Anda di halaman 1dari 10

EXTRAPOLASI Jurnal TeknikSipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Juli 2015, Vol. 8 No. 1, hal. 95 - 104

KAJIAN TERHADAP RESIKO KUALITAS HUBUNGAN KONTRAKTUAL


ANTARA KONTRAKTOR DAN SUBKONTRAKTOR BERKAITAN DENGAN
PEKERJAAN SPESIALIS PADA PROYEK KONSTRUKSI

Wateno Oetomo
FakultasTeknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sabarokaboel@yahoo.com

Abstrak

Pekerjaan spesialis yang tidak dilaksanakan sendiri oleh kontraktor pada proyek konstruksi
merupakan keniscayaan. Salah satu kebutuhan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan spesialis
tersebut dibutuhkan subkontraktor, keberadaan subkontraktor untuk suatu kerjasama yang saling
menguntungkan kedua belah pihak berkaitan dengan biaya, mutu dan waktu sangat diperlukan.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut harus didukung oleh suatu kerjasama yang diikat
dengan subkontrak meskipun pada kenyataannya masih belum dapat dilaksanakan dengan seadil-
adilnya, utamanya menyangkut ketentuan dalam subkontrak yang berkaitan dengan resiko kualitas.
Dalam penelitian ini akan mengkaji kaitannya dengan ketentuan terhadap isi yang ada dalam pasal-
pasal subkontrak antara kontraktor dengan subkontraktor yang ada di Jawa Timur. Metode
penelitian adalah mengkaji dari berbagai kasus (case study) terhadap isi dokumen terhadap 20
(duapuluh) subkontrak yang diambil secara acak (random sampling), dengan cara accidental
sampling yang ditetapkan dari penelitian ini dari pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
subkontrak. Temuan dari penelitian ini menunjukkan pasal-pasal terhadap adanya penghindaran
resiko kualitas dari hasil pekerjaan yang tidak memnuhi persyaratan, dan yang terjadi adalah lebih
banyak mengatur tentang kewajiban-kewajiban subkontraktor, dan kurang dapat menjelaskan
dampak hasil kualitas. Hal ini menunjukkan bahwa kurang mencerminkan adanya kerjasama yang
baik diantara kontraktor dan subkontraktor. Saran dari penelitian ini adalah supaya dalam
menentukan pasal-pasal subkontrak dapat ditetapkan seadil-adilnya terhadap resiko kualitas untuk
menghindari terjadinya ketidak sesuaian kualitas yang tidak diharapkan.

Kata Kunci : Kontrak, Kontraktor, Subkontraktor.

1. PENDAHULUAN sumberdaya manusia, tentang keahlian di


bidang struktural, arsitektural, elektrical,
1. Latar Belakang mekanikal dan yang tidak kalah pentingnya
Dalam kegiatan proyek utamanya keahlian dalam bidang manajerial yang
proyek konstruksi pembatas (constraint) kesemuanya harus sesuai dengan bidang-
terhadap biaya, mutu dan waktu merupakan nya. Keahlian tersebut sangat penting jika
sesuatu yang harus dipegang teguh jika proyek menginginkan dapat menyelesaikan
menginginkan proyek kontruksi berhasil sesuai dengan pembatas (constraint) yang
dengan baik. Dengan mutu yang telah ada. Banyak sekali proyek konstruksi yang
ditetapkan, dengan waktu yang terbatas dan terpecah pecah menjadi beberapa bagian
juga dengan alokasi biaya yang telah yang dilaksanakan oleh subkontraktor yang
ditetapkan maka untuk tujuan tersebut berbeda, sebagaimana telah diungkapkan
dibutuhkan sumberdaya (man, money, peneliti sebelumnya, (Hinze, 1993, cit.
material, method dan machine) yang sesuai. Nugroho, et. al. 2006). Dari sudut pandang
Ketepatan penggunaan sumberdaya seperti jika tertangani dengan baik, maka terpecah-
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 95
pecahnya paket pekerjaan hasilnya akan metode kerja yang digunakan memenuhi
baik, tetapi jika tidak terkoordinasi dengan persyaratan yang diinginkan dan telah teruji
baik maka akan berakibat pada jeleknya keandalannya. Pekerjaan-pekerjaan spesi-
hasil yang dicapai, karena tidak adanya alis yang dilaksanakan oleh subkontraktor
koordinasi pengendalian proyek konstruksi tersebut antara lain adalah pekerjaan
yang sebaik-baiknya perlu dilakukan, pengadaan dan pemancangan tiang pancang
Dalam suatu kegiatan proyek keter- lengkap dengan alat pancangnya, pekerjaan
libatan dalam kontrak yang terkait langsung pengecoran beton semen, lengkap dengan
maupun tidak langsung adalah pemilik alat pencampur, bahan yang digunakan
proyek, kontraktor dan subkontraktor di truck alat pengangkut perancah sampai
samping adanya konsultan supervisi sebagai dengan pengecoran, pengadaan bata ringan
pengawas pekerjaan. Secara kontraktual sebagai dinding bangunan lengkap dengan
hubungan kontraktor terjadi pada dua arah pemasangannya. Masih banyak pekerjaan-
yang berbeda, satu sisi terjadinya ikatan pekerjaan yang lainnya jika dikerjakan oleh
kontrak antara kontraktor dengan pemilik subkontaktor akan lebih efektif dan efisien.
proyek dan dalam sisi yang lain terjadinya Karena antara kontraktor dan sub-
kontrak antara kontraktor dengan sub- kontraktor sudah terjalin hubungan selama
kontraktor. Dari sisi yang berbeda ini dengan baik, maka kadang-kadang tidak
konsultan supervisi melakukan ikatan diperlukan lagi kontrak pekerjaan sebagai
kontrak dengan pemilik proyek. Ikatan pengikat, yang ada hanya secarik kertas
kontrak antara kontraktor dengan sub- yang menunjukkan jumlah perkiraan
kontraktor yang mengerjakan pekerjaan volume pekerjaan, lokasi pekerjaan, jenis
spesialis adalah bertanggungjawab pada pekerjaan dan harga satuan pekerjaan.
pekerjaan spesialis yang diberikan dan Saling percaya yang tinggi inilah yang
antara pemilik proyek dengan kontraktor kadang-kadang menimbulkan masalah
mengerjakan seluruh pekerjaan adalah dikemudian hari jika terjadi masalah
bertanggungjawab pada seluruh pekerjaan kualitas, bagaimana cara penyelesaiannya
yang diberikan, dan dari kontrak yang karena tidak tertulis dalam kontrak. Jika
berbeda-beda tersebut dibutuhkan saling sudah demikian masing-masing telah
terjadi kerja sama yang baik sehingga merasa benar karena telah menyelesaikan
terjadi sinerji untuk menyelesaikan proyek tugasnya, dari sisi kontraktor telah
yang berorientasi terhadap biaya, mutu dan melaksanakan pembayaran dengan benar
waktu. sesuai dengan kesepakatan, dan disisi lain
Sebagaimana pekerjaan spesialis yang subkontraktor telah melakukan pekerjaan
dilaksanakan oleh subkontraktor untuk dengan baik ditinjau dari mutu, waktu yang
menunjang pekerjan penyelesaian kontrak- telah ditetapkan bersama. Pertanyaannya
tor, disamping pekerjaan tersebut sub- adalah bagaimana kedua belah pihak
kontraktor mempunyai keahlian spesial di menyelesaikan permasalahan tersebut jika
bidangnya, dan jika dilaksanakan oleh terjadi klaim dari pemilik pekerjaan atau
subkontraktor pekerjaan dapat diselesaikan dari konsultan pengawas?
dalam waktu yang relatif lebih pendek dan
lebih singkat, biaya yang lebih murah dan 2. Rumusan Masalah
yang tidak kalah pentingnya adalah mutu Berdasarkan pada latar belakang
yang yang lebih teliti. Kesemuanya ini maka terjadi kesenjangan antara rencana
karena subkontraktor mempunyai tenaga, dan fakta dan kesenjangan tersebut yang
yang ahli pada bidangnya, peralatan yang harus dicarikan jalan keluarnya. Tujuan
tersedia dengan lengkap serta bahan yang rumusan masalah adalah untuk meme-
tersedia lebih dari cukup, dan dengan cahkan masalah apa yang seharusnya
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 96
dilakukan sehingga kejadian-kejadian yang Suatu perjanjian atau hubungan kerja
tidak sesuai tersebut dapat terpecahkan, dalam kontrak kerja harus berisi tentang
(Indriantoro, et. al. 1999). Rumusan pasal-pasal yang mengatur hak dan
masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana kewajiban dari para pihak yaitu kontraktor
dapatnya hubungan/ikatan kerja antara dan subkontraktor. Ditinjau dari aspek tan-
kedua belah pihak kontraktor dengan ggung jawab, hak dan kewajiban terjadi
subkontraktor sehingga dapat menciptakan ketidak simbangan antara kontraktor dan
kinerja yang baik, sehingga masing-masing subkontraktor; dimana dalam pasal-pasal
saling bertanggung jawab terhadap kegiatan kontrak tersebut cenderung menjelaskan
yang berkaitan dengan kualitas pekerjaan mengenai kewajiban daripada hak yang
dan tidak saling melakukan penghindaran harus ditangani dan ditanggung oleh
resiko? subkontraktor, sebaliknya kontraktor lebih
banyak hak daripada kewajibannya, dimana
3. Tujuan Penelitian beban hak subkontraktor lebih sedikit
Tujuan penelitian adalah untuk dibandingkan dengan kewajibannya yang
menjawab rumusan masalah sehingga arah harus ditanggungnya. Disini seakan-akan
penelitian lebih dapat dipertajam. Karena tercermin bahwa subkontraktor hanya
sifatnya untuk menjawab pertanyaan pada berperan sebagai bawahan (subordinant)
rumusan masalah maka tujuan penelitian dari kontraktor, sehingga subkontraktor
adalah dalam bentuk pernyataan. berperan sebagai pihak yang menerima
(Sugiyono, 2014). Tujuan penelitian dibagi tugas dari kontraktor. Jika subkontraktor
menjadi 2 (dua) yaitu tujuan umum berperan seakan-akan menjadi subordinant
penelitian yang bersifat umum dan tujuan dari kontraktor dan kontraktor menjadi
khusus penelitian adalah tujuan yang pimpinan subkontraktor maka dapat
bersifat khusus. dibayangkan hubungan kerja menjadi tidak
a. Tujuan Umum Penelitian harmonis yang tidak mencerminkan kerja
Terjadinya iklim kerja yang baik sama yang baik. Subkontraktor menjadi
sehingga proyek konstruksi dapat pihak yang diperintah sedangkan kontraktor
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, menjadi pihak yang memerintah yang
tanpa menimbulkan saling klaim antara masing-masing tidak menunjukkan ter-
masing-masing pihak, sehingga proyek hadap kewajibannya. Dalam kontrak antara
kontruksi dapat dilaksanakan sesuai kontraktor dengan pemilik proyek sebenar-
dengan biaya, mutu dan waktu yang nya telah mencerminkan hak dan kewajiban
telah ditetapkan. antara kedua belah pihak tersebut.
b. Tujuan Khusus Penelitian Setidaknya terdapat 12 (dua belas)
Terciptanya kkinerja yang baik, sehingga aspek penting yang perlu dilakukan
masing-masing pihak kontraktor dan akomodasi dan penjelasan dalam pasal-
subkontraktor saling bertanggung jawab pasal kontrak antara kontraktor dengan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan subkontraktor. Dalam pasal-pasal kontrak
kualitas pekerjaan dan tidak saling tersebut perlu dikaji adalah sebagaimana
melakukan penghindaran resiko. diuraikan dalam lingkup kegiatan berikut
ini: (Bush, 1973; Nugroho et. al. 2006).
1. Lingkup pekerjaan (scope of work):
II. KAJIAN PUSTAKA meliputi lingkup pekerjaan barang dan
jasa dikontrakkan, alat bantu kerja,
1. Ketentuan dan pasal-pasal dalam tenaga kerja, keamanan dan kese-
kontrak lamatan kerja, mobilidasi dan demo-
bilisasi kerja.
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 97
2. Jaminan (bond): meliputi jaminan uang 10. Klaim pekerjaan (claim of work):
muka (advance payment bond), meliputi ketentuan kegiatan yang
jaminan pelaksanaan (construction berkaitan dengan klaim pekerjaan,
bond), jaminan pemeliharaan (reten- mekanisme klaim yang digunakan,
tion bond), dan jaminan lainnya. klaim yang berlaku antara kedua belah
3. Jadual pekerjaan (schedule of work): pihak,
meliputi jadual waktu pengiriman 11. Penyelesaian sengketa (dispute resolu-
barang, jadual waktu pelaksanaan tion): meliputi cara penyelesaian
pekerjaan, keterlambatan waktu pelak- sengketa, biaya penyelesaian sengketa,
sanaan pekerjaan, jadual kerja lembur tempat yang ditunjuk untuk menyele-
pekerjaan. saikan sengketa, biaya penyelesaian
4. Perubahan dan penambahan pekerjaan sengketa.
(change and additional work): meliputi 12. Pemutusan kontrak (termination): meli-
penambahan pekerjaan, pengurangan puti pemutusan kontrak karena
pekerjaan, perubahan pekerjaan, pekerjaan telah diselesaikan dengan
penyesuaian harga akibat perubahan baik, pemutusan kontrak antara sepihak
pekerjaan. oleh kontraktor, pemutusan kontrak
5. Pembayaran pekerjaan (payment of oleh subkontraktor.
work): meliputi pembayaran uang Biasanya kontrak-kontrak antara
muka, pembayaran pekerjaan unit kontraktor dengan subkontraktor tidak
price, pekerjaan lump sum price, semua dari apa yang telah disebutkan diatas
metode pembayaran, pembayaran dilakukan. Dalam kontrak yang dilakukan
pemeliharaan pekerjaan, keterlambatan yang sering tidak dicantumkan dalam pasal
pembayaran pekerjaan. kontrak adalah sebagai berikut: masalah
6. Keterlambatan pekerjaan (delay of klaim dan sengketa (claim and dispute),
work): meliputi keterlambatan yang masalah perlindungan (indemnification),
diakibatkan kinerja kontraktor, keter- masalah asuransi (insurance). (Oetomo,
lanbatan akibat subkontraktor, force 2014). Tidak adanya ketiga masalah yang
majeure, penambahan waktu pelak- sensitif tersebut, mengakibatkan ketidak
sanaan, biaya overhead. jelasan aturan terhadap hak dan kewajiban
7. Asuransi (insurance): meliputi penggu- tersebut sehingga kontraktor dan
naan asuransi, kegiatan dan sumber- subkontraktor berpotensi untuk terjadinya
daya yang diasuransikan antara lain, perselisihan. (Soeharto, 1995).
asuransi tenaga kerja, asuransi peker-
jaan, asuransi peralatan, asuransi 2. Terjadinya kontrak kerja kontraktor
lainnya. dengan pemilik proyek
8. Kondisi site pekerjaan (differing of Dalam proses untuk melaksanakan
work): meliputi inspeksi pekerjaan dan mendapatkan pekerjaan, kontraktor
oleh subkontraktor dan kontraktor, mempunyai alternatif yang biasanya
perubahan harga pekerjaan akibat ditawarkan oleh pemilik proyek, baik
kondisi lapangan yang dikerjakan dengan cara pelelangan, penunjukan
berbeda. langsung dan pemilihan langsung. Melalui
9. Hak perlindungan (indemnification): skope, jenis, lokasi dan volume pekerjaan
meliputi tanggungjawab terhadap yang disampaikan oleh pemilik proyek,
kerugian atas keterlambatan pemba- kontraktor diminta untuk melakukan
yaran kepada kontraktor dan juga penawaran, negosiasi berdasarkan waktu
keterlambatan pembayaran kepada pelaksanaan, waktu pemeliharaan dan
subkontraktor. spesifikasi kualitas pekerjaan yang akan
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 98
dilaksanakan. Setelah kontraktor dinyata- 2. Terjadinya kontrak kerja antara
kan untuk ditunjuk sebagai pelaksana subkontraktor dengan kontraktor
pekerjaan disinilah awal dari ikatan kerja Langkah selanjutnya adalah bagai-
terjadi. Setelah kontraktor dinyatakan mana analisis dari hubungan antara
menjadi pelaksana pekerjaan oleh pemilik kontraktor dengan subkontraktor dalam
proyek, maka kontraktor telah terikat berbagai kasus. Berbagai kasus hubungan
dengan ikatan kontrak yang telah ditanda antara kontraktor dengan subkontraktor
tangani bersama antara pemilik dengan diuraikan sebagai berikut. Meskipun
kontraktor. Disini kontraktor mulai mempu- penawaran terhadap harga satuan pekerjaan
nyai tanggungjawab bahwa pekerjaan harus spesialis dari subkontraktor telah diketahui
diselesaikan dengan waktu, spesifikasi dan disetujui oleh kontraktor tetapi tidak
tenik dan administrasi serta biaya yang serta merta bahwa kejadian tersebut
telah ditetapkan yang telah disepakati masing-masing secara langsung mengada-
bersama. Sebelum melakukan penawaran, kan ikatan kontrak kerja sama antara kedua
negosiasi, kontraktor kemungkinan mencari belah pihak. Penanda tanganan kontrak
data dan informasi harga sewa peralatan, antara kontraktor dan subkontraktor akan
harga bahan dan upah, untuk menentukan dilakukan setelah terjadi ikatan kontrak
harga satuan pekerjaan dari setiap item kerjasama antara kontraktor dengan pemilik
pekerjaan, disamping juga bahkan harga proyek. Hal ini merupakan kejadian yang
pekerjaan spesialis yang bersifat khusus wajar karena kemungkinan kontraktor tidak
seperti misalnya harga pekerjaan pondasi menjadi pemenang pelaksana pekerjaan
tiang pancang, harga pekerjaan campuran yang diminta penawarannya tersebut. Apa
aspal panas (hotmix) yang tidak mungkin yang terjadi jika ikatan kontrak antara
dikerjakan sendiri karena dipandang tidak subkontraktor dengan kontrak telah
efektif dan tidak efisien juga kemungkinan dilakukan sedangkan kontrak antara
tidak mempunyai alat pancang, alat kontraktor dan pemilik batal dilaksanakan,
pemasak hotmix. Dari sumber data tentulah merupakan pekerjaan yang sia-sia.
subkontraktor sebagai pelaksana pekerjaan Disinilah mulai terjadinya penghindaran
spesialis dan harga-harga satuan pekerjaan resiko kualitas pekerjaan. Kenapa? Karena
yang dihitung tersebut dapat dipakai untuk sewaktu terjadi penawaran harga pekerjaan
dasar penawaran atau negosiasi pekerjaan spesialis secara informal tersebu, tidak
dengan pemilik proyek. dibicarakan dan dijelaskan secara rinci
tugas dan kewajiban, resiko-resiko penyim-
pangan, ketidak sesuaian terhadap kualitas
Pemilik Proyek
yang telah ditetapkan oleh pemilik proyek.
Subkontraktor tidak mendapat informasi
secara langsung dari pemilik proyek.
Kontraktor
Subkontraktor dan kontraktor masing-
masing hanya membutuhkan waktu yang
pendek untuk memberikan penawaran
Subkontraktor Subkontraktor Subkontraktor
terhadap pekerjaan spesialis tersebut tanpa
Pek. Spesialis 1 Pek. Spesialis 2 Pek. Spesialis 3 membahas resiko yang terjadi jika terjadi
penyimpangan, ketidak sesuaian, cacat dan
Keterangan kekurangan (deffects and deficiencies) dari
--------- -Kontrak 1 pekerjaan spesialis yang dilaksanakan.
- Kontrak 2

Gambar 1. Hubungan Kontraktual antara


Kontraktor dan subkontraktor

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 99


3. Hubungan kerja Pemilik Proyek, III. METODE PENELITIAN
Kontraktor dan Subkontraktor
Dari penjelasan hubungan kerja 1. Sampling Method
antara kontraktor dengan pemilik proyek Penelitian ini dilakukan untuk
dan antara kontraktor dengan subkontraktor mengidentifikasi faktor-faktor apa saja
berdasarkan kontraktual terjadi distorsi hak, yang menjadi penyebab penghindaran
tanggungjawab dan kewajiban dari pemilik resiko kontraktual antara kontraktor dengan
proyek ke kontraktor dan dibandingkan subkontraktor sebagai pelaksana pekerjaan
dengan dari kontraktor ke subkontraktor. spesialis. Pendekatan yang dilakukan dalam
Dari studi kasus yang ada maka tidak penelitian ini adalah metode survei dan
semua hak, tanggungjawab dan kewajiban wawancara dengan tujuan untuk menjawab
berdasarkan kontraktual yang diberikan pertanyaan yang disampaikan dalam
kepada kontraktor dari pemilik proyek tidak penelitian ini terhadap kontrak kerja antara
sama dengan yang diberikan kepada kontraktor dan subkontraktor untuk
subkontraktor dari kontraktor. Pada hal pekerjaan pengadaan dan pemancangan
secara kontraktual, siapapun yang bekerja pondasi dalam, dengan jenis tiang pancang
untuk dan atas nama kontraktor maka yang ada dan tersebar di Jawa Timur.
semua resiko kualitas terhadap ketidak Responden yang ditetapkan adalah 20
sesuaian, cacat dan kekurangan (deffects (duapuluh) sampel dari manajer teknik
and deficiencies) pekerjaan menjadi terdiri dari kontraktor dan sub kontraktor
tanggungjawab kontraktor. Meskipun de dengan metode non probability sampling
facto yang mengerjakan pekerjaan spesialis cara accidential sampling. Metode ini
adalah subkontraktor tetapi secara de jure dipilih untuk mengetahui terjadinya peng-
pemilik proyek tidak dapat menuntut resiko hindaran resiko terhadap kualitas pekerjaan
kualitas tersebut secara langsung kepada . (Cooper et. al. 1995)
subkontraktor. Tegoran resiko kualitas
terhadap ketidak sesuaian, cacat dan 2. Waktu penelitian
kekurangan (deffects and deficiencies) dari Waktu penelitian dilaksanakan
subkontraktor secara formal dan tertulis selama 1 (satu) bulan, dengan harapan
harus dilakukan melalui kontraktor. bahwa dari hasil survei dan wawancara
(Dipohusodo, 1996). Diperlukan proses didapatkan hasil yang akurat dan dapat
yang panjang dan bertingkat untuk dapat menggali sedalam-dalamnya informasi dan
melakukan tegoran untuk perbaikan kepada fakta terhadap pasal-pasal dalam kontrak
subkontraktor, yaitu lebih dulu melalui yang ada antara kontraktor dan subkon-
kontraktor kemudian diteruskan kepada traktor yang sebenarnya. Masing masing
subkontraktor. Ini adalah fakta yang tidak survei dan wawancara dari setiap responden
dapat dihindarkan, yang mengakibatkan pada proyek konstruksi diperlukan 1 (satu)
sering terjadi hambatan dalam waktu hari, dan jika dipandang terdapat data yang
pelaksanaan yang tidak efektif, naiknya tidak atau kurang memenuhi seperti yang
biaya yang tidak efisien dan menurunnya diharapkan maka diperlukan survei dan
kualitas yang ditetapkan. Hal ini wawancara ulang. Survei dan wawancara
disebabkan karena tetidak samaan antara dilakukan pada proyek pekerjaan konstruksi
ini pasal-pasal kontrak antara kontraktor bangunan gedung bertingkat yang menggu-
dengan pemilik dan antara kontraktor yang nakan pondasi dalam berjenis tiang
tidak menyesuaian kontraknya dengan pancang yang sedang dilaksanakan pada
subkontraktor. tahun anggaran 2015. Rata-rata responden
yang diwawancarai bergelar sarjana strata1
(S1) jurusan teknik sipil.
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 100
Pelaksanaan Adenda Pengumuman Penetapan dengan penjelasan untuk bahan pena-
lelang dokumen lelang subkon
potensial waran.
4. Kontraktor menyusun strategi untuk
Penawaran Perhitungan Pembagian
dokumen
memenangkan pelelangan melalui
lelang Volume Permintaan
lelang penawaran upaya-upaya mulai dari pengecekan
subkon volume pekerjaan, survei harga bahan
dan upah setempat, serta menetapkan
Penetapan Persiapan Penetapan mencari subkontraktor potensial untuk
harga penawaran pemenang
pekerjaan spsialis.
5. Kontraktor menetapkan subkontraktor
Dukungan MOU yang potensial untuk melaksanakan
Subk Kontraktor- pekerjaan spesialis yang dikehendaki,
ontraktor subkon
(pekerjaan pengadaan tiang pancang,
Kontraktor
alat pancang, dan pelaksanaan peman-
Rancangan Tanda
menang subcon tangan dgn
cangan).
lelang subcon 6. Kontraktor meminta kepada subkon-
traktor - subkontraktor untuk mengaju-
Klarifikasi
subcon kan penawaran terhadap pekerjaan
spesialis yang dikehendaki sesuai
Gambar 2. Prosedur Penetapan Subkontraktor dengan bidang keahliannya (pekerjaan
pengadaan tiang pancang, alat pancang,
3. Prosedur Penetapan Subkontraktor dan pelaksanaan pemancangan).
Untuk melakukan ikatan perjanjian 7. Kontraktor mengadakatan kesepakatan
kontrak kerja antara kontraktor dengan kerja (mutual of under standing-MOU),
subkontraktor maka yang dilakukan oleh dengan subkontraktor dari penawaran
kedua belah pihak kontraktor dan sub- yang telah dinyatakan disetujui, hal ini
kontraktor setidaknya harus memenuhi 10 dilakukan sebelum kontrak kerja antara
(sepuluh) langkah dan prosedur dengan kontraktor dengan pemilik proyek.
urutan kegiatan sebagai berikut: 8. Kontraktor dinyatakan sebagai peme-
1. Kontraktor lebih dulu harus menge- nang lelang oleh pemilik proyek, maka
tahui adanya pengumuman, pendaf- kemudian jika persyaratan administrasi
taran dan undangan lelang pengadaan dipenuhi, perjanjian kontrak kerja
barang/jasa oleh pemilik proyek ditanda tangani oleh masing-masing
kepada kontraktor-kontraktor yang pihakkontraktor dan pemilik proyek.
mempunyai kualifikasi yang memenuhi 9. Kontraktor melakukan klarifikasi
persyaratan. dengan subkontraktor tentang pekerja-
2. Kontraktor melakukan pendaftaran an spesialis yang akan dilaksanakan,
sesuai dengan waktu yang telah tentang waktu yang ditentukan, mutu
ditetapkan, yang disertai dengan bukti- yang diharapkan, dan biaya yang telah
bukti administrasi dan teknik sesuai ditetapkan.
dengan persyaratan yang diinginkan 10. Kontraktor melakukan kontrak perjan-
oleh pemilik proyek jian kerja dengan subkontraktor kemu-
3. Kontraktor mendapat dokumen lelang dian membuat kesepakatan tentang
dan dalam waktu yang ditetapkan jadual mulai pelaksanaan kerja, tentang
kontraktor mendapat penjelasan akhir pelaksanaan kerja, jadual pemba-
(anweizing) tentang lingkup kerja, yaran prestasi kerja.
lokasi kerja dan lainnya yang berkaitan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 101


IV. PEMBAHASAN 9. Hubungan kontraktor dengan subkon-
traktor ini akan berkontribusi terhadap
1. Fakta Hubungan kerja Kontraktor pelaksanaan proyek yang tidak efektif
dengan Subkontraktor dan efisien.
Hubungan kerja kontraktual antara 10. Hubungan kerja antara kontraktor
kontraktor dengan subkontraktor faktanya dengan subkontraktor, semata-mata
masih ditemukan adanya kekurang seim- bahwa kontraktor dan subkontraktor
bangan antara hak dan kewajiban, dan tidak mementingkan keuntungan finansial
diatur dalam kontrak maka perlu dicarikan semata.
jalan keluarnya, supaya tidak berdampak
pada resiko kualitas: 2. Prinsip-Prinsip Hubungan kerja
1. Rancangan dalam pelaksanaan kontrak Kontraktor dengan Subkontraktor
hanya menekankan pada waktu dan Keberadaan subkontraktor pada
kualitas saja, sehingga tidak menunjuk- prinsipnya adalah untuk membantu
kan feksibilitas kontrak. kontraktor dalam meyelesaikan pekerjaan
2. Pengaturan waktu percepatan dari yang diberikan oleh pemilik proyek.
pemilik, tidak serta merta diikuti oleh Berkaitan ini diperlukan suatu kerjasama
kontraktor ke subkontraktor, sehingga yang saling mendukung dan menguntung-
seringkali terjadi biaya overhead. kan kedua belah pihak antara kontraktor
3. Hubungan fungsional terjadi dalam 3 dan subkontraktor sehingga dicapai suatu
(tiga) arah antara kontraktor, subkon- penyelesaian pekerjaan proyek yang baik
traktor dan pemilik proyek, tetapi baik ditinjau dari segi biaya, mutu dan
berdasarkan fakta hukum hanya terjadi waktu. Pada dasarnya dan seharusnya
dalam 2 (dua)arah. prinsip-prinsip kerjasama kontraktual
4. Hubungan antara subkontraktor dengan antara kontraktor dengan subkontraktor
pemilik proyek bersifat fungsional / adalah sebagai berikut:
koordinasi semata, secara kontraktual 1. Dapatnya tercipta hubungan yang saling
(hukum) tidak ada hubungan. menguntungkan
5. Hubungan yang bersifat fungsional 2. Dapatnya tercipta hubungan kinerja
antara subkontraktor dengan pemilik kualitas secara menyeluruh
proyek, tetapi hasil kerja kualitas tetap 3. Dapatnya tercipta hubungan informasi
harus ada persetujuan dari pemilik. yang transparan
6. Karakteristik hubungan antara kontrak- 4. Dapatnya tercipta untuk mendapatkan
tor dengan subkontraktor sama dengan keuntungan yang fair (fairply)
kontraktor dengan pemilik proyek, 5. Dapatnya tercipta saling membantu
pada prakteknya terindikasi pengalihan terhadap kebutuhan yang diperlukan
resiko. 6. Dapatnya tercipta saling menyadari
7. Aturan mutu dan waktu yng diberikan terhadap permasalahan yang dihadapi
kontraktor tidak transparan seperti 7. Dapatnya tercipta saling menyadari
hubungan antara kontraktor dengan bahwa hubungan fungsional adalah
pemilik proyek, tidak ada akses dari mengikat
kontrak utama.
8. Aturan dalam kontrak antara kontrak-
tor dengan subkontraktor tidak di- V. KESIMPULAN DAN SARAN
sebutkan harus sama dengan kontrak
antara kontraktor dengan pemilik 1. Kesimpulan
proyek. Dari latar belakang, rumusan pene-
litian dan tujuan penelitian maka
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 102
kesimpulan dari hasil penelitian yang lebih penting adalah akan tercapai hasil
diambil berdasarkan studi kasus dan fakta kualitas yang memadai sesuai dengan
lapangan kontraktual antara kontraktor harapan masyarakat.
dengan subkontraktor adalah sebagai
berikut:
1. Peran kontraktor dibandingkan dengan VI. DAFTAR PUSTAKA
subkontraktor sangat dominan, sehingga
agar terjadi keseimbangan resiko, hak Bush, Vincent G. 1973. Construction
dan tanggungjawab maka harus di- Management A Handbook for
dukung subkontrak yang memadai. Contractors, Architects, and
2. Posisi subkontraktor sangat lemah Students. Reston Publishing
karena tidak didukung dengan pasal- Company, Inc. A Prentice-Hall
pasal yg secara jelas diatur dalam pasal Company. Reston, Virginia 22090.
kontrak, kedepan subkontraktor membe- Cooper, Donald R., Emory C. William
rikan bargaining position yang sesuai 1995. Business Research Methods.
sebelum penandatanganan subkontrak. Fifth Edition. Richard D. Irwin, Inc.
3. Ketidak seimbangan pasar industri New York.
konstruksi yangg kondusif, khususnya
ketidak seimbangan antara permintaan Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen
dan penawaran, sehingga harus dimulai Proyek dan Konstruksi Jilid I-II.
untuk menyadari bahwa kedua belah Penerbit Kanisius Yogyakarta.
pihak saling membutuhkan. Hinze, J. 1993. Construction of Contract.
4. Hubungan antara kontraktor dengan Special Edition. McGraw-Hill.
subkontraktor harus diciptakan hubung- Singapore - New York - Torronto.
an yang harmonis, saling memerlukan
sehingga diharapkan akan meningkatkan Indriantoro, Nur, Supomo, Bambang 1999.
kinerja sesuai dengan hak dan kewa- Metodologi Penelitian Bisnis untuk
jibannya. Akuntansi dan Manajemen. (Ed.
Pertama). Yogyakarta: BPFE
2. Saran Yogyakarta.
Bentuk-bentuk subkontrak yang Nugroho, Riko H, dan Wirahadikusumah,
terjadi selama ini oleh pemerintah dan Reini D. 2006. Kajian Hubungan
asosiasi perusahaan jasa konstruksi perlu Kontraktual Antara Kontraktor
dikembangkan yang tidak terpaku pada Utama dengan Subkontraktor Pada
internal kontraktor dan subkontraktor Proyek Konstruksi . pag. 229-235.
semata, sehingga kedepan akan dicapai 1st Indonesian Construction Industry
hubungan kerja yang saling mengun- Conference (ICIC 1st).
tungkan. Hal ini akan bermanfaat bagi
Oetomo, Wateno, 2014. Manajemen Proyek
subkontraktor pekerjaan spesialis, dan
dan Konstruksi dalam Organisasi
utamanya subkontraktor-subkontraktor
Kontemporer. Penerbit. MediaTama
kecil meskipun bukan menangani pekerjaan
Kementerian PU. Jakarta.
spesialis adalah menduduki angka lebih
dari 90% (sembilanpuluh persen). Bagi Soeharto, Imam, (1995). Manajemen
dunia akademik diharapkan memberikan Proyek dari Konseptual sampai
sumbang saran dan masukan sehingga Operasional. Cetakan Pertama.
antara kontraktor dan subkontraktor saling Penerbit PT. Erlangga. Jakarta.
mempunyai hak dan kewajiban sesuai
dengan perannya masing-masing, dan yang
Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 103
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R
(Reseach) & D (Development).
Penerbit Alfabeta. Bandung.

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 104

Anda mungkin juga menyukai