Anda di halaman 1dari 4

1.

Jenis the berdasarkan cara pengolahannya

Pada dasarnya ada tiga macam pengolahan teh (Camellia cinensis), yaitu teh hijau, pada
pengolahannya tidak mengalami fermentasi, teh oolong yang pada pengolahannya mengalami
fermentasi sebagian (semi ferementasi), dan teh hitam yang mengalami fermentasi penuh. Secara
garis besar pemgolahan teh hijau terdiri atas proses pelayuan, penggulungan dan pengeringan.
Pelayuan dimaksudkan untuk menonaktifkan enzim polifenol oksidase dan mempermudah
penggulungan daun. Pada umumnya pelayuan dilakukan dengan menggunakan aliran udara panas
suhu 80-100oC, sampai daun berwarna hijau cerah, lemas hingga mudah digulung dan mengeluarkan
bau khas (Suprianto, 2014).

2. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang memiliki rasa asin,
mudah larut air, dan tidak higroskopis. Natrium bikarbonat pada RH di atas 85% akan cepat
menyerap air di lingkungannya dan akan menyebabkan dekomposisi dan hilangnya
karbondioksida sehingga sebagai bahan effervescent diperlukan penyimpanan yang rapat. (Juita,
2008) Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam sistem effervescent.
Senyawa ini larut sempurna dalam air dapat dimakan dan digunakan secara luas dalam produk
makanan sebagai soda kue. Natrium bikarbonat merupakan alkali natrium yang paling lemah,
mempunyai pH 8,3 dalam larutan air dalam konsentrasi 0,85%. Zat ini menghasilkan kira-kira
52% karbondioksida (Siregar dan Wikarsa, 2010).

3. Asam sitrat
Asam sitrat adalah asam makanan yang paling umum digunakan. asam sitrat memiliki
keunggulan yaitu mudah didapat, melimpah, relatif tidak mahal, sangat mudah larut, memiliki
kekuatan asam yang tinggi. Natrium bikarbonat merupakan sumber utama karbondioksida dalam
sistem effervescent. Keunggulannya adalah larut sempurna dalam air, tidak higroskopis, tidak mahal,
banyak tersedia dipasaran dan dapat dimakan (Siregar, 2007).
Menurut Munaro (2002), asam sitrat berfungsi untuk memberikan cita rasa asam, menurunkan
pH bahan, dan berperan sebagai chelating dan sequestering agent. Pada pembuatan sari buah naga
ini asam sitrat berfungsi untuk memberikan sedikit cita rasa asam dan menurunkan pH sehingga
dapat meningkatkan daya awet produk. Hal ini dikarenakan pada pH rendah, beberapa mikroba
perusak tidak dapat bertahan hidup.
Menurut Wong (1989), asam sitrat biasanya ditambahkan pada bahan makanan yang
kandungan asamnya rendah. Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan
sehingga menjadi lebih rendah. Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah
(kurang dari 4.6) mikroorganisme berbahaya seperti Clostridium botulinum akan sulit untuk tumbuh
dan berkembang (Wong, 1989). Menurut Winarno 14
(1997), asam sitrat juga dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi
after taste yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan asam sitrat banyak digunakan dalam industri
minuman.

4. Sni teh

Tabel 2.1 Syarat Kriteria uji Satuan Persyaratan


Mutu Teh Kering
dalam Kemasan
Menurut SNI
3836:2013 No
1 Keadaan air seduhan
1.1 Warna - Khas produk teh
1.2 Bau - Khas produk teh
1.3 Rasa - Khas produk teh
2 Kadar polifenol % Min. 5.2
(b/b)
3 Kadar air (b/b) % Maks. 8,0
4 Kadar ekstrak % Min. 32
dalam air (b/b)
5 Kadar abu total % Maks. 8,0
(b/b)
6 Kadar abu larut % Min. 45
dalam air dari
abu total (b/b)
7 Kadar abu tak % Maks. 1,0
larut dalam asam
(b/b)
8 Alkalinitas abu % 1-3
larut dalam air
(sebagai KOH)
(b/b)
9 Serat kasar % Maks. 16,5

5. Kristalisasi
Menurut Brown (1978) kristalisasi adalah suatu proses pembentukan kristal dari larutannya dan
kristal yang dihasilkan dapat dipisahkan secara mekanik. Kristalisasi merupakan peristiwa
pembentukan partikel-partikel zat padat dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat
terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan), maka sistem akan
mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut (Dewi dan Ali, 2003)
Kristalisasi senyawa dalam larutan langsung pada permukaan transfer panas dimana kerak terbentuk
memerlukan tiga faktor simultan yaitu konsentrasi lewat 8 jenuh (supersaturation), nukleasi
(terbentuknya inti kristal) dan waktu kontak yang memadai. Pada saat terjadi penguapan, kondisi
jenuh (saturation) dan kondisi lewat jenuh (supersaturation) dicapai secara simultan melalui
pemekatan larutan dan penurunan daya larut setimbang saat kenaikan suhu menjadi suhu penguapan.
Pembentukan inti kristal terjadi saat larutan jenuh, kemudian sewaktu larutan melewati kondisi lewat
jenuh beberapa molekul akan bergabung membentuk inti kristal. Inti kristal ini akan terlarut bila
ukurannya lebih kecil dari ukuran partikel kritis (inti kritis), sementara itu kristal-kristal akan
berkembang bila ukurannya lebih besar dari partikel kritis. Apabila ukuran inti kristal menjadi lebih
besar dari inti kritis, maka akan terjadi pertumbuhan kristal.

6. The instan
Teh Instan Teh instan merupakan hasil olahan teh yang bertujuan untuk
menyederhanakan proses pembuatan seduhan teh. Selain itu, pembuatan bentuk ini juga
dapat meningkatkan nilai teh mutu rendah yang dihasilkan dari proses pembuatan teh
hitam yang tidak mungkin diekspor dan merupakan hasil sampingan yang murah di
pasaran lokal (Ciptadi & Nasution 1979 diacu dalam Sharief 2006). Di Indonesia, teh
instan belum banyak diproduksi sedangkan pangsa pasar dan peluang cukup besar, baik
teh hitam maupun teh hijau

Menurut Rohdiana (2006) proses pembuatan teh instan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu
ekstraksi, pengeringan dan granulasi. Sebelum proses ekstraksi, teh diperkecil ukuran
partikelnya terlebih dahulu untuk memperoleh hasil ekstraksi yang optimal. Teh
diekstraksi dengan air mendidih selama 20 menit dengan perbandingan 1:7 b/v. Ekstrak
disaring menggunakan filter yang selanjutnya dikeringkan menggunakan pengering
semprot (spray dryer) ataupun dengan teknik mikrokristalisasi. Ekstrak teh kering yang
dihasilkan dari pengering semprot biasanya bersifat higroskopis dan mempunyai tingkat
kelarutan yang rendah. Untuk memperbaiki sifat tersebut salah satu cara yang dapat
ditempuh 6 adalah melalui teknik granulasi. Bagan alir proses pembuatan teh instan
tertera
7.
Serbuk effervescent adalah serbuk yang mengandung unsur obat dalam campuran yang kering,
biasanya terdiri dari natrium bikarbonat, asam sitrat,dan asam tartrat, yang jika ditambah dengan air
maka asam dan basanya bereaksi membebaskan karbondioksida sehingga menghasilkan gelembung
gas yang menimbulkan efesmenyegarkan di sediaan serbuk effervescent. Pembuatan sediaan
effervescent, biasanya dibuat dalm bentuk granul atau partikel kasar, sehingga dalam pembuatan
serbuk effervescent daun binahong dibuat granul agar tidak cepat lembek (Ansel, 1989).
1. Dalam pembuatan sediaan effervescent biasanya ditambahkan dua jenis asam yaitu asam
sitrat dan asam tartrat, jika hanya digunakan asam sitrat saja maka menghasilkan campuran
yang lengket dan granul akan sulit terbentuk dan jika hanya ditambahkan asam tartrat saja
maka granul yang dihasilkan akan mudah rapuh (Ansel, 1989).
Brown, G. G. 1978. Unit Operasi. John Willey and Sons. Tokyo.
Cabrera C, Artacho R and Gime R.2006.Beneficial Effects of Green T. Journal of the American College
of Nutrition. 25(2): 7999
Dewi, D.F., dan M. Ali. 2003. Penyisihan Fosfat dengan Proses Kristalisasi dalam Reaktor
Terfluidasi Menggunakan Media Pasir Silika. Jurnal Purifikasi. Vol.4. No.4. 151-156.

Goutara dan Wijandi, 1975, Dasar Pengolahan Gula, Fatemeta IPB Bogor.

Hilal Y, U. Engelhardt. 2007. Characterisation of white tea comparison t green and black tea.

Braunschweig University, Department of Food Chemistry, Braunschweig, Germany.


Linsley, R.K and J., Franzini. 1991. Teknik Sumber Daya Air. Terjemahan Djoko Sasongko.
Erlangga. Jakarta.
Martin, A., Swarbick, J., dan A Camarata. 1993. Farmasi Fisik 2. Edisi III. Jakarta: UI Press. Pp.
940-1010, 1162.
Rohdiana, D. 2006. Menyeduh teh dengan baik, benar dan menyehatkan.
http://www.pikiranrakyat.com (20 Januari 2013).
Rohdiana, D. 2006. Menyeduh teh dengan baik, benar dan menyehatkan.
http://www.pikiranrakyat.com (20 Januari 2013).
Saleh, E., Siregar, Z. & Siregar, M. E. S. 2008. Penggunaan Berbagai Level Enzim Rennet,
Suhu, dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas Fisik Keju Dari Susu Kerbau. Jurnal
Agribisnis Peternakan. 4(3)
Sharief, D. A. 2006. Optimasi proses ekstraksi dan pengeringan semprot pada Teh hijau instan.
(Skripsi). Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S., 2010, Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar- Dasar Praktis,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 54 55, 98 115.
Sujayanto, G. 2008. Khasiat Teh Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Flona Serial Oktober(I): hal. 34-
38.
Sears, Zemansky. 1982. Fisika Untuk Universitas 1. Cetakan keempat. Binacipta: Bandung.
Wong, D.W.S. 1989. Mechanism and Theory in Food Chemistry. New York: Van Nostrand
Reinhold.

Anda mungkin juga menyukai