Anda di halaman 1dari 12

VI.

PENGARUH RUMAH KACA DAN SCREEN HOUSE TERHADAP IKLIM MIKRO


DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Iklim mikro secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keadaan di sekitar tanaman
dan hewan sampai batas 2 meter di atas dan di bawah objek yang diamati. Iklim mikro sangat
dipengaruhi oleh radiasi surya yang diterima atmosfer dan permukaan tanah serta lingkungan
fisik yang ada pada permukaan tanah tersebut. Iklim mikro dipengaruhi oleh radiasi surya
yang diterima permukaan tanah serta lingkungan fisik yang ada pada permukaan tanah
tersebut.
Penggunan rumah kaca, rumah tanaman (sreen house) dan sejenisnya merupakan
upaya untuk membudidayakan tanaman didalam lingkungan yang lebih terkendali
dibandingkan dengan penanaman di lahan terbuka. Dengan adanya rumah kaca dan screen
house, maka manusia dapat melakukan control dan modifikasi terhadap iklim dalam skala
mikro. Iklim mikro di dalam lokasi penanaman tersebut yang ikut terkontrol meliputi
kelembaban, intensitas cahaya matahari, dan suhu lingkungan disekitar tanaman.
Di lapisan udara selalu terdapat uap air. Kadar uap air yang terdapat di udara disebut
juga kelembapan atau kelengasan udara. Kelembapan udara dapat diartikan banyaknya
kandungan uap air dalam massa udara. Kelembapan udara dapat diartikan banyaknya
kandungan uap air dalam massa udara. Kelembapan udara dapat dihitung dengan
menggunakan alat termohygrometer.
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara menentukan bagaimana mahluk hidup
tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya. Dalam bidang
pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan
perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada
dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis
tanaman yang sesuai.
2. Tujuan
Acara pengamatan pengaruh rumah kaca dan screen house terhadap iklim mikro dan
pertumbuhan tanaman bertujuan untuk membandingkan kondisi iklim mikro di dalam rumah
kaca, screen house dan di luarnya serta pengaruhnya terhadapa pertumbuhan tanaman.
3. Waktu dan Tempat
Acara ini dilaksanakan pada tanggal 8 April 2017, 14 April 2017, dan 21 April 2017
di rumah kaca, screen house, dan di tempat terbuka (di luar rumah kaca dan screen house)
Fakultas Pertanian UNS.
B. Alat dan Cara Kerja
1. Alat
a. Luxmeter
b. Termometer
c. Hygrometer
d. Alat tulis
e. Alat dokumentasi
2. Cara Kerja
a. Dilakukan pengamatan intensitas radiasi terhadap beberapa sampel tanaman yang
dikehendaki menggunakan luxmeter pada tiga lokasi yang telah ditentukan.
b. Dilakukan pengamatan suhu udara pada beberapa sampel tanaman yang dikehendaki
menggunakan thermometer pada tiga lokasi yang telah ditentukan.
c. Dilakukan pengamatan kelembapan udara terhadap beberapa sampel tanaman yang
dikehendaki menggunakan hygrometer pada tiga lokasi yang telah ditentukan.
d. Hasil pengamatan di catat dan di foto
C. Hasil Pengamatan
1. Suhu Udara
Tabel 6.1.1 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Jagung
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 31.1 30.8 32.0 33.0 32.2 32.4 32.3 32.2 31.5 31.1 31.3 30.5
SH 30.9 31.1 32.5 32.5 32.3 33.6 32.3 32.7 32.3 31.4 31.3 31.3
RK 31.5 32.4 32.1 33.2 33.6 32.6 32.5 33.7 32.0 31.2 31.3 30.9
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.1.2 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Kedelai
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 31.3 30.8 31.8 32.0 32.0 32.5 32.4 32.3 31.4 31.1 31.3 30.6
SH 30.9 30.9 32.4 32.4 32.3 33.7 32.2 32.7 32.2 31.4 31.3 31.2
RK 31.5 33.8 33.3 33.9 34.0 33.9 32.7 34.1 32.4 31.3 31.5 31.1
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.1.3 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Kacang Hijau
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 31.5 31.3 32.5 32.6 32.4 33.1 32.5 32.5 31.5 30.9 31.3 31.3
SH 31.0 30.9 32.3 32.3 32.4 33.7 32.2 32.7 32.3 31.3 31.3 31.2
RK 30.9 32.1 32.2 33.0 33.6 32.3 33.0 33.7 32.1 31.4 31.2 30.6
Sumber: Data Rekapan
2. Kelembaban Udara (Rh)
Tabel 6.2.1 Hasil Pengamatan Kelembapan Udara Tanaman Jagung
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 65 64 64 60 64 61 59 61 63 68 63 65
SH 70 67 63 65 65 58 63 58 63 68 66 63
RK 64 62 61 62 63 61 61 57 63 64 66 64
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.2.2 Hasil Pengamatan Kelembapan Udara Tanaman Kedelai
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 67 65 65 62 64 62 61 73 62 66 66 63
SH 71 67 63 64 64 58 63 58 62 68 66 61
RK 64 61 57 60 62 56 58 55 62 64 66 63
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.2.3 Hasil Pengamatan Kelembapan Udara Tanaman Kacang Hijau
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 68 65 65 63 63 62 60 62 63 67 65 64
SH 70 67 63 63 62 59 64 59 62 67 66 61
RK 64 61 60 61 63 59 60 56 63 64 66 62
Sumber: Data Rekapan
3. Intensitas Radiasi
Tabel 6.3.1 Hasil Pengamatan Intensitas Radiasi Tanaman Jagung
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 33850 17470 17620 17760 5350 6600 4870 13340 6360 3470 3270 5210
SH 40750 6170 9020 11870 9670 9080 3330 6500 4750 5070 2690 2530
RK 26040 13355 17390 21430 8330 9780 8650 10330 9220 4560 4480 4190
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.3.2 Hasil Pengamatan Intensitas Radiasi Tanaman Kedelai
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 18750 21820 23610 25400 16350 21660 3530 6980 6710 3710 2330 2590
SH 36400 5100 8810 12510 9890 7770 2470 8200 5620 5940 2980 2680
RK 32900 22610 21010 19400 8260 21580 6920 15850 78060 4580 4030 4450
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.3.3 Hasil Pengamatan Intensitas Radiasi Tanaman Kacang Tanah
Waktu Pengamatan
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat
09.00
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 129500 12410 10020 7620 12300 13180 4030 9200 6540 3470 3500 3080
SH 21450 4960 4550 4130 9870 9560 2690 7220 5060 5340 3000 2530
RK 31750 18710 17790 16880 8610 16990 7750 13210 10560 4660 4320 3750
Sumber: Data Rekapan
4. Kecepatan Angin
Tabel 6.4.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin Tanaman Jagung
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 0.41 0 0.6 0 0 0.725 0 0 0.35 0.35 0 0
SH 0 0 0 0 0 0.66 0 0 0.34 0.34 0 0
RK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.4.2 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin Tanaman Kedelai
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 0 0 1 0 0 0.43 0 0 0.38 0.38 0 0
SH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.4.3 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin Tanaman Kacang Tanah
Waktu Pengamatan
09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30
Tempat

09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00
RT 0 0 0.34 0 0 0.625 0 0 0.35 0.35 0.48 0
SH 0 0 0 0 0 0.39 0 0 0.32 0.32 0 0
RK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Data Rekapan
5. Tinggi Tanaman
Tabel 6.5.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung
MST 2 MST 3 MST 4
Tempat
Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun
RT 35 4 52 5 66 7
SH 36 4 55 6 68 7
RK 39 4 53 5 70 7
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.5.2 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kedelai
MST 1 MST 2 MST 3
Tempat
Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun
RT 17 5 26 10 29 14
SH 18 5 23 12 30 13
RK 20 5 22 10 28 14
Sumber: Data Rekapan
Tabel 6.5.3 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau
MST 1 MST 2 MST 3
Tempat
Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun
RT 17 5 25 8 32 10
SH 22 5 25 8 33 10
RK 17 5 28 8 30 11
Sumber: Data Rekapan
D. Hasil Pengamatan
Penggunaan rumah kaca dan screen house merupakan salah satu upaya untuk
modifikasi iklim mikro. Pada pengamatan ini, ditanam tanaman jagung, kedelai, dan kacang
hijau di Rumah kaca, screen house, dan di ruang terbuka. Lalu dilakukan perbandingan
terhadap kondisi iklim mikro tanaman dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
Iklim mikro memang sangat penting untuk memperbesar peluang
keberhasilan budidaya tanaman. Salah satu caranya adalah dengan substitusi unsur iklim
partial. Substitusi unsur iklim partial tersebut dapat dilaksanakan sampai batas tertentu,
walaupun begitu ada beberapa subtitusi unsur iklim partial yang belum dapat dilalaikan. Hal
tersebut mungkin dilaksanakan dengan biaya yang cukup tinggi, tidak adanya unsur
pengganti atau karena adanya unsur yang berlebihan. Keadaan yang semacam itu yang
realistik dan relatif akan lebih mudah untuk modifikasi cuaca atau iklim yang semula tidak
sesuai menjadi sesuai dengan tanaman tertentu. Misalnya dengan membuat naungan yang
baik, naungan fisik maupun naungan biologis untuk radiasi matahari yang terlalu tinggi,
membangun greenhouse untuk suhu yang terlalu rendah atau hujan yang terlalu banyak,
meratakan angin dan lain-lain (Wisnubroto 2009).
Suhu udara dicatat oleh thermometer yang disimpan dalam kotak berkisi kisi terbuka,
diketahui sebagai saringan Stevenson, dipasang setinggi kira 0 kira 1,25 m dari permukaan
tanah. Termometer ini perlu terlindungi dari presipitasi dan cahaya langsung dari matahari.
Banyak pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam
minimum. Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal dan minimal yang
dialami setelah alat itu dipasang (Rahman 2011).
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya
kira-kira 2% dari jumlah massa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang
sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim (Agung 2009).
Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah
mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum
2009).
Pada tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan cenderung
memiliki suhu yang lebih tinggi daripada jagung yang ditanam di ruang terbuka. Sekaligus
kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada jagung yang ditanam di ruang
terbuka. Menurut Edi (2009) kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena
di dalam udara terkandung uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara
yang mengandung uap air sebanyak yang dapatdikandungnya disebutudara jenuh.
Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah
dibandingkan dengan tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan ditanam
di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin secara
rata-rata lebih tinggi daripada tanaman jagung yang ditanam di dalam rumah kaca dan screen
house. Intensitas cahaya yang didapat tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan
screen house lebih sedikit daripada tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka. Tinggi
tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan screen house juga lebih tinggi daripada
tinggi tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka.
Pada tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan cenderung
memiliki suhu yang lebih tinggi daripada kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Sekaligus
kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada kedelai yang ditanam di ruang
terbuka. Intensitas cahaya yang didapat tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan
screen house lebih sedikit daripada tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka.
Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah
dibandingkan dengan tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan ditanam
di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin secara
rata-rata lebih tinggi daripada tanaman kedelai yang ditanam di dalam rumah kaca dan screen
house. Tinggi tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan screen house juga lebih
tinggi daripada tinggi tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka.
Pada tanaman kacang hijau yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan
cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi daripada kacang hijau yang ditanam di ruang
terbuka. Sekaligus kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada kacang hijau
yang ditanam di ruang terbuka. Intensitas cahaya yang didapat tanaman kacang hijau yang
ditanam di rumah kaca dan screen house lebih sedikit daripada tanaman kacang hijau yang
ditanam di ruang terbuka.
Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah
dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan
ditanam di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin
secara rata-rata lebih tinggi daripada tanaman kacang hijau yang ditanam di dalam rumah
kaca dan screen house. Tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam di rumah kaca dan screen
house juga lebih tinggi daripada tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka.
Berdasarkan pengamatan suhu dan kelembaban tiap-tiap tanaman jagung, kedelai, dan
kacang hijau yang ditanam di rumah kaca memiliki suhu yang paling tinggi dan kelembaban
yang paling rendah dibandingkan pada perlakuan di ruang lain. Hal ini disebabkan karena
cahaya matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam rumah
kaca sebagai gelombang panas. Namun, gelombang panas itu terperangkap di dalam rumah
kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin diluarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah
kaca lebih tinggi dibandingkan udara diluar rumah kaca.
Lokasi pengamatan pada ruang terbuka, lokasi ini merupakan lokasi acuan untuk
pertimbangan kondisi pada kedua lokasi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan, agar kondisi-
kondisi baru yang diinginkan untuk dibentuk bisa lebih tingi ataupun lebih rendah sari
kondisi ruang terbuka.Seperti pada rumah kaca, suhu di dalam rumah kaca memang sengaja
dibuat lebih tinggi dari ruang terbuka. Begitu pula pada Laboratorium Kultur Jaringan, yang
suhunya sengaja untuk dibuat lebih stabil dari kondisi ruang terbuka.Pada ruang terbuka,
suhu dan RH yang dimiliki pun bisa dikatakan relatif stabil karena selisih suhu dan RH masih
dalam taraf yang normal.

Anda mungkin juga menyukai