Anda di halaman 1dari 11

BIOGRAFI

ALI SADIKIN

Nama : Faruqi Refi

NIS : 151610008

Kelas : XII MIPA

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 SUMBER

Jalan Sunan Malik Ibrahim 4 Sumber Kabupaten Cirebon

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

Juli 2017
No. Judul Ringkasan
1. Pengenalan Tokoh Ali Sadikin, lahir di Sumedang, 7 Juli 1927. Ia
Ali Sadikin menikah dengan seorang dokter gigi bernama Nani
Sadikin. Beberapa jabatan pernah diembannya
sebelum ditunjuk menjadi Gubernur Jakarta oleh
Presiden Soekarno tahun 1966. Jabatan tersebut
meliputi, Letnan Jenderal KKO - AL (Korps
Komando Angkatan Laut), Deputi Kepala Staf
Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet
Kerja, dan Menteri Perhubungan Laut Kabinet
Dwikora serta Kabinet Dwikora yang disempurnakan
di bawah pimpinan Presiden Soekarno. Ali Sadikin
menjadi gubernur yang dicintai rakyatnya. Ia disapa
penduduk Jakarta dengan panggilan Bang Ali,
sementara istrinya disapa Mpok Nani.
2. Kekurangan Dana Hari pertama memimpin Jakarta, Bang Ali menerima
untuk Membangun APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Jakarta 66 juta rupiah pertahun. Sepertiga hasil pungutan
daerah dan duapertiga untuk subsidi. "Masya Allah!"
pikir Bang Ali. Bagaimana mungkin melakukan
pelayanan dan pembangunan dengan jumlah APBD
yang sedikit. Saat itu, terdapat 3,6 juta penduduk
Jakarta yang jumlahnya terus meningkat karena
urbanisasi. Dari jumlah tersebut, 60% penduduk
tinggal di kampung yang kumuh, ditambah dengan
buruknya sanitasi dan ketiadaan fasilitas umum
untuk mendukung kehidupan yang layak. Melihat
kondisi Jakarta yang memprihatinkan, Bang Ali
membentuk pola budaya kerja di antara pegawai
pemda.
3. Melegalkan Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan
Perjudian daerah yaitu menggenjot pajak. Seperti pajak
kepemilikan kendaraan bermotor dan pajak berniaga.
Bahkan, Bang Ali berani melegalkan perjudian
dengan payung hukum UU no.11 tahun 1957 yang
memungkinkan pemerintah daerah memungut pajak
atas izin perjudian. Menurutnya, inilah terobosan
untuk membangun Jakarta yang anggaran
tahunannya hanya 66 juta rupiah dan selalu defisit
setiap tahun. Selain itu, daripada gelap-gelapan,
lebih baik dilegalkan dan diberlakukan pajak untuk
mengisi kas pemda. Ada beberapa tempat judi ilegal
yang dibeking oleh ABRI. Bang Ali menegaskan judi
hanya untuk orang asing, non muslim, terutama
masyarakat Cina karena sudah dianggap budaya.
Namun, ada saja warga pribumi yang beragama
Islam ikut berjudi. "Kalau orang Islam judi, ke-
Islaman orang itu yang bobrok, bukan gubernurnya,"
kesal Bang Ali. "Ini tanggung jawab saya di akhirat.
Saya bilang ke Tuhan, ada 300 ribu anak yg tidak
sekolah, dan 3 juta warga yg miskin," kata Bang Ali.
4. Membenahi Belum lama Bang Ali menjadi gubernur, selama dua
Transportasi hari ia berkeliling-keliling mengamati transportasi
Jakarta dengan menaiki bus. Saat itu hari sedang
hujan ditambah banyaknya orang di dalam bus
sehingga Bang Ali berdesak-desakkan dengan
penumpang lain. Bang Ali melihat runyamnya
transportasi Jakarta, orang turun di mana saja, kapan
saja, dan tidak ada terminal. Bang Ali datang ke
Bappenas untuk membicarakan penambahan armada
bus. Lalu mendapat pinjaman uang dari Amerika
untuk membeli 500 bus, ditambah dengan uang judi,
ia membeli 2500 bus. Selain menambah armada bus,
dibangun Terminal Lapangan Banteng, Grogol,
Cililitan, Blok M, Pulo Gadung dan masih banyak
lagi. Namun, tarif bus masih tergolong mahal
sehingga diprotes oleh masyarakat dan DPRD. Bang
Ali tidak peduli, menurutnya kalau ingin fasilitas
bagus, harus bayar, "Enak aja mau murah," kata
Bang Ali. Tidak hanya masyarakat, para supir bus
pun protes karena banyak oknum ABRI yang tak
mau bayar ketika naik bus, bahkan supir bus kerap
dipukuli karena menagih bayaran kepada oknum
ABRI. Bang Ali bersedia menuruti pengaduan supir
bus dengan syarat, setiap bus hanya boleh
menampung limapuluh orang. Kemudian Bang Ali
membuat surat kepada Komandan PM ABRI, agar
semua anggota ABRI membayar ketika naik bus.
Selain menertibkan anggota ABRI yang tak mau
bayar, Bang Ali bersama Kapolda Jakarta melakukan
razia bus-bus nakal dan menggiringnya ke penjara.
Bang Ali juga ikut mengatur lalu lintas di sekitar
Sarinah, bahkan bajunya kotor terkena cipratan air
karena hujan. Bang Ali tidak hanya membenahi bus
saja, ia bersama tim dari Jerman membuat studi
tentang jaringan kereta api Jakarta yang berhubungan
dengan arus keluar masuk ke daerah lain.
5. Pembangunan Kondisi sekolah Jakarta dahulu berlantai tanah,
Fasilitas Umum berdinding bambu, dan meja yang dijejali hingga 5
siswa. Kesahatan warga Jakarta juga kurang baik,
banyak yang terjangkit penyakit kusta, anak-anak
menderita busung lapar dengan gusi merah dan mata
melotot. Uang judi pun digunakan Bang Ali untuk
membangun fasilitas umum seperti puskesmas,
sekolah, terminal, dan sebagainya. Sebanyak 20
miliar dihabiskan dalam pembangunan 700 gedung
sekolah, 17 miliar dihabiskan untuk pembangunan
jalan, dan pembangunan fasilitas lainnya. Salah satu
peninggalan Bang Ali yang terkenal adalah proyek
perbaikan kampung MHT (Mohamad Husni
Thamrin). Sebelum diperbaiki, kampung MHT tidak
ada air bersih, tidak ada jalan, MCK di empang-
empang, bahkan pintu rumah berhadapan langsung
dengan kakus. Saat Bang Ali datang ke Bappenas
untuk memperbaiki kampung, ia tidak mendapat
bantuan sama sekali, karena menurut pemerintah
pusat, perbaikan kampung bukan prioritas. Akhirnya
Bang Ali menggunakan uang judi untuk
memperbaiki lima kampung, yaitu Kampung Bali,
Jawa, Pademangan, Keagungan dan Kartini, disusul
kampung-kampung lain. Untuk tempat ibadah, Bang
Ali banyak membangun masjid dan musholah. Pada
mulanya, di Jakarta terdapat 600 masjid dan 3500
musholah. Di akhir jabatannya menjadi 1070 masjid
dan 4500 musholah.
6. Mendirikan Setelah menjabat selama tiga tahun, Bang Ali sudah
Fasilitas Olahraga membangun 50 lapangan terbuka, 70 lapangan tenis,
4 kolam renang besar, 25 lapangan basket, 12
gelanggang olahraga. Generasi muda digarap dengan
program terpadu seperti pendidikan, kebudayaan,
dan olahraga. Untuk itu, dibentuklah karang taruna
disetiap kelurahan. Bang Ali juga membangun
gelanggang remaja disetiap kecamatan dengan
fasilitas kolam renang dan fasilitas olahraga lainnya.
Selain gelanggang remaja, dibangun gelanggang
mahasiswa yang diberi nama Soemantri Brojonegoro
di daerah Kuningan. Pembangunan gelanggang
mahasiswa sempat dicurigai pemerintah pusat
sebagai akal-akalan Ali Sadikin untuk mengambil
hati mahasiswa, namun kenyataanya pemerintah
pusat pun turut meyumbang dana. Tidak hanya
gelanggang, Bang Ali pun membangun pacuan kuda.
Bang Ali bekerjasama dengan Australia untuk
membangunan pacuan kuda yang lebih bagus dari
pacuan kuda Jepang, sekaligus melatih joki-jokinya.
Masyarakat yang menonton harus menggunakan jas
dan dasi sesuai dengan standar internasional.
7. Membangun Salah satu usaha mencapai keadilan sosial adalah
Fasilitas Kesahatan menciptakan kesempatan setiap warga dalam
memperoleh derajat pelayanan kesehatan yang layak.
Sampai akhir masa jabatan sudah ada 243
Puskesmas. Disetiap kelurahan harus ada dua sampai
tiga Puskesmas dengan masing masing 2 dokter.
Pemda DKI membantu rumah sakit swasta dan
pemerintah, guna menutupi kekurangan peralatan
serta subisidi bagi yang tidak mampu. Dalam
pelayanan kesehatan, ditentukan tarif sesuai dengan
kelasnya, yaitu kelas satu, kelas dua, kelas tiga, kelas
empat gratis, kelas umum, pegawai negeri dan
pensiunan. Bang Ali membuat proyek home nursing,
bekerja sama dengan puskesmas untuk memberikan
pengobatan atau vaksinasi setiap minggu. Sampai
akhir masa jabatan, telah dididik 700 kader
kesehatan. Pemda DKI juga mempunyai 17 tim
medis keliling. 17 tim medis tersebut berkeliling ke
penjuru Kota Jakarta empat kali dalam seminggu
menggunakan mobil. Tim medis yang berkeliling ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi kelurahan yang
belum memiliki Puskesmas. Di lingkungan sekolah,
dibentuk tim kesehatan sekolah bekerja sama dengan
puskesmas.
8. Gubernur yang Bang Ali satu satunya Gubernur yang paling peduli
Peduli Perfilman dengan film nasional, menurutnya film telah menjadi
Nasional kebutuhan masyarakat. Pemda DKI membangun
pusat perfilman di Kuningan, termasuk sinematek
untuk mendokumentasikan arsip film. Saat itu,
sinematek di Jakarta adalah sinematek pertama di
Asia. Pada akhir masa jabatannya, telah dibangun
130 gedung bioskop, padahal awalnya di Jakarta
hanya terdapat 47 gedung bioskop. Bang Ali
mewajibkan semua bioskop memutar film nasional.
Setiap film yang baru release, akan dipromosikan di
balai kota. Pajak yang diambil dari film,
dikembalikan lagi ke film. Bang Ali kesal dengan
Badan Sensor Film karena bekerja terlalu
kampungan. Menurut Bang Ali, norma yang dipakai
BSF adalah norma yang cocok untuk Kota
Probolinggo, tidak sesuai dengan Kota Jakarta
sebagai Kota Internasional. "Kalau takut porno, diam
di rumah saja, jangan menonton film, kalau banyak
yang dipotong, maka penonton dan bioskop rugi.
Saya juga rugi karena pajak jadi berkurang," jengkel
Bang Ali. Kemudian Bang Ali meminta agar pemda
dimasukan dalam struktur badan sensor, namun
ditolak.
9. Mendirikan Bung Karno berpesan kepada Bang Ali bahwa
Tempat Wisata dan jangan membangun gedung yang tinggi disekitar
Bangunan Penting monas. Bung Karno juga menginginkan adanya air
mancur di tengah kota, hotel hotel megah, tempat
rekreasi, museum dan art gallery. Bang Ali selalu
menyebutkan impian-impian Bung Karno ketika
meresmikan proyek yang digarapnya. Salah satu
proyek Bang Ali adalah pembangunan Taman
Impian Jaya Ancol. Suatu hari Bung Karno
memerintahkan Bang Ali untuk mengubah daerah
rawa menjadi tempat wisata, maka dibangunlah
Taman Impian Jaya Ancol. Saat itu, dalam rangka
menyambut PATA Conference 1974, Bang Ali
membangun konvension hall pertama di Jakarta.
Namun, karena kekurangan dana, Bang Ali
bekerjasama dengan Dirut Pertamina Ibnu Sutowo.
Selain itu, Bang Ali menggagas pembangunan
beberapa museum, seperti Museum Fatahillah,
Museum Tekstil, Museum Keramik, dan Museum
Wayang. Bang Ali juga berperan penting dalam
pengembalian fungsi gedung-gedung bersejarah,
seperti Gedung Juang 1945 dan Gedung Sumpah
Pemuda. Kemudian bersama Tien Soeharto
menggagas pembangunan Taman Mini Indonesia
Indah (TMII). Ali Sadikin selama pemerintahannya
telah membangun berbagai fasilitas untuk rekreasi
dan hiburan rohani masyarakat kota Jakarta, yakni
Taman Ismail Marzuki, Planetarium Jakarta, Kebun
Binatang Ragunan, Taman Ria Monas, Taman Ria
Remaja, Kota Satelit Pluit di Jakarta Utara, dan Pusat
Pelestarian Budaya Betawi di kawasan Condet.
10. Menggagas Acara Bang Ali terinspirasi oleh Karnaval Rio de Janeiro.
Tahunan Jakarta Oleh karena itu, sejak tanggal 21 Juni 1968
diselenggarakan perayaan besar-besaran dalam
rangka HUT DKI secara rutin atau lebih dikenal
dengan Pekan Raya Jakarta (Jakarta Fair). "Biar
rakyat kecil terhibur karena mereka tidak bisa
bersenang senang di Night Club. Mereka juga butuh
hiburan," kata Bang Ali. Setiap ulang tahun Jakarta,
Jalan Thamrin ditutup sampai Monas. Semua warga
Jakarta berkumpul disana. Kebiasaan Bang Ali, pada
malam 21 sampai 22 Juni tepat pukul 24.00, ia
bersama istri muncul di panggung dan berteriak
"Hidup Jakarta!". Bang Ali ingin menghibur rakyat
yang tinggal di kampung kumuh. Menarik mereka
keluar rumah, menghirup udara segar dan
bergembira. Bang Ali senang jika ada warga yang
gelar tikar, sambil makan kacang di pinggir Jalan
Thamrin. Bang Ali juga mengadakan kompetisi
Abang dan None Jakarta untuk mencari duta budaya
Jakarta dalam mempromosikan, serta memberikan
gambaran akan budaya betawi Jakarta.
11. Kritik Terhadap Ali Bang Ali mungkin dikenal oleh sebagian orang
Sadikin sebagai gubernur maksiat, karena kebijakan-
kebijakannya yang kontroversial. Bahkan Bang Ali
selalu mewanti-wanti kepada petugas agar jangan
mengganggu remaja yang berpacaran di taman.
"Kalau hanya sampai berpelukan. Biarkan mereka,"
ujar Bang Ali. Wajar saja jika banyak kritikan
menghampiri beliau. Bang Ali menyadari, kritik
memang diperlukan, tetapi kritik yang mengada-ada
akan dilawan. Bang Ali selalu menganggap kritik
punya maksud baik. Misalnya kritikan soal judi.
Bang Ali menganggap kritikan itu baik, agar Jakarta
tidak dijadikan kota maksiat, tetapi kebanyakan
masyarakat tidak mengerti. Bang Ali juga pernah
dikritik oleh Buya Hamka mengenai uang judi,
namun Bang Ali dengan enteng menjawab, "Buya
Hamka dipersilahkan naik helikopter saja karena
seluruh jalan-jalan di Jakarta dibangun dari uang
judi."
12. Sifat Tegas dan Sudah bukan rahasia umum, sebagai gubernur, Bang
Keras Ali Sadikin Ali sering memaki, berteriak bahkan ada yang
ditempeleng karena disiplin kerja yang buruk. Kata
sontoloyo, goblog, sudah biasa terdengar oleh orang
disekitarnya. Orang-orang menyebutnya dalam
bahasa Belanda een koppigheid (keras kepala). Sifat
tempramental Bang Ali pernah terlihat ketika beliau
menghentikan truk ugal-ugalan dijalan. Si supir truk
langsung ditempeleng ketika turun oleh Bang Ali.
Singkat cerita, Bang Ali membangun sebuah proyek
di Jakarta. Beliau mendapat laporan bahwa pasokan
semen terganggu karena pemasoknya nakal, lalu
Bang Ali memanggil direktur pemasok semen.
Setelah dipanggil berkali kali tidak muncul, baru
pemanggilan ke tiga, ia muncul. Direktur ditanya
soal pemasokan semen, namun jawabannya berbelit-
belit, 'Plaakk!' ditampar tiga kali oleh Bang Ali.
Barulah ia berjanji akan menepati pasokan sesuai
kontrak. Bang Ali pernah ditanya mengapa begitu
keras, beliau menjawab, "Memang ini warisan nenek
moyang saya!". Justru karena sifat keras Bang Ali,
Bung Karno menunjuknya menjadi gubernur Jakarta.
13. Berakhirnya Di akhir jabatannya, banyak penghargaan diberikan
Jabatan Ali Sadikin kepada beliau. Oleh IAIN, Bang Ali diberi gelar Al-
Bani yang artinya Bapak Pembangunan Ibu Kota.
Para ulama yang tadinya mengkritik Bang Ali, di
akhir jabatannya, beliau diberi lencana emas oleh
para ulama. Kepergiannya ditangisi oleh warga
Jakarta. Barang kali ini satu-satunya gubernur yang
dicintai oleh warganya. Setelah Bang Ali, belum ada
gubernur yang memimpin Jakarta seperti Bang Ali.
Walaupun ada yang mendekati sosok Bang Ali,
namun dirasa kurang berhasil. Sampai kini, warga
Jakarta masih menunggu figur 'Ali Sadikin muda'
untuk memimpin Jakarta. Dan juga, siapa sangka,
Kota Jakarta yang sekarang terkenal sebagai kota
metropolitan, dahulu dibangun dengan menggunakan
uang judi.

Anda mungkin juga menyukai