Anda di halaman 1dari 32

LO I. Memahami & Menjelaskan Anatomi Pernafasan Bawah 1.

1 Anatomi Makro Pernafasan Bawah


1.1 Makro
1.2 Mikro A. TRACHEA
1.3 Fisiologi

LO II. Memahami & Menjelaskan Mycobacterium


2.1 Morfologi
2.2 Klasifikasi
2.3 Identifikasi

LO III. Memahami & Menjelaskan TB Paru


3.1 Definisi
3.2 Epidemiologi
3.3 Klasifikasi
3.4 Etiologi
3.5 Patofisiologi & Patogenesis
3.6 Manifestasi
3.7 Diagnosis & Diagnosis Banding
3.8 Penatalaksanaan & Pencegahan (program P2M)
3.9 Komplikasi
3.10 Prognosis
Terdiri dari tulang rawan dan otot yang berbentuk pipa yang
LO IV. Memahami & Menjelaskan Adab Batuk menurut Islam terletak ditengah-tengah leher sampai incisura jugularis dibelakang
manubrium sterni masuk cavum thorax melalui aperture thoracis
superior tepatnya pada mediastinum superior.
Dimulai dari bagian bawah cartilage cricoid setinggi cervical V1
sampai bercabang menjadi bronchus dextra dan sinistra setinggi
vertebrae thoracal ke IV-V.percabangan tersebut dikenal dengan
Bifurcatio thraches dalam cavum thorax.
Panjang trachea (10-12)cm, pria (12cm) dan wanita (10cm)
yang terdiri dari (16-20) cincin yang berbentuk lingkaran,
berhubungan dengan daerah laring melalui cartilage cricoid dengan
ligamentum cricothrachealis.
Diantara tulang rawan terdapat jaringan ikat ligamentum
intertrachealis (ligamentum anulare. Trachea adalah saluran nafas
yang penting dalam penyumbatan saluran nafas terutama daerah
laring dengan membuat tracheostomy (membuat lubang pada
trachea terutama obstruksi laring mendadak) 1-2cm di atas incisura
jugularis sterni.

B. BRONCHUS

Percabangan trachea setinggi batas vertebrae thoracal IV-V


yang dikenal dengan bifucartio trachea memberi 2 cabang
bronchus bronchus dextra dan sinistra, keduanya yang disebut
dengan bronchus primer.
Dinding bronchus terdiri dari cincin tulang rawan tapi di
bagian posterior berbentuk membrane. Bronchus dextra lebih sering
terkena infeksi bila dibandingkan dengan bronchus sinistra, hal ini
disebabkan oleh karena :
a. Lumen bronchus dextra lebih luas dibandingkan dengan
lumen bronchus sinistra
b. Bronchus dextra lebih pendek dengan panjang 2.5 cm
dan sebanyak 6-8 buah cincin. Bronchus sinistra dengan
panjang 5cm dengan 9-12 buah cincin.
C. CAVUM THORAX thoracis inferior yang dibentuk oleh diafragma, processus
xiphoideus, arcus costarum dan V.Th 12.
Pada dada terdapat 12 pasang coatae dan dibagi atas :
a. Costae vera 1 pasang (iga 1 yang melekat pada
manubrium sterni)
b. Costae spuriae 6 pasang (iga 2-7 yang melekat pada
corpus sterni
Costae iga 8,9,10 menyatu membentuk lengkung yang
dikenal dengan arcus costarum (melekat pada iga 7
corpus sterni)
c. Costae fluctuantes iga 11 dan 12 melayang tidak melekat
pada sternum atau iga lain
Pada ruang intercostalis terdapat 3jenis otot yang berfungsi
untuk respirasi yaitu m.intercostalis externus dan internus dan
intima. Sedangan A,V,N intercostalis terletak dipinggir bawah iga
Adalah ruangan yang terdapat pada daerah dada yang Antara lapisan tengah otot dan bagian bawah dan tersusun dari atas
dibatasi oleh os sternum, os costae yang melingkar, vertebrae ke bawah berurutan vena, arteri, nervus.
thoracalis.Di Antara os costae terdapat ruang yang dinamakan ruang
intercostalis.Terdapat m.intercostalis externus dan internus, arteria, Otot-otot dinding thorax :
vena dan nervus intercostalis.Arteria intercostalis terletak di bagian a. M. intercostalis externus membentuk lapisan yang paling
bawah iga, sehingga pada waktu oenusukan ICS untuk pengeluaran luar arah serabutnya dari pinggir bawah iga di atasnya ke
cairan harus pada bagian atas iga di bawahnya. pinggir iga yang ada di bawahnya. Serabut-serabut
Fungsi pleura adalah tindakan yang dilakukan untuk m.intercostalis externus ke depan membentuk
pengambilan cairan dalam cavum pleura, biasanya pada ICS 4- aponeurosis yang disebut dengan membrane intercostalis
5.Pada bagian bedah dikenal dengan WSD.Pada cavum thorax anterior
terdapat 2 buah organ paru di kedua sisi lateral mediastinum. b. M. intecostalis internus arah serabutnya dari bawah ke
Batas Antara cavum thorax adalah aperture thoracis superior belakang membentuk lapisan tengah, arah serabutnya ke
yang dibentuk oleh : incisura jugularis sterna, iga 1, dan corpus belakang dari sternum sampai angulus costae
vertebrae thoracal 1. Batas bawah cavum thorax adalah aperture membentuk aponeurosis yang dinamakan membrane
intercostalis posterior
Organ paru mempunyai 2 bagian penting :
Di belakang sternum mediastinum anterior terlihat pembuluh a. Apex (terdapat di bagian atas) yang ditutupi cupula
darah pada linea para sternalis pada sisi kiri dan kanan yaitu : arteria pleura
thoracica interna / arteria mamaria interna (dipercabangkan dari b. Basal (bagian bawah) yang ditutupi oleh pleura
A.subclavia dextra dan sinistra) diafragma
Arteria Mamaria interna memperdarahi daerah thorax bagian
anterior,pericardium, m. intercostalis anterior dengan cabang-canag Pulmo terbungkus oleh jaringan ikat kuat yaitu pleura
sebagi berikut : lapisan luar yang melapisi dinding dada yang terletak di bawah
a. A. intercostalis anterior untuk 6 buah spatium teratas, fascia endothoracica dinamakan pleura parietalis dan bagian yang
kecuali spatium ke 1 dari intercostalis suprema melekat ke jaringan paru disebut pleura visceralis.Di Antara kedua
b. A. pericardiophrenica untuk memperdarahi pericardium lapisan tersebut terdapat ruangan yang disebut cavum pleura
jantung (cavitas pleuralis).Cavum pleura mengandung sedikit cairan pleura
c. A. epigastrica superior yang dihasilkan oleh lapisan pleura parietalis yang berfungsi sebagai
d. A. musculophrenica untuk memperdarahi sebagian pelumas untuk mengurangi friksi Antara kedua pleura.
diafragma Pleura parietalis berdasarkan letaknya terbagi atas :
Sedangkan V. mamaria interna mengalirkan darah ke vena a. Pleura costalis : yang terdapat pada daerah iga-iga
brachiocephalica dextra dan sinistra b. Pleura diafragmatika : pada daerah diafragma
c. Pleura mediastinalis : pada daerah mediastinum
D. PULMO d. Pleura cervicalis (cupula pleura) : pada daerah apeks
paru
Recessus Pleura adalah kantong pleura yang terdapat pada
lipatan pleura parietalis, disebabkan paru tidak sepenuhnya mengisi
cavum pleura. Fungsi recessus ini adalah pada waktu inspirasi paru
akan mengembang dan mengisi recessus tersebut.
Dalam cavum pleura normal tidak pernah ada udara. Dan
bila ada robekan pada pleura parietal dan udara masuk cavum
pleura, dapat terjadi pneumothorax dan dapat menekan
perkembangan paru sehingga paru akan collaps dan terjadi sesak
nafas.
Padahillus kedua paru, kedua lapisan pleura saling Persarafan Pulmo
berhubungan dan bergantung longgar di atas hillus dan disebut Serabut aferen dan eferen visceralis berasal adri truncus
dengan ligamentum pulmonale yang berfungsi untuk mengatur sympathicus (Th 3,4,5) dan serabut para sympathicus
pergerakan alat dalam hillus pulmonalis selama proses respirasi. berasal dari N.vagus
Pulmo dextra mempunyai 3 lobus (superior, media, inferior) a. Serabut sympatis : truncus sympathicus kanan dan kiri
dan pulmo sinistra mempunyai 2 lobus (superior dan memberikan cabang-cabang pada paru membentuk
inferior).Antara lobus superior dengan media terdapat fissure plexus pulmonalis yang terletak di depan dan di belakang
horizontal.Antara lobus media dengan inferior terdapat fissure obliq. bronchus primaries. Fungsi saraf simpatis : untuk
Hillus pulmonalis adalah suatu lipatan pleura pada fascies relaksasi tunica muskularis dan menghambat sekresi
mediastinalis, dimana terjadi peralihan dari pleura parietalis menjadi bronchus. Biasanya diberikan pada penderita asma
pleura visceralis.Daerah lipatan tersebut membatasi keluar bronchiale (karena menyempitnya lumen bronchus)
masuknya vasa, nervus, bronkus.Lipatan tersebut sebagai b. Serabut parasymphatis : N.vagus kanan dan kiri juga
penggantung paru yang dikenal dengan ligament pulmonale. memberikan cabang-cabang pada plexus pulmonalis ke
Pada jaringan paru bagian posterior didapatkan jejas (alur) depan dan ke belakang. Fungsi saraf parasymphatis
dari alat-alat yang lewat menekan jaringan paru antara lain untuk kontraksi tunica muscularis akibatnya lumen
a. Impresio cardiac (jantung) menyempit dan merangsang sekresi bronchus.
b. Sulcus arcus aorta (arcus aorta)
c. Sulcus aorta thoracalis (aorta thoracalis)
d. Sulcus esophagia (esophagus) 1.2 Anatomi Mikro Pernafasan Bawah
e. Area trachea (tempat trachea) A. TRACHEA
Merupakan pemanjangan dari laring dengan panjang 10cm
Perdarahan Pulmo menuju bronkus primer.Tersusun atas epitelium respirasi dan pada
Yang mendarahi pulmo adalah arteria bronchialis, cabang lamina proprianya mengandung kelenjar campuran seromukosa
dari aorta thoracalis. Sedangkan a.pulmonalis tidak memperdarahi yang terbuka menuju lumen.Ciri khas yang paling menonjol adalah
paru, tetapi berfungsi untuk respirasi dan v.bronchialis mengalirkan adanya kartilago berbentuk cincin C yang terbuka dibagian
darah ke v.azygos dan v.hemyazygos ujungnya dan menghadap posterior sebanyak 16-20 buah. Bagian
cartilage yang terbuka disambung oleh ligament fibroelastis, untuk
mencegah overdistensi dan oleh berkas otot polos (m. trachealis),
yang menarik lumen dan meningkatkan kekuatan aliran udara saat b. Bronchus sekunder : bronkus lobaris ini berasal langsung
batuk, expirasi paksa. dari bronchus primer, masing-masing mensuplai 1 lobus
pulmo. Karena pulmo kanan mempunyai 3 lobus dan kiri 2
lobus, maka bronchus lobaris kanan ada 3 dan kiri ada 2.
Bronchus lobaris menyerupai bronchus primer tetapi
cartilage yang membentuknya berbentuk seperti piring
irregular atau pulau, bukan cincin.
c. Bronchus tersier : tiap bronchus segmentalis ini mensuplai
ke tiap segmen bronchopulmonary. Walaupun tiap paru
mempunyai 10 segmen, jumlah bronchus sekunder yang
berbeda menyebabkan percabangan yang berbeda pada
bronchus tersier. Bronchus tersier dapat bercabang
beberapa kali untuk membentuk cabang yang lebih kecil,
jika dindingnya mengandung cartilage dan kelenjar
d. Bronchiole : merupakan cabang terkecil dari bronchus,
yang perbedaannya hanya jumlah cartilage dan kelenjar
yang sangat sedikit pada dindingnya. Bronchiole besar
B. POHON BRONCHIAL disusun oleh epitelium respiratory; selama bercabang,
Dimulai dari cabang trachea kemudian membentuk 2 bronchus panjang dan kompleksitas epitelialnya menurun sampai
primer, masing-masing menembus ke hillus paru. Hillus juga menjadi epitel silindris bersilia atau kuboid. Tiap
merupakan tempat arteri, dan saraf masuk serta vena, system limfe bronchiole menjadi 5-7 bronchiole terminalis.
keluar.Struktur ini, bersama dengan jaringan ikat padat yang e. Bronchioles terminal : komponen terkecil dari bagian
mengikatnya membentuk akar pulmonary. konduksi system respirasi. Disusun oleh epitel kuboid
a. Bronchus primer : masing-masing bronchus primer masuk bersilia atau columnar dan mempunyai sedikit atau tidak
ke paru. Masing-masing menyerupai trachea, tapi cincin sel goblet. Hilangnya sel goblet sebelum silia pada cabang
cartilage dan ikatan otot polos melingkar penuh pada pohon bronchial terbawah membantu untuk mencegah
lumen. Jalan bronchus primer lebih vertical daripada kiri. individu tenggelam dalam mucus. Yang menyusun,
Hasilnya, benda asing yang masuk kebanyakan berada di termasuk juga sel dengan bentuk kubah tanpa silia (sel
paru kanan. Clara), yang sitoplasmanya mengandung granula glikogen,
lateral dan kompleks golgi apical, mitokondria yang
memanjang, dan sedikit granula secretory. Fungsinya a. Septum interalveolaris :septum terdiri dari 2 lapis epitel
masih belum jelas. Tiap bronchiole terminalis dapat gepeng sederhana, dengan interstisium di antaranya.
bercabang menjadi 2 atau lebih bronkiole respiratorius. Bagian interstisium terdiri dari lanjutan kapiler yang
f. Bronchiole respiratorius : ini membentuk bagian pertama menempel pada jaringan ikat elastin yang meliputi serat
dari bagian respirasi system respirasi. Tepi epitel kuboid elastin dan kolagen, ground substance, fibroblast, sel mast,
menyerupai bronchiole terminal tetapi dibatasi oleh makrofage, leukosit, sel interstisial yang berfungsi
dinding tipis saccular evaginasi yang disebut alveoli. merespons epinefrin dan histamine. Jaringan elastis adalah
Jumlah alveoli meningkat selama bronchiole respiratorius komponen penting dalam mekanisme ventilasi. Pertukaran
menuju distal. Selama jumlah alveoli meningkat, jumlah gas yang terjadi Antara udara di alveolar lumen dan darah
silia menurun sampai menghilang. Sel goblet sudah tidak di kapiler interstisial.
terlihat. Barrier darah-udara : mengacu pada struktur yang
g. Ductus alveolaris : adalah pemanjangan bagian distal dari harus dilewati O2 dan CO2 untuk bertukaran. Tebal
bronchiole respiratorius. Disini, alveoli menjadi padat, sekitar 0,1-1,5 m, terdiri dari 4 lapisan : (1)selaput
dimana dinding selnya ada di hampir seluruh kantung dan surfaktan pulmoner (VIIIC) pada permukaan alveolar,
tepinya telah berubah menjadi sepeti tombol kecil otot (2)sitoplasma epitel gepeng (Type-1 alveolar) sel
polos yang dilapisi oleh sel kuboid sederhana tanpa silia. (VIIB), (3)lamina basalis fusi Antara epitel tipe 1 dan
Bentuk tombol ini muncul untuk membentuk lumen dari sel kapiler endotel, (4)sitoplasma sel endoteial gepeng
pemanjangan duktus. Duktus alveolaris menyerupai membatasi kapiler interstisial
jalanan dengan banyak pintu menuju ruangan kecil Pori alveolar : tiap septum dapat mengandung 1 atau
(alveoli) dimana duktus alveolarisnya memiliki dinding lebih pori dengan 10-15m diameternya. Ini
sedikit. menghubungkan alveoli yang berdekatan,
h. Atria dan kantung alveolar : atria adalah akhir distal dari menyamakan tekanan, dan melewatkan aliran udara
duktus alveolar. Perbedaan Antara atria dengan kantung kolateral. Mereka meminimalisasi penggunaan alveoli
alveolar adalah atria adalah ruangan menuju duktus ketika beberapa jalan udara kecil terhalangi.
alveolaris, alveoli, dan kantung alveolar, dan kantung b. Tipe-tipe sel alveolar :
alveolar hanya membuka jalan menuju alveoli dan atria. Sel tipe I : disebut juga dengan sel alveolar tipe I,
pneumosit tipe I dan sel alveolar gepeng, sel epithelial
C. ALVEOLI gepeng membentuk 97% permukaan alveolar.
Hanya ditemukan di bagian respiratori system Berfungsi untuk komponen permeabilitas gas yang
respirasi.Dibatasi oleh dinding tipis (interalveolaris septum).
sangat kecil. Sitoplasma tipis mengelilingi dinding paru-paru.
alveoli
Pneumosit tipe II / sel septal / sel alveolar besar / sel
sekretoris : Bentuk kubis, inti bulat, Sel menonjol ke
arah lumen alveoli, Berkelompok 2-3 sel, Sitoplasma
mengandung multilamellar bodies, zat ini dilepaskan
ke permukaan sebagai surfaktan
Sel alveolar fagosit / sel debu / dust cell : Berasal dr
monosit yg dihasilkan oleh sumsum tulang, Sel agak
besar berbentuk bulat dg inti bulat, Sitoplasma
mengandung vakuola / yg tdk bervakuola ttp
bergranula, Yg bervakuola berasal dr sel darah yg telah
memfagosit lipid atau kolesterol shg terlihat selnya
bervakuola, Sel yg tdk bervakuola ttp yg bergranula
berasal dr sel darah atau mitosis dr makrofag dimana
sel ini memfagosit debu yg ikut pd waktu inspirasi
pernafasan, Dalam sitoplasmanya tdpt partikel debu Fungsi utama sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan
sehingga disebut sel debu. oksigen jaringan tubuh dan membuang karbondioksida sebagai sisa
metabolisme serta berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan
1.3 Fisiologi Pernafasan basa.
Respirasi adalah suatu proses pertukaran antara oksigen Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu :
dengan karbondioksida. Dimana pada saat melakukan inspirasi yang
terjadi adalah pengikatan oksigen yang akan difungsionalkan oleh 1. Ventilasi
jaringan tubuh, dan pada saat ekspirasi yang terjadi adalah proses 2. Difusi
pelepasan hasil metabolit berupa karobondioksida(CO2) dan uap air 3. Transportasi
(H20).
Sistem respirasi terdiri dari cavum nasal (rongga hidung),
pharynk, larynk, trakhea, bronkhus, bronkhioli, bronkhioli
terminalis, bronkhioli respiratorius, duktus alveoli dan alveoli pada
1. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara


atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya
udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru).
Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal,
pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan
atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-
paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi
lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari
paru-paru.

Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena


perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara
diafragma. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot dalam-dalam (menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan karena
insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga kerja dari otot-otot tambahan isnpirasi yaitu muskulus
terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus.
peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan
paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi
pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru. pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka
setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi
setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas
dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu
muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis.
Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi. Fleksibilitas
paru dijaga oleh surfaktan. Surfaktan merupakan campuran
lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli pada bagian epitel
alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan alveolus
yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air & mencegah
kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan monomolekuler
antara lapisan cairan dan udara.

Energi yang diperlukan untuk ventilasi adalah 2 3% energi total


yang dibentuk oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat
saat olah raga berat, bisa mencapai 25 kali lipat.

Saat terjadi ventilasi maka volume udara yang keluar masuk antara
Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya perintah atmosfer dan paru-paru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
dari pusat pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula
oblongata terdiri dari sekelompok neuron inspirasi dan ekspirasi.
Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan dengan eksitasi
pada neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron
inspirasi sehingga terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti dengan
peristiwa ekspirasi. Area inspirasi dan area ekspirasi ini terdapat
pada daerah berirama medula (medulla rithmicity) yang
menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan
perbandingan 2 : 3 (inspirasi : ekspirasi).
Ventilasi dipengaruhi oleh :
1. Kadar oksigen pada atmosfer
2. Kebersihan jalan nafas
3. Daya recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru
4. Pusat pernafasan
Difusi

Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara


alveoli dengan darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena
perbedaan tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah. Salah satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.

Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan diekspirasi


dalam pernafasan normal. IRV (volume cadangan inspirasi) adalah
volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru setelah inspirasi
normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah volume udara
yang masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal. Sedangkan
RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa dalam Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding
paru-paru setelah ekspirasi kuat. alveolus yang sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Di
dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan
diameter 8 angstrom Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli
dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2
pada orang dewasa normal. - 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb
(HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7
Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida % karbondioksida larut dalam plasma, 23 30% berikatan dengan
secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 70% dalam bentuk
kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan HCO3 (ion bikarbonat).
kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses
pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial
oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru.

Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit


untuk setiap perbedaan tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan
kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat
sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas difusi
ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat disertai
dDilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran
difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat
adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200-
1500 ml/menit. Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah
Difusi dipengaruhi oleh : setiap menit. Jika curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah
1. Ketebalan membran respirasi oksigen yang diberikan ke jaringan sekitar 250 ml/menit. Saat olah
2. Koefisien difusi raga berat dapat meningkat 15 20 kali lipat.
3. Luas permukaan membran respirasi*
4. Perbedaan tekanan parsial Transportasi gas dipengaruhi oleh :

1. Cardiac Output
Transportasi 2. Jumlah eritrosit
3. Aktivitas
Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen 4. Hematokrit darah
ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan
karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97
Setelah transportasi maka terjadilah difusi gas pada sel/jaringan.
Difusi gas pada sel/jaringan terjadi karena tekanan parsial oksigen
(PO2) intrasel selalu lebih rendah dari PO2 kapiler karena O2 dalam
sel selalu digunakan oleh sel. Sebaliknya tekanan parsial
karbondioksida (PCO2) intrasel selalu lebih tinggi karena CO2
selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa metabolisme.

Sistem respirasi diatur oleh pusat pernafasan pada otak yaitu medula
oblongata. Pusat nafas terdiri dari daerah berirama medulla (medulla
Regulasi
rithmicity) dan pons. Daerah berirama medula terdiri dari area
inspirasi dan ekspirasi. Sedangkan pons terdiri dari pneumotaxic
Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah
area dan apneustic area. Pneumotaxic area menginhibisi sirkuit
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat
inspirasi dan meningkatkan irama respirasi. Sedangkan apneustic
aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat
area mengeksitasi sirkuit inspirasi.
sehingga kerja sistem respirasi juga meningkat. Mekanisme adaptasi
sistem respirasi terhadap perubahan kebutuhan oksigen tubuh sangat
penting untuk menjaga homeostastis dengan mekanisme sebagai
berikut :
Daerah berirama medula mempertahankan irama nafas I : E = 2 :
3. Stimulasi neuron inspirasi menyebabkan osilasi pada sirkuit
inspirasi selama 2 dan inhibisi pada neuron ekspirasi kemudian
terjadi kelelahan sehingga berhenti. Setelah inhibisi hilang
kemudian sirkuit ekspirasi berosilasi selama 3 dan terjadi inhibisi
pada sirkuit inspirasi. Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan
terus menerus terjadi sehingga tercipta pernafasan yang ritmis.
3. Gerakan : perubahan gerakan diterima oleh proprioseptor.
Pengaturan respirasi dipengaruhi oleh : 4. Refleks Heuring Breur : menjaga pengembangan dan
pengempisan paru agar optimal.
1. Korteks serebri yang dapat mempengaruhi pola respirasi. 5. Faktor lain : tekanan darah, emosi, suhu, nyeri, aktivitas spinkter
2. Zat-zat kimiawi : dalam tubuh terdapat kemoresptor yang sensitif ani dan iritasi saluran nafas
terhadap perubahan konsentrasi O2, CO2 dan H+ di aorta, arkus 2.2. Pengukuran Kapasitas Vital Paru-paru.
aorta dan arteri karotis.
2. Inspirastory reserve volume (IRV) Adalah jumlah maksimal
udara yang dapat dihirup (hiperinspirasi) diatas angka
normal inspirasi tidal volum. Normal = 3100 ml.
3. Expiratory reserve volume (ERV) Adalah jumlah maksimal
udara yang dapat dikeluarkan (hiperekspirasi). diatas angka
normal eskpirasi tidal volum Normal = 1200 ml.
4. Residual volume (RV) Adalah jumlah udara yang tersisa di
paru-paru setelah ekspirasi maksimal. Normal = 1200 ml.
5. Total lung capacity (TLC) Adalah volume total dari paru-
paru ( IRV+ERV+RV+VT). Normal = 6000 ml.
6. Vital capacity (VC) Adalah jumlah udara yang dapat
dikeluarkan setelah inspirasi maksimal (TV+ERV+IRV).
Normal = 4800 ml.
7. Inspiratory capacity (IC) Adalah jumlah total udara yang
dapat dihirup (VT+IRV). Normal = 3600 ml.
8. Functional residual capacity (FRC) Adalah volume yang
tertinggal di paru-paru setelah ekshalasi (ERV+RV). Normal
= 2400 ml
Spirometer Collin atau Autospirometer merupakan alat yang
Variabel Range Normal
akan mengukur kapasitas vital fungsional paru dengan beberapa
1. Tidal Volume (TV) 500 ml
variabel yakni, Tidal Volume (TV), Inspiratory Reserve Volume
2. Inspiratory Reserve Volume (IRV). 3100 ml
(IRV), Expiratory Reserve Volume (ERV), Residual Volume (RV),
3. Expiratory Reserve Volume (ERV) 1200 ml
Vital Capacity (VC), Inspiratory Capacity (IC), Functional Residual
4. Residual Volume (RV), 1200 ml
Capacity (FRC), Total Lung Capacity (TLC).
5.Total Lung Capacity (TLC). 6000 ml
6. Vital Capacity (VC), 4800 ml
Adapaun beberapa penjelasan tentang beberapa variabel tersebut :
7. Inspiratory Capacity (IC), 3600 ml
1. Tidal volume (TV) Adalah jumlah volume yang dihirup
8. Functional Residual Capacity (FRC), 2400 ml
(inspirasi) dan dikeluarkan (ekspirasi) pada saat bernapas.
Normal = 500 ml.
Pada jaringan, basil tuberkulosis adalah bakteri batang tipis
2.1 Morfologi Mycobacterium lurus berukuran sekitar 0,4 x 3 m.
Mycobacterium adalah aerob obligat dan mendapatkan
energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana. Terdapat
tiga formulasi untuk biakan mycobacterium, yaitu :
1. Medium agar semisintetik
2. Medium telur inspissated
3. Medium kaldu
Komponen Basil Tuberkel :
a. Lipid
Toksonomi : Mycobacterium kaya akan lipid, yang terdiri dari asam mikolat,
Kingdom : Bacteria lilin, dan fosfat. Didalam sel, lipid banyak terikat dengan protein
Filum : Actinobacteria dan polisakarida.Muramil dipeptida (dari peptidoglikan) yang
Ordo : Actinomycetales membuat kompleks dengan asam mikolat dapat menyebabkan
Upaordo : Corynebacterineae pembentukan granuloma; fosfolipid penginduksi nekrosis
Famili : Mycobacteriaceae caseosa.Lipid pada beberapa hal bertanggung jawab pada sifat tahan
Genus : Mycobacterium asamnya.
Spesies: : Mycobacterium tuberculosis b. Protein
Setiap mycobacterium mengandung beberapa protein yang
Berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal membangkitkan reaksi tuberkulin. Protein berikatan dengan wax
0,3-0,6/um. Sebagian besar dinding kuman terdiri dari asam lemak fraction can, setelah injeksi, akan menginduksi sensitivitas
(lipid) , peptodiglikan dan arabinomman. Lipid inilah yang tuberkulin. Protein ini juga merangsang pembentukan berbagai
membuat kuman lebih tahan terhadap asam (BTA) dan ia juga lebih antibodi.
tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. c. Polisakarida
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam Peran polisakarida dalam patogenesis penyakit manusia tidak
keadaan dingin, hal ini terjadi karena kuman bersifat jelas.Polisakarida tersebut dapat menginduksi hipersensitifitas tipe
dormant.Artinya kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan cepat dan dapat berperan sebagai antigen dalam reaksi dengan
penyakit tuberkulosis aktif kembali. serum pasien yang terinfeksi.
KLASIFIKASI Mycobacterium tuberculosis tidak menghasilkan kapsul atau spora
Yang tergolong dalam kuman Mycobacterium tuberculosis serta dinding selnya terdiri dari peptidoglikan dan DAP, dengan
berdasarkan epidemiologi adalah: kandungan lipid kira-kira setinggi 60% (Simbahgaul, 2008). Pada
1.M tuberculosae dinding sel mycobacteria, lemak berhubungan dengan
2.Varian asian arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya.Struktur ini
3.Varian african menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi
4.Varian african II efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, suatu molekul lain
5.Varian bovis dalam dinding sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara
Kepekaan inang dan patogen, menjadikan Mycobacterium tuberculosis dapat
Kecocokan Kepekaan
Spesies Nitratase pada bertahan hidup di dalam makrofag.
atmosfir pada TCH
Pyrazimide Koloninya yang kering dengan permukaan berbentuk bunga
M. kol dan berwarna kuning tumbuh secara lambat walaupun dalam
Aerob Positif Resisten Sensitif kondisi optimal.Diketahui bahwa pH optimal pertumbuhannya
tuberculosis
Micro- adalah antara 6,8-8,0.Untuk memelihara virulensinya harus
M. bovis Negatif Sensitif Resisten dipertahankan kondisi pertumbuhannya pada pH 6,8. Sedangkan
aerofilik
M. Micro- untuk merangsang pertumbuhannya dibutuhkan karbondioksida
bervariasi Sensitif Sensitif dengan kadar 5-10%. Umumnya koloni baru nampak setelah kultur
Africanum aerofilik
Kelompok kuman Mycobacterium lainnya adalah : berumur 8 minggu.
1. M.kansasi Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara
2. M.avium kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-
3. M.intracellulare tahun dalam lemari es.Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada
4. M.Scrofilaceum dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat
5. M.malmacerse terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang,
6. M. xenopi kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali.
Mycobacterium tuberculosis dapat tahan hidup diudara
kering maupun dalam keadaan dingin atau dapat hidup bertahun-
SIFAT tahun dalam lemari es.Hal ini dapat terjadi apabila kuman berada
Mycobacterium tuberculosis cenderung lebih resisten dalam sifat dormant (tidur). Pada sifat dormant ini apabila suatu saat
terhadap faktor kimia dari pada bakteri yang lain karena sifat terdapat keadaan dimana memungkinkan untuk berkembang,
hidrofobik permukaan selnya dan pertumbuhan bergerombol.
kuman tuberculosis ini dapat bangkit kembali (Hiswani M.Kes, pathogen. Mikobakteria cepat mati dengan sinar matahari langsung,
2010). tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yang gelap dan
Bakteri Mycobacterium memiliki sifat tidak tahan panas lembab
serta akan mati pada 6C selama 15-20 menit. Biakan bakteri ini PEMERIKSAAN
dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam Bakteri tahan asam (BTA) dan Bakteri tidak tahan asam
dahak, bakteri mycobacterium dapat bertahan selama 20-30 jam. (BTTA) dapat dibedakan dengan pewarnaan ziehl nelseen.
Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan
hari.Biakan basil ini apabila berada dalam suhu kamar dapat hidup melebu, sehingga zat warna dapat masuk kedaalam tubuh bakteri.
6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu 20C Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas kembali
selama 2 tahun. Mycobacterim tahan terhadap berbagai khemikalia walaupun dipengaruhi dengan asam, sehingga kuman yang tidak
dan disinfektan antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat dapat tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan
3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan oleh yodium tinctur dalam berikutnya. Basil tahan asam berwarna merah, non basil tahan asam
5 menit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit berwarna biru.
(Hiswani M.Kes, 2010). Uji biokimia yang sering digunakan untuk membedakan
M.tuberculosis memproduksi katalase, tetapi ia akan berhenti M.tuberculosis dengan spesies lain adalah uji niasin dan nitrat.
memproduksi bila dipanaskan pada suhu 65C selama 20 menit Mycobacterium tuberculosis memberikan hasil uji niasin positif
dalam dapar fosfat. Mycobacterium tuberculosis yang resisten serta ia juga mereduksi nitrat
terhadap obat anti tuberkulosis INH, tidak memproduksi katalase.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri aerob, oleh IDENTIFIKASI
karena itu pada kasus TBC biasanya mereka ditemukan pada daerah Identifikasi melalui pewarnaan ziel neelsen
yang banyak udaranya. Mikobakteria mendapat energi dari oksidasi 1) siapkan sediaan yg sudah diberi sputum
berbagai senyawa karbon sederhana. Aktivitas biokimianya tidak 2) fiksasi
khas, dan laju pertumbuhannya lebih lambat dari kebanyakan 3) tuangi dengan karbol fuksin, diamkan selama 5 menit
bakteri lain karena sifatnya yang cukup kompleks dan dinding 4) panaskan sampai keluar uap, tapi tidak sampai mendidih.
selnya yang impermeable, sehingga penggandaannya hanya Selama 5 menit
berlangsung setiap kurang lebih 18 jam. Karena pertumbuhannya 5) cuci dengan air mengalir
yang lamban, seringkali sulit untuk mendiagnostik tuberculosis 6) tuang dengan H2SO4 5% selama 3 detik sambil sedian
dengan cepat.Bentuk saprofit cenderung tumbuh lebih cepat, dimiringkan
berkembangbiak dengan baik pada suhu 22-23oC, menghasilkan 7) Tuang kembali dengan alcohol 60% selama 30 detik
lebih banyak pigmen, dan kurang tahan asam dari pada bentuk yang 8) Cuci dengan air mengalir
9) Tuang dengan biru metilen, diamkan 1 2 menit akibat TB didunia,terjadi pada negara-negara berkembang.
10) Cuci dengan air mengalir Demikian juga, kematian wanita akibat TB lebihbanyak dari pada
11) Keringkan diatas kertas saring tanpa menggosok kematian karena kehamilan, persalinan dan nifas.
12) Teteskan sedikit minyak emersi Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling
13) Lihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x produktif secara ekonomis (15-50tahun). Diperkirakan seorang
pasien TB dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya
Interpretasi hasil: 3sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan pendapatan
1) Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang = tahunan rumahtangganya sekitar 20 30%. Jika ia meninggal akibat
negative TB, maka akan kehilanganpendapatannya sekitar 15 tahun. Selain
2) Ditemukan 1 9 BTA dalam 100 lapang pandang = tulis merugikan secara ekonomis, TB juga memberikandampak buruk
jumlah kuman yang ditemukan lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
3) Ditemukan 10 99 BTA dalam 100 Lapang pandang = + Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain
(1+) adalah:
4) Ditemukan 1 10 BTA dalam 1 Lapang pandang = ++ (2+) 1. Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada
5) Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang = +++ (3+) negara negara yang
sedang berkembang.
3.1 Definisi Tb 2. Kegagalan program TB selama ini. Hal ini diakibatkan oleh:
a. Tidak memadainya komitmen politik dan pendanaan
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang b. Tidak memadainya organisasi pelayanan TB (kurang terakses
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini oleh masyarakat,
merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan penemuan kasus /diagnosis yang tidak standar, obat tidak
waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering terjaminpenyediaannya, tidak dilakukan pemantauan,
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh pencatatan dan pelaporan yang standar, dan sebagainya).
manusia. c. Tidak memadainya tatalaksana kasus (diagnosis dan paduan
obat yang tidakstandar, gagal menyembuhkan kasus yang
3.2 Epidemiologi telah didiagnosis)
Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah d. Salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG.
terinfeksi oleh Mycobacteriumtuberculosis.Pada tahun 1995, e. Infrastruktur kesehatan yang buruk pada negara-negara yang
diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematianakibat mengalami krisis
TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian f. ekonomi atau pergolakan masyarakat.
3. Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia 1%, berarti 10 (sepuluh) orang diantara 1000 penduduk
dan perubahan strukturumur kependudukan. terinfeksi setiap tahun.ARTI di Indonesia bervariasi antara 1-
4. Dampak pandemi infeksi HIV.Di Indonesia, TB merupakan 3%.
masalah utama kesehatan masyarakat 3. Infeksi TB dibuktikan dengan perubahan reaksi tuberkulin
negatif menjadi positif.
Epidemiologi TB di Indonesia
Di Indonesia TB paru menduduki urutan ke-4 untuk angka Risiko menjadi sakit TB
kesakitan sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan 1. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi sakit TB.
ke-5. Menyerang sebagian besar kelompok usia produktif dari 2. Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk
kelompok sosioekonomi lemah. Walau upaya memberantas TB rata-rata terjadi 1000 terinfeksi TB dan 10% diantaranya (100
telah dilakukan, tetapi angka insiden maupun prevalensi TB paru di orang) akan menjadi sakit TB setiap tahun. Sekitar 50
Indonesia tidak pernah turun.Perkiraan kejadian BTA di sputum diantaranya adalah pasien TB BTA positif.
yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998. berdasarkan 3. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi
survei kesehatan rumah tangga tahun 1985 dan survey kesehatan pasien TB adalah dayatahan tubuh yang rendah, diantaranya
nasional 2001, TB menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi (gizi buruk).
kematian tertinggi di Indonesia. Prevalensi nasional terakhir TB HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi yang terinfeksi
paru diperkirakan 0,24%. Sampai sekarang angka kejadian TB di TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas
Indonesia relative terlepas dari angka pandemic infeksi HIV karena sistem daya tahan tubuh seluler (Cellular immunity), sehingga jika
masih relatif rendahnya infeksi HIV, tapi hal ini mungkin akan terjadi infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, maka yang
berubah di masa datang melihat semakin meningkatnya laporan bersangkutan akan menjadi sakit parah bahkan bisa mengakibatkan
infeksi HIV dari tahun ketahun. kematian. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
jumlah pasien TB akan meningkat,dengan demikian penularan TB
Risiko penularan di masyarakat akan meningkat pula.
1. Risiko tertular tergantung dari tingkat pajanan dengan percikan
dahak. Pasien TB paru dengan BTA positif memberikan 3.3 Klasifikasi
kemungkinan risiko penularan lebih besar dari pasien TB paru
dengan BTA negatif. Dari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi seperti :
2. Risiko penularan setiap tahunnya di tunjukkan dengan Annual
Risk of Tuberculosis Infection (ARTI) yaitu proporsi penduduk a) Pembagian secara patologis
yang berisiko terinfeksi TB selama satu tahun. ARTI sebesar
Tuberculosis primer (childhood tuberculosis) Di Indonesia klasifikasi yang banyak dipakai adalah berdasarkan
Tuberculosis post-primer (adult tuberculosis) kelainan klinis, radiologis, mikrobiologis :
b) Pembagian secara aktivitas Radiologis tuberculosis paru
(Koch Pulmonul) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif tuberkulosis paru
yang mulai menyembuh) bekas tuberkulosis paru
c) Pembagian secara radiologis (luas besi) tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam
Tuberkulosis minimal. Terdapat sebagian kecil a) tuberkulosis paru tersangka yang diobati. Disisni
infiltrat nonkavitas pada satu paru maupun kedua sputum BTA (-) tetapi tanda-tanda lain (+)
paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru. b) tuberkulosis tersangka paru yang diobati. Disini
Moderately advanced tuberculosis. Ada kavitas sputum BTA (-), dan tanda-tanda yang lain jga
dengan diameter tidak lebih dari 4cm. Jumlah meragukan
infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian
paru. Bila bayangannya kasar tidak lebih dari
sepertiga bayangan paru. WHO 1991 berdasarkan terapi membagi TB dalam 4 kategori yakni
Far advanced tuberculosis. Terdapat infiltrat dan :
kavitas yang melebihi keadaan pada moderately
advanced tuberculosis. Kategori I, ditunjukan terhadap :

Pada tahun 1974 American Thoracic Society memberikan klasifikasi kasus baru dengan sputum (+)
baruyang diambil berdasarkan aspek kesehatan masyarakat. kasus baru dengan bentuk TB berat

Kategori 0 : tidak pernah terpajan, dan tidak terinfeksi, Kategori II, ditunjukan terhadap :
riwayat kontak (-), tes tuberkulin (-).
Kategori I : terpajan tuberkulosis, tapi tidak terbukti ada kasus kambuh
infeksi, disini riwayat kontak (+), tes tuberkulin (-) kasus gagal dengan sputum BTA (+)
Kategori II : terinfeksi tuberkulosis, tapi tidak sakit. Tes
tuberkulin (+), radiologi dan sputum (-) Kategori III, ditunjukan terhadap :
Kategori III : terinfeksi tuberkulosis dan sakit
kasus BTA (-), dengan kelainan paru yang tidak luas
kasus TB ekstra paru selain dari yang disebut dalam kategori Tulang Nyeri, kollaps tulang belakang &
I belakang kelumpuhan tungkai
Kategori IV, ditunjukan terhadap : TB kronik
3.4 Etiologi
Tuberkulosis pada berbagai organ
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang
Bagian Yg
Gejala atau komplikasi dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan
Terinfeksi Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch
Lelah, nyeri tekan ringan, nyeri seperti pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya
Rongga perut bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC
apendisitis
pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Kandung kemih Nyeri ketika berkemih
3.5 Patogenesi & Patofisiologi
Demam, sakit kepala, mual, penurunan
Patogenesis ada di buku IPD
Otak kesadaran, kerusakan otak yg
menyebabkan terjadinya koma
Patofisiologi
Perikardium Demam, pelebaran vena leher, sesak nafas
Persendian Gejala yg menyerupai artritis
Ginjal Kerusakan gijal, infeksi di sekitar ginjal
Organ
Benjolan di dalam kantung zakar
reproduksi pria
Organ
reproduksi Kemandulan
wanita
bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak
3.6 Manifestasi klinis ke luar.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2. Gejala sistemik
2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan a. Demam
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,badan lemas, b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat berat badan menurun.
malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu 3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
bulan. Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang
Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada terlibat, misalnya pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi
penyakit paru selain tb, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis, asma, pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening,
kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di Indonesia pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala meningitis,
saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas &
dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai seorang tersangka kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
(suspek) pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis langsung. 3.7 Diagnosis & Diagnosis Banding
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukan M.tuberculosis pada
yaitu gejala lokal dan gejala sistemik, bila organ yang terkena pemeriksaan sputum, bilas lambung, cairan serebrospinal (CSS),
adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratorik (gejala lokal cairan pleura, atau biopsy jaringan. Gunakan nasogastric tube
sesuai organ yang terlibat). (NGT).
1. Gejala respiratorik Diagnosis TB anak ditentukan berdasarkan gambaran klinis
a. batuk-batuk lebih dari 2 minggu dan pemeriksaan penunjang seperti uji teberkulin, foto toraks, dan
b. batuk darah pemeriksaan laboratorium.
c. sesak napas
d. nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada
gejala sampai gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Pemeriksaan fisik
Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bila Ditemukan konjungtiva mata atau kulit pucat karena anemia,
bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin suhu demam badan kurus atau menurun. Tempat kelainan lesi TB
tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi paru yang dicurigai adalah bagian apeks (puncak) paru. Bila
dicurigai adanya infiltrat yang agak luas, maka didapatkan perkusi
yang redup dan auskultasi suara napas bronkial. Akan didapatkan bayangannya berupa cincin yang mula-mula berdinding tipis.Lama-
juga suara napas tambahan berupa ronki basah, kasar dan nyaring. lama dinding jadi sklerotik dan terlihat menebal.Bila terjadi fibrosis
Bila terdapat kavitas yang cukup besar, perkusi memberikan suara terlihat bayangan yang bergaris-garis.Pada kalsifikasi bayangannya
hipersonor atau timpani dan auskultasi memberikan suara amforik. tampak sebagai bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.Pada
Ditemukan atrofi dan retraksi otot-otot intercostal.Bagian paru yang atelektasis terlihat seperti fibrosis yang luas disertai penciutan yang
sakit jadi menciut dan menarik isi mediastinum. dapat terjadi padasebagian atau satu lobus maupun pada satu bagian
Pemeriksaan radiologi paru.Gambaran tuberculosis milier terlihat berupa bercak-bercak
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Gambaran yang halus yang umumnya tersebar merata pada seluruh lapangan paru.
dicurigai sebagai lesi TB aktif adalah: Gambaran radiologis lain yang sering menyertai tuberculosis paru
1. Bayangan berawan/nodular di segmen apical dan posterior lobus adalah penebalan pleura (pleuritis), massa cairan di bagian bawah
atas paru dan segmen superior lobus bawah paru (efusi pleura/empiema),
2. Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak bayangan hitamradio-lusen di pinggir
berawan atau nodular paru/pleura (pneumotoraks). Pada
3. Bayangan bercak milier satu foto dada sering didapatkan
4. Efusi pleura unilateral atau bilateral bermacam-macam bayangan
sekaligus (pada tuberculosis yang
Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB inaktif meliputi: sudah lanjut) seperti infiltrate, garis-
1. Fibrotik garis fibrotic, kalsifikasi, kavitas
2. Kalsifikasi (nonsklerotik/sklerotik) maupun
3. Schwarte atau penebalan pleura atelektasis dan emfisema.
Tuberculosis sering memberikan yang aneh-aneh, terutama
Lokasi lesi umumnya didaerah apeks paru (segmen apical gambaran radiologis,sehingga dikatakan tuberculosis is the greatest
lobus atas atau segmen apicallobus bawah), tetapi dapat juga imitator.
mengenai lobus bawah ( bagian inferior) atau di daerah hilus Gambaran infiltrasi dan tuberkuloma sering diartikan sebagai
menyerupai tumor paru (misalnya pada tuberculosis endobronkial). pneumonia, mikosis paru, karsinoma bronkus atau karsinoma
Pada awal penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang metastasis.Gambaran kavitas sering diartikan sebagai abses paru.Di
pneumonia, gambaran radiologis berupa bercak-bercak seperti awan samping itu perlu diingat juga faktor kesalahan dalam membaca
dan dengan batas-batas yang tidak tegas.Bila lesi sudah diliputi foto.Faktor kesalahan ini dapat mencapai 25%.Oleh sebab itu untuk
jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas diagnostik radiologik sering dilakukan juga foto lateral, top lordotik,
tegas.Lesi ini dikenal sebagai tuberkuloma.Pada kavitas oblik, tomografi dan fotodengan proyeksi densitas keras.Adanya
bayangan (lesi) pada foto dada, bukanlah menunjukkan adanya Penting dengan ditemukannya kumas BTA, diagnosis
aktivitas penyakit, kecuali suatu infiltrate yang betul-betul tuberculosis dapat dipastikan.Bila sputum susah diperoleh bisa
nyata.Lesi penyakit yang sudah non-aktif, sering menetap selama dengan cara bronkos-kopi diambil engan brushing atau bronchial
hidup pasien.Lesi yang berupa fibrotic, kalisifikasi, kavitas, washing atau BAL (broncho alveolar lavage). Bisa juga dari bilasan
schwarte, sering dijumpai pada orang-orang yang sudah lambung.
tua.Pemeriksaan khusus yang kadang-kadang juga diperlukan adalah Kriteria sputum BTA + adalah bila ditemukan sekurang-
bronkografi, yakni untuk melihat kerusakan bronkus atau paru yang kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu
disebabkan oleh tuberculosis. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan sediaan.Diperlukan 5000 kuman dalam 1 mL sputum.
bila pasien akan menjalani pembedahan paru. Pemeriksaan Cara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan:
radiologis dada yang lebih canggih dapat menggunakan Computed - pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa
Tomography Scanning (CT Scan) dan Magnetic Resonance Imaging - pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop fluoresens
(MRI). (pewarnaan khusus)
- pemeriksaan dengan biakan (kultur)
Pemeriksaan Lab - pemeriksaan terhadap resistensi obat.
Darah
Lekosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis Teknik PCR dapat dideteksi DNA kuman TB dalam waktu
pergeseran ke kiri. yang lebih cepat atau mendeteksi M. tuberculosae yang tidak
Limfosit masih dibawah normal.LED meningkat. Hasil tumbuh pada sediaan biakan.Dari hasil biakan biasanya dilakukan
pemeriksaan darah didapatkan: juga pemeriksaan terhadap resistensi obat dan identifikasi kuman.
1. anemia ringan dengan gambaran normokrom dan Kalo hasil BTA positif tapi biakan negative, itu namanya
normositer fenomena dead bacilli atau non culturable bacilli yang disebabkan
2. gama globin meningkat keampuhan panduan OAT jangka pendek yang cepat mematikan
3. kadar natrium darah menurun kuman BTA dalam waktu pendek.

Pemeriksaan serologis yang banyak dipakai peroksidase anti


peroksida (PAP-TB), tapi kurang bermanfaat bila digunakan sebagai
sarana tunggal untuk diagnosis TB. Prinsip dasarnya, menentukan
adanya antibody IgG yang spesifik terhadap antigen M.
tuberculosae.
Sputum
Uji tuberculin
- Tuberculin adalah komponen protein kuman TB yang
mempunyai sifat antigenic yang kuat.
- Disuntikan secara intrakutan.
- Bisa terjadi indurasi karena vasodilatasi local, edema, endapan
fibril dan terakumulasinya sel-sel inflamasi di daerah suntikan.
- Nilai diagnostic tinggi. Tersedia di Indonesia adalah PPD RT-
23 2TU
- Uji tuberculin cara mantoux dilakukan terhadap indurasi yang
timbul. Di palpasi untuk memeriksanya untuk menentukan tepi
indurasi, kemudian diameter transversal diukur. Jika tidak
timbul sama sekali indurasinya berari negative. Positif kalau
indurasi >10 mm
- Bisa terjadi reaksi local yang cukup kuat bagi individu tertentu,
berupa vesikel, bula hinggal ulkus kinjungtivitis fliktenularis
bahkan efusi pleura yang dapat disertai demam walaupun jarang
terjadi.
- Uji tuberculin (+), saat
1. Infeksi TB alamiah
i. Infeksi TB tanpa sakit TB
ii. Infeksi TB dan sakit TB
iii. TB yang telah sembuh
2. Imunisasi BCG
3. Infeksi mikrobakterium atipik
- Uji tuberculin (), saat
1. tidak ada infeksi TB
2. dalam masa inkubasi infeksi TB
3. anergi (keadaan penekanan system imun tubuh yang tidak
memberikan reaksi terhadap tuberculin walapun terinfeksi 3.8 Penatalaksanaan & Pencegahan (program P2M)
TB) 1. Tujuan pengobatan pada TB Paru selain untuk
mengobati juga mencegah kematian, mencegah
Patologi anatomi kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta
- Granuloma ukurannya kecil memutuskan mata rantai penularan. Pengobatan
- Perkijuan atau area nekrosis kaseosa di tengah granuloma Tuberkulosis dilakukan dengan prinsip-prinsip sbb:
- Multinucleated giant cell (sel datia langhans) 2. - OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi
- Limfadenopati kolli beberapa jenis obat. Tidak OAT tunggal
(monoterapi). Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Diagnosis Banding Tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan dan sangat
1.Bronkopneumonia : Gejala awal : Rinitis ringan, Anoreksia, dianjurkan.
Gelisah, jika berlanjut sampai Demam, Malaise, Nafas cepat dan 3. - Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat,
dangkal. dilakukan pengawasan langsung (DOT = Directly
2.Kanker paru : Kanker paru-paru stadium dini seringkali tidak Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
menunjukkan gejala apapun. Tapi dengan bertumbuhnya kanker, Menelan Obat (PMO).
gejala yang umum terjadiantara lain: 4. - Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu
- Batuk yang terus bertambah berat atau tidak kunjung tahap intensif (2-3 bulan) dan lanjutan (4-7 bulan).
sembuh 5. - Tahap intensif: obat diberikan setiap hari,dan
- Kesulitan bernafas, misalnya sesak nafas diawasi langsung untuk mencegah resistensi obat.
- Nyeri dada yang terus menerus Jika diberikan secara tepat, yang awalnya menular
- Batuk darah bisa menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2
- Suara serak minggu. Sebagian besar TB BTA positif menjadi
- Infeksi paru-paru yang sering, misalnya pneumonia BTA negatif dalam 2 bulan.
- Selalu merasa sangat letih 6. - Tahap lanjutan: diberikan obat lebih sedikit dengan
- Kehilangan berat badan jangka waktu yang lama. Tahap ini penting untuk
3. Pneumonia membunuh kuman persister sehingga mencegah
4. Abses paru kekambuhan.
5. Bronkiektasis 7.
6. Pneumonia aspirasi 8.
Jenis OAT Sifat Dosis Yang sangat dianjurkan demi efisiensi dan efektifitasnya. Satu studi cost
Direkomendasikan (mg/kg) benefit yang dilakukan oleh WHO di Indonesia menggambarkan
Harian 3x Seminggu bahwa dengan menggunakan strategi DOTS dapat menghemat biaya
Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12) program penanggulangan TB sebesar US$ 55 selama 20 tahun.
Rifampicin (R) Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)
Pyrazinamid (Z) Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40) Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci:
Streptomycin Bakterisid 15 (12-18) 15 (12-18) 1. Komitmen politis.
(S) 2. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya.
Ethambutol (E) Bakteriostatik 15 (15-20) 30 (20-35) 3. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB
dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan
Pencegahan pada orang dewasa : langsung pengobatan.
Bagi mereka yang tergolong high risk group (penderita DM, 4. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
morbus hansen, AIDS,dsb) pemberian profilaksis INH dapat 5. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
dipertimbangkan. Pada mereka yang mengidap kelainan-kelaian penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja
bekas TB dan belum pernah menerima pengobatan spesifik lengkap program secara keseluruhan.
sebelumnya, pemberian profilaksis perlu demi mencegah
kekambuhan di kemudian hari.Untuk tujuan profilaksis ini dapat Ekspansi Quality DOTS
dipakai INH dosis 300-400 mg/hari selama 12 bulan. 1. Perluasan & Peningkatan pelayanan DOTS berkualitas
Pencegahan TB pada Anak : 2. Menghadapi tantangan baru, TB-HIV, TB-MDR
Profilaksis dengan INH indikasinya ialah konversi dari tes 3. Melibatkan Seluruh Penyedia Pelayanan
tuberkulin () menjadi (+) yang bukan dikarenakan vaksin BCG. 4. Melibatkan Penderita & Masyarakat
Perlindungan bagi anak terhadap TB primer serta komplikasi-
komplikasinya vaksinasi BCG dapat diandalkan dengan syarat Ekspansi tersebut diatas didukung dengan
vaksinnya baik, teknik penyuntikannya baik, dan anak tsb 1. Penguatan kebijakan dan kepemilikan Daerah
mempunyai respons imun seluler yang baik pula. 2. Kontribusi terhadap Sistem Pelayanan Kesehatan
WHO telah merekomendasikan strategi DOTS sebagai 3. Penelitian Operasional
strategi dalam penanggulangan TB sejak tahun 1995. Bank Dunia International Standard for Tuberculosis Care (ISTC) merupakan
menyatakan strategi DOTS sebagai salah satu intervensi kesehatan standar yang melengkapi guideline program penanggulangan
yang paling efektif. Integrasi ke dalam pelayanan kesehatan dasar tuberkulosis nasional yang konsisten dengan rekomendasi WHO.
Standar tersebut bersifat internasional dan telah direvisi pada
tahun 2009. Tugas seorang PMO bukan untuk mengganti kewajiban pasien
mengambil obat dari
sarana pelayanan kesehatan.
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Salah satu komponen DOTS adalah pengobatan paduan OAT jangka 3. Informasi penting yang perlu dipahami PMO untuk
pendek dengan pengawasan langsung.Untuk menjamin keteraturan disampaikan kepada pasien
pengobatan diperlukan seorang PMO.Sebaiknya PMO adalah dan keluarganya:
petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, TB disebabkan kuman, bukan penyakit keturunan atau kutukan
Sanitarian, Juru Immunisasi, dan lain lain. Bila tidak ada petugas TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur
kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader Cara penularan TB, gejala-gejala yang mencurigakan dan cara
kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya pencegahannya.
atau anggota keluarga. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)
1. Persyaratan PMO Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur
Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh
petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan 3.9 Komplikasi
dihormati oleh pasien.
Seseorang yang tinggal dekat dengan pasien. Menurut Depkes RI (2003), merupakan komplikasi yang dapat
Bersedia membantu pasien dengan sukarela. terjadi pada penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :
Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah)
2. Tugas seorang PMO yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
selesai pengobatan. Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau
Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur. kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis
yang telah ditentukan. (pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau
Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang reaktif) pada paru.
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera Pneumotorak spontan (kolaps spontan karena kerusakan
memeriksakan diri ke sarana pelayanan kesehatan. jaringan paru)
Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, Kemungkinan terjadinya infeksi TB berulang pada kasus ini
persendian, dan ginjal. cukup tinggi, disebabkan oleh pertimbangan pasien pernah
Insufiensi kardio pulmoner mengalami TB paru sebelumnya (gambaran fibrotic pada foto
Rontgen paru).Selain itu kemungkinan pengobatan TB paru pasien
3.10 Prognosis sebelumnya tidak tuntas. Pengobatan TB yang tidak tuntas
Bila tidak menerima pengobatan spesifik : dikhawatirkan akan membuat kuman TB menjadi resisten.
- 25% meninggal dunia dalam 18 bulan
- 50% meninggal dalam 5 tahun Ad fungsionam: dubia ad malam
- 8-12.5 % menjadi chronic exeretors, yakni terus-menerus Penyakit TB paru biasanya meninggalkan tanda mata
mengeluarkan basil TB dalam sputumnya (sumber berupa kalsifikasi dan jaringan fibrosis pada jaringan parenkim paru
penularan) yang terinfeksi.Adanya jaringan fibrosis ini terlihat pada foto
Sisanya mengalami kesembuhan dengan spontan dengan Rontgen thorax pasien. Jaringan yang sudah terkalsifikasi dan
bekas berupa proses fibrotik dan perkapuran berubah menjadi jaringan fibrosis bersifat irreversible sehingga
Bila diberikan pengobatan spesifik (sesuai aturan sebenarnya) : tidak akan sepenuhnya kembali berfungsi normal.
Pengobatan spesifik hanya membunuh basil TB saja, namun
kelainan paru yang sudah ada pada saat pengobatan spesifik dimulai LO IV. Memahami & Menjelaskan Adab Batuk menurut Islam
tidak akan hilang sehingga keluhan-keluhan yang disebabkannya Adapun cara Batuk yang benar yaitu:
belum tentu hilang secara sempurna saat terapi spesifik selesai, Langkah 1 : sedikit berpaling dari orang sekitar anda dan
bahkan dapat bertahan selama hidup. Bila diberikan pengobatan tutup hidung dan mulut atau hidung saat batuk dan bersin
spesifik (tidak memenuhi syarat) penderita tidak akan sembuh, dan
basil TB yang tadinya resisten terhadap obat-obatan yang dipakai dengan menggunakan tissue, sapu tangan atau lengan baju
akan menjadi resisten. Akibatnya penderita sukar disembuhkan dan Langkah 2 : Segera baung tisu yang sudah dipakai
menularkan basil-basil resisten pada sekelilingnya. kedalam tempat sampah
Ad vitam: ad bonam Langkah 3 : Cuci tangan dengan menggunakan sabun atau
Prognosis ad bonam karena keadaan yang ditemukan pada menggunakan gel pembersih tangan
pasien ini bukan kondisi yang berat yang dapat menyebabkan Langkah 4 : gunakan masker
kematian.Perlu pemeriksaan lebih lanjut apakah pada pasien
terdapat infeksi HIV atau tidak.
Ad sanationam: dubia ad malam


Hadits Bukhari 398





apabila Nabi bersin, beliau menutup wajahnya dgn tangan atau

kainnya sambil merendahkan suaranya. Abu Isa berkata; Hadits

ini hasan shahih.
[HR. Tirmidzi No.2669].
Meludah di dalam Masjid adl suatu dosa. Maka kafarahnya
(tebusannya) adl menguburnya. [HR. Bukhari No.398].

Hadits Tirmidzi 2669

Anda mungkin juga menyukai