Disusun Oleh :
FURY AGUSTINA
GUNTUR PRASETIO
GINANJAR ISWIN
KELAS NAUTIKA C
JURUSAN NAUTIKA
2017
Daftar Isi
Daftar Isi
Bab I. Pendahuluan
Bab II . Materi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bpk Drs. H. Sumardi, M.Pd. selaku pengampu
materi psikologi perkembangan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
II. MATERI
Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.
Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon
akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative
reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
1.Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan
dari jiwa atau mental yang abstrak.
2.Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem
untuk sciene, harus dihindari.
3. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi
oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan
akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior
tetap terjadi.
5. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6. Banyak ahli membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal
dan yang lebih belakangan.
A. Jean Pidget
Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual
dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Piaget adalah ahli psikolog developmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap
perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar
individu. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-
kemapuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak
kuantitatif, melainkan kualitatif. Pada intinya, perkembangan kognitif bergantung
kepada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar
ia dapat belajar, karena ia tak daapat belajar dari apa yang telah diketahuinya.
Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anak akan tetap bersifat egosentris.
Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah pada
banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari alternatif tindakan.
B. Brunner
Yang menjadikan dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Untuk itu bruner
memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan pelajaran yang dipelajarai dengan suatu bentuk akhir yang
sesuai dengan tingkat kemajuan anak tersebut. Bruner menyebutkan hendaknya guru
harus memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem
solver, seorang scientist, historian atau ahli matematika. Biarkan murid kita
menemukan arti bagi diri mereka sendiri dan memungkinkan mereka mempelajari
konsep-konsep di dalam bahasa yang mereka mengerti.
1). Penyajian.
a).Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep,
tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
b.) Cara penyajian simbolik
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih memperhatikan
preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yeng memberikan struktur hirarkis pada
konsep-konsep an kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial
2). Ekonomi
Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi
yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman.
3). Kekuasa kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian juga dapat diartikan sebagai kemampuan penyajian itu
untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya terpisah-pisah.
a. Perincian urutan penyajian materi pelajaran.
b. Cara pemberian reinforcement.
C. David Ausubel
Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep
yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang
Prinsip-prinsip pembelajaran :
a. Pengaturan awal
Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama
dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.
d. Penyesuaian integrative.
Pada suatu saat peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa 2 atau
lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama ayau bila nama
yang sama diterapkan pada lebih dari 1 konsep
Menurut teori humanistik belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan lebih mendekaji
kajian filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori
pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Dal hal ini, maka teori humanistik ini bersifat eklektik (memanfaatkan / merangkum
semua teori apapun dengan tujuan untuk memanusiakan manusia).
Salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik adalah siswa harus mempunyai
kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar (self regulated
learning), apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan dan bagaimana
mereka akan belajar. Siswa belajar mengarahkan sekaligus memotivasi diri sendiri
dalam belajar daripada sekedar menjadi penerima pasif dalam proses belajar. Siswa
juga belajar menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya sendiri.
Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam
individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik
menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada
upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan
untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan,
kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
Ada 5 peran yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran humanistik.
Quantum berarti interkasi yang mengubah energi menjadi cahaya. Teaching berarti
pengajaran kemudian diarttikan sebagia pembelajaran untuk menghilangkan kesan
dominasi tugas pendidik terhadap peserta didik dan memberikan pengakuan lebih
terhadap kemampuan peserta didik untuk belajar dengan bantuan dan bimbingan
pendidik .
Belajar adalah kegiatan full kontak, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian
manusia (pikiran, ;perasaan dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan
keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang. Prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pembelajaran quantum terdiri dari 5 macam yaitu :
1 Segalanya berbicara segala sesuatu diruang kelas berbicara mengirim pesan tentang
belajardari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan
hingga rancangan pelajaran
2 Segalanya bertujuan semua upaya yang dilakuakan pendidik dalam mengubah kelas
mempunyai tujuan yaitu agar peserta didik dapat belajar secara optimal, mencapai
prestasi tertinggi.
3 Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama unmtuk hal0hal yang mereka pelajari.
4 Akui setiap usaha Pendidik hendaknya mengakui setiap usaha yang telah dilakukan
oleh peserta didik agar peserta didik selalu mengoptiomalkan usahanya misalnya
dengan pemberian hadiah oleh pendidik pada peserta didik
5 Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Setiap usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang terbaik perlu mendapatkan suatu
pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka.