BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan dan kematian seluruh makhluk hidup yang ada dimuka bumi ini adalah
takdir dari Tuhan Yang Maha Esa. Seluruh manusia yang hidup di seluruh dunia
ini pasti akan mengalami kematian. Kematian seseorang tidak memandang umur
maupun jenis kelamin. Salah satu faktor penyebab kematian (mortalitas) adalah
penyakit. Angka terjadinya mortalitas terbesar adalah angka kematian bayi dan ibu
saat melahirkan ( Maternal Mortality). Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang
lebih khusus sehingga di dalam angka tersebut dapat terjadi penurunan mortalitas
yang terbesar sebagai hasil peningkatan pelayanan kesehatan dan penemuan baru
dibidang pengobatan.
Peristiwa demografis yang sangat menonjol pada tiga abad terakhir ini adalah
pertambahan jumlah penduduk yang belum pernah terjadi pada masa lampau
sebagai akibat turunnya angka kematian yang menyolok. Hal ini dapat dilihat
pada perkembangan kondisi penduduk Indonesia mulai tahun 1970 sampai saat
memasuki millenium III yaitu berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 1971
sampai dengan 2000 serta sumber lain yang relevan. Dalam aspek kuantitas
1
dan suku bangsa, angkatan kerja, mortalitas, perkawinan dan fertilitas, termasuk
Apabila jumlah seluruh kematian yang terjadi dalam suatu periode tertentu
yang diakibatkan oleh sebab khusus dinamakan rasio kematian khusus menurut
sebab kematian ( cause specific death ratio ). Dan perlu juga, membandingkan
(crude death rates), dan untuk lebih memudahkan dalam perhitungan dapat juga
suatu perusahaan asuransi jiwa, semua perhitungan premi asuransi dan sebagainya
angka kematian diperlukan suatu proses yang pada prinsipnya harus mencakup
penerapan berbagai angka khusus umur terhadap struktur penduduk standar yang
2
diharapkan dengan dilandasi oleh asumsi bahwa angka kematian standar memang
Budiarto, 1974 ). Untuk itu, para ahli disarankan agar berhati-hati dalam
perbandingan angka kematian yang terjadi pada saat yang berbeda. Berubahnya
sebab tertentu. Uraian ini menjelaskan bahwa dengan adanya data statistik tentang
kematian yang diharapkan. Selain itu, kematian (mortalitas) dapat dihitung juga
B. Perumusan Masalah
x tahun.
3
C. Tujuan Masalah
Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut
(mortality table).
D. Manfaat Masalah
kematian (mortalitas).
bidang demografi.
4
BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
Bangsa Indonesia patut bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa
sumber daya alam yang melimpah, Zamrud khatulistiwa yang terdiri dari untaian
sekitar 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki
beraneka ragam flora dan fauna serta hasil bumi merupakan sumber daya yang
potensial. Meskipun demikian bangsa yang terdiri dari berbagai ethnik dengan
latar belakang sosial budaya yang religius memiliki potensi konflik dan saat ini
mengalami masalah besar dalam memasuki era globalisasi. Krisis ekonomi akibat
menjadi terpuruk.
Di awal millenium III jumlah penduduk tahun 2000 mencapai 203,4 juta jiwa dan
pada tanggal 1 Januari 2002 diperkirakan akan menjadi 207,5 juta jiwa. Dari segi
keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Dengan tingkat
pertumbuhan 1,35% per tahun jumlah penduduk akan menjadi 400 juta jiwa pada
tahun 2050. Untuk itu laju pertumbuhan masih harus terus ditekan, sehingga
sumber daya dapat lebih diprioritaskan pada pembinaan potensi dan kualitas
5
ketergantungan cenderung menurun. Adanya penurunan penduduk usia muda
pada tahun 2000 masih terjadi gejala terus meningkatnya proporsi penduduk usia
produktif (15-64 tahun) dan usia lanjut (65+ tahun), sebagai dampak semakin
penduduk usia produktif dengan kesempatan kerja yang sangat terbatas serta
kesehatan penduduk yang tidak saja memberikan perhatian kepada bayi dan anak
dan pada tahun 2000 mencapai 5,75%. Secara nasional proporsi penduduk di
Kalimantan Timur proporsi penduduk perkotaan sudah lebih dari 50%. Kota-kota
dengan penduduk lebih dari 1 juta orang telah bertambah menjadi 13 kota,
RI, 2005 ). Daerah-daerah dengan pelaku migrasi selama hidup sampai dengan
tahun 1995 polanya menunjukkan hal yang sama. Di Pulau Sumatera, Provinsi
Sumatera Barat dan Sumatera Utara merupakan daerah pengirim sehingga migrasi
6
penduduk terbesar di Pulau Jawa. Daerah penerima terbesar masih didominasi
oleh Provinsi Kalimantan Timur dan Lampung, meskipun ini selama 5 tahun
Proporsi wanita kawin umur muda masih terus mengecil, meskipun tren
penurunan di daerah pedesaan masih relatif lambat. Jawa Barat, Jawa Timur dan
Kalimantan Selatan adalah daerah dengan proporsi umur kawin pertama di bawah
17 tahun masih relatif tinggi. Dalam hal fertilitas, hasil Survei Demografi dan
fertilitas sampai dengan 50% pada tahun 2000 dapat dicapai. Meskipun demikian
jumlah kelahiran akan masih besar karena tingginya proporsi penduduk dewasa
Di Australia mulai tahun 1905 sampai tahun 1961 harapan hidup untuk pria telah
semua peningkatan itu terjadi di bawah umur 45 tahun, dan kenyataannya untuk
wanita malah lebih memuaskan dibandingkan dengan pria. Selama periode itu
pula harapan hidup pada umur 60 tahun untuk wanita telah bertambah 1,2 tahun,
yaitu dari 14,4 tahun menjadi 15,6 tahun; sedangkan untuk pria malah mencapai
3,3 tahun yaitu dari 16,2 menjadi 19,5 tahun. Walaupun mortalitas menurun dalam
jangka panjang, tatapi kurun waktu sepukuh tahun terakhir telah terjadi
7
tahun ke atas. Kecenderungan seperti itu berlaku pula di hampir semua kelompok
Mauritius mulai tahun 1942 1946 sampai tahun 1961 1963 harapan hidup
untuk pria telah meningkat dari 32 menjadi 59 tahun, dan untuk wanita dari 34
lebih rendah, tetapi keadaan ini tidak berlaku untuk semua umur di beberapa
lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang berumur 1-4 tahun, dan juga untuk
wanita pada puncak masa usia melahirkan ( Munir dan Budiarto, 1974 ). Fakta
tersebut memang cukup menarik apabila ditinjau dari segi permasalahan itu
sendiri. Namun kalau dikaji lebih lanjut yang lebih penting lagi ialah karena fakta
kesamaan dalam jangka panjang justru dapat menjadikan bahan pemikiran untuk
negara. Berdasarkan data itu dapat diketahui secara tepat daerah mana yang harus
segera diteliti dari segi medis dan ilmiah maupun diberikan pelayanan di bidang
kesehatan masyarakat yang lebih baik. Sampai sebegitu jauh terdapat beberapa
yang akan terjadi (actuaries) selalu memerlukan angka kematian untuk dapat
menentukan jumlah premi asuransi jiwa; demikian pula para ahli demografi
8
memerlukan angka kematian yang tepat sebagai bahan penyusunan proyeksi
kependudukan.
digunakan tabel kematian (mortality table). Dalam tabel kematian tersebut dapat
dan x+1.
usia x+1 dikalikan 1000 (dikalikan 1000 agar bilangan dalam lajur
Dalam penyusunan tabel mortalitas lajur (kolom) pertama menyatakan usia yang
dicapai kemudian dilanjutkan dengan lx , dx , 1000qx , dan yang terakhir adalah ex.
Bagian terpenting suatu tabel mortalitas ialah lajur q x. Bilangan pada lajur ini
ditaksir dari data yang dikumpulkan oleh perusahaan asuransi jiwa. Jadi dengan
disebut radix. Biasanya l0 dipilih sebesar 100.000 orang. Pada table CSO 1941
hubungan :
9
l x l x 1 d x
qx
lx lx
Dimana hubungan ini menyatakan bahwa peluang seseorang yang berusia x akan
meninggal sebelum hari ulang tahunnya yang ke x+1 sama dengan banyaknya
orang dalam kohort yang meninggal antara usia x dan x+1 (d x) dibagi dengan
jumlah orang yang berusia x (lx). Lajur terakhir, ex, yaitu harapan hidup pada usia
x tahun menyatakan rata-rata usia yang akan ditempuh oleh anggota kohort yang
berusia x tahun. Selain simbol yang telah disebutkan diatas, ada beberapa simbol
p
n x menyatakan peluang seseorang berusia x akan hidup (paling sedikit) n
tahun. Dimana ;
l xn
n px
lx
Bila n = 1, maka
l x n
px
lx
q
n x menyatakan peluang seseorang berusia x akan meninggal dalam n tahun,
Dimana ;
n q x 1 n px
l xn
1
lx
l x l x n
lx
10
Bila n=1, maka
q x 1 px
d
n x menyatakan jumlah orang yang meninggal antara usia x dan x+n. Dimana ;
n d x l x l xn
dx
n qx n
lx
d x l x l x 1
Dimana;
l x m l x mn
m/n qx
lx
d xm
n
lx
Bila n = 1
d x m
q q
m /1 x m / x
lx
Dari penulisan diatas dapat dilihat bahwa ruas sebelah kanan selalu menyatakan
usia orang yang sedang dibicarakan, sedangkan sebelah kiri menyatakan jangka
waktu peristiwa (hidup atau meninggal) terjadi. Bilangan sebelah kiri garis tegak
11
B. Harapan Hidup Dan Macam Tabel Mortalitas
Lajur terakhir pada tabel mortalitas berisi harapan hidup menurut usia ( e 0x ). Ada
dua macam harapan hidup dari segi perhitungannya. Yang pertama dinamakan
tahun yang lengkap yang masih akan dialami oleh seseorang yang sekarang
berusia x tahun. Kedua yaitu tahun yang lengkap maksudnya bahwa dalam
seorang lahir pada 2 Juli 1951 dan meninggal 18 September 1984 maka dalam
Juli 1984, sehingga umurnya waktu meninggal 33 tahun dan bukan 33,2 tahun.
Bagian tahun yang tidak lengkap dialami (yaitu 0.2) dibuang. Ini berarti setiap
orang dianggap meninggal pada hari ulang tahunnya yang terakhir. Harapan hidup
ringkas dinyatakan dengan symbol ex. Tanpa lingkaran kecil diatasnya. Jika
l x 1 l x 2 ...... l w
ex
lx
Bila dalam perhitungan ex di atas bagian (pecahan) tahun yang dialami seseorang
anggota lx ikut diperhitungkan maka kita peroleh apa yang disebut harapan hidup
lengkap (complete expectation of life) dan ditulis dalam simbol ex, dengan
w w w
1 l xt
e 0x
lx l x t dt
0
0 l x dt
0
t p x dt
12
Secara aproksimasi,
1
e 0x e x
2
secara merata sepanjang tahun. Keadaan sesungguhnya tidak dapat diketahui, tapi
digunakan di Indonesia adalah berasal dari Amerika Serikat. Sampai saat ini
pengalaman sendiri, karena itu terpaksa harus meminjam dari luar negeri.
Ketidakadaan tabel itu sebagian besar bukan karena tidak mampu membuatnya
dari segi matematikanya tapi karena datanya tidak cukup tersedia dalam keadaan
yang baik. Tabel CSO (Commisioners 1941 Standard Ordinary) didasarkan pada
pengalaman asuransi jiwa di Amerika selama jangka waktu 1930 sampai dengan
1940. Itu tidak berarti bahwa peluang meninggal dalam tabel tersebut betul-betul
yang sebenarnya dialami sedikit lebih rendah daripada yang tertera di dalam table
CSO. Hal ini sengaja dibuat agar perusahaan asuransi dapat berusaha dengan
aman. Selain tabel mortalitas yang dibicarakan diatas ada juga tabel mortalitas
yang tidak hanya bergantung pada usia x. Dimana tabel mortalitas tersebut
meninggal orang yang baru diasuransikan akan lebih rendah pada umur
13
pengaruhnya telah hilang disebut ultimate. Pengaruh seleksi permulaan
Masih ada tabel mortalitas jenis lain untuk kegunaan khusus. Tabel anuitas
(annuity table) yang khusus dibuat untuk tujuan anuitas (rangkaian pembayaran).
Dan tabel mortalitas agregat (aggregate mortality tables) didasarkan atas semua
Salah satu tabulasi yang penting berisi statistik kematian yang banyak disusun
oleh hampir semua negara ialah tabulasi untuk setiap kelompok kematian menurut
informasi itu sangat diperlukan untuk menentukan sebab kematian yang pertama,
statistik hanya satu sebab saja. Hampir semua negara telah menggunakan suatu
beberapa sebab. Tujuan peraturan standar itu tidak lain adalah untuk mencapai
14
mengenai 100 kelompok penyakit dan sebab kematian. Untuk lebih
lengkap itu sering kali disingkat menjadi 50 kelompok utama sebab kematian.
Daftar tersebut senantiasa diperbaiki secara teratur, dan revisi yang kedelapan dan
diagnosa yang lebih tepat. Selain itu prosedur pemberian surat keterangan
kematian dan kebiasaan pelayanan medis maupun kualitas serta ketepatan data di
masing-masing negara dan dari waktu ke waktu senantiasa berbeda; semua ini
akan banyak membawa pengaruh terhadap angka kematian yang sedang diselidiki.
Apabila jumlah seluruh kematian yang terjadi dalam suatu periode tertentu
diakibatkan oleh sebab khusus dinamakan rasio kematian khusus menurut sebab
15
kematian ( cause specific death ratio ). Misalnya, pada tahun 1964 di Australia
Berdasarkan data rasio tersebut kematian khusus menurut sebab kematian untuk
3.722
pneumonia ialah 0,037. Dengan demikian rasio tersebut merupakan
100.594
petunjuk bahwa di suatu negara tertentu terdapat satu sebab kematian khusus
relatif.
Misalkan, di Australia pada tahun 1964 terdapat 3.722 kematian yang diakibatkan
oleh pneumonia, dan perkiraan jumlah penduduk tersebut dapat disusun angka
16
kematian khusus menurut sebab penyakit pneumonia, yaitu
3.722
0,000334 atau 33,4 kematian per 100.000 orang. Penyebut
11 .136.000
yang digunakan untuk angka tersebut harus jumlah seluruh penduduk dan tidak
hanya penduduk yang menderita penyakit tertentu. Dari hasil analisis mengenai
angka kematian khusus menurut sebab kematian dan rasio kematian khusus
disebabkan oleh turunnya jumlah dan proporsi kematian karena penyakit infeksi
dan parasit. Dengan demikian proporsi kematian karena kanker dan penyakit
peredaran darah dan degeneratif lainnya akan juga meningkat. Perlu diperhatikan
pula bahwa angka kematian khusus menurut sebab kematian dan rasio kematian
khusus menurut sebeb kematian biasanya tidak didasarkan atas umur/ atau jenis
seperti juga kematian orang-orang yang masih muda dan tua. Meskipun dua angka
kematian khusus menurut sebab kematian mungkin sama, tetapi dari sudut
pandangan ekonomis akan jauh lebih penting dibandingkan dengan yang lain
kematian yang disebabkan oleh semua sebab di Singapura ( 575,4 per 100.000
orang ) dan Inggris/wales (1.128,1 per 100.00 orang ). Atas dasar ukuran umur
17
kelompok penduduk yang masih muda, akibatnya angka kematian itu rendah
Sebab khusus kematian tidak membawa pengaruh yang sama terhadap pria dan
wanita maupun semua kelompok umur. Sebagai contoh yang ekstrim dapat
kematian kelompok umur yang masih sangat muda; sedangkan penyakit jantung
kematian yang serius bagi kelompok umur yang lebih tinggi, dan komplikasi
kehamilan dan kelahiran sudah tentu hanya akan berpengaruh kepada wanita.
dalam masa kanak-kanak dan sepanjang masa kehidupan ternyata lebih rendah
menyolok. Pengecualian mengenai hal ini terjadi di beberapa negara yang sedang
berkembang seperti Sri Langka, India dan pakistan dimana mortalitas wanita
dalam masa usia melahirkan masih sangat tinggi. Dalam kaitannya dengan
masalah umur, angka mortalitas akan mulai meningkat pada saat kelahiran,
kemudian menurun cepat sampai tingkat minimum sekitar umur 10 tahun, dan
sesudah itu naik lagi sepanjang masa kehidupan berikutnya. Keadaan ini tidak
berlaku di kelompok negara yang sudah maju di mana puncak kematian yang
tidak begitu tinggi terjadi disekitar umur 19 tahun yang disebabkan oleh
18
negara yang sedang berkembang di mana puncak kematian yang tidak begitu
tinggi terjadi pada kurva mortalitas wanita di sekitar puncak masa usia melahirkan
menurut kelompok jenis kelamin dan umur. Angka tersebut dinamakan angka
Dengan cara memisahkan penduduk menurut kelompok jenis kelamin dan umur
dapat disusun tabel angka untuk setiap jenis kelamin dan umur yang tidak
Budiarto, 1974 )
Angka kematian pada dasarnya berbeda menurut umur dan jenis kelamin; dengan
demikian perlu disusun angka kematian khusus menurut umur dan jenis kelamin;
disamping itu hendaknya dihitung pula angka khusus untuk beberapa faktor lain
karena mortalitas yang disebabkan oleh faktor-faktor itu ternyata banyak berbeda-
beda. Faktor tersebut antara lain ialah ras (bangsa) dan pekerjaan. Pada
umumnya angka kematian bangsa kulit putih dapat dikatakan lebih rendah
berkulit kuning terletak di antara kedua angka tersebut. Perbedaan itu tampak baik
pada berbagai negara maupun untuk berbagai bangsa yang terdapat di dalam satu
19
Perbedaan mortalitas memang terjadi juga karena berbagai faktor, tetapi dilain
pihak pada umumnya tidak begitu berarti bila dibandingkan dengan umur, jenis
kelamin dan mungkin juga dari segi ras (bangsa), di dalam kategori tersebut
1. Status Perkawinan
dibandingkan dengan yang belum menikah, dan perbedaan untuk pria lebih besar
daripada wanita. Hal ini sebagian disebabkan oleh faktor bahwa perkawinan
2. Tempat Tinggal
menyerang daerah beriklim panas, dan ada juga yang melanda tempat-tempat
yang dingin; akibatnya perbedaan iklim dapat juga menjadi faktor penyebab
kematian. Atas dasar alasan ini juga di tempat tinggal yang sama dapat terjadi
3. Cara Hidup
Pada umumnya apabila kondisi sosial semakin memuaskan (diukur dari segi
kematian akan menurun. Kebiasaan hidup, misalnya merokok, makan dan minum,
20
4. Faktor Genetik
Beberapa penyakit ternyata dapat menular dari generasi yang satu ke generasi
lain; dan dengan demikian terdapat juga beberapa alasan tertentu mengapa para
jumlah penyakit seperti itu tidak begitu banyak, dan pengaruhnya terhadap
Dalam banyak hal perlu juga membandingkan kematian yang sebenarnya di dalam
suatu jumlah penduduk tertentu dengan kematian yang diharapkan atas dasar
membandingkan jumlah kematian para pemegang polis yang terjadi selama satu
tahun dengan jumlah kematian pemegang polis yang diharapkan menurut rumus
premi yang berlaku bagi perusahaan itu. Dalam kasus biasa yang lain jumlah
kematian yang sebenarnya di dalam salah satu bagian seluruh penduduk harus
kematian yang terjadi di dalam satu pekerjaan lebih tinggi atau malah lebih rendah
kelamin bagian penduduk itu dianggap sama dengan distribusi umur dan jenis
kelamin jumlah seluruh penduduk, angka kematian kasar (crude death rates)
21
dapat dipergunakan untuk menghitung jumlah kematian yang diharapkan.
Misalnya pada tahun 1968 di negara bagian N.S.W. terdapat 41.803 kematian.
4.381.416 jiwa, dan angka kematian kasar di Australia ialah 9,10 kematian per
1.000 penduduk. Atas dasar angka kematian kasar di Australia, di negara bagian
N.S.W. diharapkan akan terjadi 39.871 kematian. Jumlah tersebut ternyata agak
menunjukkan bahwa atas dasar tersebut kematian di negara bagian N.S.W. agak
asumsi mengenai distribusi umur dan jenis kelamin yang sama ternyata jarang
Indonesia,2005 ).
22
H. Standarisasi Langsung Dan Tidak Langsung
sehingga cacat yang telah disebutkan di atas dapat dikatakan tidak begitu serius.
Dalam hal ini banyak digunakan angka kematian kasar karena perhitungannya
tidak rumit. Seringkali struktur penduduk dan angka kematian khusus menurut
umur tidak diketahui (yang tersedia hanya data mengenai jumlah seluruh
penduduk dan jumlah seluruh kematian), dan dalam keadaan seperti itu tidak ada
diketahui, agaknya akan lebih layak apabila digunakan ukuran yang konstan
dibandingkan dengan ukuran yang membedakan penduduk yang satu dengan yang
lain. Apabila ukuran yang digunakan ialah jumlah pada setiap umur dan setiap
kelompok umur yang tercakup di dalam satu penduduk standar, angka rata-rata
death rate). Angka tersebut dapat didefinisikan sebagai seluruh angka kematian
yang akan berlaku di dalam suatu jumlah penduduk standar apabila mempunyai
Kematian yang diharapkan untuk setiap jenis kelamin dan kelompok umur
dihitung dengan cara mengalikan penduduk yang tercakup di dalam jenis kelamin
dan kelompok umur dengan angka kematian khusus menurut umur dan jenis
23
kelamin yang cocok. Jumlah seluruh kematian yang diharapkan ialah jumlah
kematian yang diharapkan untuk semua umur dan kedua jenis kelamin. Dengan
yang diharapkan dan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk standar dan
khusus yang harus dipenuhi ialah tersedianya penduduk standar dan angka
pada prinsipnya harus mencakup penerapan berbagai angka khusus umur terhadap
sebenarnya dengan jumlah yang diharapkan dengan dilandasi oleh asumsi bahwa
standarisasi tidak langsung ( Nilai Tunggal Indeks) ( Munir dan Budiarto, 1974 ).
24
BAB. III
PEMBAHASAN
Contoh 1 :
Berapakah peluang seseorang berusia 40 tahun akan meninggal antara usia 55 dan
Penyelesaian :
Cara I
l 55 l 60 754191 677771
15 / 5 q 40 0.08651
l 40 883342
Cara II
Cara lain mengerjakan soal ini ialah dengan menghitung peluang seseorang
15 / 5 q 40 15 p 40 .5 q 55
l 55 l 55 l 60
.
l 40 l 55
754191 677771
0.08651
883342
Contoh 2 :
25
Dua orang masing-masing berusia 18 dan 23 tahun. Berapakah peluangnya :
Penyelesaian :
P (A) = peluang seorang berusia 18 tahun akan hidup mencapai usia 60 tahun.
l xn l 677.771
P (A) = 60 0.709008496
lx l 18 955.942
P (B) = peluang seorang berusia 23 tahun akan hidup mencapai usia 60 tahun.
l xn l 677.771
P (B) = 60 0.717721533
lx l 23 944.337
P ( A B ) = P (A) + P (B) P ( A B )
= 1.426730029 0.508870665
= 0.917859364
berusia 40 tahun.
l x l x n l 18 l 40 955.942 883.342
P(A ) = 0.07594603
lx l 18 955.942
berusia 40 tahun.
l x l x n l 23 l 40 944.337 883.342
P(B) = 0.064590289
lx l 23 944.337
26
P( A B) = peluang keduanya meninggal sebelum mencapai usia 40
tahun
P( A B) = P(A ) . P(B )
= (0.07594603). (0.064590289)
= 0.004905376
Contoh 3 :
x lx dx qx px ex e 0x
85 10000 3000 3/10 7/10 1,21 1,71
86 7000 3000 3/7 4/7 0,73 1,23
87 4000 3000 0,28 0,78
88 1000 900 9/10 1/10 0,10 0,60
89 100 100 1 0 0 0,50
90 0 0 0 0 0 0,50
Dalam Table diatas nilai l85 dan qx telah diketahui.
Untuk mencari l86 harus terlebih dahulu mencari d85., dan seterusnya dengan
27
:
:
:
dan seterusnya
px = 1 - qx
ex =
0
e 85 1,21 1 1,71
2
0
e 86 0,73 1 1,23
2
:
:
:
dan seterusnya.
28
Contoh 4 :
Suatu perusahaan asuransi menentukan premi orang dewasa atas dasar kematian
Tabel 5. Pengalaman kelompok umur di atas selama tiga tahun terakhir ialah :
1968 1969 1970
Jumlah Jumlah Jumlah
Pemegang Kematian Pemegang Kematian Pemegang Kematian
Polis Polis Polis
26.724 28 28.959 35 30.269 42
35.689 52 37.742 58 41.956 65
53.294 226 37.924 235 58.729 275
37.594 392 39.629 426 42.825 502
35.842 824 29.245 952 44.329 1.062
20.629 1.010 23.942 1.305 26.942 1.502
8.526 924 10.694 1.264 11.685 1.364
setiap tahun dengan menggunakan 100 sebagai indeks untuk mortalitas yang
Penyelesaian :
29
a. Untuk Tahun 1986
:
:
:
:
:
8.526 x 0.100
umur 80 + tahun = 8.5260
100
3456
Angka kematian yang diharapkan
34.4946
= 100,2
3.456
Angka kematian kasar = x 100
218298
= 1,58
30
Untuk menentukan angka kematian yang distandarisasi secara tidak langsung
= 158,3
Seluruh perhitungan standarisasi angka kematian tidak langsung untuk tahun 1969
sama halnya dengan perhitungan pada tahun 1968, yang membedakannya yaitu
31
Maka kematian yang diharapkan untuk :
28.959 x 0.001
umur 20 29 tahun = 0.2895
100
:
:
:
10.694 x 0.100
umur 80 + tahun = 10.694
100
4275
Angka kematian yang diharapkan 36,3116
= 117,73
4275
Angka kematian kasar = x 100
208135
= 2,05
= 241,35
Hasil perhitungan diatas dapat dilihat dalam tabel standarisasi dibawah ini.
32
50 59 0.010 39.629 426 3.9629
60 69 0.025 29.245 952 7.3112
70 - 79 0.050 23.942 1.305 11.971
80+ 0.100 10.694 1.264 10.694
TOTAL 0.1915 208.135 4275 36.3116
Angka Kematian Yang Diharapkan 117.73
Angka Kematian Kasar 2.05
Angka Kematian yang distandarisasikan secara tak langsung (Nilai 241.35
Tunggal Indeks)
Seluruh perhitungan standarisasi angka kematian tidak langsung untuk tahun 1970
juga sama halnya dengan perhitungan pada tahun 1968 dan 1969.
30.269 x 0.001
umur 20 29 tahun = 0.3026
100
:
:
:
:
11 .685 x 0.100
umur 80 + tahun = 11 .6850
100
4812
Angka kematian yang diharapkan 43,8018
= 109,86
4812
Angka kematian kasar = x 100
256735
= 1,87
= 205,43
Hasil perhitungan diatas dapat dilihat dalam tabel standarisasi dibawah ini.
33
Tabel 8. Standarisasi angka kematian tidak langsung menurut umur
padapemegang polis asuransi untuk Tahun 1970
Tahun 1970
Angka Kematian
Umur Jumlah Kematian Kematian Yang
Rata-rata
Pemegang Polis diharapkan
20 29 0.001 30.269 42 0.3026
30 39 0.0015 41.956 65 0.6293
40 49 0.004 58.729 275 2.3492
50 59 0.010 42.825 502 4.2825
60 69 0.025 44.329 1062 11.0822
70 - 79 0.050 26.945 1502 13.4710
80+ 0.100 11.685 1364 11.6850
TOTAL 0.1915 256.735 4812 43.8018
Angka Kematian Yang Diharapkan 109.86
Angka Kematian Kasar 1.87
Angka Kematian yang distandarisasikan secara tak langsung (Nilai 205.43
Tunggal Indeks)
BAB IV
A. Kesimpulan
34
2. Dalam menyusun sebuah tabel kematian (mortality table) harus terlebih
dahulu diketahui nilai lx (jumlah orang yang tepat berusia x tahun). Dan harus
pula diketahui nilai dx (jumlah orang yang meninggal sebelum mencapai x+1
dapat disusun sebuah tabel kematian yang terdiri lx, dx, qx, px, ex dan e 0x .
B. Saran
1. Karena angka kematian merupakan hal yang sangat penting bagi setiap
mengurangi angka kematian terutama kematian bayi dan ibu saat melahirkan
DAFTAR PUSTAKA
35
Rozy Munir & Budiarto. 1974. Teknik Demografi, PT.Bina Aksara, Jakarta.1984.
36