PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan banyaknya jenis dan jumlah individu tiap jenis sebagai penyusun
komunitas.
kemampuan hidup hampir di semua tipe habitat, dari kutub sampai gurun, dari
hutan konifer sampai hutan tropis, dari sungai, rawa-rawa sampai lautan. Selain
hidup di semua tipe habitat, namun komposisi jenis pada masing-masing habitat
terhadap lingkungan hidup. Hal ini karena hilangnya keunikan, kealamian dan
Burung.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara
D. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yaitu dapat mengetahui
A. Pengertian Kelimpahan
Sebagai salah satu komponen dalam ekosistem, keberadaan burung dapat menjadi
tidak karena mempunyai hubungan timbal balik dan saling tergantung dengan
konservasi lingkungan yang lebih luas. Burung merupakan satwa yang memiliki
arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kehidupan manusia. Atas dasar
peran dan manfaat ini maka keberadaan burung perlu dipertahankan (Paramita
dkk., 2015).
B. Habitat Burung
Habitat yang disukai oleh jenis burung yang ada di kawasan hutan
umumnya merupakan pohon yang mati (kering) maupun pohon yang masih hidup
dan memiliki ketinggian yang cukup beragam yaitu antara 20 m hingga 30 m dari
tempat bermain, beristirahat maupun untuk berkembang biak adalah pohon kayu
besi (Intsia bijuga dan I. palembanica), beringin (Ficus sp.), matoa (Pometia
pinnata, P. coreacea), dan beberapa jenis kedondong hutan (Spon-dias sp.). Hasil
banyak ditumbuhi oleh tumbuhan merambat (liana) dan beberapa jenis tali-talian
serta adanya jenis anggrek yang hidup di antara batang-batang pohon (Wasito dan
Bismark, 2010).
semua tipe habitat. Salah satu tipe ekosistem yang digunakan oleh burung adalah
hutan tanaman pinus. Sehingga hutan tanaman diharapkan memiliki kemampuan
tanaman pinus yang dipengaruhi oleh faktor -faktor lanskap (Soendjoto dan
Gunawan, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T. S., 2005, Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap
Hutan Pinus, Skripsi, Insitut Pertanian Bogor, Bogor.
Ismawan, A., Rahayu, S. E., dan Dharmawan, A., 2015, Kelimpahan dan
Keanekaragaman Burung di Prevab Taman Nasional Kutai Kalimantan
Timur, Jurnal Lingkungan Alam, 2 (3), 21-23
Paramita, E. C., Kuntjoro, S., dan Ambarwati, R., 2015, Keanekaragaman dan
Kelimpahan Jenis Burung di Kawasan Mangrove Center Tuban, Jurnal
Lentera Bio, 4 (3), 161-163
Wasito, H. dan Bismark, M., 2010, Penyebaran Populasi Burung pada Beberapa Tipe
Habitat di Papua, Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 7 (1), 93-
95
B. Pembahasan
bertukar informasi genetik yang menduduki ruang atau tempat tertentu, memiliki
berbagai ciri atau sifat yang unik dari kelompok dan bukan merupakan sifat
individu. Sifat tersebut antara lain kerapatan, natalitas atau laju kelahiran,
mortalitas atau laju kematian, penyebaran umur, potensi biotik, dispersi, dan
Populasi burung dapat dihitung pada saat burung sedang berkumpul dipohon
tempat tidur ataupun bersarang. Perhitungan dapat dilakukan baik saat burung akan
tidur dan mencari makan. Karakteristik suatu populasi dibentuk oleh interaksi-
interaksi antara individu dengan lingkungannya baik dalam skala waktu ekologi
maupun evolusioner, dan seleksi alam dapat merubah semua karakteristik tersebut.
Dua karakteristik penting pada populasi manapun adalah kepadatan dan jarak antar
individu. Kelimpahan adalah istilah umum yang digunakan untuk suatu populasi
satwa dalam hal jumlah yang sebenarnya dan kecenderungan naik turunnya populasi
sekitaran FISIP dan FMIPA Universitas Halu Oleo yaitu ditemukan beberapa jenis
merupakan jenis passeridae yang memiliki tingkat adaptasi tinggi terhadap perubahan
membulat serta bagian dagu berwarna hitam. Suara kekicauan dan kebiasaan
dan penutup ekor bagian bawah kuning keemasan, perut putih. Suara berupa
kicauan cepat, kebiasaan hidup berkelompok dan jarang ditemukan sendiri dan
yang beragam serta ukuran tubuh dan kemampuan produksi yang tidak sama pada
setiap ras. Penyebarannya hampir merata diseluruh pelosok tanah air. Ukuran
tubuh seperti kaki suara kokokan dan senang tidur di pohon, mengais tanah, serta
endemik pulau Sulawesi, merupakan tipe pengicau. Ukuran tubuhnya kecil (15,5
cm). Bagian atas tubuh merah-karat zaitun coklat, tunggir dan ekor lebih gelap.
Tubuh bagian bawah putih terang, dengan sisi kecokelatan. Sisi tenggorokan
permukaan tanah, tipe pemalu yang akan terbang cepat ketika didekati.
Burung gereja (Passer domesticus) Jenis burung pipit kecil yang berasal
pendek, dan memiliki paruh yang kuat. Makanan burung ini adalah biji-bijian dan
kecil pemakan biji-bijian yang menyebar di wilayah tropis. Warna warni bulunya
cukup bervariasi. Burung yang paling besar ukuran tubuhnya 17 cm dengan berat
25 g. Kebanyakan burung pipit tidak tahan dengan iklim dingin dan memerlukan
habitat hangat. Suara kicauan, senang berkelompok dan sering terlihat bergerak
dan mencari makan dalam gerombolan yang cukup besar. Pada umumnya mencari
pemakan serangga dan memiliki habitat di hutan tropik yang lembab. Ukuran
tubuhnya agak besar (16 cm). Burung jantan memiliki bagian atas tubuh biru
pirus terang. Tenggorokan dan dada biru lebih muda, perut putih keabuan-abuan
permukaan tanah, tipe pemalu yang akan terbang cepat ketika didekati, suara
kicauan.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
yang ditemukan di kawasan FKIP dan FMIPA, Universitas Halu Oleo yaitu jenis
B. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu agar praktikan lebih