A.Latar Belakang
Proses pendidikan dipengaruhi oleh begitu banyak hal, salah satunya bagaimana pola atau cara
penyampaian materi yang disampaikan oleh guru kepadapara peserta didiknya. Bagaimana agar
proses pendidikan yang menyenangkan (enjoyable), efektif, efisien dan mampu mencapai tujuan
secara optimal menjadi persoalan tersendiri yang harus dipecahkan.
Organisasi kurikulum sebagai pola penyampaian materi dalam proses pembelajaran yang
disusun dan dilaksanakan oleh sluruh elemen dalam pendidikan. Dalam macam-macam organisasi
kurikulum ini kita akan memperoleh sedikitgambaran bagaimana seharusnya pola kurikulum yang
sebaiknya dilaksanakan dalam lembaga pendidikan dengan tetap mempertimbangkan minat, bakat
dan kemampuan siswa yang ada. Dengan pemilihan bentukorganisasi yang tepat akan
mempermudah proses pembelajaran dan dengan hasil yang optimal sesuai harapan.
B.Pembahasan
1.Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan
diajarkan atau disampaikan kepada murid atau merupakan suatu cara menyusun bahan atau
pengalaman belajar ingin dicapai dengan tujuan mempermudah siswa dalam mempelajari bahan
pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan
pembelajaran dicapai secara efektif.
Organisasi kurikulum merupakan suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulum dan
bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum
turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid.
Pada prinsipnya organisasi kurikulum disusun untuk mempermudah proses pembelajaran
kepada siswa agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan optimal.
b) Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and
persistens situations)
Kurikulum social functions didasarkan atas kegiatan-kegiatan manusia dalam masyarakat, dalam
social functions dapat diangkat berbagai kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dijadikan sebagai
topik pembelajaran. Sebagai modifikasi dari social functions adalah persistent life situations yng
berkarakteristik yaitu situasi yang diangkat senantiasa dihadapi manusia dalam hidupnya, masal
lalu, saat ini dan masa yang akan datang.
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan life curruculum, yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang berarti bagi anak sesuai denganapa yang dibutuhkansehari-hari dalam
kehidupan.
c) Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-
kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang
terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi
kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive), juga bahan
pelajaran merupakan hasil pengalaman masa lampau. Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini
adalah: Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia
dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atauminatnya.
Belajar merupakan transaksi aktif.
Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai
tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
4.Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Dalam pemilihandan reorganisasi isi kurikulum diperlukan suatu prosedur atau tata kerja
tertentu, yang meliputi:
a. Prosedur employee. Guru memilih dan mengorganisasi isi kurikulum tersebut. Guru sangat
berperan penting
b. Prosedur Buku Pelajaran (the textbook procedure). Pemilihan isi kurikulum didasarkan pada
materi yang terkandung dalam sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh panitia khusus.
c. Prosedur survei pendapat (the survey of oppinions procedure). Pemilihan pengorganisasian atau
reorganisasiisi kurikulum dengan mengadakan survei atau penelitian terhadap pendapat berbagai
pihak.
d. Prosedur studi kesalahan (thestudy of errors procedure). Mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan dan kelemahan dari pengalaman yang baru.
e. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya (the study of other curriculum procedure). Mempelajari
kurikulum sekolah lain untuk diterapkan dan menentukan isi kurikulum yang sesuai dengan tujuan
sekolah sendiri yang ingin dicapai. Tidak harus sama, melainkan perlu adanya evaluasi dan
modifikasi.
f. Prosedur analisis kegiatan orang dewasa (the analysis of adult activities procedure). Mengadakan
studi kegiatan yang dilakukan yang berguna untuk dipelajari oleh siswa, kemudian diidentifikasi
kegiatan tersebut sehingga dapat disusun suatu program pengalaman kurikuler untuk diajarkan
disekolah.
Beberapa contoh analisi tersebut yaitu :
1) Kegiatan bahasa dan interkominikasi sosial
2) Kegiatan kesehatan
3) Kegiatan sebagai warga negara
4) Kegiatan sosial umum
5) Kegiatan pemanfaatan waktu dan rekreasi
6) Kegiatan dalam rangka kesehatan mental
7) Kegiatan keagamaan
8) Kegiatan Sebagai orang tua
9) Kegiatan nonvocational
g. Prosedur fungsi-fungsi sosial (the social functions procedure). Berbagai macam fungsi sosial yang
ditemukan melalui survei, studi literatur atau riset, kemudian diklasifikasikan menjadi area of
living. Area of living meliputi citizenship, home living, leisure life, vocational efficiency,
physical and mental health dan continued learning. Sedangkan menurut Stratemenyer yaitu, home,
comunity, leisure time, work dan spiritual activities.
h. Prosedur minat dan kebutuhan remaja (the youth interest and needs procedure). Dari prosedur
sosial diatas kemudian diklasifikaskan menjadi persistent life problems, adapun urutannya
didasarkan pada latar belakang, kematangan, minat dan kebutuhan para siswa secara kronologis
dan logis dan juga sebagai persiapan menempuh kehidupan dewasa. Jadi prosedur ini tidak bersifat
individualistik, melainkan interaksi antara individu anak (remaja) dengan lingkungannya.