Anda di halaman 1dari 14

PAPER PENGEMASAN PADA PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN

SERTA PANGAN KERING DAN BASAH


Sebagai tugas mata kuliah Pengemasan Lembar Kerja 1

KELAS TIP A
Kelompok 3
Oleh :
1. Faisal Ammar Febryan (151710301015)
2. Alfian Nashrulloh F. (151710301041)
3. Septy Tri Wahyuni (151710301048)
4. Ferdino Mirza Palevi (151710301051)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan makanan dan minuman saat ini sangat pesat dengan
munculnya berbagai macam jenis makanan dan minuman, baik untuk dikonsumsi
langsung maupun yang dapat bertahan lama atau dikemas untuk jangka waktu
yang lama sehingga diperlukan sistem pengemasan produk pangan. Budaya
kemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan
bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali
dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya.
Kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang
dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya
kemasan yang dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan dan
melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik
seperti gesekan, benturan dan getaran.
Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk
tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan
gelombang karton. Hasil-hasil pertanian yang dapat dimakan oleh manusia berasal
dari sumber hewani dan nabati. Hasil pertanian itu dapat dikonsumsi dalam
bentuk bahan mentah atau matang. Persiapan suatu hasil pertanian menjadi bentuk
yang dapat dimakan melibatkan beberapa proses pengolahan. Di dalam proses
pengolahan makanan terjadi perubahan-perubahan fisik maupun kimiawi yang
dikehendaki maupun tidak dikehendaki. Selanjutnya setelah melalui beberapa
proses pengolahan, makanan tersebut tentunya akan mengalami kondisi yang
tidak stabil dan terus mengalami perubahan. Maka dari itu sangat diperlukan
pemilihan pengemasan yang tepat untuk itu sehingga masa simpan bahan pangan
dapat ditingkatkan dan nilai gizi bahan pangan masih dapat dipertahankan. Oleh
karena itu, tujuan pembuatan paper ini yaitu untuk mengetahui kelengkapan
kemasan dan kerusakan yang terjadi terhadap lingkungan maupun pengaruh yang
lain pada produk makanan dan minuman serta pangan kering dan basah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kelengkapan kemasan pada produk makanan, minuman, kering
dan basah?
2. Bagaimana kerusakan yang terjadi pada kemasan serta penyebabnya pada
produk makanan, minuman, kering, dan basah?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kerusakan kemasan produk
makanan, minuman, kering, dan basah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas didapatkan tujuan pembuatan paper ini
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kelengkapan kemasan pada produk makanan,
minuman, kering dan basah.
2. Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada kemasan serta
penyebabnya pada produk makanan, minuman, kering, dan basah.
3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan terhadap kerusakan kemasan
produk makanan, minuman, kering, dan basah.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Kelengkapan Kemasan


Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dengan jelas
tentang semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli
bahwa produk tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merk
produk lain yang sejenis. Informasi yang diberikan pada label tidak boleh
menyesatkan konsumen. Pada label kemasan, khususnya untuk makanan dan
minuman, sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut (Undang-Undang RI
No. 7 tahun 1996 tentang Pangan):
a. Nama produk
Disamping nama bahan pangannya, nama dagang juga dapat dicantumkan.
Produk dalam negeri ditulis dalam bahasa Indonesia, dan dapat ditambahkan
dalam bahasa Inggris bila perlu. Produk dari luar negeri boleh dalam bahasa
Inggris atau bahasa Indonesia.
b. Daftar bahan yang digunakan
Ingradien penyusun produk termasuk bahan tambahan makanan yang
digunakan harus dicantumkan secara lengkap. Urutannya dimulaid ari yang
terbanyak, kecuali untuk vitamin dan mineral. Beberapa perkecualiannya adalah
untuk komposisi yang diketahui secara umum atau makanan dengan luas
permukaan tidak lebih dari 100 cm2, maka ingradien tidak perlu dicantumkan.
c. Berat bersih atau isi bersih
Berat bersih dinyatakan dalam satuan metrik. Untuk makanan padat
dinyatakan dengan satuan berat, sedangkan makanan cair dengan satuan volume.
Untuk makanan semi padat atau kental dinyatakan dalam satuan volume atau
berat. Untuk makanan padat dalam cairan dinyatakan dalam bobot tuntas.
d. Nama dan alamat produsen
Label pada kemasan produk makanan maupun minuman harus
mencantumkan nama dan alamat pabrik pembuat atau pengepak atau importir.
Untuk makanan impor harus dilengkapi dengan kode negara asal. Nama jalan
tidak perlu dicantumkan apabila sudah tercantum dalam buku telepon.
e. Keterangan tentang halal
Pencantuman tulisan halal diatur oleh keputusan bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Agama Mo. 427/MENKES/SKB/VIII/1985. Makanan
halal adalah makanan yang tidak mengandung unsur atau bahan yang
terlarang/haram dan atau yang diolah menurut hukum-hukum agama Islam.
Produsen yang mencantumkan tulisan halal pada label atau penandaan makanan
produknya bertanggung jawab terhadap halalnya makanan tersebut bagi pemeluk
agama Islam. Saat ini kehalalan suatu produk harus melalui suatu prosedur
pengujian yang dilakukan oleh tim akreditasi oleh LP POM MUI, badan POM dan
Departemen Agama.
f. Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.
Umur simpan produk pangan biasa dituliskan sebagai :
Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat
dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi
kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba)
setelah tanggal yang tercantum terlewati.
Permenkes 180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal, bulan dan
tahun kadaluarsa wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah pencantuman
best before atau use by. Produk pangan yang memiliki umur simpan 3 bulan
dinyatakan dalam tanggal, bulan, dan tahun, sedang produk pangan yang memiliki
umur simpan lebih dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun.
g. Kode Produksi
Kode produksi meliputi : tanggal produksi dan angka atau huruf lain yang
mencirikan batch produksi. Produk-produk yang wajib mencantumkan kode
produksi adalah :
- susu pasteurisasi, strilisasai, fermentasi dan susu bubuk
- makanan atau minuman yang mengandung susu
- makanan bayi
- makanan kaleng yang komersial
- daging dan hasil olahannya
h. Petunjuk cara penggunaan
Diperlukan untuk makanan yang perlu penanganan khusus sebelum
digunakan sedangkan petunjuk penyimpanan diperlukan untuk makanan yang
memerlukan cara penyimpanan khusus, misalnya harus disimpan pada suhu
dingin atau suhu beku.
i. Nilai gizi
Diharuskan dicantumkan bagi makanan dengan nilai gizi yang
difortifikasi, makanan diet atau makanan lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan. Informasi gizi yang harus dicantumkan meliputi : energi, protein,
lemak, karbohidrat, vitamin, mineral atau komponen lain. Untuk makanan lain
boleh tidak dicantumkan.
j. Tulisan atau pernyataaan khusus
Tulisan atau pernyataan khusus harus dicantumkan untuk produk-produk
seperti contoh sebagai berikut :
- Susu kental manis, harus mencantumkan tulisan : Perhatikan, Tidak cocok
untuk bayi
- Makanan yang mengandung bahan yang berasal dari babi harus diulis:
MENGANDUNG BABI
- Susu dan makanan yang mengandung susu
- Makanan bayi
- Pemanis buatan
- Makanan dengan Iradiasi ditulis : RADURA dan logo iradiasi
- Makanan Halal, tulisan halal ditulis dalam bahasa Indonesia atau Arab
Tabel 1. Persyaratan Yang Memenuhi Pada Kemasan Produk Makanan dan
Minuman Serta Pangan Kering dan Basah
Produk

Potato Tepung
No. Persyaratan
French Yakult Bumbu Keju
Fries Sajiku
1 Nama Produk
2 Daftar bahan
3 Berat Bersih
4 Nama dan
Alamat Produsen
5 Keterangan Halal
6 Tanggal
Kadaluwarsa
7 Kode Produksi
8 Petunjuk Cara
Penggunaan -
9 Nilai gizi -
10 Tulisan atau
Pernyataan
Khusus

a. Potato French Fries


Potato French Fries 2000 adalah makanan ringan yang biasa disebut snack.
Potato French Fries adalah salah satu bentuk makanan ringan dan kering. Bentuk
dari makanan ini yaitu renyah dan gurih dengan ukuran panjang dan kecil
sehingga mudah hancur apabila tidak dikemas dengan baik. Pada label kemasan
potato French Fries terdapat informasi lengkap yang meliputi tentang nama
produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan alamat produsen,
keterangan halal, tanggal kedaluwarsa, kode produksi, petunjuk cara penggunaan,
informasi nilai gizi dan tulisan pernyataan khusus dari perusahaan French fries.
Kekurangan pada label kemasan French Fries ini yaitu tidak terdapat petunjuk
cara penggunaan. Kekurangan tersebut dapat berpengaruh pada konsumen yang
tidak dapat mengetahui cara mengkonsumsi Potato French Fries tersebut
dikarenakan didalam kemasan Potato French Fries terdapat saus sambal sebagai
pendamping potato. Pada komposisi makanan French Fries 2000 ini juga tidak
terdapat bahan-bahan yang terindikasi membahayakan, dan makanan French Fries
2000 sudah lulus BPOM sehingga makanan ini sudah aman dan layak untuk
dipasarkan. Pada kemasan French Fries 2000 juga sudah menggunakan dua
bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, sehingga sudah menjangkau
untuk di ekspor ke seluruh Negara. French Fries 2000 dibungkus dengan
menggunakan plastic yang berisi udara. Kemasan plastik tersebut merupakan
kemasan primer, karena digunakan untuk mengemas snack taro secara langsung.
Menurut hasil identifikasi, kemasan French Fries 2000 tersebut sudah bagus,
layak untuk produk snack taro. Pada bungkus kemasan French Fries 2000 juga
sudah tertera dengan jelas dan lengkap semua informasi mulai dari berat bersih
hingga kode produksi dan lain sebagainya. Sehingga kemasan sudah memenuhi
syarat kemasan dan fungsi kemasan sebagai media komunikasi dan penarik minat
konsumen.
b. Yakult
Pada label kemasan yakult terdapat informasi lengkap yang meliputi tentang
nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan alamat
produsen, keterangan halal, tanggal kedaluwarsa, kode produksi, petunjuk cara
penggunaan, informasi nilai gizi dan tulisan pernyataan khusus dari yakult. Pada
kemasan yakult ini juga terdapat cara penyimpanan produk karena minuman
yakult sendiri mempunyai sifat dalam komposisi bahannya yang mudah rusak
apabila diletakkan dalam udara panas, maka dari itu produk yakult ini disarankan
untuk disimpan dalam lemari pendingin. Kelengkapan kemasan yang dimiliki oleh
produk yakult yaitu terdapat kemasan primer, sekunder dan tersier. Kemasan
primer merupakan botol dari yakult sendiri, kemasan sekunder terdapat pada
plastik yang melindungi setiap lima botol produk yakult dikemas dalam 1 pack
dengan menggunakan plastik jenis polietilen. Selanjutnya dari lima botol tersebut
akan dipak lagi menjadi 50 botol menggunakan kertas karton atau kardus.
Pengemas produk Yakult berupa wadah gelas atau botol dengan leher sempit.
Pemilihan bentuk botol ini termasuk ergonomis karena bertujuan untuk
memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi yakult serta dalam desainnya
memperhatikan cara minum konsumen. Botol yakult ini terbuat dari plastik, yang
ringan, aman, dan mudah didaur ulang. Jenis plastik yang digunakan untuk
membuat botol produk yakult yaitu PS (Polistirena Resin). Jenis plastik ini aman
untuk sekali pakai dan menunjukkan warna alami yang dimiliki produk.
Polistirena pada kemasan yakult ini sangat cocok untuk mengemas bahan yakult
yang tidak mengandung alkohol dan lemak. Botol yakult ditutup menggunakan
tutup yang terbuat dari bahan aluminium foil yang tidak resealable yaitu bertujuan
untuk memastikan bahwa produk tersebut dikonsumsi saat membuka sehingga
meminimalkan resiko kontaminasi dengan udara disekitar dan tidak mengganggu
kesehatan konsumen. Sedangkan warna dari kemasan yaitu dominan putih
transparan dengan tulisan huruf berwarna merah. Sehingga sangat eye catching
dan sangat kontras dengan warna dasar botol untuk mempermudah konsumen
dalam membaca informasi yang ada pada badan botol yakult sendiri. Kekurangan
pada pengemasan produk yakult ini tidak terdapat kemasan yang mempermudah
konsumen membeli produk yakult dengan cara eceran sehingga konsumen harus
membeli yakult dengan kemasan 1 pack yang berisi 5 botol.
c. Tepung Bumbu Sajiku
d. Keju
Pada label kemasan keju terdapat informasi lengkap yang meliputi tentang
nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan alamat
produsen, keterangan halal, tanggal kedaluwarsa, kode produksi, petunjuk cara
penggunaan, informasi nilai gizi dan tulisan pernyataan khusus dari kemasan keju
tersebut. Pada kemasan keju ini terdapat dua kemasanya itu kemasan primer dan
sekunder. Kemasan primer yaitu kemasan yang melindungi keju dari serangan
dari luar seperti mikroorganisme sedangkan kemasan sekunder yaitu berfungsi
untuk melindungi produk tersebut sehingga dapat mengatasi terjadinya kerusakan
pada saat pengangkutan dan pendistribusian. Pada produk keju ini terdapat
beberapa macam kemasan antara lain kemasan plastic alumunium foil sebagai
kemasan primer dan kemasan kertas karton sebagai kemasan sekunder. Bahan
pengemas dari alumunium bersifat impermeable (tidak dapat tembus) oleh cahaya,
gas, air, bau dan bahan pelarut yang tidak dimiliki oleh bahan pengemas fleksibel
lainnya. Sehingga alumunium tersebut dapat digunakan untuk mengemas bahan-
bahan yang peka terhadap cahaya seperti margarin. Margarin merupakan salah
satu produk yang biasanya digunakan untuk pelengkap memasak dan memiliki
sifat yang mudah leleh, begitupun dengan keju yang tidak jauh bereda dengan
margarin memiliki sifat makanan yang mudah leleh apabila produk tersebut
terkena sinar matahari secara langsung dan berada di ruang dengan suhu diatas
80oC.
Pada komposisi keju chedar ini juga tidak terdapat bahan yang terindikasi
membahayakan, dan keju chedar ini sudah lulus BPOM sehingga produk ini sudah
aman dan layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi. Pada kemasan keju chedar ini
juga sudah tertera dengan jelas dan lengkap semua informasi mulai dari tanggal
produksi hingga kode produksi dan lain sebagainya. Sehingga kemasan sudah
mmenuhi syarat kemasan dan fungsi kemasan sebagai media komunikasi dan
penarik minat konsumen. Pada kemasan ini juga terdapat logo kesehatan
lingkungan, ini mempunyai arti bahwa kita harus menjaga lingkungan dengan
membuang kemasan pada tempatnya.

2.2 Tipe-tipe Kerusakan dan Penyebabnya


Kemasan yang umumnya digunakan dalam industri consumer goods sangat
beragam dari sisi bentuk maupun aplikasinya. Aplikasi kemasan itu mulai dari
kemasan produk yang merupakan kemasan utama dan berguna untuk melindungi
produk secara langsung, kemasan pendukung yang biasanya diluar kemasan
utama (umumnya digunakan sebagai sarana untuk mendisplay produk) dan
kemasan khusus yang biasanya juga digunakan di luar kemasan utama tetapi
untuk even atau moment khusus. Bentuk kemasan pun juga beragam yang sangat
ditentukan oleh konsistensi dari produk maupun fungsinya. Berdasarkan sifat
kontaknya, pengemasan dibagi menjadi kemasan primer (kemasan yang kontak
langsung dengan produk), kemasan sekunder, kemasan keartener dan seterusnya.
Sedangkan berdasarkan pemakaian, terdapat kemasan sekali pakai, semi
disposibilitas, dan kemasan berulang (multi trip).
Setiap bahan pangan yang dikemas menggunakan kemasan yang terbuat dari
jenis bahan plastik atau jenis kemasan yang lainnya tentunya akan mengalami
kerusakan pada kemasan tersebut. Kerusakan kemasan tersebut bisa disebabkan
oleh lingkungan, gesekan, getaran maupun tumpukan-tumpukan dari produk
tersebut dan barang yang lain. Kerusakan kemasan tersebut dapat terjadi akibat
proses pengepakan, pengangkutan dan pendistribusian. Bahkan pada saat produk
tersebut sudah berada pada kelontong dan tangan konsumen, produk tersebut
kebanyakan mengalami kerusakan karena tidak berhati-hati dalam meletakkan
produk tersebut. Berikut merupakan tipe tipe kerusakan pada produk makanan,
minuman, kering dan basah beserta penyebabnya:
a. Potato French Fries
Kerusakan kemasan Potato French Frries yang mungkin terjadi adalah kemasan
menjadi mengempis dikarenakan kesalahan dalam pencetakan pada saat produksi
dan tekanan pada kemasan saat berada di gudang penyimpanan sehingga udara
yang berada di dalam kemasan habis dan produk yang ada di dalamnya rusak
dikarenakan tekanan dari luar.
b. Yakult
Pada kemasan yakult tidak sering mengalami kerusakan karena pada kemasan
yakult memiliki tiga macam jenis kemasan yaitu kemasan primer, sekunder dan
tersier. Akan tetapi disetiap produk yang diproduksi dan telah mengalami proses
pendistribusian serta pengangkutan kemudian sampai ke supermarket sebagai
perantara penjualan produk tersebut dan jatuh di tangan konsumen, tentu saja
pernah mengalami kerusakan pada kemasan. Kerusakan kemasan pada produk
yakult yang kemungkinan terjadi yaitu robek pada plastik yang mengepack 5 botol
yakult, botol yakult mengalami perubahan bentuk serta tutup botol yang terbuat
dari alumunium foil tersebut terbuka sehingga minuman yakult tersebut tidak
dapat dikonsumsi karena sudah tercemar dengan lingkungan. Robeknya pada
plastic yang mengepack 5 botol yakult dikarenakan terkena benda tajam pada saat
yakult tersebut dikeluarkan dari kardus dan diletakkan di tempat sembarangan
yang mengakibatkan botol-botol yakult terceceran. Kemudian pada tutup botol
yakult terbuka disebabkan karena kerusakan pada kemasan plastik yang
mengakibatkan botol-botol terceceran dan kemungkinan lain disebabkan karena
jatuh dari ketinggian.
c. Tepung Bumbu Sajiku
Kerusakan kemasan yang mungkin terjadi yaitu kemasan dapat robek karena
bentuk kemasan yang memiliki cirri-ciri berupa rentengan sehingga ketika
penyobekan batas rentengan dapat mengakibatkan kerobekan, Kerobekan sendiri
dapat berpengaruh terhadap bahan yang dikemas karena dapat menyebabkan
kontaminasi tepung dengan udara sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
bahan yang dikemas. Selain sobek kemasan tepung sajiku juga dapat mengalami
kebocoran yang disebabkan kesalahan saat pencetakan kemasan sehingga
menyebabkan kerusakan pada bahan yang dikemas.
d. Keju
Kemungkinan kerusakan pada kemasan ini yaitu kemasan robek dan berlubang,
ini disebabkan karena proses pengepakan dan penyimpanan produk yang kurang
hati-hati. Produk ini juga berbentuk rentengan sehingga kemungkinan pada proses
penyobekan dari rentengan kemasan bisa sobek. Pengaruh lingkungan yang
berpengaruh pada kemasan dapat berasal dari suhu lingkungan. Jika suhu
penyimpanan terlalu tinggi, kemasan alumunium dapat tegulung dan
mempengaruhi kualitas kemasan.

2.3 Kerusakan Akibat Lingkungan


a. Potato French Fries
Kerusakan kemasan Potato French Fries yang disebabkan oleh lingkungan
dapat terjadi dikarenakan kemasan terpapar sinar matahari secara langsung dalam
waktu lama dan terkena suhu udara yang tinggi sehingga kemasan menjadi rusak
dan produk yang ada didalamnya akan menjadi lebih mudah untuk terkontaminasi
mikroorganisme.
b. Yakult
Kerusakan kemasan yang disebabkan oleh lingkungan dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor yaitu suhu, ph, kelembapan, kesalahan penanganan,
dan lain sebagainya. Kemasan pada botol yakult ini menggunakan kemasan jenis
plastik PS (Polistirena Resin) yang memiliki cirri-ciri yaitu antara lain ringan,
aman, mudah didaur ulang dan mudah dipakai untuk tranposrtasi. Menurut
Bachriansyah (1997), jenis plastik ini aman untuk sekali pakai dan menunjukkan
warna alami yang dimiliki produk. Selain itu, jenis plastic ini memiliki sifat
transparansi yang tinggi dan daya serap air yang rendah. Pada suhu ruangan,
polistirena biasanya bersifat termoplastik padat dapat mencair pada suhu yang
lebih tinggi. Stirena juga termasuk golongan senyawa aromatik.
Karakteristik polistirena yaitu memiliki temperature operasi maksimal <90oC,
tahan terhadap air, bahan kimia non-organik, alkohol dan rapuh. Polistirena pada
kemasan yakult ini sangat cocok untuk mengemas bahan yakult yang tidak
mengandung alcohol dan lemak. Polistirena memiliki temperature operasi
maksimal <90oC sehingga kemasan botol yakult terjadi kerusakan apabila
diletakkan pada suhu 95oC dan akan mengakibatkan kemasan tersebut menjadi
leleh dan lunak. Botol plastik yakult bersifat semi kaku atau semi fleksibel.
Ditinjau dari sifat perlindungannya, maka bahan kemas yakult ini tergolong
sebagai kemasan yang hermentis yang artinya tahan uap dan gas. Sehingga
selama kemasan dalam keadaan hermentis, maka kemasan tidak dapat ditembus
oleh bakteri, kapang dan debu.
c. Tepung Bumbu Sajiku
Kerusakan kemasan yang disebabkan oleh lingkungan dapat terjadi
dikarenakan beberapa factor yaitu suhu, ph, kelembapan, kesalahan penanganan,
dan lain sebagainya. Kemasan produk tepung sajiku ini menggunakan kemasan
plastic jenis HDPE yang memiliki sifat dapat melindungi dari uap air, harganya
relative murah dari pada produk kemasan lain, High Density Polyethylene
(HDPE) merupakan plastik kedua yang paling banyak digunakan setelah PET.
HDPE biasanya berwarna pekat, tidak tembus pandang, lebih lunak daripada PET
dan dapat muncul dengan berbagai warna, termasuk warna putih. Seperti contoh
praktikum kali ini yaitu pada produk tepung bumbu serbaguna sajiku. Kemasan
ini menggunakan warna putih pada kemasan agar produk tidak rusak karena
adanya cahaya yang masuk. Selain melindungi dari cahaya, kemasan-kemasan ini
dibuat berwarna putih karena jika keruh, kemasan tidak akan menarik. Kemasan
ini juga tahan uap air, sehingga produk tidak menjadi basah (rusak). HDPE juga
memiliki ketahanan pecah paling tinggi pada kondisi beku hingga suhu -80
sehingga produsen memilih HDPE untuk kemasan-kemasan ini. Tingkat kelelehan
pada HDPE berbeda dengan LPDE, pada HDPE tingkat kelelehan sangat sukar.
Kekuatan tarik dan daya sobek pada HDPE berada dalam tingkat mudah.
d. Keju
Kerusakan kemasan yang disebabkan oleh lingkungan dapat terjadi
dikarenakan beberapa factor yaitu suhu, ph, kelembapan, kesalahan penanganan,
dan lain sebagainya. Keju yang di kemas dalam alumunium foil disimpan pada
suhu ruang dan diletakkan jauh dari sinar matahari serta sesuai tanggal
kadaluarsanya. Cara tersebut sudah benar, karena keju dalam kemasan alumunium
foil tahan terhadap cuaca panas atau dingin dan kerusakan dari mikroorganisme
atau jamur meskipun saat cuaca panas tekstur keju akan lembek tetapi jika
dimasukkan dalam kulkas tekstur akan mengeras. Setelah terbuka kemasannya,
keju harus disimpan dalam kondisi tertutup rapat di dalam lemari pendingin
supaya tidak menjadi rusak. Saat penyimpanan di lemari pendingin, bungkus
plastik harus melekat dengan baik pada keju sehingga keju tidak menjadi cepat
kering.

Anda mungkin juga menyukai