Anda di halaman 1dari 2

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DENGAN MODEL TWO

STAY TWO STRAY DI KELAS IVB

Dalam proses belajar mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan
situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
dan dengan sumber pembelajaran sebagai penunjang tercapainya tujuan belajar. Untuk
terwujudnya proses belajar mengajar seperti itu sudah tentu menuntut upaya guru untuk
mengaktualisasikan kompetensinya secara professional. Sehingga dalam upaya peningkatan
pembelajaran hendaknya guru menyampaikan materi pembelajaran melalui model, metode
bahkan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tingkat pemahaman anak.
Permasalahan yang sedang kami hadapi saat ini di Kelas IVB Sekolah Dasar Islam
Terpadu Mutiara Rahmah Balikpapan adalah ada beberapa siswa yang dalam proses
pembelajaran mata pelajaran tertentu, kemampuan akademisnya masih jauh dari harapan.
Oleh karena itu kami sebagai guru di kelas IVB akan mencoba menerapkan teknik
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS)
dengan tujuan dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswa tersebut.
Model pembelajaran Kooperatif Tipe two stay two stray adalah suatu model
pembelajaran dengan cara mengelompokkan siswa untuk mengerjakan tugas atau
memecahkan masalah tertentu. Teknik belajar mengajar two stay two stray ini memberikan
kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.
Penerapkan proses pembelajaran dengan metode TSTS ini, ternyata dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Namun terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan yang
kami temukan. Kelebihan yang kami temukan selama proses pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) ini diantaranya
adalah:
1. Sebagian siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
2. Sebagian siswa mulai berani mengungkapkan pendapatnya saat pembelajaran
berlangsung
3. Motivasi siswa untuk bekerjasama dengan kelompok masing-masing dalam mengerjakan
tugas mengalami peningkatan.
Adapun kekurangan-kekurangan yang kami temukan selama proses pembelajaran
adalah pada saat proses pembelajaran dengan metode kooperatif TSTS ini dilaksanakan,
dimana siswa diberi kesempatan untuk menerima tamu dari kelompok lain dan bertamu
kekelompok lain siswa kurang focus dalam membahas tugas yang diberikan. Sehingga pada
saat diminta untuk melaporkan informasi yang mereka peroleh saat bertamu ke kelompok
lain, siswa-siswa tersebut masih merasa kebinggungan.
Adapun perbaikan-perbaikan yang perlu kami lakukan dalam melaksanakan KBM di
kelas adalah:
1. Guru sebaiknya mempelajari dan menjelaskan kepada siswa langkah-langkah dari
model pembelajaran yang akan dilakukan, agar aktivitas guru maupun siswa dalam
proses KBM sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran.
2. Menjelaskan kembali tujuan dari model pembelajaran yang akan dilakukan tersebut.
3. Memotivasi dan membimbing siswa agar menguasai materi yang dipelajari.

Dokumen pelaksanaan proses pembelajaran dengan model kooperatif TSTS di kelas IVB:

Oleh : Dwi Wiqoyanti, S.Pd, S.T (Guru Kelas 4B)


www.mutiararahmah.com

Anda mungkin juga menyukai