Anda di halaman 1dari 27

MEMILIH DAN MELATIH

PEMIMPIN PEMBINAAN
KEPEMIMPINAN MUDA

M. Emirul Bahri, SE, MM


Memilih Calon Pemimpin
- Untuk Memenuhi kebutuhan Pemimpin suatu
organisasi, seorang pemimpin tertinggi/ top
manager diharuskan memilih pembantu-
pembantunya untuk memimpin kelompok,
bidang, bagian, seksi dan urusan yang menjadi
bagian dari organisasi tersebut.
- Pembantu-pembantu ini bisa diambilkan dari
organisasi sendiri atau dari luar organisasi dengan
persyaratan-persyaratan tertentu.
Persyaratan utama seorang calon pemimimpin

Adalah dapat memimpin orang lain ke arah


pencapaian tujuan organisasi dan dapat menjalin
komunikasi antarmanusia, karena organisasi itu
bergerak atas dasar interaksi antar manusia
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin :
1. Memiliki kemampuan untuk memikul tanggung
jawab
- Menerima tanggung jawab kepemimpinan
mengandung risiko dan menerima sanksi-
sanksi apabila tidak mampu mencapai hasil
yang diharapkan.
- Kebanyakan pemimpin merasakan bahwa
perannya mengandung banyak tuntutan dan
tekanan.
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin : ...lanjutan
Karena pemimpin itu harus memenuhi
persyaratan yang cukup berat, maka diharapkan
agar orang-orang yang diserahi jabatan itu agar :
a. Menghendaki perannya
b. Sanggup menerima tanggung jawabnya.
Oleh kekuasaan dan kewibawaannya dia mendapat
status, posisi serta penghargaan tertentu.
Sedangkan sasaran ialah dia mampu membawa
pengikutnya pada pencapaian organisasi.
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin :...lanjutan
2. Memiliki kemampuan untuk menjadi perseptif
- Persepsi merupakan kemampuan untuk melihat dan
menanggapi realitas nyata.
- Pemimpin mempunyai daya persepsi disertai kepekaan
yang tinggi terhadap semua situasi organisasi yang
dibawahinya yaitu mengamati sisi kekuatan dan
kelemahannya.
- Mampu mengadakan instrospeksi, melihat ke dalam
diri sendiri agar ia mengenali sisi kekuatan dan
kelemahannya sendiri dikaitkan dengan beratnya tugas
dan besarnya tanggung jawab yang harus dipikulnya
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin :...lanjutan
3. Kemampuan untuk menanggapi secara objektif
- Objekfitas merupakan kemampuan untuk melihat
masalah-masalah secara rasional, impersonal tanpa
prasangka.
- Objektifitas adalah kelanjutan dari perseptive dengan
mengabaikan sebanyak mungkin faktor-faktor pribadi
dan emosional yang bisa mengakibatkan kaburnya
kenyataan.
- Objektifitas merupakan unsur penting dari pengambilan
keputusan secara analitis sehingga memungkinkan
pemimpin mengambil kebputusan dengan bijak
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin :...lanjutan
4. Kemampuan Menetapkan prioritas secara tepat
- Seorang pemimpin itu harus benar-benar mahir memilih
mana bagian yang penting dan harus didahulukan, dan
mana yang kurang penting sehingga bisa ditunda
pelaksanaannya.
- Pemimpin yang efektif adalah orang yang mampu
memilih “gabah” dari “atah” nya.
- Seorang pemimpin mampu mendahulukan perencanaan,
persiapan, dan alat-alat yang digunakan oleh petugas
yang ada dibawahnya, sebelum dia sendiri melaksanakan
tugasnya.
Menurut O. Jeff Haris, Orang yang dipilih sebagai
kandidat calon pemimpin :...lanjutan
5. Kemampuan untuk berkomunikasi
- Kemampuan untuk memberikan informasi dengan
cermat, tepat dan jelas, dan kemampuan untuk
menerima informasi dari luar dengan kepekaan tinggi
merupakan syarat mutlak bagi pemimpin yang efektif.
- Dia mampu menjabarkan “bahasa Policy” ke dalam
“bahasa operasional” yang jelas dan singkat.
- Segenap tanggung jawabnya akan lebih mudah
sehubungan dengan tugas-tugas yang harus
didistribusikan kepada bawahan.
Landasan Pembinaan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia

1. Landasan Ideologi dan Konstitusional


- Landasan ideologi
Pancasila sebagai sumber hukum dari segala sumber
hukum yang berlaku di Indonesia harus menjadi
landasan ideologi sekaligus merupakan pancaran setiap
sikap insan Indonesia, terutama para pemimpin bangsa.
- Landasan Konstitusional
UUD 1945 merupakan dasar hukum tertinggi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta
mengikat setiap warga negara Republik Indonesia secara
yuridis Formal.
Landasan Pembinaan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia....
lanjutan
2. Landasan Kultural
Sikap Hidup kekeluargaan dan kegotongroyongan sebagai
nilai-nilai luhur kultural bangsa Indonesia harus melandasi
cara berpikir dan berprilaku pemimpin Indonesia.

3. Landasan Strategis
GBHN (TAP MPR No IV/MPR/1978 antara lain berisi :
- Pengembangan generasi Mempersiapkan kader penerus
perjuangan bangsa.
- Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti
sekolah, organisasi, pramuka untuk terus ditingkatkan.
- Perlu adanya suatu kebijaksanaan nasional tentang
kepemudaan secara menyeluruh.
Landasan Pembinaan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia....
lanjutan
4. Landasan Operasional
- Keputusan Mendikbud Nomor 0323/1978,
tentang pola dasar pembinaan dan
pengembangan Generasi Muda yang memberikan
penjelasan tentang landasan, pengertian,
masalah, dan potensi generasi muda.
- Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1979
tentang Badan Koordinasi Penyelenggaraan
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Mua
yang merupakan perwujudan dari GBHN.
Sebab Kegagalan dalam Proses Memilih Pemimpin
1. Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misalnya
lewat sistim katabelletje, pilih kasih, sistim kruiwagen,
nepotisme, dll.
2. Tanpa melalui sistim tes secara objektif, seleksi dan
pengujian fisik serta mental terlebih dahulu. Ditambah
kurang matangnya persiapan dan masa training.
3. Tugas yang harus dipikul jauh diatas daya pikul dan
kapabilitasnya.
4. Tidak diterima oleh bawahan, karena pimpinan yang
diangkat tidak mampu menyesuaikan diri dalam iklim
sosial dan iklim psikis baru.
5. Perubahan tugas/mutasi mendadak sehingga kurang
kemampuan teknisnya
Hal-hal yang sulit dalam memastikan keberhasilan seorang
pemimpin
1. Sukar menilai tingkah laku manusia yang sering
“tersembunyi”, tertutup dan tidak terduga.
2. Sulit menentukan kriteria objektif sebagai
panutan untuk menilai.
3. Sukar pula untuk menilai secara murni objektif,
karena semua penilaian pasti mengandung unsur
subjektifitas.
4. Sulit menilai “keberhasilan” karena harus ditinjau
dan dikaitkan dengan berbagai macam aspek yaitu
aspek teknis, administratif-manajerial, dan sosial
atau manusiawi.
Indikator petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu
organisasi.
1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh
organisasi (Aspek Ekonomis dan Teknis).
2. Semakin rapi nya sistim administrasi dan makin efektifnya
manajemen yang meliputi : pengelolaan sdm/alam/dana/sarana
dan waktu, the right man on the right place dengan delegation
authority, struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan, target dan
sasaran terpenuhi, organisasi cepat menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang ada.
3. Semakin meningkatnya aktifitas-aktifitas manusiawi seperti :
- terdapat iklim psikis yang mantap sehingga orang merasa aman
dan senang bekerja.
- Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab, dan moral
yang tinggi.
- Terdapat suasana yang saling mempercayai, kerjasama,
kooperatif, dan etik kerja yang tinggi.
Langkah yang diambil untuk menyusun suatu program latihan
yang tepat dan sukses
1. Menentukan Tujuan yaitu tujuan latihan yang akan diprogramkan.
Tujuan harus jelas dan tegas, karena tujuan menjadi pedoman
bagi penentuan kebijakan pengadaan training dan pendidikan
kepemimpinan.
2. Menentukan kebutuhan latihan yaitu segi-segi keterampilan apa
yang sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat menjadi
pemimpin yang efektif.
Keterampilan dan pengetahuan apa saja yang masih belum dikuasai
oleh calon-calon pemimpin dan perlu terus dilatihkan.
3. Memilih mata pelajaran yang tepat dan dapat memberikan motivasi
untuk mengadakan perubahan sikap, dapat melancarkan
komunikasi, serta membangun kerjasama dengan semua pihak ex.
Atasan, rekan sejawat dan dengan bawahan.
Usaha mempersiapkan calon pemimpin dan mengembangkan kemampuan para
pemimpin tidak harus selalu melalui latihan formal, melainkan juga dapat
dialsanakan sambil bekerja ditengah lingkungan kerja seperti :

1. Pemberian koreksi dan Petunjuk.


2. Memberikan tugas-tugas dan latihan tambahan.
3. Melalui diskusi-diskusi, seminar-seminar dan rapat-rapat kerja.
4. In service training
Pada metode pelatihan ini banyak difokuskan latihan berkomunikasi
dan melakukan pendekatan manusiawi/ human relations, dengan
bantuan belajar sindikat, study kasus, metode diskusi, permainan
perna (role playing) dan latihan kepekaan.
Metode Sindikat
Sasaran dari metode ini adalah untuk mendorong para peserta belajar
memahami dan memecahkan masalah melalui analisis-analisis dan
diskusi-diskusi kelompok.
Keuntungan dari “belajar dalam sindikat” ini adalah
1. Peserta dipaksa melatih mengungkapkan pikirannya untuk
memecahkan masalah, jadi ada latihan ekspresi.
2. Di dalam sindikat orang lebih dekat pada situasi kerja sebenarnya,
yaitu harus selalu bekerjasama dengan orang lain, bersikap dan
bertindak dengan memperhatikan kondisi lingkungan dan
kepentingan pribadi orang lain.
3. Memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk belajar dari
pengalaman-kepandaian dan keterampilan peserta lainnya.
4. Mendorong setiap peserta untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan
kelompok.
Metode Sindikat.......lanjutan
Hal yang harus diperhatikan pada metode ini :
1. Materi Pelajaran
Materi yang disampaikan hendaknya menarik, sehingga mendorong
para peserta untuk bekerjasama memecahkan atau mencapainya.
2. Prosedur
Cara kelompok mengorganisasikan diri sehingga mereka dapat
bekerjasama dan menyelesaikan tugas masing-masing.
3. Interaksi
Pada sisi ini, yang perlu diperhatikan adalah pola komunikasi dan
kualitas komunikasi. Bila interaksi kurang intensif, maka
pencapaian tujuan kelompok untuk kerjasama secara kooperatif
dapat dinyatakan secara berhasil.
4. Peranan Pelatih dan Peserta Sindikat
Mampu memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk praktis.
Metode Sindikat.......lanjutan
Tugas para Peserta dalam sindikat adalah
1. Berperan serta dalam diskusi ; ikut aktif membahas serta
memecahkan masalah dengan memberikan pendapat-pendapat
pribadi dan kritik-kritik.
2. Mawas diri terhadap partisipasinya, dan menilai hasil apa yang
dicapai kelompoknya.
Tugas para Peserta dalam sindikat adalah
1. Membantu peserta untuk mereview mengenai cara kelompok
melaksanakan tugas-tugasnya yang menyangkut masalah ; materi
pelajaran, prosedur kerja, interaksi dan komunikasi para peserta.
2. Mengajar para peserta untuk mahir menemukan hal-hal yang
relevan dan penting, mengoreksi kekeliruan-kekeliruan. Dan
mengajar para peserta menerapkan metode, teori dan Ilmu
pengetahuan yang tepat.
Metode Sindikat.......lanjutan
Teknik Pemecahan masalah berlangsung melalui proses
sebagai berikut
1. Para pelatih berkumpul bersama-sama
2. Pelatih memberikan masalah dan pengarahan
seperlunya.
3. Para peserta mengorganisir diri dan membuat
rencana kerja.
4. Melakukan diskusi, membaca buku referensi,
mendiskusikan kembali, melakukan tugas-tugas yang
dibagikan, berinteraksi dan bertemu kembali.
5. Tugas-tugas telah diselesaikan, kemudian diadakan
review dibawah pengawasan pelatih.
Case Study
Adalah studi exploratif dan analitis yang sangat cermat dan
intensif mengenai keadaan suatu unit sosial (pribadi/person,
suatu keluarga, suatu institusi, kelompok masyarakat.
Studi kasus digunakan orang untuk memberikan pandangan mengenai
seluk beluk organisasi, manajemen, dan cara-cara memimpin.
Misalnya hubungan kerja, pendelegasian wewenang, human relations,
pertanggungjawaban pemimpin, keterampilan sosial dari pemimpin.
Persiapan penyelenggaraan Case Study
1. Pelatih harus menguasai sampai detail kasus yang akan dibahas.
2. Pelatihan memberikan waktu kepada para peserta untuk
mempelajari dan membaca baik-baik kasusnya.
3. Pelatih menentukan sasaran latihan. Adapun hal yang harus
diperhatikan adalah kelancaran dan kelambatan dengan faktor-
faktor penyebab serta penyimpangan, kemudian dampak yang
ditimbulkannya
Case Study....lanjutan
Salah satu variasi dari kasus yang disajikan ialah incident
process. Dalam hal ini peserta disajikan satu naskah singkat dan
tertulis mengenai suatu keadaan peristiwa yang pernah terjadi
misalnya konflik antara 2 negara. Kemudian para peserta
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada pelatih dan
mendapatkan informasi seperlunya untuk memecahkan
masalah.
Peserta selanjutnya melengkapi informasi yang dibutuhkan dengan
bantuan perpustakaan. Peserta kemudian menuliskan pendapat
masing-masing tentang masalah tersebut, dengan meninjau sebab-
musabab, proses terjadinya dan akibat dari peristiwa tersebut.
Pendapat ini dikumpulkan pelatih, kemudian mengelompokkan
orang-orang yang berpendapat sama. Masing-masing kelompok
diberi kesempatan untuk berdiskusi dan membuat kesimpulan.
Konverensi atau Diskusi
Adalah pembicaraan, perundingan, permusyawaratan. Sedangkan
diskusi adalah semacam berbicara bebas yang diarahkan kepada
pemecahan masalah.
Pelatih menjelaskan suatu kebijakan pemimpin, dikombinasikan
dengan sumbangan pikiran dari bawahan atau pengikut-
pengikutnya. Pelatih kemudian menguraikan masalah, pentingnya
arti/makna, dan perlunya kerjasama dalam satu tim. Pelatih
merumuskan masalah dengan baik dan meyakinkan agar para
anggota kelompok dapat bekerjasama dan tidak menyimpang dari
kebijakan yang digariskan.
Contoh lain adalah diskusi diarahkan pada keterampilan berdialog,
peningkatan pengetahuan, peningkatan pemecahan masalah secara
efisien dan untuk mempengaruhi para anggota agar mau mengubah
sikap.
Konverensi atau Diskusi...............lanjutan
Langkah-langkah yang ditempuh dalam diskusi yang baik
1. Pembukaan yaitu memberikan ulasan latar belakang
permasalahan yang akan didiskusikan, dengan meninjolkan
topik atau inti permasalahan ditekankan tujuan diskusi
dengan jelas dan lengkap, kemudian prosedur diskusi
2. Pendekatan yang luwes, lalu memberikan bimbingan dan
pengarahan agar diskusi berjalan lancar.
3. Pelaksanaan diskusi, ruangan diatur sedemikian rupa
sehingga para peserta diskusi dengan nyaman, dapat saling
memandang, serta mendengarkan setiap pembicaraan.
4. Menyusun kesimpulan, dan ringkasan mengenai hal-hal
pokok.
Role Playing
Menurut N. R Maier Role Playing didefinisikan sebagai suatu
prosedur dengan berbagai situasi hidup nyata ditimbulkan, dan
para partisipan mempunyai kesempatan untuk mempraktikkan
relasi-relasi manusia yang khusus di dalam suatu lingkungan
laboratorium, dipenuhi rasa aman.
Setiap peserta diperbolehkan berbicara dan bereaksi dengan
gaya dan perasaan sendiri dan berusaha memahami partnernya.
Mereka boleh dengan bebas berbicara dan bertindak menurut
pertimbangan sendiri sesuai dengan kebiasaan dan emosi
pribadinya.
Role Playing TIDAK SAMA dengan acting, karena seorang aktor
hanya akan berbicara dan bertingkah laku menurut script yang
telah disusun dan tidak boleh menyimpang dari ketentuan yang
ditetapkan.
Role Playing.............lanjutan
Role playing pada awalnya banyak digunakan untuk
penyembuhan psikoterapis. Kemudian metode ini juga
digunakan untuk melatih para pemimpin dan calon pemimpin
untuk mengubah tingkah laku dan kebiasaan yang kurang baik.
Nilai yang diperoleh dari Metode Role Playing
1. Menimbulakn insight atau wawasan dan keinsyafan peserta
untuk menjalin relasi interpersonal.
2. Membantu peserta untuk mengubah sikapnya yang kurang
mapan.
3. Mengembangkan kemampuan berbicara dan berdiskusi ; dan
belajar bertanggung jawab untuk menghasilkan produk
pemikiran yang baik.

Anda mungkin juga menyukai