Anda di halaman 1dari 10

TEORI-TEORI PEMBELAJARAN

Dosen Penguji: Dra. Harcici

Disusun Oleh :

GLOVEOL GIALDY KORENGKENG

FURY AGUSTINA

GUNTUR PRASETIO

GINANJAR ISWIN

GALUH KURNIA AJI

KELAS NAUTIKA C

JURUSAN NAUTIKA

SEKOLAH TINGGI MARITIM DAN TRANSPOR AMNI SEMARANG

2017
Daftar Isi

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

Bab II . Materi

1. Teori Aliran Behavioristik


2. Teori Aliran Kognitif
3. Teori Aliran Humanistik
4. Teori Aliran Kontemporer

Bab III Penutup


I. Pendahuluan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka
untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami Bpk Drs. H. Sumardi, M.Pd. selaku pengampu
materi psikologi perkembangan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
II. MATERI

1. Teori Aliran Behavioristik

Teori Behavioristik merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini
berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap
pengembangan teori pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang


yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan
menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan
semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa
stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru
kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan
respon tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus
dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting
untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon
akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative
reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik

1.Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan
dari jiwa atau mental yang abstrak.
2.Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem
untuk sciene, harus dihindari.
3. Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
4. Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi
oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan
akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan
mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior
tetap terjadi.
5. Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
6. Banyak ahli membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal
dan yang lebih belakangan.

2. Teori Aliran Kognitif

Belajar adalah sebagai sebuah proses hubungan stimulus-response-reinforcement


pernyataan ini adalah pendapat para ahli terdahulu tetapi para ahli pendidikan yang
lain berpendapat bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh reward dan
reinforcement. Menurut mereka tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada
kognitif, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu
terjadi. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan
memperoleh insight untuk pemecahan masalah. Jadi kaum kognitifis berpandangan,
bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada pemahaman terhadap
hubungan hubungan yang ada didalam suatu situasi. Mereka memberi tekanan pada
organisasi pegamatan atas stimuli di dalam lingkungan serta pada faktor yang
mempengaruhi pengamatan tersebut. Beberapa pendapat tentang teori belajar kognitif:

A. Jean Pidget

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual
dari fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak.
Piaget adalah ahli psikolog developmentat karena penelitiannya mengenai tahap tahap
perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajar
individu. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-
kemapuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan intelektual adalah tidak
kuantitatif, melainkan kualitatif. Pada intinya, perkembangan kognitif bergantung
kepada akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar
ia dapat belajar, karena ia tak daapat belajar dari apa yang telah diketahuinya.

Prinsip utama pembelajaran.

1). Belajar aktif

Untuk membantu perkembangan kognitif anak, kepadanya perlu diciptakan kondisi


belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan.
Manipulasi symbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban sendiri,
membandingkan penemuan sendiri dengan penemuan temannya.

2). Belajar lewat interakksi sosial.

Tanpa intraksi sosial, perkembangan kognitif anak akan tetap bersifat egosentris.
Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah pada
banyak pandangan dengan macam-macam sudut pandang dari alternatif tindakan.

3). Belajar lewat pengalaman sendiri.


Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif , namun bila
menggunakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tanpa pernah karena
pengalaman sendiri makaperkembangan anak cenderung mengarah pada verbalisme.

B. Brunner

Yang menjadikan dasar ide J. Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan
bahwa anak harus berperan secara aktif di dalam belajar di kelas. Untuk itu bruner
memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery learning, yaitu dimana murid
mengorganisasi bahan pelajaran yang dipelajarai dengan suatu bentuk akhir yang
sesuai dengan tingkat kemajuan anak tersebut. Bruner menyebutkan hendaknya guru
harus memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem
solver, seorang scientist, historian atau ahli matematika. Biarkan murid kita
menemukan arti bagi diri mereka sendiri dan memungkinkan mereka mempelajari
konsep-konsep di dalam bahasa yang mereka mengerti.

Dalam pengajaran disekolah, Brunner mengajukan bahwa dalam pembelajaran


hendaknya mencakup :

1. Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar.

2. Pensturkturasi pengetahuan untuk pemahaman optimal

1). Penyajian.
a).Cara penyajian ikonik didasarkan atas pikiran internal.
Pengetahuan disajikan oleh sekumpulan gambar-gambar yang mewakili suatu konsep,
tetapi tidak mendefinisikan sepenuhnya konsep itu.
b.) Cara penyajian simbolik
Penyajian simbolik dibuktikan oleh kemauan seseorang lebih memperhatikan
preposisi/ pernyataan daripada obyek-obyek yeng memberikan struktur hirarkis pada
konsep-konsep an kemungkinan alternative dalam suatu cara kombinatorial
2). Ekonomi
Dalam penyajian suatu pengetahuan akan dihubungkan dengan sejumlah informasi
yang dapat disimpan dalam pikiran, dan diproses untuk mencapai pemahaman.
3). Kekuasa kekuatan
Kuasa dari suatu penyajian juga dapat diartikan sebagai kemampuan penyajian itu
untuk menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya terpisah-pisah.
a. Perincian urutan penyajian materi pelajaran.
b. Cara pemberian reinforcement.

C. David Ausubel
Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep
yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang

Prinsip-prinsip pembelajaran :

a. Pengaturan awal
Pengaturan awal dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama
dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya.

b. Deferen siasi progresif.


Dalam proses belajar bermakna perlua ada pengmbangan dan evaluasi konsep-konsep.
Caranya, unsure yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru
yang lebih mendetail, berarti pembelajaran dari umum ke kuhsus.

c. Belajar super ordinat


Adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi,
terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur
kognitif tersebut.

d. Penyesuaian integrative.
Pada suatu saat peserta didik kemungkinan akan menghadapi kenyataan bahwa 2 atau
lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama ayau bila nama
yang sama diterapkan pada lebih dari 1 konsep

3. Teori Aliran Humanistik

Menurut teori humanistik belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan lebih mendekaji
kajian filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep. Dalam teori
pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan manusia, yakni untuk mencapai
aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal.
Dal hal ini, maka teori humanistik ini bersifat eklektik (memanfaatkan / merangkum
semua teori apapun dengan tujuan untuk memanusiakan manusia).

Salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik adalah siswa harus mempunyai
kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar (self regulated
learning), apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana, kapan dan bagaimana
mereka akan belajar. Siswa belajar mengarahkan sekaligus memotivasi diri sendiri
dalam belajar daripada sekedar menjadi penerima pasif dalam proses belajar. Siswa
juga belajar menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya sendiri.

Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam
individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain
kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik
menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada
upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan
untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan,
kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

Ada 5 peran yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran humanistik.

a. Menciptakan iklim belajar


b. Memenuhi kebutuhan belajar peserta didik
c. Membantu mengungkapkan emosi peserta didik
d. Membantu belajar peserta didik

4. Teori Aliran Kontemporer

Pembelajaran teori kontemporer yang adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar


kontruktivisme. Kontruktivis Von Glassersfeld mengembangkan fungsi kognitif dalam
mengkontruksi pengetahuan. Disini pembelajaran berfungsi membekali kemampuan
peserta didik mengakses berbagi informasi yang dibutuhkan dalam belajar dalam kaitan
perolehan informasi peserta didik mempunyai kemampuan mengakses beragam
informasi yang digunakan untuk belajar, maka pendidik berfungsi membekali
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan. Informasi
tidak memuat sai-satunya kebenaran tetapi informasi hanya memiliki makna dalam
konteks waktu, tempat, permasalahan dan bidang tertentu.

Pembelajaran kontruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini, belajar


mengajar dalam arti cenderung berpusat pada pendidik dipihak lain cenderung
berpusat pada subjek belajar. Karena kontruktivisme berpegang pada pandangan
keaktifan peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuan berdasarkan intraksinya
dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Bentuk pembelajaran student center
learning strategies dilaksanakan melalui belajar aktif, belajar mandiri, belajar
kooperatif dan kolaborasi generatif learning dan problem based learning.

Model pembelajaran yang dikembangkan dalam teori kontruktivisme adalah


berdasrkan teori pembelajaran Quantum. Pengertian quantum teaching mencangkup
dan dapat dipahami melalui tiga hal sebagai berikut:

Quantum berarti interkasi yang mengubah energi menjadi cahaya. Teaching berarti
pengajaran kemudian diarttikan sebagia pembelajaran untuk menghilangkan kesan
dominasi tugas pendidik terhadap peserta didik dan memberikan pengakuan lebih
terhadap kemampuan peserta didik untuk belajar dengan bantuan dan bimbingan
pendidik .

Pemercepatan belajar berarti menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses


belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik,mewarnai lingkungan
sekeliling, menyusun bahan ajaran yang sesuai secara efektif penyajian dan keterlibatan
aktif.
Fasilitas artinya memudahkan segala hal fasilitas dalam konteks ini merujuk pada
impelementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar.mengembalikan proses
belajar yang mudah dan alami.
Berdasarkan keterangan diatas disimpulkan bahwa pembelajaran quantum adalah
adanya upaya pendidik untuk mengorkestrasikan berbagi intraksi dalam proses
pembelajaran yang menjadi cahaya yang melejit prestasi pesrta didik dengan
menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunanaan, cara dan alat yang tepat
sehingga peserta didik dapat belajar secara mudah dan alami.

Pembelajaran quantum dirancang berdasarkan 3 hal yaitu: asas utama, prinsip-prinsip


dan model. Asas utama berkaitan dengan konsep yang digunakan untuk pembelajarn
quantum yaitu: Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka. hal ini mengandung konsekuensi bahwa langkah pertama yang hareus
dilakukan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran adalah membangun jembatan
autentik memasuki kehidupan peserta didik untuk mendapatkan hak mengajar dari
mereka.

Belajar adalah kegiatan full kontak, suatu kegiatan yang melibatkan seluruh kepribadian
manusia (pikiran, ;perasaan dan bahasa tubuh) disamping pengetahuan, sikap dan
keyakinan sebelumnya serta presepsi masa mendatang. Prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pembelajaran quantum terdiri dari 5 macam yaitu :

1 Segalanya berbicara segala sesuatu diruang kelas berbicara mengirim pesan tentang
belajardari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh pendidik dari kertas yang dibagikan
hingga rancangan pelajaran
2 Segalanya bertujuan semua upaya yang dilakuakan pendidik dalam mengubah kelas
mempunyai tujuan yaitu agar peserta didik dapat belajar secara optimal, mencapai
prestasi tertinggi.
3 Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar yang paling baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami informasi
sebelum mereka memperoleh nama unmtuk hal0hal yang mereka pelajari.
4 Akui setiap usaha Pendidik hendaknya mengakui setiap usaha yang telah dilakukan
oleh peserta didik agar peserta didik selalu mengoptiomalkan usahanya misalnya
dengan pemberian hadiah oleh pendidik pada peserta didik
5 Jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan
Setiap usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang terbaik perlu mendapatkan suatu
pengharagaan sebagai hasil kerja keras mereka.

Bab III Penutup


Kesimpulan

Jenis-jenis teori pembelajaran ada beberapa macam aliran masing-masing


memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri oleh karna itu pendidik bebas
memilih metode yang menurutnya cocok dan sesuai dengan metode nya sendiri.
Sekian makalah Teori-teori Pembelajaran jika terjadi kesalahan dalam
penyampaian kami mohon maaf dengan sangat. Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai