Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan perkembangan industri yang terus tumbuh, melahirkan sistem
kontrol yang semakin canggih dan kompleks, namun masih terdapatnya
sistem kontrol yang menggunakan PLC tipe lama yaitu tipe compact sebagai
kontrollernya. Dengan pertimbangan biaya yang besar untuk mengupgrade
menjadi PLC terbaru, dan kebutuhan I/O yang sedikit menjadikan PLC tipe
ini masih terus dipertahankan. Contoh pada hasil penelitian tentang kendali
pintu air menggunakan PLC tipe Compact, yang dapat dikembangkan
menjadi sistem SCADA (Mirza Prabowo,Simulasi aplikasi Pneumatik dan
PLC sebagai Kendali Pintu Air,UNDIP,2012.) yang patut untuk
dikembangkan menjadi tugas akhir ini.
Sistem kontrol dengan harga murah yang termonitoring dengan
memiliki fasilitas processing of information, control dan monitoring yang
dapat dilakukan dengan jarak jauh menjadi solusi bagi kompleksitas sistem
kontrol dari nilai ekonomis, efektifitas dan efisiensiensi. Sistem dengan
julukan (SCADA) merupakan sistem kontrol data terakusisi yang mampu
mendistribusikan dan memanajemen setiap paket sistem kontrol yang
terintergrasi.
Intrumentasi Field Control Unit (FCU) berupa sensor drive dll (field
devices) akan dikendalikan oleh Programmable Logic Controller tipe
compact yang terhubung langsung oleh jaringan internet / internet cloud
untuk proses monitoring dan akusisi data yang dapat di akses dengan mobile
oleh android.
Dalam perkembanganya, PLC model compact yang masih digunakan
haruslah bisa memiliki fungsi antarmuka yang diintergrasikan dengan plant
dengan menggunakan media Internet. Dengan sistem internet PLC tipe
compact pun dapat termonitoring secara jarak jauh. Masa sekarang familiar
dengan julukan IoT.

1
Monitoring dalam sistem merupakan hal yang harus diperhatikan.
Sistem kontrol seharusnya dapat secara mobile terus terpantau walaupun itu
dengan kontroller tipe kuno. Dengan penggunaan android masa sekarang
sangat dimungkinkan untuk digunakan. Data dan informasi akan masuk
dengan cepat dengan jaringan internet ke mobile device yaitu Android.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana implementasi PLC tipe compact dapat terintegrasi dengan
Internet?
2. Bagaimana implementasi sistem kontrol dengan perangkat mobile ?
3. Bagaimana implementasi antarmuka PLC tipe compact dengan
mikrokontroller, dan perangkat mobile ?

1.3 Batasan Masalah


Batasan-batasan permasalahan pada penelitian ini antara lain :
1. PLC yang digunakan adalah PLC tipe COMPACT OMRON SYSMAC
CP1E. Yang tidak ada fasilistas komunikasi internet
2. Fokus penelitian ini adalah Pengembangan sistem SCADA berbasis
android pada PLC tipe compact.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah :
1. Dapat mengimplementasikan PLC tipe compact terintergrasi dengan
internet.
2. Dapat mengimplementasikan sistem kontrol yang terkendali dengan
perangkat mobile.
3. Dapat mengimplementasikan antarmuka PLC tipe compact dengan
mikrokontroller dan perangkat mobile sehingga menjadikan sistem
modern SCADA komunikasi internet.

2
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengembangkan PLC tipe Compact agar terhubung dengan internet /
perangkat mobile.
2. Sebagai penghematan biaya, kontroller yang masih memanfaatkan PLC
tipe compact, menjadi sistem modern SCADA dengan komunikasi
internet.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penyelesain tugas akhir ini sangat diperlukannya beberapa referensi


yang berisi tentang metode dan dasar teori yang akan dipakai, yang akan
bermanfaat untuk mempermudah pengetahuan selama pengerjaan ataupun dapat
menjadi referensi bagi kelak siapa pun yang membutuhkan.
Pengembangna rancangan sistem yang akan dilakukan meliputi SCADA,
Programmable Logic Controller tipe COMPACT, ARDUINO Mega, Ethernet
Shield, Mikrotik, Android.
2.1 PLC COMPACT OMRON SYSMAC CP1E PLC 20 I / O
PLC tipe compact merupakan PLC tipe lama yang memiliki ciri-ciri
1. Umumnya berukuran kecil (compact)
2. Seluruh komponen menjadi satu (power suplly,CPU,Modul input-Output)
3. Mempunyai jumlah input-output yang relatif sedikit.
4. Tidak dapat ditambah modul-modul khusus.

PLC CP1E adalah jenis PLC Compact yang dibuat oleh OMRON yang
dirancang untuk aplikasi mudah. CP1E termasuk Unit CPU jenis-E (model dasar)
untuk operasi pengendalian standar menggunakan dasar, gerakan, aritmatika, dan
instruksi perbandingan. Untuk pemrogramannya menggunakan software yang
disebut CX-Programmer.[1]
Model Unit CPU untuk PLC CP1E-20DR A Konfigurasi model angka
satuan pada PLC CP1E-E20DR-A dapat dilihat di bawah ini :CP1 E E 20 D R-A
Keterangan :
CP1E = Jenis PLC
E = Tipe unit (model dasar)
20 = Kapasitas Input/Output (20 I/O = 12 Input, 8 Output)
D = Mempunyai tegangan input DC.
R = Tipe outputnya adalah relay.
A = Input Power supply (catu daya) AC 100-240 volt.

4
Konsumsi arus listrik untuk PLC jenis CP1E dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 2.1 Konsumsi arus listrik PLC CP1E[2]

Nama Bagian dan Fungsinya dari PLC CP1E-E20DR-A

Gambar 2.2 Skema PLC CP1E-E20DR-A[2]

5
Gambar 2.3 Fungsi dari masing- masing bagian PLC CP1E [1]

Dibawah ini adalah pengaturan susunan terminal input output :

Gambar 2.4 Susunan Terminal Input AC Power Supply [2]

Keterangan :

L1 dan L2 = Terminal catu daya

NC = Tidak ada sambungan

COM = Terminal Common

00-11 = Terminal Input

6
Gambar 2.5 Susunan Terminal output AC Power Supply [2]

Keterangan :

NC = Tidak ada sambungan

COM = Terminal Common

00-07 = Terminal Output

2.2 SCADA
SCADA System merupakan :
1. Monitoring (pengawasan)
2. Controlling (pengendalian)
3. Data Aqcuisition (pengambilan dan perekaman data)
Ketiga fungsi di atas dapat dipenuhi dengan mewujudkannya dalam bentuk
hardware maupun software. Salah satu software SCADA yang paling trend
digunakan di dunia ialah Anroid yang berfungsi sebagai Man Machine Interface
(MMI). Istilah MMI muncul untuk menjembatani jurang antara manusia
(operator) dengan mesin (Plant), sehingga operator dapat mengawasi dan
mengendalikan Plant dengan mudah. Untuk mewujudkan suatu MMI (display
untuk (SCADA) yang baik, maka diperlukan batasan standard dalam
pembuatannya [3]. Dalam pengaplikasian SCADA ini digunakan Android
menggunakan yang terhubung secara internet melalui VPN dari mikrotik.

2.3 Arduino Mega 2560


ARDUINO Mega USB Microcontroller ( ATMEGA 2560) adalah suatu
mikrokontroler pada ATMEGA 2560 yang mempunyai 54 input/ output digital
yang mana 16 pin digunakan sebagai PWM keluaran, 16 masukan analog, dan di
dalamnya terdapat16 MHZ osilator kristal, USB koneksi, power, ICSP, dan
tombol reset. Kinerja arduino ini memerlukan dukungan mikrokontroler dengan

7
menghubungkannya pada suatu computer dengan USB kabel untuk
menghidupkannya menggunakan arus AC atau DC dan bisa juga dengan
menggunakan baterai.[4]

Gambar 2.6 Arduino Mega 2560

2.4 Arduino Ethernet Shield


Arduino Ethernet Shield adalah modul arduino yang memungkinkan
ardino terhubung dengan internet. Menjadi sebuah web server atau berkomunikasi
dengan pernagkat jaringan lainnya menggunakan protokol TCP/TP. Spesifikasi :
a. Menggunakan chip microchip ENC28J60 SPI Ethernet Controller
b. Menggunkan socket RJ45 yang standart
c. Dapat berperan sebagai server maupun client
d. Tersedia library TCP/OP yang open source

2.5 MikroTik RouterOS


MikroTik RouterOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang
dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang
handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan
wireless.
Berbagai pengembangan telah dilakukan hingga saat ini tersedia perangkat
lunak sistem operasi router versi 2 yang menjamin kestabilan, kontrol, dan
fleksibilitas pada berbagai media antar muka dan sistem routing dengan
menggunakan komputer standart sebagai hardware. Perangkat lunak ini
mendukung berbagai aplikasi ISP, mulai dari RADIUS modem pool, hingga
backbone circuit dengan DS3.
MikroTik RouterOS merupakan salah satu produk perangkat lunak yang
dikeluarkan oleh MikroTik. MikroTik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di

8
Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Pembentukannya diprakarsai oleh John Trully
dan Arnis Riekstins pada tahun 1995.

2.6 Human Interface ANDROID


Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan
menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri
dari seperangkat perkakas pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan
perangkat lunak, emulator handset yang berbasis QEMU, dokumentasi, kode
sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan pengembangan
terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools
(ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native
Development Kit untuk aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App
Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram pemula, dan berbagai kerangka
kerja aplikasi web seluler lintas platform.

9
BAB III
ANALISA SISTEM

3.1 KONSEP SISTEM


Sistem yang akan dibuat adalah pengembangan komunikasi
internet pada PLC tipe Compact, sehingga dapat terbangun sistem
SCADA dengan perangkat mobile. Sistem SCADA ini akan
terbangun dengan antarmuka mikrokontroler dengan PLC tipe
Compact yang termonitor oleh perangkat mobile melalui jaringan
internet.
Dengan Plant yang akan diaplikasikan yaitu pintu air yang
dikendalikan secara otomatis oleh PLC tipe Compact. Hal hal yang
harus diperhitungkan pada kendali pintu air adalah level air,
dengan sensor limitswitch yang mendeteksi ketinggian air. Jika air
pada waduk mencapai ketinggian high level maka pintu air
diharuskan membuka perlahan secara otomatis. Sampai ketinggian
air mencapai medium level,sehingga pintu air kembali menutup
perlahan.
Pintu air otomatis ini bertujuan untuk mengontrol dengan
cepat aliran air agar tidak terjadinya kelebihan volume air yang
mengakibatkan kebanjiran.
Pengembangan pada tugas akhir ini adalah terbangunnya
sistem SCADA berbasis Android dengan jaringan internet terhadap
PLC tipe Compact. Dengan tujuan semua orang yang
berkepentingan dapat memonitor dan mengkontrol pintu air
melalui perangkat mobile Android.
Step-step perancangan tugas akhir ini yaitu,
1. Buat prototype pintu air yang akan dikontrol oleh PLC tipe
compact.
2. Penggunaan PLC tipe ini karena kebutuhan I/O yang sedikit,
jadi modul input-output yang terpakai berdasarkan
kebutuhannya yang memang sedikit.

10
3. Setelah pembuatan prototype, pemograman PLC tipe compact
terhadap apa yang diinginkan terhadap plant.
4. Antarmuka PLC tipe compact dengan Mikrokontroller Arduino
dan Ethernet Shield.
5. Pembuatan komunikasi internet terhadap rancang bangun
SCADA berbasis android dilakukan.

Karena PLC tipe compact tidak dapat ditambah modul


apapun. Penggunaan Arduino sebagai jembatan PLC dengan
Internet Cloud menjadi solusi. Dengan mengkonversi semua
program kedalam arduino melalui komunikasi serial. Arduino
akan mengantarkan kontrol melalui ethernet shield agar dapat
di monitoring secara internet oleh Android.

3.2 Blok Diagram Fungsional Sistem


Dibawah ini adalah Diagram fungsional pintu air otomatis
berdasarkan level air, pada prototype plant yang diaplikasi untuk
pengembangan SCADA pada PLC model Compact berbasis
Android.

Pintu Air i Pintu Air


PLC Compact Motor DC Volume air

Limit Switch

Gambar 3.2 Sistem loop tertutup pada Plant terhadap Level Air

11
Dibawah ini diagram Fungsional sistem pintu air berdasarkan debit
air menggunakan sensor Water Flow.

Pintu Air i Pintu Air


PLC Compact Motor DC Aliran Air

Water Flow Sensor

Gambar 3.3 Sistem loop tertutup pada Plant terhadap Debit Air

Dari blok fungsional sistem ini hasil yang diharapkan adalah rancang
bangun SCADA dengan jaringan internet yang dapat diinterface oleh Android.
Dengan controller plant adalah PLC compact yang tidak membutuhkan I/O
banyak.
Arduino dan Ethernet Shield bertugas sebagai jembatan kontroller untuk
dapat mengirimkan data kontrol plant ke Router Mikrotik. Agar data tersebut
dapat masuk ke Internet cloud. Dan dapat diakses secara menyeluruh oleh
device android

3.3 Diagram Sistem

Berikut adalah diagram sistem yang terbangun untuk pengembangan


sistem SCADA pada PLC tipe Compact untuk aplikasi kendali pintu air
berbasis android.

12
Gambar 3.4 Diagaram Sistem

Arduino dan Ethernet Shield bertugas sebagai jembatan kontroller


untuk dapat mengirimkan data kontrol plant ke Router Mikrotik. Agar data
tersebut dapat masuk ke Internet cloud. Dan dapat diakses secara
menyeluruh oleh device android

3.4 Analisa Sistem


Sistem yang terbangun ini menggunakan PLC tipe compact yang
mengendalikan pintu air. Dengan inputan berupa sensor Limit switch sebagai
sensor level Air dan sensor Water flow sebagai sensor Aliran Air/debit Air. Ini
semua untuk memenuhi setpoin aliran air dan level air yang stabil untuk
mencegah banjir.
Sistem SCADA dengan komunikasi internet ditambahkan modul melalui
Arduino Mega dan Ethernet Shield yang akan diteruskan oleh Routers Mikrotik
menyebarkan ke internet cloud sehingga dapat diakses oleh perangkat mobile
Android. Sehingga semua orang dapat memonitor melalui aplikasi android berapa

13
volume dan debit air, namun pengontrolan hanya dapat diakses oleh pekerja yang
berkepentingan.

3.6 Rancangan Sistem


Gambar dibawah ini adalah rancangan sistem dari plant yang akan
dikembangkan sistem SCADA dengan komunikasi internet dengan perangkat
mobile Android.

Gambar 3.3 Rancangan Prototype Plant

3.5 Metodelogi Penelitian


Metodelogi penelitian yang akan dilakukan dimulai dari :
1. Study Kasus
Objek studi kasus penelitian ini pengembangan dari penelitian tentang
prototype pintu air otomatis. Yang akan dikembangkan dengan sistem
SCADA berbasis Android dengan PLC model compact. Tujuan agar
semua orang yang berkepentingan bisa memanfaatkan sistem kontrol
dengan jarak jauh dan otomatis.

14
2. Tahap Identifikasi Awal
Tahap identifikasi awal merupakan rangkaian kegiatan sebelum
memulai pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini
disusun hal-hal penting yang harus dilakukan dengan tujuan
mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Adapun dalam tahap persiapan
meliputi :

1. Studi pustaka terhadap materi tugas akhir untuk menentukan garis besar
permasalahan.
2. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.
3. Menggali informasi melalui instansi terkait yang dapat dijadikan
narasumber.
4. Survei ke lokasi untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan.

Persiapan di atas harus dilakukan dengan cermat untuk menghindari


adanya bagian yang terlupakan ataupun pekerjaan berulang. Sehingga
pekerjaan pada tahap pengumpulan data yang tidak maksimal

3. Uji Coba Evalusiasi Sistem


Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap sistem yang telah
selesai dikembangkan. Jika ditemukan kesalahan-kesalahan pada aplikasi,
baik itu secara kode program ataupun tampilan informasi yang dihasilkan,
maka akan dilakukan pembenahan pada aplikasi tersebut. Melakukan
evaluasi secara keseluruhan mulai dari awal. Jika ada kesalahan, akan
dilakukan perbaikan dan melakukan evaluasi lagi.
Ada dua jenis uji coba yang dilakukan, yaitu:

a. Pada tahap ini dilakukan pengujian aplikasi apakah semua fungsi yang
ada dapat berjalan diaplikasi. Pengujian program yang telah dibuat,
apakah sudah sesuai atau belum dengan tujuan tugas akhir.
b. Analisis hasil output dari program, apakah output yang dihasilkan
sudah tepat. Bila ada fungsi yang belum berjalan, maka perlu

15
dilakukan revisi aplikasi sehingga semua fungsi dari aplikasi dapat
berjalan semua.

3.8 Jadwal dan Tempat Pengerjaan Tugas Akhir


Pengerjaan tugas akhir ini dilakukan di Politeknik Perkaplan Negeri
Surabaya dengan prototype yang dibuat berdasarkan data real yang dibutuhkan
pada komponen aslinya. Jadwal pengerjaan berdasarkan tabel dibawah ini :

Tabel 3. 1Work Schedule

Waktu
No Jenis Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi lapangan
2 Studi pustaka
Analisa
3 kebutuhan
system
Perancangan
4
Plant
program plant
5
unit & server
Program
6 komunikasi
networking
Program
7 interlok&auto
redundent
Pembuatan
8
interface

3.9 Rancangan Biaya


Tabel 3. 2 Perencanaan Biaya

No Nama Jumlah Harga Satuan Harga Keterangan

1 PLC 1 buah Rp0 Rp0 kampus


2 Set Plant 1 1 buah Rp500.000 Rp500.000 Pribadi
4 Android+mikrotik 1 kit Rp0 Rp0 kampus
5 Arduino+Ethernet
Shield 1 buah Rp500.000 Rp500.000 Pribadi

Total Rp1.000.000

16
DAFTAR PUSTAKA

[1] W. P. Mirza, "Simulasi Aplikasi Elektro Pneumatik dan PLC Sebagai Kendali Pintu
Air," Ir. Sutomo, M.Si., Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
[2] OMRON. Data Sheet PLC CP1E-E20DR-A.
[3] M. A. Andi, "RANCANG BANGUN SUPERVISORY CONTROL AND DATA
ACQUISITION (SCADA) PADA PROSES PEMBUBUHAN TAWAS DI PDAM
KARANGPILANG I," Anang, Tjahono, Teknik Elektro Industri, Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya, 2014.
[4] O. d. Imran, "Pembuatan Sistem Otomasi Dispenser Menggunakan
Mikrokontroler Arduino Mega 2560," FEMA, vol. 1, April 2013.

17
Lampiran Biodata Mahasiswa

1. Nama : Brian Raafiu


2. Nrp : 6912040039
3. Program Studi : D-4 Teknik Otomasi
4. Agama : Islam
5. Status : Belum Menikah
6. Alamat Asal : Perum Kebalenan Baru 1 B.28 RT01 RW03
Kec Banyuwangi Kab Banyuwangi
7. Nomor Telepon : 087759520066
8. Jenis Kelamin : Laki-Laki
9. Email : brian.raafiu@yahoo.com
10. Tempat Tanggal Lahir : Banyuwangi, 26 Maret 1994
11. Nama Orang Tua/Wali : Edy Siswanto
12. Alamat Orang Tua/Wali : Perum Kebalenan Baru 1 B.28 RT01 RW03
Kec Banyuwangi Kab Banyuwangi
13. Telepon Orang Tua/Wali : 085746479619

PENDIDIKAN FORMAL
Pendidikan Tahun Tempat Pendidikan Jurusan
2012 Politeknik Perkapalan Teknik
Diploma4
Sekarang Negeri Surabaya Otomasi
SMA 2009 2012 SMA N 1 GIRI IPA
SMP N 2
SMP 2006 2009 -
BANYUWANGI
SD
SD 2000 2006 MUHAMMADIYAH -
1 BANYUWANGI

18

Anda mungkin juga menyukai