agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang
karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini
akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang
telah ditentukan. Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang
cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat
merusak generator.
3. generator : ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan energi
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros
pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan
kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan
terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini
akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini

5
berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih
sinusoidal.
4. Penyimpan Energi: karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak
sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak
menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai
back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat
atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan
permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu
menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat
turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat
menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat
penyimpan energi. Contoh dari alat ini adalah aki. Kendala dalam menggunakan
alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk meng-
charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya
AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk
mengakomodasi keperluan ini.
5. Rectifier-inverter: rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan
gelombang sinusoidal (AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang
DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energy
(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC.
Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka
diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki
menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.

2.4 Perkembangan pembangkit listrik tenaga angin


Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit
Listrik Tenaga Angin mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin energi kincir angin.
Pemanfaatan energ angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan

6
oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari total
kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan energi terdepan
dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total kapasitas
pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai 170 GigaWatt.
Indonesia,energi kepulauan yang 2/3 wilayahnya adalah lautan dan
mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu 80.791,42 Km merupakan
wilayah potensial untuk pengembangan pembanglit listrik tenaga angin. Di tengah
potensi angin melimpah di kawasan pesisir Indonesia tersebut, total kapasitas
terpasang dalam energi konversi energi angin saat ini kurang dari 800 kilowatt.
Di seluruh Indonesia, lima unit kincir angin pembangkit berkapasitas
masing-masing 80 kilowatt (Kw) sudah dibangun. Tahun 2007, tujuh unit dengan
kapasitas sama menyusul dibangun di empat lokasi, masing-masing di Pulau
Selayar tiga unit, Sulawesi Utara dua unit, dan Nusa Penida, Bali, serta Bangka
Belitung, masing-masing satu unit. Mengacu pada kebijakan energi nasional, maka
pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) ditargetkan mencapai 250 megawatt (MW)
pada tahun 2025.

2.5 Faktor yang berperan pada pembangkit tenaga angin


Faktor yang sangat berperan dalam pembangkitan energi angin adalah
kecepatan angin. Kecepatan angin/udara diukur dengan anemometer. Jika tingkat
keakuratan alat tersebut 3%, artinya daya yang dikeluarkan akan berada dalam
kisaran +/- 9%. Kecepatan angin akan berfluktuasi terhadap waktu dan tempat. Di
Indonesia misalnya kecepatan angin di siang hari bisa lebih kencang dibandingkan
malam hari. Di beberapa lokasi bahkan pada malam hari tidak terjadi gerakan udara
yang signifikan.
Udara yang bergerak dekat dengan permukaan tanah akan mempunyai
kecepatan nol dan kemudian meningkat terhadap ketinggian. Fenomena ini alamiah
terjadi pada aliran dekat permukaan yang tidak bergerak. Dimana bila terlalu dekat
dengan permukaan tanah, kecepatan angin yang diperoleh akan kecil sehingga daya
yang dihasilkan sangat sedikit. Semakin tinggi akan semakin baik. Untuk

7
memperoleh kecepatan angin di kisaran 5-7 m/s umumnya diperlukan ketinggian
5-12 m.
Untuk baling-baling yang besar (katakanlah diameter 20 m), kecepatan
angin pada ujung baling-baling bagian atas kira-kira 1,2 kali dari kecepatan angin
ujung baling-baling bagian bawah. Artinya, baling-baling pada saat di atas akan
terkena gaya dorong yang lebih besar dari pada baling-baling pada saat di bawah.
Faktor ini perlu diperhatikan pada saat mendesain kekuatan baling-baling dan tiang
(menara) khususnya pada turbin angin yang besar.
Kecepatan angin juga dipengaruhi oleh kontur dari permukaan. Di daerah
perkotaan dengan banyak rumah, apartemen dan perkantoran bertingkat, kecepatan
angin akan rendah. Bandingkan dengan kecepatan angin pada daerah lapang.
Kepadatan benda di permukaan bumi akan menyebabkan angin mudah bergerak
atau tidak. Faktor porositas ini juga penting untuk diperhatikan manakala
mendesain turbin angin.

2.6 Prinsip kerja turbin kincir angin


Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin,
diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibagian belakang turbin angin,
sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi Listrik ini biasanya akan
disimpan ke dalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan.

2.7 Mekanisme turbin angin


Sebuah pembangkit listrik tenaga angin dapat dibuat dengan
menggabungkan beberapa turbin angin sehingga menghasilkan listrik ke unit
penyalur listrik. Listrik dialirkan melalui kabel transmisi dan didistribusikan ke
rumah-rumah, kantor, sekolah, dan sebagainya.
Turbin angin dapat memiliki tiga buah bilah turbin. Jenis lain yang umum
adalah jenis turbin dua bilah. Jadi, bagaimana turbin angin menghasilkan listrik?
Turbin angin bekerja sebagai kebalikan dari kipas angin. Bukannya menggunakan
listrik untuk membuat angin, seperti pada kipas angin, turbin angin menggunakan
angin untuk membuat listrik.

8
Angin akan memutar sudut turbin, kemudian memutar sebuah poros yang
dihubungkan dengan generator, lalu menghasilkan listrik. Turbin untuk pemakaian
umum berukuran 50-750 kilowatt. Sebuah turbin kecil, kapasitas 50 kilowatt,
digunakan untuk perumahan, piringan parabola, atau pemompaan air.

2.8 Jenis turbin angin


Dalam perkembangannya, turbin angin dibagi menjadi jenis turbin angin
energi dan turbin angin Darrieus. Kedua jenis turbin inilah yang kini memperoleh
perhatian besar untuk dikembangkan. Pemanfaatannya yang umum sekarang sudah
digunakan adalah untuk memompa air dan pembangkit tenaga listrik.
Turbin angin energi adalah jenis turbin angin dengan poros horizontal
seperti baling- baling pesawat terbang pada umumnya. Turbin angin ini harus
diarahkan sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya.
Kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer.
Anemometer jenis mangkok adalah yang paling banyak digunakan. Anemometer
mangkok mempunyai sumbu energi dan tiga buah mangkok yang berfungsi
menangkap angin.
Jumlah putaran per menit dari poros anemometer dihitung secara elektronik.
Biasanya, anemometer dilengkapi dengan sudut angin untuk mendeteksi arah angin.
Jenis anemometer lain adalah anemometer energi atau jenis laser yang
mendeteksi perbedaan fase dari suara atau cahaya koheren yang dipantulkan dari
molekul-molekul udara.
Turbin angin Darrieus merupakan suatu energi konversi energi angin yang
digolongkan dalam jenis turbin angin berporos tegak. Turbin angin ini pertama kali
ditemukan oleh GJM Darrieus tahun 1920.
Keuntungan dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak memerlukan
mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu mendeteksi arah angin yang
paling tinggi kecepatannya) seperti pada turbin angin energi.
Di Indonesia telah mulai dikembangkan proyek percontohan baik oleh
lembaga penelitian maupun oleh pusat studi beberapa perguruan tinggi. Proyek ini
perlu memperoleh perhatian dari pihak yang terkait untuk dikembangkan karena

9
membutuhkan riset yang cukup intensif mengenai kecepatan angin, lokasi
penempatan turbin angin, serta cara untuk mengatur pembebanan turbin yang tidak
merata. Misalnya pada malam hari angin cukup kencang, sedangkan pada pagi dan
siang hari kecepatan angin turun sehingga harus ada mekanisme penyimpanan
energi serta mekanisme untuk menstabilkan fluktuasi tegangan listrik yang
dihasilkan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
1. Energi terbarukan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan energi dari
sumber yang alami regenerasi dan, karenanya, hampir tak terbatas dan juga tidak
akan pernah habis.
2. Energi angin merupakan energi yang sangat fleksibel. Lain halnya dengan energi
air, pemanfaatan energi angin dapat dilakukan dimana mana baik di daerah dataran
tinggi maupun di daerah landai, bahkan dapat diterapkan di laut.
3. Prinsip dasar kerja dari pemanfaatan energi angin ini adalah mengubah energy dari
angin menjadi energi putar pada kincir angin, lalu kincir angin digunakan untuk
memutar generator yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

3.2SARAN
1. Pemanfaatan energi terbarukan ini harus dikerjakan oleh orang orang professional
agar hasil yang dibuat lebih maksimal.
2. Peralatan teknologi ini juga memerlukan perawatan yang rutin.
3. Sehubungan dengan kurangnya kebutuhan energy di Bangka Belitung perlu dibuat
teknologi seperti ini,.karena selain murah teknologi ini juga ramah lingkungan.
4. Pembuatan teknologi ini bisa diterapkan di desa desa terpencil yang belum
terjangkau oleh listrik.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/energi_baru_terbarukan;
http://www.google.com/energi_angin ;
http://www.google.com/sistem_kerja_tenaga_angin ;
http://www.google.com/Savonius_wind_turbine ;
Marnoto. Tjukub , 2010 , ELEMENTS Jurnal Teknik,volume I , Universitas Bangka
Belitung , Balunijuk.

12

Anda mungkin juga menyukai