Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan instan, junk food,
merokok dan minum kopi yang berlebihan, tidak pernah melakukan olah raga
serta gaya hidup yang selalu identik dengan narkoba dan alkohol maka segala
penyakit akan datang menyerang. Bermula dari kelebihan kolesterol, kelelahan
karena kurang istirahat, tingkat stres yang tinggi dan hipertensi maka timbullah
berbagai penyakit seperti stroke (Tarwoto, 2007).
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi
pada siapa saja dan kapan saja (Mutaqqin, 2008). Penyakit stroke sebenarnya
sudah tidak asing lagi bagi sebagian besarmasyarakat. Hal ini diakibatkan oleh
cukup tingginya insidensi (jumlah kasus baru) kasus stroke yang terjadi di
masyarakat. Insidensi stroke setiap tahun 15 juta orang di seluruh dunia
mengalami stroke. Sekitar lima juta menderita kelumpuhan permanen.
Dikawasan Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang mengalami stroke (WHO,
2010).
Prevalensi Stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1
per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tertinggi di Sulawesi Utara
(10,8%), diikuti Yogyakarta (10,3%). Bangka belitung dan DKI Jakarta masing-
masing 9,7 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan terdiagnosis tanda dan gejala
tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%). Yogyakarta (16,6%), diikuti Jawa
Timur sebesar 16 per mil. Prevalensi penyakit Stroke akan terjadi peningkatan
berdasarkan bertambahnya umur, tertinggi ≥ 75 tahun laki-laki (43,1%) dan
perempuan (67,0%) (Riskesdes, 2013). Sedang pada prevalensi stroke non
hemoragik pada tahun 2009 sebesar 0,09%, mengalami penurunan bila
2

dibandingkan prevalensi tahun 2008 sebesar 0,11%. Prevalensi tertinggi adalah


di Kota Surakarta sebesar 0,75%. Di Indonesia, setiap 1000 orang, delapan orang
diantaranya terkena stroke (Depkes, 2011).
Salah satu pemeriksaan motorik untuk pasien stroke yaitu motor assessment
scale for stroke (MAS). MAS di desain untuk memenuhi beberapa tujuan seperti,
memberikan hasil yang objektif tanpa penggunaan peralatan yang mahal dan
mengukur kemampuan terbaik dari pasien. MAS memiliki 8 poin pemeriksaan
seperti terlentang lalu berbaring ke samping lalu ke sisi yang intak, terlentang
lalu duduk ke samping tempat tidur, duduk dengan seimbang, duduk ke berdiri,
berjalan, fungsi lengan atas, pergerakan tangan dan aktivitas tangan lanjutan
(Steven, 2008).
Penanganan medis perlu dilakukan sejak fase akut, yakni mulai pertama kali
terserang stroke hingga tujuh hari. Tujuannya adalah antara lain mencegah
terjadinya serangan ulang, meminimalkan cedera otak, dan menghindari
komplikasi. Jika individu menderita stroke berat pada bagian otak yang
mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler pasien dapat meninggal
(Darmawan, 2011).
Bedasarkan kasus diatas maka penulis meangkat kasus stroke ini dikarenakan
melihat dari data prevalensi penderita stroke mengalami peningkatan yang tinggi.
Hal ini dibuktikan dari hasil data prevalensi penyakit stroke RSUD. Abdul
Wahab Syahranie Samarinda di tahun 2017 sebanyak penderita. Selain itu, dalam
menangani masalah klien dengan stroke dengan cara memberikan dukungan dan
asuhan keperawatan kepada klien stroke. Berdasarkan alasan tersebut penulis
mengangkat kasus tentang perawatan klien dengan stroke sebagai bahan karya
tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. M dengan
Stroke Non Haemoragik” di Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab Syahranie
Samarinda.
B. Ruang Lingkup Bahasan
a. Lingkup Mata Kuliah
3

Asuhan keperawatan pasien dengan Stroke Non Hemoragik ini merupakan


bagian dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III sistem persarafan.
b. Lingkup Kasus
Asuhan keperawatan diberikan pada satu pasien Ny.”M” dengan Stroke Non
Hemoragik.
c. Lingkup Waktu
Asuhan keperawatan dilaksanakan selama 1 x 24 jam mulai tanggal 02 Juli
2018 tanggal 04 Juli 2018.
d. Lingkup Tempat
Asuhan keperawatan Ny ”M” dilaksanakan di Ruang Cemapaka RSUD Abdul
Wahab Syahranie Samarinda.
e. Lingkup Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan Ny.”M” dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang
Cempaka RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan keperawatan, pelaksanaan, evaluasi dan
dokumentasi.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Memperoleh pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan Keperawatan Ny
”M” dengan Stroke Non Hemoragik di Ruang Cempaka RSUD Abdul Wahab
Syahranie Samarinda dengan menggunakan proses keperawatan.

2. Tujuan khusus :
Melaksanakan pengkajian, merumuskan diagnosa, membuat perencanaan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mendokumentasikan tindakan keperawatan
pada Ny”M” dengan Stroke Non Hemoragik di RSUD Abdul Wahab
Syahranie Samarinda.
Mampu menganalisis kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan
termasuk faktor pendukung dan penghambat serta mampu memberikan
alternatif pemecahannya.
D. Metode Penulisan
1. Metode Pembuatan Studi Kasus
4

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dalam bentuk laporan studi
kasus yaitu memaparkan suatu masalah serta pemecahan masalah dalam
waktu tiga hari yang dilakukan secara langsung.
2. Metode pengumpulan data
Pengumpulan data menurut Nursalam (2006) dibagi menjadi dua yaitu:
a. Data primer dengan cara :
1) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Untuk mendapatkan data tentang pergerakan, perbedaan bentuk
dan panjang. inspeksi dapat dilakukan dengan cara: melihat,
mendengar dan sebagai penghidu agar dapat mendeteksi
karateristik normal atau tanda fisik terutama bagian dan fungsi
tubuh.
b) Palpasi
Untuk mendapatkan data keras dan lembeknya otot. Palpasi dapat
di lakukan dengan cara menggunakan kedua tangan untuk
menyentuh bagian tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitif
terhadap tanda khusus fisik.
c) Perkusi
Dapat di lakukan dengan cara mengetuk permukaan tubuh dengan
jari untuk menghasilkan getaran yang menjalar melalui jaringan
tubuh.
d) Auskultasi
Dapat di lakukan dengan cara mendengarkan bunyi yang
berbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi perbedaan dan
normalnya
2) Wawancara
Merupakan tanya jawab kepada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
yang dilakukan untuk memperoleh data subyektif tentang masalah
keperawatan yang dihadapi pasien.
3) Observasi
Mengamati secara langsung perilaku dan keadaan pasien untuk
memperoleh data tentang kesehatan dan perawatan. Observasi
5

dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indera lainnya


seperi sentuhan, pendengaran dan penciuman.
b. Metode pengumpulan data sekunder
Untuk mendapatkan data sekunder menggunakan sumber informasi yang
ada yaitu studi dokumentasi dari status pasien atau catatan medik.
E. Sistematika Penulisan
1. Bab I Pendahuluan

Meliputi latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan, manfaat,


metode serta sistematika penulisan.

2. Bab II Tinjauan Teori

Meliputi gambaran umum Stroke Hemoragik yang terdiri dari pengertian,


anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,pathway, klasifikasi, manifestasi klinis,
komplikasi, penatalaksanaan, prognosis dan gambaran umum asuhan keperwatan
yang terdiri dari teori proses keperawatan dan penerapan asuhan keperawatan.

3. Bab III Tinjauan Kasus

Meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi.

4. Bab IV Pembahasan

Menerangkan kesenjangan antara teori dengan kasus nyata disertai faktor


pendukung dan penghambat meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi keperawatan.

5. Bab V Penutup
6. Kesimpulan dan saran
7. Daftar Pustaka
8. Lampiran
6

Anda mungkin juga menyukai