Laporan Karbon
Laporan Karbon
D. Dasar Teori
Karbon merupakan unsur non-logam alami yang melimpah dan merupakan dasar
dari sebagian besar organisme hidup. Karbon adalah unsur yang paling berlimpah keempat
di alam semesta, dan memainkan peran penting dalam kesehatan dan stabilitas planet
melalui siklus karbon. Siklus ini sangat kompleks, dan menggambarkan interkoneksi
antara organisme di Bumi. Sebagian besar konsumen sangat akrab dengan elemen
tersebut, dan bersama dengan berbagai bentuk baru yang muncul.
Nomor atom unsur ini adalah enam, dan diidentifikasi dengan simbol C pada
tabel periodik. Struktur molekul karbon adalah sedemikian rupa sehingga molekul mudah
menyatu dengan berbagai elemen lainnya, membentuk ribuan senyawa. Molekul juga
berikatan antara satu sama lain dengan cara yang berbeda, menciptakan bentuk-bentuk lain
dari karbon seperti berlian, substansi yang paling sulit di bumi, dan grafit, salah satu bahan
paling lembut di planet ini. Karakteristik karbon kadang berubah, tergantung pada apa dan
bagaimana obligasi itu, membuatnya menjadi unsur yang sangat unik.
Salah satu karakteristik kunci dari karbon adalah kemampuannya untuk membuat
rantai panjang molekul melalui menghubungkan dengan atom karbon lainnya. Karbon
juga memiliki titik lebur tertinggi dari semua elemen.
Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan
nomor atom 6 pada tabel periodik. Karbon merupakan unsur non-logam dan
bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat electron yang dapat
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.
Sifat fisik dan kimia karbon tergantung pada struktur kristalnya. Kepadatan
karbon juga bervariasi dari 2,25 g/cm3 untuk grafit dan 3,51 g/cm3 untuk berlian. Titik
leleh grafit adalah 3.500C dengan titik didih adalah 4.830C.
Unsur karbon merupakan bahan yang inert, tidak larut dalam air, asam encer, dan
basa, serta merupakan pelarut organik. Pada suhu tinggi, karbon berikatan dengan
oksigen untuk membentuk karbon monoksida atau dioksida.
Tidak ada unsur yang lebih penting dalam hidup selain karbon. Hanya karbon
yang mampu membentuk ikatan tunggal yang kuat dan cukup stabil di bawah kondisi
standar. Sifat ini memberikan karbon kemampuan untuk membentuk rantai panjang
dan cincin atom yang merupakan dasar structural bagi banyak senyawa penyusun sel
hidup termasuk DNA.
a. Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padat
Bentuk kristalin : intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm
(diamond)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK
(diamond)
b. Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jati atom : 70 pm
Jari-jari kovalen : 77 pm
Jari-jari Vander Waals : 170 pm
konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond)
W/mK
Struktur Kristal : heksagonal
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara atom C dan atom O
dinamakan senyawa karboksida.
atom C sekunder :4
atom C tersier :3
atom C kuarterner :2
Diamond
Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki
optikal optis sehingga banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk
bahan baku perhiasan. Diamond menjadi mineral alami terkeras yang pernah
ada, tidak ada unsur alam yang dapat memotong diamond maupun menarik
(merenggangkan) diamond.
Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen
pada empat atom karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedarl. Dan
tetrahedarl ini membentuk 6 cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk
konformasi kursi sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan
yang mengalami ketegangan. Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah
membuat sifat diamond menjadi keras.
Panjang ikatan tunggal pada diamond adalah 0,154 nm. Dengan
struktur kristal kubus perbusat muka dan densitasnya sekitar 3,51 g/cm3.
Diamond yang murni memiliki indeks refraktori sebesar 2,465 pada 397 nm,
2.427 at 527 nm, 2.417 at 589 nm, 2.408 at 670 nm, and 2.402 at 763 nm.
Grafit
Grafit merupakan alotrop karbon. Tidak seperti diamond grafit bersifat
konduktor sehingga dapat dipakai untuk elektroda dalam proses elektrolisis.
Sifat daya hantar ini disebabkan grafit memiliki elektron dalam orbital pi yang
terdelokalisasi dibawah dan diatas bidang karbon. Ikatan yang terdapat dalam
grafit adalah sp2 dengan bentuk datar/plane dengan sudut 120 derajat.
Elektron ini dapat bergerak bebas sejauh dalam lapisan karbon.
Grafit lebih reaktif dibandingkan dengan karbon, disebabkan reaktan
dapat menetrasi diantara lapisan heksagonal grafit. Tidak bereaksi dengan
asam encer atau basa dan dapat dioksidasi oleh asam kromat menjadi CO2.
Grafit tidak mencair akan tetapi mengalami sublimasi pada suhu 3500
C. Kristal grafit memiliki dua bentuk yaitu alfa-grafit dengan bentuk
heksagonal dan beta grafit dengan bentuk rombohedral.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen,
dan metamorf. Grafit adalah suatu modifikasi dari karbon dengan sifat yang
mirip logam (penghantar panas dan listrik yang baik). Di samping tidak cukup
padat, grafit tidak terdapat dalam jumlah banyak di alam. Oleh karena
itu,untuk keperluan peralatan teknik serta pembuatan elektroda, grafit harus
dibuat secara sintetik.
Pembuatan: Grafit alam atau grafit yang dibuat dari kokas diperkecil
ukurannya, dicampur dengan ter atau resin sintetik,kemudian dipanaskan
sehingga membentuk padatan (sintering) dalam 105 cetakan.
Grafit dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789 dengan
mengambil kata dari bahasa Yunani.
Grafena
Grafena merupakan lapisan tunggal dari grafit dengan ikatan karbon
sp2 membentuk susunan seperti sarang lebah (monolayer grafit). Ikatan
karbon-karbon memiliki panjang 0,142 nm. Grafena merupakan struktur dasar
dari grafit, karbon nano, dan fuleren, dan dapat didiskripsikan sebagai lapisan
molekul aromatic.
Karbon Amorfos
Karbon amorfos atau disebut sebagai karbon reaktif, merupakan alotop
karbon dimana tidak memiliki struktur kristalin. Karbon amorfos biasa
disingkat sebagai aC untuk karbon amorfos yang biasa, aC:H untuk karbon
amorfos yang terhidrogenasi, dan ta-C untuk tetrahedral karbon amorfos
(seperti diamond). Dalam bidang mineralogy, karbon amorfos biasa
digunakan untuk istilah coal dan jenis karbon yang tak murni selain grafit dan
diamond.
Fuleren
Fuleren merupakan molekul yang keseluruhannya dibangun oleh atom
karbon dalam bentuk hollow, bulatan (sphere), ellipsoidal, atau tube. Fuleren
yang berbentuk spherical disebut buckyballs, dan yang berbentuk silinder
disebut sebagai karbon nanotube atau buckytubes. Fuleren memiliki struktur
seperti grafit akan tetapi hanya dibangun dari grafena yang saling
berhubungan satu sama lain. Penemuan fuleren menjadikan alotrop karbon
semakin bervariasi dan menjadi subyek penelitan yang penting untuk
elektronik, ilmu bahan, dan nanoteknoligi.
Fullerene ditemukan pada oleh Robert Curl, Harold Kroto, dan Richard
Smalley di Universitas Sussex dan Universitas Rice tahun 1985, yang dinamai
berdasarkan Richard Buckminster Fuller yang menciptakan kubah geodesic
2. Karbon Dioksida(CO2)
Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non
polar. Gas ini larut dalam air.terdapat diudara dan sangat penting bagi
tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang
dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan dari oksidasi
makanan dalam tubuh.
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau
gas CO dengan oksigen yang cukup.
C(s) + O2(g) CO2(g)
CH4 + 2O2(g) CO2(g) + H2O(l)
2CO(g) + O2 2CO2 (g)
4. Karbon Disulfida(CS2)
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai
bahan pembuat CCl4,dengan reaksi:
CS2 + 3Cl2 CCl4 +S2Cl2
6. Penggunaan Karbon
- Grafit, digunakan untuk cawan lebur suhu tinggi, sel kering, pensil, dan sebagai
pelumas
- Vegetal karbon, bentuk amorf karbon digunakan sebagai agen penyerap gas dan
agen pemutih
- Karbon dioksida digunakan dalam minuman karbonatasi, dalam alat pemadam
kebakaran, dan sebagai es kering
- Karbon monoksida digunakan sebagai agen reduksi dalam banyak proses
metalurgi
- Karbon tetraklorida dan karbon disulfida adalah pelarut industri yang penting
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan zat cair yang diikuti dengan larutan.
Bahan penyerapnya berupa zat padat sedangkan Penyerapan sampai keseluruh bagian
zat penyerap.
Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas/cair dimana bahan
yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat. Bahan penyerapnya berupa
zat padat sedangkan penyerapan hanya di permukaan zat penyerap saja.
Alat :
Bahan :
Larutan fuchsin 1 mL
Larutan HCl 4 M 10 mL
Larutan Ca(OH)2 2 mL
Lilin 1 buah
F. Alur Percobaan
- Ca(OH)2 tidak
berwarna
Sesudah :
- Ketika di uji
dengan lidi
menyala, warna
api pada lidi tidak
berubah dan mati
3. Sebelum : Karbon dapat
1 senduk kecil arang tulang mengadsorpsi zat warna
- Arang tulang
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi pada larutan Fuchsin
Ditambahkan 1 mL larutan fuchsin berwarna hitam.
yang telah di reaksikan
Dikocok - Larutan Fuchsin
dengan arang tulang.
Disaring berwarna merah.
Filtrate tak berwarna Sesudah :
- Filtrat tidak
berwarna
- Residu berwarna
hitam.
H. Analisis Data :
CaCO3 (l) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui reaksi pembentukan gas CO.
Pertama, 1 mL larutan HCOOH dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian, ditambahkan
0,5 mL H2SO4 pekat yang tidak berwarna dicampurkan, lalu dipanaskan dengan pembakar
spritus maka akan dihasilkan gas CO. setelah itu diuji dengan lilin yang menyala padam saat
dimasukkan dalam tabung reaksi tersebut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk memisahkan zat warna larutan Fuchsin dengan
arang tulang. Pertama, 1 sendok arang tulang yang berwarna hitam dimasukkan pada tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan Fuchsin yang berwarna merah kemudian larutan
tersebut dikocok sampai homogen. Setelah itu, disaring dengan kertas saring maka akan
didapatkan filtrat yang tidak berwarna dan residu yang berwarna hitam.
I. Pembahasan
Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembentukan gas karbondioksida.
Pertama, dengan memasukkan marmer/batu kapur 5 cm kedalam labu Erlenmeyer berpipa
samping, kemudian selang dihubungkan dengan gelas ukur yang sudah diletakkan dalam
baskom berisi air dengan posisi gelas ukur terbalik dan terisi penuh. Pada Erlenmeyer
ditambahkan HCl 4 M yang berupa larutan jernih tak berwarna sebanyak 10 mL lalu
disumbat dengan penyumbat. Dari percampuran antara batu kapur dan HCl 4 M didapatkan
gas yang mengisi gelas ukur sehingga air yang ada dalam gelas terdorong keluar. Gas yang
dihasilkan adalah gas CO2 karena berdasarkan reaski yang terjadi yaitu : CaCO 3 (l) + 2HCl
(aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l). adanya gas CO2 ini dibuktikan dengan uji nyala
lidi pada gelas ukur yang terisi udara tadi, lidi awalnya menyala menjadi padam, ini
membuktikan sesuai dengan teori bahwa gas CO2 dapat membuat api pasam. Hal tersebut
terjadi karena CO2 adalah turunan karbon yang sudah teroksidasi maksimal, maka tidak dapat
bereaksi dengan oksigen
Setiap atom akan stabil karena dikelilingi 8 elektron. Pada CO2 ini 2 pasang electron
digunakan untuk karbon dan oksigen. Oleh karena itu ikatan rangkapnya 2, maka atom ini
stabil maka yang dapat menggantikan O2 dan CO2 yang dapat memadamkan api.
Selain dengan nyala lidi, terbentuknya gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya
warna larutan pada air kapur yang jernih tak berwarna setelah dialiri gas dari selang, warna
air kapur menjadi putih keruh. Kekeruhan yang dihasilkan menandakan adanya karbonat.
Karena reaksi yang terjadi adalah :
Setelah dialiri gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan pada air kapur yang
jernih tak berwarna, karena dengan mengaliri karbon dioksida yang terlalu lama, kekeruhan
itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hydrogen karbonat yang larut. Reaksi
yang terjadi adalah :
Setelah mengaliri air kapur secara berlebihan, kemudia larutan dipanaskan. Saat
larutan dipanaskan reaksi yang terjadi yaitu :
Kemudian larutan dipanaskan, untuk mengetahui gas yang terbentuk larutan diuji
dengan lidi membara dan menyala. Pada proses pemanasan ini akan melepaskan gas CO. hal
ini dikarenakan pada saat pemanasan ikatan rangkap pada asam formiat berubah menjadi
ikatan tunggal. Pada lidi yang membara setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi
padam. Pada lidi yang menyala, setelah dimasukkan dalam tabung reaksi menjadi padam,
sedangkan pada teori, jika larutan HCOOH pekat dan H2SO4 pekat bereaksi menghasilkan
karbon monoksida yang sangat beracun dilepaskan pada saat pemanasan, gas ini seharusnya
diperoleh nyala api biru yang khas. Api berwarna biru dikarenakan ikatan C yang belum
stabil, sehingga mengikat oksigen dan api tetap menyala.
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk memisahkan zat warna dari larutan fuchsin
dengan arang tulang. Pertama larutan fuchsin yang berwarna merah yang dimasukkan dalam
tabung reaksi setelah ditambah dengan serbuk arang tulang berwarna hitam, larutan berubah
menjadi hitam pekat. Setelah larutan tersebut disaring menghasilkan residu dan filtrate,
dimana residu yang terdapat di kertas saring berubah serbuk arang yang berwarna hitam dan
menghasilkan filtrate, dimana residu yang terdapat di kertas saring berupa serbuk arang yang
berwarna hitam dan menghasilkan filtrate jernih tak berwarna. Pada percobaan ini arang
tulang mengadsorpsi zat warna pada larutan fuchsin yang mulanya larutan fuchsin berwarna
merah menjadi jernih tak berwarna. Adsorbsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben,
dimana adsorben adalah penyerap dalam hal ini berupa arang tulang, sedangkan adsorban
adalah media yang diserap yaitu larutan fuchsin.
Arang tulang atau karbon memiliki daya adsorpsi (daya serap) tinggi karena mengalami
proses aktivasi kimia atau aktivasi uap dimana saat proses aktivasi tersebut gas hydrogen,
gas-gas lain dan kandungan uap airnya terlepas dari permukaan material karbon aktif. Karbon
aktif memiliki daya adsorpsi (daya serap) super tinggi. Rata-rata karbon aktif memiliki luap
permukaan 500-2000 m2/g. dimana semakin besar luas permukaan maka semakin banyak
partikel yang bisa diserap/diadsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif akan mengambil
senyawa organic dari cairan atau gas dengan cara adsorpsi. Pada proses adsorpsi, molekul
organic yang berada di fase gas cair, akan ditarik dan diikat kepermukaan pori karbon aktif,
ketika cairan atau gas tersebut melewati karbon aktif, disebut sebagai adsorben (zat yang
diserap). Setelah zat-zat organic dalam cairan/gas diserap (adsorbsi), kemudian zat organic itu
ditahan didalam permukaan karbon aktif. Oleh karena itu zata warna merah pada larutan
fuchsin diadsorpsi oleh arang sehingga setelah dilakukan penyaringan didapatkan filtart
berupa larutan jernih tak berwarna dan meninggalkan residu berupa sisa-sisa arang.
J. Diskusi
Pada percobaan ini tidak menghasilkan nyala api berwarna biru saat gas CO diuji
dengan nyala api, hal ini dikarenakan kurang telitinya pengamat dalam mengamati
perubahan warna api. Selain itu dikarenakan pengamat tidak terampil dalam membakar
sehingga panas dalam tabung tidak menyeluruh dan gas yang keluar sangat sedikit
sehingga pengamat tidak mengamati gas yang keluar yang dibuktikan dengan nyala api
biru.
K. Kesimpulan
Karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yaitu berupa CO2 dan CO serta
dapat mengadsorbsi warna. Gas CO2 dapat dibuat melalui reaksi antara CaCO3 dengan
HCl. Pembentukkan gas CO2 dapat diketahui dengan identifikasi menggunakan lilin
yang menyala akan padam saat dialiri gas CO2. Hal ini dikarenakan sifat CO2 yang
memadamkan api. Karbon juga dapat membentuk senyawa CO dibuktikan dengan lidi
yang menyala, namun pada percobaan kami lakukan padam.
Karbon mampu mengadsorpsi zat warna, ditunjukkan melalui percobaan yang
keempat yaitu zat warna pada larutan fuchsin (magenta) teradsorbsi menghasilkan
larutan yang jernih tidak berwarna.
L. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan
keruh kembali bila di panaskan !
Jawab: Karena pada saat air kapur + gas CO 2 menghasilkan endapan CaCO3
berwarna putih. Saat di beri CO2 berlebih larutan menjadi jernih karena
CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq) . Apabila di panaskan
akan keruh kembali, karena menghasilkan CaCO3 kembali sesuai dengan
persamaan reaksi Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq) CaCO3(s) + H2O(l).
2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras,apakah zat tersebut ?
Jawab: Lapisan putih, keruh dan keras yang terdapat pada permukaan air kapur
adalah CaCO3.
M. Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter and Wood . 1999. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Terjemahan :
A. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga
Svehla, G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semi Mikro Vogel bagian
II . Jakarta : Kalman Meda Pustaka.
Tim Kimia Dasar . 2016 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar II . Surabaya : Unipress.
(...........................................) (......................................)
LAMPIRAN
Arang Tulang
Air kapur
Asam Sulfat Pekat
Larutan Fuchsin
Lilin
Spirtus
Korek
Lidi
Percobaan pertama
Masukkan batu
marmer kedalam
tabung reaksi berpipa
samping
Hubungkan selang
dengan gelas ukur
yang ada dalam
baskom dengan posisi
terbalik
Percobaan 2
Percobaan 3
Arang tulang
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
Ditambah larutan
fuchsin