Anda di halaman 1dari 12

Judul : Aves

Tujuan : Untuk mendeskripsikan dan mengklasifikasikannya


Hari/Tanggal : Senin, 08 Mei 2017
Waktu/Jam : 10.30-12.00 WITA
Lokasi : Laboratorium Lanjut Zoologi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo.
A. Prosedur Kerja

1. Identifikasi Kuantitatif
a. Meletakkan objek di atas papan seksi.
b. Mengukur panjang seluruh tubuh
c. Mangukur panjang kepala
d. Mengukur panjang ekor
e. Mengukur panjang sayap
f. Mengukur panjang kaki
g. Mengukur panjang paruh
h. Mengukur lebar badan
i. Mengukur lebar kepala
j. Mengukur lebar sayap

2. Identifikasi Kualitatif
a. Meletakkan objek di atas papan seksi
b. Mengamati bentuk kepala
c. Mengamati bentuk ekor
d. Mengamati bentuk paruh
e. Mengamati pola ekor
f. Mengamati warna badan
g. Mengamati garis sayap
h. Mengamati jumlah jari kaki
i. Mengamati jumlah bulu primer
j. Mengamati jumlah bulu sekunder
B. Hasil Pengamatan Keterangan
1. Kepala
1. Ayam Kampung (Caput)
(Gallus-gallus domesticus) 2. Mata
(Organon
Gambar Pengamatan : Gambar literatur: visus)
1 3. Paruh
7 (Rostrum)
2
3
4. Sayap (Alae)
5. Ekor (Caudal)
4 6. Kaki (Pedites)
7. Badan
5 (Truncus)
6

C. Deskripsi

Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) merupakan salah satu jenis

ternak unggas yang telah memasyarakat dan telah tersebar diseluruh pelosok

nusantara. Bagi masyarakat indonesia, ayam kampung sudah bukan hal yang

asing, untuk membedakanya, kini dikenal dengan istilah ayam buras

singkatan dari ayam bukan ras. Sosok ayam kampung mudah dibedakan dari

ayam ras dan ayam buras lainnya. Pertama, corak dan warna bulunya yang

beragam menjadi ciri khas ayam kampung. Dibandingkan dengan ayam ras,

ayam kampung juga jauh lebih lincah dan aktif bergerak. Bahkan, jika

dipelihara secara umbaran, terbiasa hinggap atau istirahat di dahan pohon

yang cukup tinggi. Selain itu, ukuran tubuhnya juga lebih kecil dibandingkan

dengan ayam ras. Bagi mereka yang tinggal di lingkungan yang memelihara
ayam kampung, pasti sudah tidak asing dengan sosok ayam ini (Suhardi,

2011).

Sistem pencernaan ayam dibantu oleh alat-alat pencernaan ayam yang

terdiri dari paruh, rongga mulut, kerongkongan, tembolok, lambung dengan

getah lambung, perut besar, usus, dan kloaka. Ayam mematuk pakan dengan

menggunakan paruhnya. Pakan masuk ke dalam rongga mulut, kemudian

didorong dengan lidah, masuk ke kerongkongan, dari kerongkonagn ini

pakan masuk ke dalam tembolok (Eliyani, dkk., 2015).

Ayam pejantan berupaya memikat betina dengan bunyi kokok sebagai

alat komunikasi. Organ yang memproduksi kokok ayam jantan adalah bagian

dari saluran respirasi yang disebut siring. Perangkat ini terletak antara

trachea dan bronchus sehingga diklasifikasikan sebagai siring

tracheobronchial. Suara berbeda antara burung jantan dengan betina menurut

para pakar disebabkan oleh ukuran siring ini. Saluran siring terdiri dari

kartilago tymphanum, tracheosiringealis serta kartilago bronchosiringealis

yang terpisah ke sisi kiri dan kanan. Ukuran anatomi siring ayam kampung

(Gallus domesticus) lokal Indonesia belum pernah di data, sehingga

dipandang perlu mengkomparasi morfologi yang membedakan siring ayam

jantan dengan betina (Eliyani, dkk., 2015).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh secara kuantitatif yaitu

panjang seluruh badan (truncus) 20 cm, panjang ekor (caudal) 17 cm,


panjang kepala (caput) 4 cm, panjang sayap (alae) 17,5 cm, panjang kaki

(pedites) 16 cm, panjang paruh (rostrum) 2 cm, lebar badan (truncus) 7,5

cm, lebar kepala (caput) 7,5 dan lebar sayap (alae) 8 cm. Sedangkan

pengamatan secara kualitatif yaitu bentuk kepala lonjong, warna badannya

hitam, bentuk paruh runcing, pola ekor kemudi terangkai panjang, bentuk

ekor bulat dan garis sayap tunggal. Ayam kampung mempunyai jumlah jari

kaki (pedites) sebanyak 4, jumlah bulu primer sebanyak 14 dan jumlah bulu

sekunder sebanyak 50.

D. Klasifikasi

Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Galiformes
Familia : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : Gallus-gallus domesticus
(Eliyani, dkk., 2015)
A. Hasil Pengamatan Keterangan :

2. Burung Kenari (Serinus canaria) 1. Kepala (Caput)


2. Mata (Organun
Gambar Pengamatan : Gambar literatur : visus)
3. Paruh (Rostrum)
1
4. Sayap (Alae)
2 5. Kaki (Pedites)
6. Ekor (Caudal)
3 7. Badan (Truncus)
7
4
5
6

B. Deskripsi

Burung kenari (Serinus canaria) merupakan salah satu burung yang

banyak digemari oleh masyarakat menengah ke atas maupun menengah ke

bawah. Jawa Timur pengemar kenari sangat banyak, itu terbukti banyaknya

lomba burung termasuk lomba burung. Burung kenari bukan termasuk burung

liar. Burung kenari dipelihara bukan sekedar untuk hobi tetapi sudah mengarah

ke komersial, untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,

maka banyak peternak yang memelihara burung kenari. Kenari memiliki ragam

kurang lebih 96 jenis yang sudah dipelihara pengemar burung belum termasuk

jenis yang dipersilangkan dengan jenis yang lain (Mudawarmah, dkk., 2012).

Sekitar 99 jenis kenari (Serinus canarius) yang telah dikenal.

Munculnya berbagai kenari ini dikarenakan kenari mudah diternakkan dan para
peternak selalu mambuat inovasi baru dalam perkawinan silang. Rata-rata

morfometri burung kenari (panjang femur, panjang tibia, panjang shank,

panjang jari, panjang mandibula, panjang tubuh, panjang tulang sayap, panjang

tulang dada, dan panjang lingkar shank) pada burung kenari jantan lebih tinggi

dibandingkan rata-rata morfometri burung kenari betina warna bulu kuning

maupun putih. Rata-rata morfometri burung kenari kuning jantan dan putih

jantan berkisar antara 0,822-5,656 cm, burung kenari kuning betina dan kenari

putih betina antara 0,822-5,656 cm. Morfometri (P < 0,05) lebih panjang pada

burung kenari betina warna bulu kuning dibandingkan dengan burung kenari

betina warna bulu putih (Auzaini, dkk., 2013).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh secara kuantitatif yaitu

panjang seluruh badan (truncus) 13 cm, panjang ekor (caudal) 4 cm, panjang

kepala (caput) 4 cm, panjang sayap 5 cm, panjang kaki 5 cm, panjang paruh

1,8 cm, lebar badan (truncus) 3,5 cm, lebar kepala (caput) 2 cm dan lebar sayap

(alae) 8 cm. Sedangkan pengamatan secara kualitatif yaitu bentuk kepala

(caput) oval, warna badannya hijau orange kebiruan, bentuk paruh (rostrum)

melengkung dengan ujung runcing, pola ekor (caudal) beritngkat, bentuk ekor

segitiga dan tidak memiliki garis sayap (alae) tunggal. Burung kenari

mempunyai jumlah jari kaki (pedites) sebanyak 3, jumlah bulu primer sebanyak

11 dan jumlah bulu sekunder sebanyak 23.


C. Klasifikasi

Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Passeriformes
Familia : Fringillidae
Genus : Serinus
Spesies : Serianus canaria
(Auzaini, dkk., 2013)

A. Hasil Pengamatan Keterangan :

3. Burung Merpati (Columba livia) 1. Kepala (Caput)


2. Mata
Gambar Pengamatan : Gambar literature : (Organun
visus)
7 1 3. Paruh
2 (Rostrum)
4. Sayap (Alae)
5. Ekor (Caudal)
3
6. Kaki (Pedites)
4 7. Badan
5 (Truncus)

6
B. Deskripsi

Burung merpati merupakan salah satu unggas yang dekat dengan

manusia. Merpati merupakan burung yang mudah beradaptasi di daerah liar

atau di kondisi lingkungan pemukiman. Merpati tidak hanya dipelihara sebagai

satwa kesayangan, yaitu sebagai ternak hias dan balap, melainkan termasuk

salah satu penghasil daging yang cukup baik. Sampai saat ini, cara

pemeliharaan burung merpati umumnya masih tradisional. Burung merpati

dipelihara secara ekstensif, yaitu merpati dilepas dan sering berkeliaran mencari

makan sendiri. Pakan burung merpati berupa jagung, beras merah dan

terkadang sisa makanan yang ada di tanah (Widyasaei dkk., 2013).

Burung merpati (Columba livia) tubuhnya tertutup oleh bulu yang

merupakan modifikasi dari sisik dan dibedakan atas caput, cervix, truncus dan

cauda. Lehernya panjang dan mudah digerakkan ke berbagai jurusan. Caudal

berfungsi sebagai pengemudi dan sebagai suatu permukaan untuk menyokong

pada saat terbang. Dua buah sayap merupakan anggota atas dan anggota

bawahnya berupa tungkai. Merpati berkembang biak dengan cara bertelur atau

ovipar. Kerangka tubuh aves berasal dari tulang sejati, kuat dan ringan. Burung

merpati (Columba livia) mempunyai paruh pendek dan ramping. Kulitnya

lunak, temboloknya besar, dan telurnya berwarna putih. Kulit penutup tubuhnya

dilengkapi dengan bulu-bulu yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari suhu

luar dan suhu lingkungan. Burung merpati (Columba livia) memiliki bulu
berwarna cokelat atau abu-abu yang sangat khas dengan bercak-bercak kontras

dengan warna yang lebih cerah. Bulunya lembut dan sering sekali tidak

terpancang kokoh tapi kuat. Paruh bagian atas burung merpati terdapat tonjolan

daging yang disebut cerome (Djuhanda, 2007).

Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu jenis burung

yang sudah lama dipelihara dan dibudidayakan oleh para penggemar burung.

Burung merpatiadalah anggota kelompok hewan bertulang belakang

(vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap yang mayoritas aktivitasnya adalah

terbang di udara. Burung merpati mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan

dengan jenis burung lainnya yaitu burung merpati mampu mengingat lokasi

dengan baik serta burung merpati mampu terbang hingga sekitar 65 80

km/jam dan dalam satu hari mampu terbang sejauh sekitar 965 km. Burung

merpati merupakan tipe burung yang mudah dirawat dan untuk mendapatkan

bibitnya sangatlah mudah untuk ditemui karena merpati banyak dijual di pasar

burung di Indonesia (Kadri, 2016).

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh secara kuantitatif yaitu

panjang seluruh badan (truncus) 12 cm, panjang ekor (caudal) 11 cm, panjang

kepala (caput) 4 cm, panjang sayap (alae) 19 cm, panjang kaki (pedites) 9 cm,

panjang paruh (rostrum) 2 cm, lebar badan (truncus) 6 cm, lebar kepala (caput)

2 cm dan lebar sayap (alae) 12 cm. Sedangkan pengamatan secara kualitatif

yaitu bentuk kepala bulat, warna badannya kemrah-merahan, bentuk paruh


runcing dan bentuk ekor segitiga . Burung merpati mempunyai jumlah jari kaki

sebanyak 4 pasang atau 8, jumlah bulu primer sebanyak 10 dan jumlah bulu

sekunder sebanyak 12.

C. Klasifikasi

Regnum : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Aves
Ordo : Columba
Famili : Columbidae
Genus : Columbia
Spesies : Columba livia
(Kadri, 2016)
DAFTAR PUSTAKA

Auzani, M., Mudawarmah, D., Suryanto, dan Fadli, M.Z., Variasi Fenotipe
Morfometri Burung Kenari Dewasa Antara Warna Bulu Terang Kuning
dan Putih, Jurnal Ternak Tropika, 2 (14), 31-37

Djuhanda, T., 2007, Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata II, Armico,


Bandung.

Eliyani, H., Yulitasari, Anwar, C., dan Haerdijanto, 2015, Morfologi Kartilago
Siring pada Ayam kampung (Gallus domesticus) hantan dan Betina,
Jurnal Agroveteriner, 3(2), 151-155

Kadri, M.H.M., 2016, Karakteristik dan Perilaku Merpati Jantan dan Betina Lokal,
Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Mudawarmah, Susilowati, dan Trijaya, Variasi Fenotipe F1 Crossbreed dari Hasil


Persilangan Burung Black Throat dengan Berbagai Burung Kenari Lokal
(Serinus Canaria), Jurnal Ternak Tropika, 1(13), 1-8

Suhardi, 2011, Karakteristik Ex Situ Ayam Lokal Khas Dayak Bagi


Pengembangan Plasma Nutfah Ternah Unggas Nasional, Jurnal
Teknologi Pertanian, 7 (1), 36-41

Widyasari, K., Hakim, L., dan Yanuwiadi, B., 2013, Kajian-kajian Jenis Burung di
Desa Ngadas Sebagai Dasar Perencanaan Jalur Pengamatan Burung
(Birdwatching), Jurnal Ind. Tour. Dev. Std., 1 (3), 108-114

Anda mungkin juga menyukai