Anda di halaman 1dari 3

Pabrik Kopi Banaran merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terletak di

Dusun Banaran, Desa Ge,awing, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah
dan merupakan salah satu unit kerja dari PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero). Kebun Kopi
Banaran merupakan industri kopi yang didirikan oleh Pemerintahan Belanda di Indonesia pada
masa penjajahan Belanda. Kebun kopi Banaran dididirikan sejak tahun 1898 yang dikelola oleh
FA. HG. Th. Crone berkedudukan di Amsterdam, Belanda dengan nama CO. Kopi Banaran
(Cultur Onderneming Kopi Banaran) dan berkantor pusat di Semarang. Selain kebun kopi
banaran, terdapat beberapa kebun lainnya yang dikelola oleh FA. HGG. Th. Crone. Kebun-kebun
tersebut antara lain kebun Ngobo, kebun Jatirunggo, kebun Assinan dan kebun Batujamus.

Buah kopi yang di letakkan dalam bak penampung, kopi yang terdapat di dalam bak penampung
akan dialirkan menuju bak siphon dengan bantuan air mengalir. Tujuan proses pada Bak Siphon,
yaitu memisahkan buah kopi superior dan buah kopi inferior serta kontaminan yang berasal dari
kebun. Setelah itu buah kopi dialirkan dari bak penampung menuju bak siphon setelah sekat
pemisah dibuka dan kopi akan mengalir. Saat buah kopi mengalir ke bak shipon, ada beberapa
pekerja yang bertugas untuk membersihkan benda kontaminan seperti ranting, daun, tali, plastik,
karung plastik, puntung rokok, bunga kopi dan lain-lain selain buah kopi.
Selanjutnya di lakukan pulping, pulping merupakan tahap lanjutan dari proses sortasi basah, di
mana tahap ini menggunakan alat yang disebut dengan Raung Pulper. Raung Pulper bertujuan
untuk mengupas kulit dan daging buah kopi dan menghilangkan lendir pada biji kopi sehingga
dihasilkan biji kopi HS (Horn Skin). Setelah proses pada Raung Pulper berakhir kemudian kopi
di dorong dengan menggunakan alat yang disebut dengan Solid Pump. Solid pump merupakan
alat menghisap dan mengalirkan kopi HS hasil pulping ke viss atau masson drayer, serta
mengalirkan kulit kopi ke bak penampungan limbah
Selanjutnya pengeringan, cara untuk menghilangkan sebagian besar air dari suatu bahan dengan
bantuan energi panas dari sumber alami dan buatan. Tujuan dari pengeringan adalah menurunkan
kadar air biji kopi HS basah menjadi 9%-12%. Kadar air yang rendah dapat meningkatkan umur
simpan dan meningkatkan cita rasa kopi. Pabrik kopi Banaran menerapkan dua teknik
pengeringan yaitu pengeringan manual (Viss Dryer) dan pengeringan mekanik (Masson Dryer).
Pada proses pengeringan ini yang membedakan jenis kopi RWP atau RDP. Untuk proses RWP
menggunakan mesin Masson Dryer. Mesin ini berbentuk tabung yang berputar secara mekanis
dengan menggunakan motor listrik. Tujuan dari pengeringan menggunakan Mason dryer adalah
untuk mengeringkan kopi HS basah hingga kadar air 9-12%. Kapasitas mesin masson dryer yaitu
15 ton. Mason dryer adalah untuk mengeringkan kopi HS basah hingga kadar air 9-12%.
Kapasitas mesin masson dryer yaitu 15 ton. Masson dryer lebih efisien daripada Vis dryer dari
sisi tenaga kerja dan waktu pengeringan. Kopi HS kering dari ruang pengering dibawa menuju
ruang Huller dengan bantuan gerobak atau konveyor. Huller merupakan sebuah mesin yang
digunakan untuk mengupas kulit tanduk dan kulit ari biji kopi (setelah dikeringkan) sehingga biji
kopi yang dihasilkan siap untuk proses selanjutnya. Karung kopi diusahakan dalam posisi yang
pas pada saat pengangkutan manual menggunakan gerobak agar tidak terjadi human error seperti
jatuhnya karung saat menuju pengangkutan keatas lantai yang dapat membahayakan pegawai.
Selanjutnya yaitu sortasi, Sortasi bertujuan untuk memisahkan biji kopi kering secara visual
berdasarkan mutu, yaitu mutu 1, mutu 4, mutu lokal, mutu DP (Dry Proses) dan kopi gelondong
serta menghilangkan kotoran yang terbawa saat proses penggrebusan. Biji kopi cacat yang
dimaksudkan adalah biji kopi yang pecah, biji hitam, biji kopi bolong, dan biji kopi yang masih
menyisakan kulit ari. Biji kopi yang pecah dan hitam akan dikelompokan ke dalam kopi lokal,
sedangkan biji kopi yang bolong akan dikelompokan ke dalam kopi mutu 4. Untuk kopi yang
tidak cacat akan dikelompokkan ke dalam kopi mutu 1. Biji kopi yang telah disortir dan diayak
sesuai dengan mutu dan ukuran, selanjutnya dilakukan pengepakan ke dalam karung baru.
Tujuan dari pengepakan ini antara lain untuk menjaga mutu, mengamankan dari serangan hama
dan penyakit, mempermudah penghitungan jumlah, identifikasi dan pengangkutan. Pengepakan
biji kopi ini menggunakan jenis karung goni yang memiliki 2 kapasitas dengan ukuran yang
berbeda. Ada dua macam karung goni yang digunakan yaitu karung goni berkapasitas 60 kg
untuk biji kopi yang akan di ekspor ke luar negeri, dan karung berkapasitas 80 kg untuk biji kopi
lokal. Adapun syarat karung yang digunakan adalah Karung baru HC Green Oil
Vegetable,ukuran karung adalah 110 x 74 cm (80 kg), 91 x 74 (60 kg), kondisi karung harus baik
dan memberi label sesuai kualitas dengan cara disablon.

Anda mungkin juga menyukai