Anda di halaman 1dari 29

A.

Judul Percobaan : Karbon


B. Hari, Tanggal percobaan : 5 April 2016
C. Selesai Percobaan : 5 April 2016
D. Tujuan Percobaan :
1. Mengetahui cara pembuatan gas karbondioksida
2. Mengetahui sifat-sifat karbon dan senyawanya
3. Mengidentifikasi dan senyawanya

D. Dasar Teori

Karbon merupakan unsur non-logam alami yang melimpah dan merupakan dasar
dari sebagian besar organisme hidup. Karbon adalah unsur yang paling berlimpah keempat
di alam semesta, dan memainkan peran penting dalam kesehatan dan stabilitas planet
melalui siklus karbon. Siklus ini sangat kompleks, dan menggambarkan interkoneksi
antara organisme di Bumi. Sebagian besar konsumen sangat akrab dengan elemen
tersebut, dan bersama dengan berbagai bentuk baru yang muncul.

Nomor atom unsur ini adalah enam, dan diidentifikasi dengan simbol C pada
tabel periodik. Struktur molekul karbon adalah sedemikian rupa sehingga molekul mudah
menyatu dengan berbagai elemen lainnya, membentuk ribuan senyawa. Molekul juga
berikatan antara satu sama lain dengan cara yang berbeda, menciptakan bentuk-bentuk lain
dari karbon seperti berlian, substansi yang paling sulit di bumi, dan grafit, salah satu bahan
paling lembut di planet ini. Karakteristik karbon kadang berubah, tergantung pada apa dan
bagaimana obligasi itu, membuatnya menjadi unsur yang sangat unik.

Semua organisme hidup mengandung karbon, oleh karenanya mereka membusuk


atau mengalami perubahan, mereka akan terus mengandung elemen. Misalnya, Batubara,
batu kapur, dan minyak bumi , adalah segala bentuk fosil organisme yang mengandung
sejumlah karbon berlimpah. Tanaman dan hewan yang mati jutaan tahun yang lalu secara
perlahan dipadatkan menjadi zat ini.

1. Karakteristik Dan Sifat Karbon

Karbon ditemukan di Bumi dalam bentuk tiga alotrop berbeda termasuk


amorf, grafit, dan berlian. Alotrop adalah bahan yang terbuat dari unsur yang sama,
tetapi atom mereka berbeda. Setiap alotrop karbon memiliki sifat fisik yang berbeda.
Dalam alotrop berlian, karbon adalah zat yang paling sulit dikenal di alam. Hal ini juga
memiliki konduktivitas termal tertinggi dari setiap elemen. Berlian berwarna
transparan. Grafit, di sisi lain, adalah salah satu bahan yang paling lembut dan
berwarna hitam-abu-abu. Grafit adalah konduktor listrik yang baik. Karbon amorf
umumnya hitam dan digunakan untuk menggambarkan batubara dan jelaga.

Salah satu karakteristik kunci dari karbon adalah kemampuannya untuk membuat
rantai panjang molekul melalui menghubungkan dengan atom karbon lainnya. Karbon
juga memiliki titik lebur tertinggi dari semua elemen.

Karbon atau zat arang merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol C dan
nomor atom 6 pada tabel periodik. Karbon merupakan unsur non-logam dan
bervalensi 4 (tetravalen), yang berarti bahwa terdapat empat electron yang dapat
digunakan untuk membentuk ikatan kovalen.

Kelompok terbesar ikatan karbon adalah dengan hydrogen yang kemudian


membentuk senyawa yang disebut hidrokarbon. Karbon juga membentuk ikatan
dengan senyawa lain yang dianggap sebagai anorganik, meskipun dalam jumlah yang
jauh lebih rendah dibandingkan dengan senyawa organik.

Sifat fisik dan kimia karbon tergantung pada struktur kristalnya. Kepadatan
karbon juga bervariasi dari 2,25 g/cm3 untuk grafit dan 3,51 g/cm3 untuk berlian. Titik
leleh grafit adalah 3.500C dengan titik didih adalah 4.830C.

Unsur karbon merupakan bahan yang inert, tidak larut dalam air, asam encer, dan
basa, serta merupakan pelarut organik. Pada suhu tinggi, karbon berikatan dengan
oksigen untuk membentuk karbon monoksida atau dioksida.

Tidak ada unsur yang lebih penting dalam hidup selain karbon. Hanya karbon
yang mampu membentuk ikatan tunggal yang kuat dan cukup stabil di bawah kondisi
standar. Sifat ini memberikan karbon kemampuan untuk membentuk rantai panjang
dan cincin atom yang merupakan dasar structural bagi banyak senyawa penyusun sel
hidup termasuk DNA.

a. Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padat
Bentuk kristalin : intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm (grafit) dan 3,513 g/cm
(diamond)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3 (diamond)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol (diamond)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit) dan 6,115 J/molK
(diamond)

b. Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
Energi ionisasi : 1086 kJ/mol
Energi ionisasi ke-2 : 2352,6 kJ/mol
Energi ionisasi ke-3 : 4620,5 kJ/mol
Jari-jati atom : 70 pm
Jari-jari kovalen : 77 pm
Jari-jari Vander Waals : 170 pm
konduktifitas termal : 119-165 (grafit) 900-2300 (diamond)
W/mK
Struktur Kristal : heksagonal

2. Keunikan Atom Karbon

a. Atom Karbon Mempunyai 4 Elektron Valensi

Atom C yang berkonfigurasi elektron: 2 4 memiliki elektron valensi 4.


Struktur Lewis atom C dapat digambarkan sebagai berikut.

Atom C dapat mengikat 4 atom H membentuk CH 4. Senyawa yang


terbentuk antara atom C dan atom H disebut hidrokarbon.
b. Atom C Dapat Berikatan dengan Atom O Membentuk Karboksida

Berikut struktur Lewis atom C dan atom O.

Atom C memiliki 4 elektron valensi, sedangkan atom O memiliki 6


elektron valensi. Untuk mencapai kestabilannya, atom C memerlukan 4
elektron, sedangkan atom O memerlukan 2 elektron. Keempat elektron yang
diperlukan atom C berasal dari sumbangan 2 atom O yang masing-masing
menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama. Demikian juga dengan
atom O yang memerlukan 2 elektron. Setiap atom O mendapatkan sumbangan
2 elektron dari atom C untuk digunakan bersama.

Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara atom C dan atom O
dinamakan senyawa karboksida.

c. Antara atom C Dapat Saling Berikatan Membentuk Rantai Atom C

Atom C memiliki 4 elektron valensi yang memungkinkannya berikatan


dengan sesama atom C lainnya. Itulah keunikan atom C sehingga dapat
membentuk rantai karbon yang panjang. Berikut ini contoh-contoh senyawa
karbon rantai panjang.

Berdasarkan jumlah atom C yang diikat, ada 4 kemungkinan posisi


atom C dalam rantai karbon, yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C
tersier, dan atom C kuarterner.

Atom C primer adalah atom C yang hanya mengikat 1 atom C lainnya,


atom C sekunder adalah atom C yang mengikat 2 atom C lainnya, atom C
tersier adalah atom C yang mengikat 3 atom C lainnya, sedangkan atom C
kuarterner adalah atom C yang mengikat 4 atom C lainnya.

atom C primer : 1 dan 5

atom C sekunder :4

atom C tersier :3

atom C kuarterner :2

3. Sifat Kimia yang Lain Berdasarkan Bentuk Alotrop


Alotrop adalah sifat sejumlah tertentu unsur dimana unsur ini mampu berada
dalam dua tau lebih bentuk, pada setiap alotrop atom-atom unsur tersebut berikatan
dengan cara yang berbeda sehingga membentuk modifikasi struktur yang berbeda
pula. Berbagai macam alotrop karbon adalah:

Diamond
Diamond adalah salah satu contoh alotrop yang terbaik dari karbon dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana sifatnya yang keras dan memiliki
optikal optis sehingga banyak dipakai dalam berbagai industri dan untuk
bahan baku perhiasan. Diamond menjadi mineral alami terkeras yang pernah
ada, tidak ada unsur alam yang dapat memotong diamond maupun menarik
(merenggangkan) diamond.
Setiap karbon yang terdapat dalam diamond berikatan secara kovalen
pada empat atom karbon yang lain dalam bentuk geometri tetrahedarl. Dan
tetrahedarl ini membentuk 6 cincin karbon seperti sikloheksana dalam bentuk
konformasi kursi sehingga hal ini mengakibatkan tidak adanya sudut ikatan
yang mengalami ketegangan. Jalinan struktur kovalen yang stabil inilah
membuat sifat diamond menjadi keras.
Panjang ikatan tunggal pada diamond adalah 0,154 nm. Dengan
struktur kristal kubus perbusat muka dan densitasnya sekitar 3,51 g/cm3.
Diamond yang murni memiliki indeks refraktori sebesar 2,465 pada 397 nm,
2.427 at 527 nm, 2.417 at 589 nm, 2.408 at 670 nm, and 2.402 at 763 nm.

Grafit
Grafit merupakan alotrop karbon. Tidak seperti diamond grafit bersifat
konduktor sehingga dapat dipakai untuk elektroda dalam proses elektrolisis.
Sifat daya hantar ini disebabkan grafit memiliki elektron dalam orbital pi yang
terdelokalisasi dibawah dan diatas bidang karbon. Ikatan yang terdapat dalam
grafit adalah sp2 dengan bentuk datar/plane dengan sudut 120 derajat.
Elektron ini dapat bergerak bebas sejauh dalam lapisan karbon.
Grafit lebih reaktif dibandingkan dengan karbon, disebabkan reaktan
dapat menetrasi diantara lapisan heksagonal grafit. Tidak bereaksi dengan
asam encer atau basa dan dapat dioksidasi oleh asam kromat menjadi CO2.
Grafit tidak mencair akan tetapi mengalami sublimasi pada suhu 3500
C. Kristal grafit memiliki dua bentuk yaitu alfa-grafit dengan bentuk
heksagonal dan beta grafit dengan bentuk rombohedral.
Grafit adalah mineral yang dapat berasal dari batuan beku, sedimen,
dan metamorf. Grafit adalah suatu modifikasi dari karbon dengan sifat yang
mirip logam (penghantar panas dan listrik yang baik). Di samping tidak cukup
padat, grafit tidak terdapat dalam jumlah banyak di alam. Oleh karena
itu,untuk keperluan peralatan teknik serta pembuatan elektroda, grafit harus
dibuat secara sintetik.
Pembuatan: Grafit alam atau grafit yang dibuat dari kokas diperkecil
ukurannya, dicampur dengan ter atau resin sintetik,kemudian dipanaskan
sehingga membentuk padatan (sintering) dalam 105 cetakan.

Grafit dinamai oleh Abraham Gottlob Werner pada tahun 1789 dengan
mengambil kata dari bahasa Yunani.

Grafena
Grafena merupakan lapisan tunggal dari grafit dengan ikatan karbon
sp2 membentuk susunan seperti sarang lebah (monolayer grafit). Ikatan
karbon-karbon memiliki panjang 0,142 nm. Grafena merupakan struktur dasar
dari grafit, karbon nano, dan fuleren, dan dapat didiskripsikan sebagai lapisan
molekul aromatic.

Karbon Amorfos
Karbon amorfos atau disebut sebagai karbon reaktif, merupakan alotop
karbon dimana tidak memiliki struktur kristalin. Karbon amorfos biasa
disingkat sebagai aC untuk karbon amorfos yang biasa, aC:H untuk karbon
amorfos yang terhidrogenasi, dan ta-C untuk tetrahedral karbon amorfos
(seperti diamond). Dalam bidang mineralogy, karbon amorfos biasa
digunakan untuk istilah coal dan jenis karbon yang tak murni selain grafit dan
diamond.

Fuleren
Fuleren merupakan molekul yang keseluruhannya dibangun oleh atom
karbon dalam bentuk hollow, bulatan (sphere), ellipsoidal, atau tube. Fuleren
yang berbentuk spherical disebut buckyballs, dan yang berbentuk silinder
disebut sebagai karbon nanotube atau buckytubes. Fuleren memiliki struktur
seperti grafit akan tetapi hanya dibangun dari grafena yang saling
berhubungan satu sama lain. Penemuan fuleren menjadikan alotrop karbon
semakin bervariasi dan menjadi subyek penelitan yang penting untuk
elektronik, ilmu bahan, dan nanoteknoligi.
Fullerene ditemukan pada oleh Robert Curl, Harold Kroto, dan Richard
Smalley di Universitas Sussex dan Universitas Rice tahun 1985, yang dinamai
berdasarkan Richard Buckminster Fuller yang menciptakan kubah geodesic

4. Senyawa-senyawa Populer yang Berikatan dengan Unsur Karbon


Senyawa Anorganik Karbon
1. Karbon monoksida(CO)
Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen
melalui pembentukan uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon
dengan reaksi:
CO2 (g) + H2 CO(g) + H2O(l)
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190. Dapat
digunakan sebagai bahan bakar industri melalui reaksi:
2CO(g) +O2(g)2CO2(g)
Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa
organik dalam ruang kurang oksigen.
C8H18 +6O2(g) 8CO(g) +4H2O(l)
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:
C(S) + H2O(l) CO(g) + H2
Gas CO sangat berbahaya bagi manusia maupun hewan, karena CO
berikatan kuat dengan hemoglobin darah.hemoglobin berfungsi mengedarkan
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Orang yang mengisap CO akan
kekurangan oksigen dan dapat berakibat fatal.

2. Karbon Dioksida(CO2)
Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non
polar. Gas ini larut dalam air.terdapat diudara dan sangat penting bagi
tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta merupakan komponen nafas yang
dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan dari oksidasi
makanan dalam tubuh.
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau
gas CO dengan oksigen yang cukup.
C(s) + O2(g) CO2(g)
CH4 + 2O2(g) CO2(g) + H2O(l)
2CO(g) + O2 2CO2 (g)

Dilaboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam


karbonat dengan asam seperti :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Gas CO2 tidak beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam
udara adalah tidak sehat, karena merendahkan konsentrasi O2 dan
menimbulkan efek fisikologis yang membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat besar sekali. dihasilkan oleh aktifitas
manusia, meningkatnya gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi
begitu panas, sehingga akan muncul perubahan suhu yang serius yang sering
juga disebut efek rumah kaca.

3. Karbonat dan Bikarbonat


Karbonat dan bikarbonat adalah senyawa yang melimpah dan sangat
berguna serta terkenal. Kebanyakan karbonat hanya sedikit larut dalam air.
Misalnya CaCO3, BaCO3, MgCO3 dan PbCO3. Banyak bikarbonat hanya stabil
dalam larutan air. Contohnya ialah Ca(HCO 3)2, Mg(HCO)3. Semua logam IA
kecuali Litium membentuk karbonat yang larut, dimana yang paling murah
dan berguna adalah NaHCO3 (Soda kue), Na2CO3 (Soda abu).

4. Karbon Disulfida(CS2)
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai
bahan pembuat CCl4,dengan reaksi:
CS2 + 3Cl2 CCl4 +S2Cl2

5. Keberadaan Unsur Karbon di Alam


Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam
wujud mineral dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral
dari karbon. Ini disebabkan satu atom karbon berikatan kovalen dengan empat atom
karbon lain sehingga membentuk geometri molekul tetrahedral, molekul berkembang
ke segala arah menjadi molekul yang sangat keras. Arang, wujud grafit dari karbon,
juga terikat dengan empat atom kabon yang lain, tetapi geometri molekulnya tidak
membentuk tetrahedral, karena hanya ada tiga ikatan yang berikatan kovalen tetap
sedangkan yang satu ikatan lagi membentuk ikatan kovalen sesaat dengan atom
karbon lapisan atas dan bawah secara bergantian.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam
bentuk unsur bebas dan senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat
organik, misalnya senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik
tumbuhan maupun hewan. Selain itu, dalam bahan yang berasal dari benda hidup
seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam senyawa organik komersial,
misalnya senyawa asam asetat (CH3COOH) dan freon (CFC). Senyawa karbon
lainnya adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO 2) dan
batuan karbonat (CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA
(MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan
bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat (Na 2CO3) dan natrium bikarbonat
(NaHCO3).
Di dalam kehidupan sehari-hari, karbon memang sangat berperan, terutama
pada mahluk hidup. Sebagian besar mahluk hidup mengandung atom karbon, ini
dapat diketahui jika mahluk hidup tersebut dibakar maka akan menyisakan zat yang
berwarna hitam, seperti kayu dibakar, binatang dibakar atau bahkan manusia yang
terbakar. Zat hitam sisa dari pembakaran itu adalah karbon.

6. Penggunaan Karbon

Karbon memiliki banyak kegunaan, termasuk sebagai dekorasi(berlian), cat,


serta tinta printer.

- Grafit, digunakan untuk cawan lebur suhu tinggi, sel kering, pensil, dan sebagai
pelumas
- Vegetal karbon, bentuk amorf karbon digunakan sebagai agen penyerap gas dan
agen pemutih
- Karbon dioksida digunakan dalam minuman karbonatasi, dalam alat pemadam
kebakaran, dan sebagai es kering
- Karbon monoksida digunakan sebagai agen reduksi dalam banyak proses
metalurgi
- Karbon tetraklorida dan karbon disulfida adalah pelarut industri yang penting

7. Efek kesehatan karbon


Unsur karbon memiliki toksisitas sangat rendah. Potensi bahaya kesehatan yang
disajikan disini didasarkan pada eksposur terhadap karbon hitam.
- Menghirup karbon hitam, seperti di tambang batubara, dapat memicu kerusakan
sementara atau permanen paru-paru dan jantung.
- Pneumoconlosis ditemukan terjadi pada orang yang bekerja dalam lingkungan
yang terpapar karbon hitam
- Peradangan pada folikel rambut dan lesi mukosa mulut juga telah dilaporkan
akibat karbon hitam yang terpapar pada kulit
- Beberapa senyawa karbon sederhana bisa sangat beracun, seperti karbon
monoksida(CO) atau sianida (CN-)
- Karbon 14 adalah salah satu radionuklida yang dihasilkan dalam pengujian
senjata nuklir
- Karbon 14 adalah salah satu radionuklida berumur panjang yang bisa
meningkatkan resiko kanker selama puluhan tahun hingga berabad-abad yang
akan datang

8. Perbedaan Absopsi dan Adsorpsi

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan zat cair yang diikuti dengan larutan.
Bahan penyerapnya berupa zat padat sedangkan Penyerapan sampai keseluruh bagian
zat penyerap.
Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas/cair dimana bahan
yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat. Bahan penyerapnya berupa
zat padat sedangkan penyerapan hanya di permukaan zat penyerap saja.

E. Alat dan Bahan

Alat :

Tabung reaksi berpipa samping 1 buah

Statif dan klem 1 set

Gelas ukur 100 mL 1 buah


Pipet tetes 6 buah

Selang plastic 1 buah

Karet penutup 1 buah

Pembakar Bunsen/spiritus 1 buah

Sumbat karet berlubang 1 1 buah

Tabung reaksi 3 buah

Bahan :

Batu marmer/kapur secukupnya

Larutan fuchsin 1 mL

Larutan HCl 4 M 10 mL

Larutan H2SO4 pekat 0,5 mL

Serbuk arang secukupnya

Larutan Ca(OH)2 2 mL

Lilin 1 buah

Larutan asam formiat pekat 1 mL

F. Alur Percobaan

Potongan marmer/batu kapur

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpipa samping


Ditambahkan HCl 4 M
Ditutup dengan karet penutup
Gas CO2

Diuji dengan lilin menyala Disalurkan ke dalam Dialirkan ke air kapur


air kapur lebih lama
Warna
Lilin mati
1Gas
mLapi
Dimasukkan
Dipanaskan
biru
asam
Diuji
Ditambah
CO ke
formiat
dengan dalam
H2SOtabung
pekat
0,5lidi
mL 4 pekatreaksi
menyala Jernih Jernih
KeruhDipanaskan
1 senduk kecil arang tulang
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 1 mL larutan fuchsin
Dikocok
Disaring
Filtrate tak berwarna
G. Hasil Pengamatan

No. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan


perc

1. Sebelum : Dugaan reaksi antara Lilin yang mati


Potongan marmer/batu kapur
CaCO3 dan HCl menandakan reaksi
Dimasukkan ke dalam tabung - Batu kapur berwarna
reaksi menghasilkan CO2 ini menghasilkan
putih.
Ditambahkan HCl 4 M yang membuat lilin CO2
- Air kapur tidak
Ditutup dengan karet penutup mati.
Gas CO2 berwarna.
- HCl tidak berwarna. Reaksi :
Diuji dengan lilin menyala
- CaCO3 (l) + 2HCl
Lilin mati
Sesudah : (aq) CaCl2 (aq)
Gas CO2
- Batu kapur + HCl + CO2 (g) + H2O (l)
Disalurkan kedalam air kapur - CO2 (g) + Ca(OH)2
berubah menjadi
keruh keruh dan (aq) CaCO3 (s)

mengeluarkan + H2O (l)


Gas CO2
gelembung.
Dialirkan ke air kapur lebih lama
- Ketika diuji dengan
Jernih
lilin menyala, gas
Dipanaskan
Co2 yang dihasilkan
Keruh membuat lilin mati.
Sebelum :

- Ca(OH)2 tidak
berwarna
Sesudah :

- Ketika Gas CO2


dialirkan kedalam
air kapur, air kapur
berubah menjadi
tidak berwarna
- Ketika gas CO2
dialirkan lebih lama,
sehingga membuat
air kapur menjadi
tidak berwarna.
2. 1 mL asam formiat pekat Sebelum : HCOOH(aq) + H2SO4 Reaksi percobaan ini
(aq) CO (g) + menghasilkan gas CO2.
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Asam Formiat
Ditambah 0,5 mL H2SO4 pekat HSO4- (aq) + H2O (l) +
berwarna merah
Dipanaskan H+
muda.
Gas CO
- H2SO4 pekat tidak
Diuji dengan lidi menyala
berwarna.
Warna api biru
Sesudah :

- Ketika di uji
dengan lidi
menyala, warna
api pada lidi tidak
berubah dan mati
3. Sebelum : Karbon dapat
1 senduk kecil arang tulang mengadsorpsi zat warna
- Arang tulang
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi pada larutan Fuchsin
Ditambahkan 1 mL larutan fuchsin berwarna hitam.
yang telah di reaksikan
Dikocok - Larutan Fuchsin
dengan arang tulang.
Disaring berwarna merah.
Filtrate tak berwarna Sesudah :

- Filtrat tidak
berwarna
- Residu berwarna
hitam.
H. Analisis Data :

Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan gas


karbondioksida, disediakan beberapa marmer atau batu kapur setinggi 5cm yang
dimasukkan dalam erlenmenyer reaksi berpipa samping. Kemudian ditambahkan larutan HCl
4 M yang tidak berwarna lalu di tutup dengan sumbat. Setelah itu dihubungkan dengan gelas
ukur yang diletakkan terbalik dengan selang yang dimasukkan kedalam wadah penampung
berisi air. Dari reaksi antara batu kapur dan HCl 4M didapatkan gas yang mengisi gelas ukur
sehingga air yang ada dalam gelas ukur terdorong keluar. Gas CO 2 yang keluar di uji dengan
lilin menyala, menghasilkan lilin menjadi mati. Setelah itu, gas CO 2 disalurkan kedalam air
kapur atau Ca(OH)2 tidak berwarna sehingga menjadikan keruh. Tetapi berbeda saat gas CO2
dialirkan dalam larutan Ca(OH)2 lebih lama lagi menghasilkan larutan tidak berwarna.
Larutan tersebut kemudian dipanaskan maka akan menghasilkan larutan yang keruh. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :

CaCO3 (l) + 2HCl (aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

Pada percobaan kedua bertujuan untuk mengetahui reaksi pembentukan gas CO.
Pertama, 1 mL larutan HCOOH dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian, ditambahkan
0,5 mL H2SO4 pekat yang tidak berwarna dicampurkan, lalu dipanaskan dengan pembakar
spritus maka akan dihasilkan gas CO. setelah itu diuji dengan lilin yang menyala padam saat
dimasukkan dalam tabung reaksi tersebut. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

HCOOH(aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + HSO4- (aq) + H2O (l) + H+

Pada percobaan ketiga bertujuan untuk memisahkan zat warna larutan Fuchsin dengan
arang tulang. Pertama, 1 sendok arang tulang yang berwarna hitam dimasukkan pada tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan Fuchsin yang berwarna merah kemudian larutan
tersebut dikocok sampai homogen. Setelah itu, disaring dengan kertas saring maka akan
didapatkan filtrat yang tidak berwarna dan residu yang berwarna hitam.

I. Pembahasan

Pada percobaan pertama bertujuan untuk mengetahui cara pembentukan gas karbondioksida.
Pertama, dengan memasukkan marmer/batu kapur 5 cm kedalam labu Erlenmeyer berpipa
samping, kemudian selang dihubungkan dengan gelas ukur yang sudah diletakkan dalam
baskom berisi air dengan posisi gelas ukur terbalik dan terisi penuh. Pada Erlenmeyer
ditambahkan HCl 4 M yang berupa larutan jernih tak berwarna sebanyak 10 mL lalu
disumbat dengan penyumbat. Dari percampuran antara batu kapur dan HCl 4 M didapatkan
gas yang mengisi gelas ukur sehingga air yang ada dalam gelas terdorong keluar. Gas yang
dihasilkan adalah gas CO2 karena berdasarkan reaski yang terjadi yaitu : CaCO 3 (l) + 2HCl
(aq) CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l). adanya gas CO2 ini dibuktikan dengan uji nyala
lidi pada gelas ukur yang terisi udara tadi, lidi awalnya menyala menjadi padam, ini
membuktikan sesuai dengan teori bahwa gas CO2 dapat membuat api pasam. Hal tersebut
terjadi karena CO2 adalah turunan karbon yang sudah teroksidasi maksimal, maka tidak dapat
bereaksi dengan oksigen

Setiap atom akan stabil karena dikelilingi 8 elektron. Pada CO2 ini 2 pasang electron
digunakan untuk karbon dan oksigen. Oleh karena itu ikatan rangkapnya 2, maka atom ini
stabil maka yang dapat menggantikan O2 dan CO2 yang dapat memadamkan api.

Selain dengan nyala lidi, terbentuknya gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya
warna larutan pada air kapur yang jernih tak berwarna setelah dialiri gas dari selang, warna
air kapur menjadi putih keruh. Kekeruhan yang dihasilkan menandakan adanya karbonat.
Karena reaksi yang terjadi adalah :

CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

Setelah dialiri gas CO2 ini dibuktikan dengan berubahnya warna larutan pada air kapur yang
jernih tak berwarna, karena dengan mengaliri karbon dioksida yang terlalu lama, kekeruhan
itu perlahan-lahan hilang akibat terbentuknya suatu hydrogen karbonat yang larut. Reaksi
yang terjadi adalah :

CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g) Ca2+ + 2HCO3-

Setelah mengaliri air kapur secara berlebihan, kemudia larutan dipanaskan. Saat
larutan dipanaskan reaksi yang terjadi yaitu :

Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3(s) + H2O (l) + CO2(g)


Berdasarkan reaksi tersebut larutan yang dipanaskan tadi akan berubah menjadi keruh
kembali karena gas CO2 dilepaskan kembali saat proses pemanasan dan CaCO 3 + H2O akan
bereaksi sehingga larutan menjadi keruh.

Pada percobaan selanjutnya yang bertujuan untuk mengetahui reaksi pembentukan


gas CO. pertama dengan memasukkan 1 mL HCOOH yang jernih tak berwarna kedalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan H2SO4 pekat yang jernih tak berwarna, larutan setelah
bercampur larutan menjadi jernih tak berwarna. Reaksi yang terjadi adalah :

HCOOH(aq) + H2SO4 (aq) CO (g) + HSO4- (aq) + H2O (l) + H+

Kemudian larutan dipanaskan, untuk mengetahui gas yang terbentuk larutan diuji
dengan lidi membara dan menyala. Pada proses pemanasan ini akan melepaskan gas CO. hal
ini dikarenakan pada saat pemanasan ikatan rangkap pada asam formiat berubah menjadi
ikatan tunggal. Pada lidi yang membara setelah dimasukkan dalam tabung reaksi lidi menjadi
padam. Pada lidi yang menyala, setelah dimasukkan dalam tabung reaksi menjadi padam,
sedangkan pada teori, jika larutan HCOOH pekat dan H2SO4 pekat bereaksi menghasilkan
karbon monoksida yang sangat beracun dilepaskan pada saat pemanasan, gas ini seharusnya
diperoleh nyala api biru yang khas. Api berwarna biru dikarenakan ikatan C yang belum
stabil, sehingga mengikat oksigen dan api tetap menyala.

Pada percobaan ketiga bertujuan untuk memisahkan zat warna dari larutan fuchsin
dengan arang tulang. Pertama larutan fuchsin yang berwarna merah yang dimasukkan dalam
tabung reaksi setelah ditambah dengan serbuk arang tulang berwarna hitam, larutan berubah
menjadi hitam pekat. Setelah larutan tersebut disaring menghasilkan residu dan filtrate,
dimana residu yang terdapat di kertas saring berubah serbuk arang yang berwarna hitam dan
menghasilkan filtrate, dimana residu yang terdapat di kertas saring berupa serbuk arang yang
berwarna hitam dan menghasilkan filtrate jernih tak berwarna. Pada percobaan ini arang
tulang mengadsorpsi zat warna pada larutan fuchsin yang mulanya larutan fuchsin berwarna
merah menjadi jernih tak berwarna. Adsorbsi menggunakan istilah adsorban dan adsorben,
dimana adsorben adalah penyerap dalam hal ini berupa arang tulang, sedangkan adsorban
adalah media yang diserap yaitu larutan fuchsin.

Arang tulang atau karbon memiliki daya adsorpsi (daya serap) tinggi karena mengalami
proses aktivasi kimia atau aktivasi uap dimana saat proses aktivasi tersebut gas hydrogen,
gas-gas lain dan kandungan uap airnya terlepas dari permukaan material karbon aktif. Karbon
aktif memiliki daya adsorpsi (daya serap) super tinggi. Rata-rata karbon aktif memiliki luap
permukaan 500-2000 m2/g. dimana semakin besar luas permukaan maka semakin banyak
partikel yang bisa diserap/diadsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif akan mengambil
senyawa organic dari cairan atau gas dengan cara adsorpsi. Pada proses adsorpsi, molekul
organic yang berada di fase gas cair, akan ditarik dan diikat kepermukaan pori karbon aktif,
ketika cairan atau gas tersebut melewati karbon aktif, disebut sebagai adsorben (zat yang
diserap). Setelah zat-zat organic dalam cairan/gas diserap (adsorbsi), kemudian zat organic itu
ditahan didalam permukaan karbon aktif. Oleh karena itu zata warna merah pada larutan
fuchsin diadsorpsi oleh arang sehingga setelah dilakukan penyaringan didapatkan filtart
berupa larutan jernih tak berwarna dan meninggalkan residu berupa sisa-sisa arang.

J. Diskusi

Pada percobaan kedua, 1 mL larutan asam formiat pekat dimasukkan kedalam


tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 0,5 mL larutan H2SO4 pekat, setelah itu dipanaskan
dengan pembakar spirtus sehingga dihasilkan sedikit gelembung pada larutan tersebut.
Diuji gas yang keluar pada larutan tersebut dengan lidi yang membara didapatkan bara lidi
padam.

Pada percobaan ini tidak menghasilkan nyala api berwarna biru saat gas CO diuji
dengan nyala api, hal ini dikarenakan kurang telitinya pengamat dalam mengamati
perubahan warna api. Selain itu dikarenakan pengamat tidak terampil dalam membakar
sehingga panas dalam tabung tidak menyeluruh dan gas yang keluar sangat sedikit
sehingga pengamat tidak mengamati gas yang keluar yang dibuktikan dengan nyala api
biru.

K. Kesimpulan
Karbon dapat membentuk senyawa-senyawa yaitu berupa CO2 dan CO serta
dapat mengadsorbsi warna. Gas CO2 dapat dibuat melalui reaksi antara CaCO3 dengan
HCl. Pembentukkan gas CO2 dapat diketahui dengan identifikasi menggunakan lilin
yang menyala akan padam saat dialiri gas CO2. Hal ini dikarenakan sifat CO2 yang
memadamkan api. Karbon juga dapat membentuk senyawa CO dibuktikan dengan lidi
yang menyala, namun pada percobaan kami lakukan padam.
Karbon mampu mengadsorpsi zat warna, ditunjukkan melalui percobaan yang
keempat yaitu zat warna pada larutan fuchsin (magenta) teradsorbsi menghasilkan
larutan yang jernih tidak berwarna.

L. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan mengapa air kapur yang keruh karena gas yang terjadi menjadi jernih dan
keruh kembali bila di panaskan !
Jawab: Karena pada saat air kapur + gas CO 2 menghasilkan endapan CaCO3
berwarna putih. Saat di beri CO2 berlebih larutan menjadi jernih karena
CaCO3(s) + CO2(g) + H2O(l) Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq) . Apabila di panaskan
akan keruh kembali, karena menghasilkan CaCO3 kembali sesuai dengan
persamaan reaksi Ca2+(aq) + 2HCO3-(aq) CaCO3(s) + H2O(l).

2. Pada permukaan air kapur terdapat lapisan putih keruh dan keras,apakah zat tersebut ?
Jawab: Lapisan putih, keruh dan keras yang terdapat pada permukaan air kapur
adalah CaCO3.
M. Daftar Pustaka
Keenan, Kleinfelter and Wood . 1999. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Terjemahan :
A. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta : Erlangga
Svehla, G. 1979. Buku Teks Analisis Anorganik Makro dan Semi Mikro Vogel bagian
II . Jakarta : Kalman Meda Pustaka.
Tim Kimia Dasar . 2016 . Penuntun Praktikum Kimia Dasar II . Surabaya : Unipress.

Surabaya, 10 Nopember 2014


Mengetahui Praktikan,
Dosen / Asisten Pembimbing

(...........................................) (......................................)
LAMPIRAN

Siapkan alat dan bahan


HCl 4 M

Asam Formiat pekat

Arang Tulang

Air kapur
Asam Sulfat Pekat

Larutan Fuchsin

Lilin

Spirtus
Korek

Lidi

Percobaan pertama

Masukkan batu
marmer kedalam
tabung reaksi berpipa
samping

Hubungkan selang
dengan gelas ukur
yang ada dalam
baskom dengan posisi
terbalik

Tambahkan HCl dan


tutup tubung reaksi
berpipa samping. Air
akan berkurang.

Diuji dengan lilin yang


menyala lilin akan mati
Diuji dengan air kapur,
air kapur akan keruh

Diuji dengan air kapur


agak lama, air kapur
akan jernih

Setelah itu larutan


dibakar, larutan akan
keruh

Percobaan 2

1 ml asam formia pekat


+ 0,5 ml asam sulfat
pekat
Diuji dengan lidi yang
menyala

Percobaan 3

Arang tulang
dimasukkan ke dalam
tabung reaksi

Ditambah larutan
fuchsin

Disaring dengan kertas


saring
Menghasilkan filtrat
tidak berwarna

Anda mungkin juga menyukai