Anda di halaman 1dari 5

PROTAP KLINIK SANITASI

KLINIK SANITASI DI PUSKESMAS

A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatkan mutu pelayanan klinik sanitasi di Puskesmas
2. Tujuan khusus
2.1. Petugas klinik sanitasi tahu dan mampu melaksanakan kegiatan klinik sanitasi
2.2. Petugas klinik sanitasi mampu menggali dan menemukan masalah lingkungan dan
perilaku yang berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan.
2.3. Petugas klinik sanitasi mampu memberikan saran tindak lanjut perbaikan
lingkungan dan perilaku yang tepat sesuai dengan masalah.

B. RUANG LINGKUP
1. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air, meliputi penyakit diare, Demam
berdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit-penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan dan
lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru.
3. Penyakit-penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui makanan antara
lain : diare, kecacingan dan keracunan makanan.
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia dan
pestisida di rumah tangga

C. DEFINISI
1. Klinik sanitasi
Merupakan suatu upaya/kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara
promotif, preventif dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang berisiko tinggi
untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan
lingkungan pemukiman.
2. Anammesa
Wawancara terhadap pasien atau keluarganya mengenai :
Keluhan utama
Keluhan tambahan
Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit keluarga
Lamanya sakit
Kondisi lingkungan
Sarana sanitasi yang digunakan
3. Konseling
Komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas konseling dan pasien/klien
yang memutuskan untuk bekerjasama sehingga pasien dan klien dapat mengenali dan
memecahkan masalah kesehatan lingkungan secara mandiri maupun dengan bantuan
pihak lain.
D. KETENTUAN UMUM
1. Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik sanitasi
:
1.1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor lingkungan :
diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan, TB Paru
1.2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang sama
(berulang)
1.3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit yang sama.
Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD harus dirujuk ke klinik
sanitasi
1.4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB

E. URAIAN PROSEDUR
1. Menerima rujukan dari BP/KIA/Gizi.
2. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poloklinik
3. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita
yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat serta diagnosis penyakitnya ke
dalam buku register.
4. Melakukan konseling dengan penderita/keluarga tentang kejadian penyakit, keadaan
lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit yang mengacu
pada buku Pedoman Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan Konseling
Bagi Petugas Klinik Sanitasi di puskesmas.
5. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan
dengan penyakit yang diderita.
6. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.
7. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang
jadual kunjungan lapangan.

Standar Operating Procedure


Pengambilan sampel pemeriksaan
bakteriologis dan kimia air
bersih dan air minum
Standar Operating Procedure Pengambilan sampel air bersih dibawah ini digunakan
untuk Pemeriksaan bakteriologis dan kimia pada air bersih dan air minum

Dasar pelaksanaan kegiatan pengambilan sampel air bersih maupun air minum adalah
kegiatan inspeksi sanitasi sarana. Rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan inspeksi
sanitasi (menggunakan checklist inspeksi sanitasi sarana air bersih), yang menunjukkan
tingkat resiko rendah, kemudian diikuti pengambilan sampel air ini.

Pada penyusunan SOP ini harus dicantumkan biaya atau tarif dan lama waktu pelayanan.
Standar pengambilan sampel biasanya memerlukan waktu 1 jam, sedangkan waktu yang
diperlukan untuk pemeriksaan laboratorium (memperhitungkan prosedur pengeraman dan
lainnya) biasanya memerlukan waktu 5 hari.

Prosedur Pelayanan Pemeriksaan Bakteriologis


1. Petugas menuju lokasi sasaran pengambilan sampel air bersih
2. Petugas memakai sarung tangan
3. Menyalakan lampu bunsen
4. Kran outlet sarana air bersih sasaran dialirkan 1 menit, kemudian dibakar dengan
lampu bunsen selama 1 menit
5. Buka tutup botol sampel steril, kemudian mulut botol di bakar dengan lampu bunsen
1 menit
6. Masukkan air kedalam botol sampel sampai volume botol
7. Bakar kembali mulut botol dengan lampu bunsen 1 menit.
8. Tutup mulut botol dengan kapas steril.
9. Beri etiket botol : Jenis Sarana; Jenis pemeriksaan; Lokasi pengambilan; Jam
pengambilan; -Tanggal pengambilan; Petugas pengambil; pH, Suhu
10. Sampel dimasukkan ke dalam tas sampel dan dikirim ke laboratorium

Pemeriksaan Kimia
1. Petugas menuju lokasi sasaran pengambilan sampel air bersih
2. Buka tutup botol sampel kimia, kemudian dibilas dengan contoh air sasaran
3. Isi botol sampel dengan air sampai volume 2/3 botol, dengan menghindari proses
terjadinya aerasi
4. Tutup kembali botol sampel dan beri etiket botol: Jenis Sarana; Jenis pemeriksaan;
-Lokasi pengambilan; Jam pengambilan; Tanggal pengambilan; -Petugas pengambil;
-pH, Suhu;
5. Botol dimasukkan dalam tas sampel dan dikirim ke laboratorium.

Setelah proses diatas, spesifikasi produk yang akan diterima konsumen berupa kategori
tingkat resiko sarana air bersih secara fisik (menggunakan alat ukur checklist inspeksi
sanitasi) serta hasil uji laboratorium dalam bentuk lembar hasil uji yang menjelaskan
kondisi air bersih berdasarkan standard kesehatan.

Sementara kualifikasi kompetensi petugas yang dipersyaratkan dalam proses


pengambilan sampel air bersih/air minum untuk pemeriksaan bakteriologis air bersih dan
air minum adalah fungsional Sanitarian atau petugas dengan kualifikasi yang telah
mempunyai sertifikat pelatihan pengambilan sampel air bersih/air minum.

Sarana dan prasarana pelayanan pengambilan sampel air bersih/air minum untuk
pemeriksaan bakteriologis air bersih dan air minum antara lain:
a. Botol steril
b. Botol kimia
c. Sarung tangan
d. Etiket
e. Pulpen
f. Tas Sample
g. Lampu bunsen
h. Alkohol 70%

Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan No 492/Menkes/Per/Iv/2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
2. Peraturan Menteri Kesehatan No 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih

Anda mungkin juga menyukai