Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PENGKAJIAN

B. Pengkajian Manajemen Asuhan KeperawatanProfesional (MAKP)


2. Mesin (M5)
SOP yang tersedia di Ruang Camar adalah sebagai berikut:

Tabel 2.39 SOP yang ada di Ruang Camar RSDI Kota Banjarbaru

No. Standar Operasional Prosedur (SPO)


1. SPO Mengukur Suhu Tubuh per Axila
2. SPO Menghitung Denyut Nadi
3. SPO Menghitung Pernapasan
4. SPO Mengukur Tekanan Darah
5. SPO Memandikan Pasien di Tempat Tidur
6. SPO Menjaga Kebersihan Rongga Mulut, Gigi pada Pasien Tidak Sadar
7. SPO Perawatan Mulut Klien Sadar
8. SPO Merawat Kateter Internus
9. SPO Pemeriksaan Fisik
10. SPO Merawat Dekubitus
11. SPO Mencuci Tangan
12. SPO Pemakaian Masker
13. SPO Pemakaian Sarung Tangan Steril
14. SPO Memberikan Posisi Fowlers
15. SPO Memberikan Posisi Supine
16. SPO Memberikan Posisi Lateral / Side Lying
17. SPO Memberikan Posisi Anti Trendelendberg
18. SPO Membantu Klien Untuk Duduk di Tempat Tidur
19. SPO Memindahkan Klien dari Tempat Tidur ke Kursi Roda
20. SPO Memindahkan Klien ke Kereta Dorong
21. SPO Membantu Klien Ambulasi
22. SPO Melatih ROM atau RPS
23. SPO Membantu Klien Untuk Mengatasi Nyeri
24. SPO Memberikan Kompres Es

5
25. SPO Memberikan Kompres Hangat
26. SPO Prosedur Pemberian Obat Oral
27. SPO Prosedur Pemberian Obat Mata
28. SPO Memasukkan Supositoria atau Cream Vagina
29. SPO Prosedur Pemberian Obat melalui Rektal
30 SPO Menghisap Obat dari Ampul
31. SPO Menghisap Obat dari Vial
32. SPO Memberikan Intracutan
33. SPO Memberi Suntikan Subcutan (S.C)
34. SPO Memberikan Suntikan Intra Muscular
35. SPO Memasukkan Obat Intravena Secara Bolus pada Infus
36. SPO Fungsi Vena untuk Pengambilan Darah
37. SPO Prosedur Pemasangan Infus
38. SPO Menghitung Tetesan Infus dan Memonitor Infus
39. SPO Mengganti Balutan Infus
40. SPO Prosedur Melepas Infus
41. SPO Prosedur Pemasangan Kateter Pria
42. SPO Prosedur Pemasangan Kateter Wanita
43. SPO Menyiapkan Klien untuk Biopsi Pleura/Paru
44. SPO Melakukan PPD Test
45. SPO Melakukan Fisioterapi pada Postural Drainage
46. SPO Melakukan Penghisapan Lendir Melalui Mulut, Hidung dan
Tracheostomy
47. SPO Menyiapkan Klien untuk Terapi Nebulizer
48. SPO Merawat Klien dengan Water Seal Drainage (WSD)
49. SPO Memasang Pipa Lambung (Naso Gastric Tube / NGT)
50. SPO Melakukan Bilas Lambung (Lavage)
51. SPO Menyiapkan Klien untuk Pemeriksaan EKG
51. SPO Memberikan Transfusi Darah
53. SPO Menyiapkan Klien untuk Pemeriksaan CT Scan
54. SPO Merawat Klien Sebelum dan Sesudah Pemeriksaan EEG
55. SPO Menyiapkan Klien dan Bahan untuk Pemeriksaan GDS
56. SPO Melakukan Pemeriksaan Gula Darah dengan Glucometer
57. SPO Melakukan Injeksi Insulin (Insulin Pen)

6
58. SPO Menyiapkan Klien untuk Pemeriksaan USG Ginjal
59. SPO Menyiapkan Klien untuk Pemeriksaan USG Kandung Kemih
60. SPO Penerimaan Pasien Baru
61. SPO Alur Pasien Pulang
62. SPO Pasien Dipindah Ke Ruang Lain Karena Alih Rawat
63. SPO Pasien Rawat Inap dari Poliklinik
64. SPO Pasien dipindah ke Ruang Lain Karena Perubahan Kelas
65. SPO Pelaksanaan Discharge Planning
66. SPO Timbang Terima Pasien

Tabel 2.40 Standar asuhan keperawatan


No. ASKEP
1. SAK Nyeri Akut
2. SAK Gangguan Rasa Nyaman
3. SAK Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
4. SAK Ketidakefektifan Pola Napas
5. SAK Gangguan Pertukaran Gas
6. SAK Penurunan Curah Jatung
7. SAK Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Keb. Tubuh
8. SAK Volume Cairan
9. SAK Diare
10. SAK Mual
11. SAK Intoleran Aktivitas
12. SAK Gangguan Mobilitas Fisik
13. SAK Defisit Perawatan Diri
14. SAK Gangguan Mobilitas Fisik
15. SAK Defisit Perawatan Diri
16. SAK Gangguan Pola Tidur
17. SAK Resiko Infeksi
18. SAK Hipertermia
19. SAK Kecemasan
20. SAK Gangguan Eliminasi Urine
21. SAK Resiko Trauma
22. Resiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan

Kegiatan penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan tindakan keperawatan


maupun medis dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) memerlukan lembar
penilaian berupa SOP tindakan keperawatan. Standar asuhan keperawatan sudah

7
dimiliki oleh ruang camar dalam 22 SAK yang tercantum akan tetapi RSID Kota
Banjarbaru belum memiliki panduan asuhan keperawatan untuk rumah sakit yang
dipakai pada ruang nantinya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Ruang Camar
RSDI Kota Banjarbaru, SOP yang ada di ruangan merupakan SOP yang lama dari
tahun 2015 serta masih banyak SPO yang tidak dimiliki oleh ruangan camar seperti
SPO penyusunan rekam medik, SPO persiapan untuk pasien yang akan dilakukan
pemeriksaan radiologi dan SPO kerjasama pelayanan rawat inap tenaga non
keperawatan dan tenaga keperawatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di ruangan, penilaian terhadap kesesuaian pelaksanaan tindakan keperawatan
maupun medis dengan SOP didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 2.41 Jumlah persentasi tindakan pada tanggal 05 s.d 07 Juni 2017
Jumlah Persentase kesesuaian
No Kegiatan
Tindakan dengan SOP (%)
1 Mengukur Tekanan Darah 4 69,07%
Memasukkan Obat Intravena
2 4 73,95%
Secara Bolus pada Infus
Rata-rata persentase SOP tindakan 71,51%

74%
73%
72%
71%
70%
69%
68%
67%
66%
Pemeriksaan Tanda Memasukkan Obat IV
Vital pada Infus

8
Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.436/MENKES/SK/VI/1993 dan
Standar asuhan keperawatan yang diberlakukan melalui SK Dirjen Yanmed
No.YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 landasan instrumen C yang di ukur adalah
Perawat di ruangan, berdasarkan hasil observasi di lapangan didapatkan bahwa
hampir semua tindakan dikerjakan oleh perawat ruangan.
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 03 - 05 Januari 2017, tindakan
keperawatan seperti mengukur tekanan darah dan memasukan obat intravena secara
bolus pada infus dilakukan oleh perawat ruangan di Ruang Camar. Hasil observasi
yang dilakukan pada tanggal 05-06-2017 sampai tanggal 06-06-2017 pada tindakan
memasukan obat intravena secara bolus pada infus didapatkan bahawa untuk
presentase sebesar 72,62% dan untuk perawatan luka adalah 66,45%. Dalam
melakukan injeksi perawat selalu memakai sarung tangan, tetapi sangat jarang
melakukan pembersihan dengan kapas alkohos pada area penyuntikan serta perawat
tidak ada mendokumentasikan hasil observasi pada area suntikan.
Berdasarkan hasil observasi Pemeriksaan Tekanan Darah yang dilakukan
oleh perawat ruangan di ruangan Camar memiliki persentase 66,45% jika
dibandingkan dengan SPO yang ada di ruangan. Pemeriksaan tekanan darah ini sudah
cukup baik dilakukan tetapi ada beberapa hal yang harus diperbaiki seperti hand
hygiene sebelum dan sesudah tindakan, karena sebagian kecil masih tidak
melakukan hand hygine sebelum ke pasien, serta menjelaskan prosedur tidak
dilakukan oleh perawat.
Hasil wawancara dari kepala ruang dan wakil kepala ruang adalah untuk letak
SPO pada ruangan di letakan pada meja nurse station dan pada setiap pagi
dibacakan indicator apa saja yang ada pada SPO dan pada ruang penyakit dalam
(Camar) memiliki SAK ruangan. Menurut wawancara kepala ruang camar di ruang
camar supervisi dilakukan oleh kepala ruang dan wakil kepala ruang dan oleh.

9
a. Hasil Penilaian Observasi Hand Hygiene 5 Moment Menurut WHO di
Ruang Penyakit Dalam (Camar) RSDI Kota Banjarbaru
MOMENT Perawat ( n = 10 )
Ya Tidak
Sebelum Kontak dengan Pasien
40% 60%
Sebelum Melakukan Tindakan
Aseptik 70% 30%
Setelah Terkena Cairan yang
Beresiko 100% 0%
Setelah Kontak dengan Pasien
70% 30%
Setelah Kontak dengan Lingkungan
Pasien 30% 70%

MOMENT Dokter Internsif ( n = 2 ) Dokter ( n = 1 )


Ya Tidak Ya Tidak
Sebelum Kontak
dengan Pasien 100% 0% 100% 0%
Sebelum
Melakukan 100% 0% 100% 0%
Tindakan Aseptik
Setelah Terkena
Cairan yang 100% 0% 100% 0%
Beresiko
Setelah Kontak
dengan Pasien 50% 50% 100% 0%
Setelah Kontak
dengan 50% 50%
Lingkungan
0% 100%
Pasien

Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dan dokter di ruangan


Camar dalam melakukan tindakan cuci tangan 5 moment memiliki persentase yang
cukup baik akan lebih baik di tingkat lagi dalam segi kepatuhan setelah kontak
dengan lingkungan pasien kebanyakan dokter dan perawat tidak melakukan cuci
tangan kembali saat kembali ke ruang perawatan.
Menurut wawacara kepala ruang di RSID Kota Banjarbaru memiki bagian
PPI untuk mengawasi tindakan pencegahan infeksi seperti cuci tangan enam
langkah dan lima moment dan pada ruangan sudah ada gambar anjuran untuk cuci
tangan lima moment untuk dapat dibaca oleh perawat.

10
Hasil Penilaian Kejadian Nyeri,Dekibitus dan Resiko Jatuh di Ruang Penyakit
Dalam (Camar) RSDI Kota Banjarbaru
1) Nyeri
Di ruangan Camar pada form pengkajian ruangan tidak ada lembar
pengkajian khusus, tetapi pengkajian nyeri terdapat diassement IGD
menggunakan nyeri skala 1-10. Pada hasil survey ke pasien dari 17 pasien
dengan menggunakan pengukuran nyeri skala 1-10 terdapat 8 orang yang
nyeri. Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan tidak ada pelatihan
khusus seperti manajemen nyeri.
8 100%
= 47.05% jumlah pasien yang mengalami nyeri
17

2) Dekubitus
Di ruangan Camar pada form pengkajian ruangan tidak di temukan
pengkajian Dekubitus, setelah dilakukan survey ke 17 pasien terdapat 2 orang
yang memiliki resiko dekubitus.
2 100%
= 11.76% jumlah pasien yang memiliki resiko dekubitus
17

3) Jatuh
Setelah dilakukan survey ke 17 pasien terdapat 8 orang yang memiliki resiko
jatuh. Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan, diruang camar sudah
mempunyai form pengkajian resiko jatuh dan setiap pasien yang memiliki
resiko jatuh akan dipasangkan gelang. Namun dari hasil observasi tidak
ditemukan pasien yang menggunakan gelang resiko jatuh.
8 100%
= 47.05 % pasien yang tidak menggunakan gelang resiko jatuh
17

11

Anda mungkin juga menyukai