1. Kualitas guru
Secara umum, kualitas guru dan kompetensi guru di imdonesia masih
belum sesuai dengan yang di harapkan karena masih banyak guru yang belum
berpendidikan S1 atau lebih dan dari segi penyebarannya distribusi guru tidak
merta terutama kekurangan guru di daerah terpencil.
2. Kurikulum
Di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum.
Minimal telah ada 10 macam kurikulum sebelum lahirnya kurikulum 2013.
Sosialisasi kurikulum 2013 masih kurang maka belum semua guru mendapat
pengetahuan dan informasi, sedangkan guru yang telah ikut sosialisasi
kesulitan mentampaikan kepada guru lain disekolah karena pembekalan
dirasa kurang lengkap.
3. Kualitas infrastruktur
Dari dulu hingga sekarang masalah infrastruktur pendidikan masih
menjadi hantu bagi pendidikan di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih
banyaknya sekolah sekolah yang belum menerima bantuan untuk perbaikan
sedangkan proses perbaikan dan pembangunan sekolah yang rusak atau tidak
layak dilakukan secara seporadis sehingga tidak kunjung selesai.
Berdasarkan data kemendiknas, secara nasional saat ini indonesia
memiliki 899016 ruang kelas SD namun sebanyak 293098 (32,6%) dalam
kondisi rusak. Bila dilihat dari daerahnya kelas rusak terbanyak di NTT di
susul Sulawesi Tengah, Lampung, Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Banten,
Sulawesi Selatan, Papua Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi
Barat.
Hubungan antara filsafat dengan persoalan logika, yaitu logika formal yang
dibangun atas prinsip koherensi dan juga logika dialektis yang dibangun atas
prinsip menerima dan memperbolehkan kontradiksi hubungan interaktif antara
filsafat dengan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada
akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan merupakan hasil pemikiran serta perenungan secara mendalam hingga
akar-akarnya mengenai pendidikan.