Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faruqi Refi

NPM / Kelas : 170610190061

Resume Kepemimpinan dalam Perspektif Perilaku Organisasi

Kepemimpinan adalah upaya atau cara untuk mempengaruhi orang lain seperti bawahan atau pengikut
agar bersedia mencapai tujuan yang diinginkan pemimpin. Hal itu didukung juga dengan kualitas strategi,
komunikasi, dan pelaksanaan yang baik.

Kepemimpinan Formal
Seseorang yang diangkat secara resmi berdasarkan keputusan organisasi tertentu untuk memegang
jabatan dalam struktur organisasi bersangkutan beserta dengan hak dan kewajibannya bertujuan
mencapai sasaran yang ditetapkan organisasi.

Ciri pemimpin formal


• Diangkat dalam masa jabatan tertentu
• Telah memenuhi persyaratan formal
• Mendapat legitimasi untuk menjalankan tugasnya
• Terdapat sanksi untuk pelanggaran

Kepemimpinan Informal
Seseorang yang diangkat secara tidak formal sebagai pemimpin. Namun karena keunggulan dalam
pribadinya dibanding orang lain seperti psikis, kognitif, dan fisik yang diakui serta mampu mempengaruhi
orang lain.

Ciri pemimpin informal


• Tidak memiliki legitimasi untuk memimpin
• Didukung memimpin selama ada pengakuan
• Tidak memiliki atasan
• Tidak ada promosi jabatan

Model Pemimpin
1. Pemimpin Direktif : Pemimpin yang langsung memberikan arahan kepada bawahan dan
menyampaikan apa yang menjadi harapannya.
2. Pemimpin Suportif : Pemimpin yang cenderung memiliki kepedulian tinggi kepada bawahan
seperti bersahabat, mudah berdialog, serta memerhatikan kesejahteraan anggota.
3. Pemimpin Partisipatif : Pemimpin yang melibatkan bawahan untuk mengambil keputusan dengan
berkonsultasi dan menerima berbagai masukan.
4. Pemimpin Prestatif : Pemimpin yang memiliki visi dan standar yang tinggi, mendorong dan
memotivasi bawahan untuk berprestasi dalam melakukan berbagai pekerjaan.
Gaya Kepemimpinan
1. Otokratis : Pemimpin yang menggap organisasi adalah miliknya dan bawahan hanya sebagai alat
sehingga adanya unsur paksaan. Tidak mau menerima kritik karena dirinya di atas orang lain
karena memiliki wewenang formal.
2. Militeristis : Pemimpin yang fokus pada tujuan utama sehingga menuntut dispilin yang tinggi.
Sangat senang dengan formalitas seperti pangkat dan jabatan sehingga tidak mau menerima kritik
dari bawahan.
3. Paternalistis : Pemimpin yang terlalu melindungi bawahan karena dianggap sebagai manusia yang
tidak dewasa sehingga jarang melibatkan bawahan untuk mengambil keputusan serta menggap
dirinya mahatahu.
4. Kasimatis : Pemimpin yang memiliki pengikut yang besar karena daya tariknya yang besar disertai
dengan kepercayaan tinggi, memiliki kemampuan menjelaskan visinya yang berorientasi masa
depan dengan jelas dan mudah dimengerti.
5. Demokratis : Pemimpin yang mengharapkan bawahan menunjukkan kemampuannya secara
maksimal untuk menyelesaikan sesuatu tanpa pengawasan ketat sehingga menjadikan
bawahannya lebih sukes, namun tetap melaporkan progres tugasnya. Mengharapkan bawahan
untuk tidak bertindak sendiri dengan melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan.

Kasus Pembunuhan di Tubuh Polri


Pembunuhan yang dilakukan Irjen FS dengan menyuruh Bharada E menembak Brigadir J dengan
motif yang masih belum diketahui pasti namun diduga memiliki bisnis gelap, kasus ini mencoreng nama
kepolisian Republik Indonesia. Secara teoritis Irjen FS adalah pemimpin yang otokratis dan militeristis
sehingga menyalahgunakan kekuasaannya dengan berani melakukan tndakan melawan kode etik dan
hukum. Kedepannya Polri harus mengevaluasi kinerja pemipin yang memiliki pangkat tinggi agar kejadian
tidak terulang kembali.

Kasus PT. Pertamina


Dirut dan Wakil dirut pertamina dalam menjalankan tugasnya tidak sejalan seperti
penandatanganan keputusan impor yang seharusnya ditandatangani dirut namun justru ditandatangani
oleh wakilnya. Selain itu, pengambilan keputusan yang tidak sejalan saat rapat direksi sehingga terjadi
perpecahan. Karenanya dirut dan wakil dirut dipecat dari jabatannya. Analsis dari kasus tersebut adalah
kurangnya kerja sama, koordinasi, komunikas, dan hubungan antar manusia. Maka seharusnya agar
peristiwa itu tidak terjadi, sebagai pemimpin harus bisa menciptakan kerjasama, koordinasi, komunikasi
dan hubungan yang erat antar anggotanya.

Kasus Gubernur Papua


Gubernur Papua telah melakukan tindakan sewenang-wenang sebagai gubernur dengan
menyalahgunakan dana otonomi khusus serta melakukan transaksi perjudian dengan bukti adanya
transaksi dana sebesar 560 miliar di sebuah kasino. Pemimpin seharusnya membawa perubahan ke arah
yang lebih baik kepada organisasi atau struktur yang menjadi tanggungjawabnya bukan menyalahgunakan
jabatannya sehingga merugikan organisasi bersangkutan seperti melakukan tindak pidana korupsi.
Kasus Manajer Mantan Tentara
Drs. Hartoyo setelah pensiun dari tentaran bekerja sebagai manajer produksi di sebuah
perusahaan. Selama menjabat, semangat kerja departemennya menalami penurunan karena
karyawannya merasa tidak puas dan bertindak agresif. Setelah berkonsultasi dengan manajer keuangan,
diketahui bahwa terjadinya masalah itu karena Harotyo membuat keputusan yang tidak melibatkan
karyawannya. Hal ini karena Hartoyo terbiasa mengambil keputusan sendiri ketika masih berdinas di
militer. Pemimpin sebaiknya melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan agar adanya kepuasan
yang dirasakan oleh semua bawahan sehingga mampu meningkatkan kinerjanya.

Anda mungkin juga menyukai