penyaringan atau
sedimentasi.
Untuk
menetralkan asam
dan basa
sertamenghilangk
an bahan organik
dapat digunakan
metode kimia atau
metode
fisikokimia
sepertiadsorbsi,
pertukaran ion,
dan
osmosis ataupun
dengan proses
mikrobiologis.
Pada
prinsipnya penang
anan limbah dapat
dikelompokkan
menjadi enam
tahapan
tergantung dari
jenis limbahdan
tujuan
penangannya.
Keenam tahapan
tersebut
adalah:Penangana
n pendahuluan
(pre
treatment).Pada
penanganan
pendahuluan,
partikel yang
berukuran besar
seperti benda
terapung
atau benda-benda
mengendap dapat
dipisahkan dengan
saringan atau
pengerukan agar
tidak mengganggu
proses
penanganan
selanjutnya. Hasil
saringan ini dapat
dimanfaatkan
untuk kompos
atau dilakukan
pembakaran untuk
meminimalkan
jumlahnya.Penang
anan primer
(primary
treatment).Pada
penanganan
primer, benda-
benda yang belum
dipisahkan
pada tahap awal
dipisahkandengan
cara dibiarkan
mengendap
dengan sendirinya
atau dengan
penambahan
bahan
kimiatertentu agar
proses
pengendapan
dapat segera
terjadi. Selain itu,
kadang-kadang
jugadilakukan
proses
penghembusan
udara sehingga
partikel dapat
mengapung dan
mudah
untuk diambil.Pen
anganan sekunder
(secondary
treatment).Pada
penanganan
sekunder,
limbah yang
mengandung
bahan organik
dikurangi
dengan bantuan
mikroba. Mikroba
dapat berasal dari
limbah itu sendiri
atau ditambahkan
dari luar.Mikroba
yang akan
berperan sebagai
mikroba
penghancur
limbah dapat
bersifat aerobik
atauanaerobik.P
enanganan tertier
(tertiary
treatment).
Pada penanganan
tertier, biasanya
digunakan
berbagai jenis
saringan seperti
saringan
pasir,saringan
multi media,
saringan mikro,
saringan vakum
dan berbagai jenis
saringan
lainnyatergantung
dari kebutuhan.
Disinfeksi (disinf
ection).
Pada proses
disinfeksi,
mikroba direduksi
konsentrasinya
dan mikroba
patogen
dihilangkan.Caran
ya dapat dengan
cara fisik
menggunakan
pemanasan atau
dengan cara kimia
dengan penambah
an bahan
disinfeksi.
Disinfektan
yang digunakan
dapat berupa
klorin, iodium,
danammonium
kuartener. Klorin
merupakan bahan
disinfektan yang
banyak digunakan
danselain sebagai
disinfektan, klorin
juga berguna
menghilangkan
bau limbah.
Penanganan
lanjutan
(extended
treatment).
Proses ini
bertujuan untuk
menangani
hasil pengolahan
limbah yang
meliputi
proses pemekatan,
penstabilan,
pengeringan dan
pembuangan.
Misalnya proses
pemanfaatan
lumpur yang
dihasilkan dari
penanganan
limbah untuk
suatu keperluan
yang bermanfaat.
Lumpur dapat
digunakan untuk
pupuk atau untuk
penimbun lubang.
Penanganan
limbah secara
aerobik dan
anaerobik
Pada penanganan
limbah sekunder,
dikenal dua jenis
penanganan
limbah dengan
bantuanmikroba
yaitu penanganan
secara aerobik dan
anaerobik. Pada
penanganan
limbah
secaraaerobik
dapat digunakan
instalasi unit
lumpur aktif, filter
menetes,
kolam/parit
oksidasi dankolam
aerasi. Sedangkan
pada penanganan
secara anaerobik
dapat digunakan
instalasi unitfilter
anaerobik,
digester dan
kolam
anaerobik.Keuntu
ngan sistem
aerobik bila
dibandingkan
dengan sistem
anaerobik adalah
pada
sistemaerobik
tidak dibutuhkan
insulasi
atau penutup
khusus sehingga
biayanya lebih
rendah,namun
kerugiannya
adalah tidak dapat
dihasilkan produk
akhir yang
bernilai
ekonomisseperti
halnya gas metana
yang dihasilkan
dari sistem
anaerobik.Pada
sistem anaerobik
selain dapat
dihasilkan gas
metana, pada
umumnya sistem
inidiaplikasikan
karena
laju reaksinya
yang tinggi, dan
produk akhirnya
dapat ditangani
denganmudah.
Penanganan
aerobik seperti
halnya pada
penggunaan parit
oksidasi dapat
mengurangiBOD
sekitar 80-90%
dan penurunan
COD hingga 50-
60%.
Proses reduksi
nitrogen
Efektivitas
penurunan nilai
BOD dan COD
serta kebutuhan
klorin untuk
disinfeksi
akandipengaruhi
oleh kandungan
nitrogen pada
limbah. Pada
limbah yang
belum diolah,
nitrogendijumpai
dalam bentuk
nitrogen organik
dan komponen
ammonium.
Reduksi nitrogen
dapatdilakukan
dengan proses
nitrifikasi dan
denitrifikasi. Nitri
fikasi adalah
proses biologis
yang
mengoksidasi ion
ammonium
menjadi nitrit
ataunitrat.
Perubahan ini
melibatkan bakteri
Nitrosomonas,
Nitrosospira,
Nitrosococcus
dan Nitrosocystis
untuk
mengoksidasi
ammonium menja
di nitrit dan
Nitrobacter,
Nitrosogloeadan
Nitrocystis yang
mengoksidasi
nitrit menjadi
nitrat. Dengan
demikian
prosesnya
adalah proses
aerobik.
Sedangkan
denitrifikasi
adalah proses
reduksi nitrat dan
nitrit
yang akanmengha
silkan gas
nitrogen atau
nitrogen oksida
yang bersifat inert
dan dapat
menguap diudara.
Proses ini
menggunakan
bakteri Denitro-
bacillus dan
sifatnya
anaerobik.
Aplikasi proses
membran untuk
penanganan
limbah
Teknologi
penanganan
limbah
menggunakan
separator
membran banyak
berkembang
akhir-akhir ini.
Desain membran
dapat disesuaikan
dengan tekanan,
konsentrasi, suhu
dan atau potensi
elektrik limbah.
Dengan teknologi
ini limbah lebih
mudah didaur
ulang
ataudimanfaatkan
dan dinilai lebih
ekonomis.
Prosesnya relatif
sederhana, cepat
dan
diharapkanhasilny
a juga lebih aman.
Teknologi ini juga
menjawab
keinginan
sebagian besar
konsumenuntuk
mengurangi
penggunaaan
bahan kimia untuk
penanganan
limbah. Ukuran
membranyang
telah
dikembangkan
antara lain
berukuran mikro
(0.1-10 ?m), ultra
(0.01-0.1 ?m),
nano(1-10 nm)
dan reverse
osmosis (0.1-1
nm). Untuk
penanganan
limbah
dapat digunakanm
embran mikro
hingga nano.
Selain untuk
penanganan
limbah, teknologi
ini sudahditerapka
n secara luas di
industri pangan
untuk proses
konsentrasi
(menghilangkan
cairan), pemurnia
n (pemisahan
kontaminan), dan
fraksinasi
(memisahkan
komponen).
Prof. Dr. Ir.
Winiati P.
Rahayu,Staf
Pengajar
Departemen Ilmu
dan Teknologi
Pangan Fateta
IPB.
Daftar Pustaka
Anonim . 2008.
Food Industry
Pollution
Prevention and
Waste Reduction.
MichiganDepartm
ent of
Environmental
Quality
Environmental
Science and
Services Division
Anonim . 2008. Food Industry Pollution Prevention and Waste Reduction. MichiganDepartment
of Environmental Quality Environmental Science and Services Division
Jenie, B.S.L. dan W.P. Rahayu. 2004. Penanganan Limbah Industri Pangan. Cetakanke 9.
Kanisius-Yogyakarta
Pap, N., Pongrcz, E., Myllykoski, L., and Keiski R. 2004. Waste minimization andutilization in
the food industry: Processing of arctic berries, and extraction of valuablecompounds from juice-
processing by- products. In: Pongrcz E. (ed.): Proceedings of the Waste Minimization and
Resources Use Optimization Conference. June 10th2004, University of Oulu, Finland. Oulu
University Press: Oulu. p. 159-168.