PEMIMPIN PEMBINAAN
KEPEMIMPINAN MUDA
3. Landasan Strategis
GBHN (TAP MPR No IV/MPR/1978 antara lain berisi :
- Pengembangan generasi Mempersiapkan kader penerus
perjuangan bangsa.
- Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti
sekolah, organisasi, pramuka untuk terus ditingkatkan.
- Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang
kepemudaan secara menyeluruh.
Landasan Pembinaan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia....
lanjutan
4. Landasan Operasional
- Keputusan Mendikbud Nomor 0323/1978,
tentang pola dasar pembinaan dan
pengembangan Generasi Muda yang memberikan
penjelasan tentang landasan, pengertian,
masalah, dan potensi generasi muda.
- Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1979
tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Mua
yang merupakan perwujudan dari GBHN.
Sebab Kegagalan dalam Proses Memilih Pemimpin
1. Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misalnya
lewat sistim katabelletje, pilih kasih, sistim kruiwagen,
nepotisme, dll.
2. Tanpa melalui sistim tes secara objektif, seleksi dan
pengujian fisik serta mental terlebih dahulu. Ditambah
kurang matangnya persiapan dan masa training.
3. Tugas yang harus dipikul jauh diatas daya pikul dan
kapabilitasnya.
4. Tidak diterima oleh bawahan, karena pimpinan yang
diangkat tidak mampu menyesuaikan diri dalam iklim
sosial dan iklim psikis baru.
5. Perubahan tugas/mutasi mendadak sehingga kurang
kemampuan teknisnya
Hal-hal yang sulit dalam memastikan keberhasilan seorang
pemimpin
1. Sukar menilai tingkah laku manusia yang sering
“tersembunyi”, tertutup dan tidak terduga.
2. Sulit menentukan kriteria objektif sebagai
panutan untuk menilai.
3. Sukar pula untuk menilai secara murni objektif,
karena semua penilaian pasti mengandung unsur
subjektifitas.
4. Sulit menilai “keberhasilan” karena harus ditinjau
dan dikaitkan dengan berbagai macam aspek yaitu
aspek teknis, administratif-manajerial, dan sosial
atau manusiawi.
Indikator petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh
organisasi (Aspek Ekonomis dan Teknis).
2. Semakin rapi nya sistim administrasi dan makin efektifnya
manajemen yang meliputi : pengelolaan sdm/alam/dana/sarana
dan waktu, the right man on the right place dengan delegation
authority, struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan, target dan
sasaran terpenuhi, organisasi cepat menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang ada.
3. Semakin meningkatnya aktifitas-aktifitas manusiawi seperti :
- terdapat iklim psikis yang mantap sehingga orang merasa aman
dan senang bekerja.
- Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab, dan moral
yang tinggi.
- Terdapat suasana yang saling mempercayai, kerjasama,
kooperatif, dan etik kerja yang tinggi.
Langkah yang diambil untuk menyusun suatu program latihan
yang tepat dan sukses
1. Menentukan Tujuan yaitu tujuan latihan yang akan diprogramkan.
Tujuan harus jelas dan tegas, karena tujuan menjadi pedoman
bagi penentuan kebijakan pengadaan training dan pendidikan
kepemimpinan.
2. Menentukan kebutuhan latihan yaitu segi-segi keterampilan apa
yang sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menjadi
pemimpin yang efektif.
Keterampilan dan pengetahuan apa saja yang masih belum dikuasai
oleh calon-calon pemimpin dan perlu terus dilatihkan.
3. Memilih mata pelajaran yang tepat dan dapat memberikan motivasi
untuk mengadakan perubahan sikap, dapat melancarkan
komunikasi, serta membangun kerjasama dengan semua pihak ex.
Atasan, rekan sejawat dan dengan bawahan.
Usaha mempersiapkan calon pemimpin dan mengembangkan kemampuan para
pemimpin tidak harus selalu melalui latihan formal, melainkan juga dapat
dialsanakan sambil bekerja ditengah lingkungan kerja seperti :