PENGARUH RUMAH KACA DAN SCREEN HOUSE TERHADAP IKLIM MIKRO
DAN PERTUMBUHAN TANAMAN A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Iklim mikro secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keadaan di sekitar tanaman dan hewan sampai batas 2 meter di atas dan di bawah objek yang diamati. Iklim mikro sangat dipengaruhi oleh radiasi surya yang diterima atmosfer dan permukaan tanah serta lingkungan fisik yang ada pada permukaan tanah tersebut. Iklim mikro dipengaruhi oleh radiasi surya yang diterima permukaan tanah serta lingkungan fisik yang ada pada permukaan tanah tersebut. Penggunan rumah kaca, rumah tanaman (sreen house) dan sejenisnya merupakan upaya untuk membudidayakan tanaman didalam lingkungan yang lebih terkendali dibandingkan dengan penanaman di lahan terbuka. Dengan adanya rumah kaca dan screen house, maka manusia dapat melakukan control dan modifikasi terhadap iklim dalam skala mikro. Iklim mikro di dalam lokasi penanaman tersebut yang ikut terkontrol meliputi kelembaban, intensitas cahaya matahari, dan suhu lingkungan disekitar tanaman. Di lapisan udara selalu terdapat uap air. Kadar uap air yang terdapat di udara disebut juga kelembapan atau kelengasan udara. Kelembapan udara dapat diartikan banyaknya kandungan uap air dalam massa udara. Kelembapan udara dapat diartikan banyaknya kandungan uap air dalam massa udara. Kelembapan udara dapat dihitung dengan menggunakan alat termohygrometer. Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya. Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai. 2. Tujuan Acara pengamatan pengaruh rumah kaca dan screen house terhadap iklim mikro dan pertumbuhan tanaman bertujuan untuk membandingkan kondisi iklim mikro di dalam rumah kaca, screen house dan di luarnya serta pengaruhnya terhadapa pertumbuhan tanaman. 3. Waktu dan Tempat Acara ini dilaksanakan pada tanggal 8 April 2017, 14 April 2017, dan 21 April 2017 di rumah kaca, screen house, dan di tempat terbuka (di luar rumah kaca dan screen house) Fakultas Pertanian UNS. B. Alat dan Cara Kerja 1. Alat a. Luxmeter b. Termometer c. Hygrometer d. Alat tulis e. Alat dokumentasi 2. Cara Kerja a. Dilakukan pengamatan intensitas radiasi terhadap beberapa sampel tanaman yang dikehendaki menggunakan luxmeter pada tiga lokasi yang telah ditentukan. b. Dilakukan pengamatan suhu udara pada beberapa sampel tanaman yang dikehendaki menggunakan thermometer pada tiga lokasi yang telah ditentukan. c. Dilakukan pengamatan kelembapan udara terhadap beberapa sampel tanaman yang dikehendaki menggunakan hygrometer pada tiga lokasi yang telah ditentukan. d. Hasil pengamatan di catat dan di foto C. Hasil Pengamatan 1. Suhu Udara Tabel 6.1.1 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Jagung Waktu Pengamatan 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 Tempat
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 RT 31.1 30.8 32.0 33.0 32.2 32.4 32.3 32.2 31.5 31.1 31.3 30.5 SH 30.9 31.1 32.5 32.5 32.3 33.6 32.3 32.7 32.3 31.4 31.3 31.3 RK 31.5 32.4 32.1 33.2 33.6 32.6 32.5 33.7 32.0 31.2 31.3 30.9 Sumber: Data Rekapan Tabel 6.1.2 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Kedelai Waktu Pengamatan 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 Tempat
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 RT 31.3 30.8 31.8 32.0 32.0 32.5 32.4 32.3 31.4 31.1 31.3 30.6 SH 30.9 30.9 32.4 32.4 32.3 33.7 32.2 32.7 32.2 31.4 31.3 31.2 RK 31.5 33.8 33.3 33.9 34.0 33.9 32.7 34.1 32.4 31.3 31.5 31.1 Sumber: Data Rekapan Tabel 6.1.3 Hasil Pengamatan Suhu Udara Tanaman Kacang Hijau Waktu Pengamatan 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 Tempat
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 RT 0 0 1 0 0 0.43 0 0 0.38 0.38 0 0 SH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumber: Data Rekapan Tabel 6.4.3 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin Tanaman Kacang Tanah Waktu Pengamatan 09.00 09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 Tempat
09.30 10.00 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 14.00 14.30 15.00 RT 0 0 0.34 0 0 0.625 0 0 0.35 0.35 0.48 0 SH 0 0 0 0 0 0.39 0 0 0.32 0.32 0 0 RK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sumber: Data Rekapan 5. Tinggi Tanaman Tabel 6.5.1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung MST 2 MST 3 MST 4 Tempat Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun RT 35 4 52 5 66 7 SH 36 4 55 6 68 7 RK 39 4 53 5 70 7 Sumber: Data Rekapan Tabel 6.5.2 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kedelai MST 1 MST 2 MST 3 Tempat Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun RT 17 5 26 10 29 14 SH 18 5 23 12 30 13 RK 20 5 22 10 28 14 Sumber: Data Rekapan Tabel 6.5.3 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Kacang Hijau MST 1 MST 2 MST 3 Tempat Tinggi Daun Tinggi Daun Tinggi Daun RT 17 5 25 8 32 10 SH 22 5 25 8 33 10 RK 17 5 28 8 30 11 Sumber: Data Rekapan D. Hasil Pengamatan Penggunaan rumah kaca dan screen house merupakan salah satu upaya untuk modifikasi iklim mikro. Pada pengamatan ini, ditanam tanaman jagung, kedelai, dan kacang hijau di Rumah kaca, screen house, dan di ruang terbuka. Lalu dilakukan perbandingan terhadap kondisi iklim mikro tanaman dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Iklim mikro memang sangat penting untuk memperbesar peluang keberhasilan budidaya tanaman. Salah satu caranya adalah dengan substitusi unsur iklim partial. Substitusi unsur iklim partial tersebut dapat dilaksanakan sampai batas tertentu, walaupun begitu ada beberapa subtitusi unsur iklim partial yang belum dapat dilalaikan. Hal tersebut mungkin dilaksanakan dengan biaya yang cukup tinggi, tidak adanya unsur pengganti atau karena adanya unsur yang berlebihan. Keadaan yang semacam itu yang realistik dan relatif akan lebih mudah untuk modifikasi cuaca atau iklim yang semula tidak sesuai menjadi sesuai dengan tanaman tertentu. Misalnya dengan membuat naungan yang baik, naungan fisik maupun naungan biologis untuk radiasi matahari yang terlalu tinggi, membangun greenhouse untuk suhu yang terlalu rendah atau hujan yang terlalu banyak, meratakan angin dan lain-lain (Wisnubroto 2009). Suhu udara dicatat oleh thermometer yang disimpan dalam kotak berkisi kisi terbuka, diketahui sebagai saringan Stevenson, dipasang setinggi kira 0 kira 1,25 m dari permukaan tanah. Termometer ini perlu terlindungi dari presipitasi dan cahaya langsung dari matahari. Banyak pengamatan dilakukan dengan menggunakan termometer maksimum dam minimum. Semua itu merekam, dengan bantuan penunjuk, suhu maximal dan minimal yang dialami setelah alat itu dipasang (Rahman 2011). Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2% dari jumlah massa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim (Agung 2009). Angin adalah gerak udara yang sejajar dengan permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Angin diberi nama sesuai dengan arah mana angin datang, misalnya angin laut adalah angin yang bertiup dari laut ke darat (Hanum 2009). Pada tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi daripada jagung yang ditanam di ruang terbuka. Sekaligus kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada jagung yang ditanam di ruang terbuka. Menurut Edi (2009) kelembaban udara merupakan tingkat kebasahan udara karena di dalam udara terkandung uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapatdikandungnya disebutudara jenuh. Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah dibandingkan dengan tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan ditanam di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin secara rata-rata lebih tinggi daripada tanaman jagung yang ditanam di dalam rumah kaca dan screen house. Intensitas cahaya yang didapat tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan screen house lebih sedikit daripada tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka. Tinggi tanaman jagung yang ditanam di rumah kaca dan screen house juga lebih tinggi daripada tinggi tanaman jagung yang ditanam di ruang terbuka. Pada tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi daripada kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Sekaligus kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Intensitas cahaya yang didapat tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan screen house lebih sedikit daripada tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan ditanam di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin secara rata-rata lebih tinggi daripada tanaman kedelai yang ditanam di dalam rumah kaca dan screen house. Tinggi tanaman kedelai yang ditanam di rumah kaca dan screen house juga lebih tinggi daripada tinggi tanaman kedelai yang ditanam di ruang terbuka. Pada tanaman kacang hijau yang ditanam di rumah kaca dan screen house akan cenderung memiliki suhu yang lebih tinggi daripada kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Sekaligus kelembaban yang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Intensitas cahaya yang didapat tanaman kacang hijau yang ditanam di rumah kaca dan screen house lebih sedikit daripada tanaman kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Kecepatan angin di dalam rumah kaca dan screen house juga lebih rendah dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Dikarenakan ditanam di ruang terbuka yang tidak dilindungi oleh media apapun, sehingga kecepatan angin secara rata-rata lebih tinggi daripada tanaman kacang hijau yang ditanam di dalam rumah kaca dan screen house. Tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam di rumah kaca dan screen house juga lebih tinggi daripada tinggi tanaman kacang hijau yang ditanam di ruang terbuka. Berdasarkan pengamatan suhu dan kelembaban tiap-tiap tanaman jagung, kedelai, dan kacang hijau yang ditanam di rumah kaca memiliki suhu yang paling tinggi dan kelembaban yang paling rendah dibandingkan pada perlakuan di ruang lain. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari yang menembus kaca dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam rumah kaca sebagai gelombang panas. Namun, gelombang panas itu terperangkap di dalam rumah kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin diluarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi dibandingkan udara diluar rumah kaca. Lokasi pengamatan pada ruang terbuka, lokasi ini merupakan lokasi acuan untuk pertimbangan kondisi pada kedua lokasi sebelumnya. Hal ini dimaksudkan, agar kondisi- kondisi baru yang diinginkan untuk dibentuk bisa lebih tingi ataupun lebih rendah sari kondisi ruang terbuka.Seperti pada rumah kaca, suhu di dalam rumah kaca memang sengaja dibuat lebih tinggi dari ruang terbuka. Begitu pula pada Laboratorium Kultur Jaringan, yang suhunya sengaja untuk dibuat lebih stabil dari kondisi ruang terbuka.Pada ruang terbuka, suhu dan RH yang dimiliki pun bisa dikatakan relatif stabil karena selisih suhu dan RH masih dalam taraf yang normal.