PENDAHULUAN
Latar Belakang
secara ekonomis. Oleh karena itu persiapan dan perlakuan benih untuk
kecambah sangatlah penting terutama jika kita ingin membedakan status vigor
bibit yaitu bibit/kecambah yang tumbuh normal kuat, kurang kuat dan abnormal
peristiwa yang kompleks. Jika dimulai dari proses perkecambahan, maka proses
Benih terdiri dari tiga bagian yaitu embrio, jaringan penyimpan makanan
penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang
Benih yang bermutu mempunyai sifat fisiologis, fisik dan genetik yang
baik, yang dipengaruhi oleh proses produksi sampai penyimpana. Viabilitas benih
secara tepat. Wadah simpan atau kemasan benih selama simpan dapat menjadi
keseimbangan, sebaliknya pada kondisi lembab, benih yang relatif kering akan
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah untuk mengetahui produksi dan
teknologi benih.
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Benih adalah bagian tanaman yang digunakan untuk reproduksi, baik bagian
generatif (true seed) maupun vegetatif. Bagian vegetatif dapat berupa (a) organ
reproduktif vegetatif serupa dengan "true seed" tetapi hasil dari apomixis
(misalnya rumput-rumputan), (b) akar (ubi kayu), (c) tuber (kentang), (d) batang
(ubi kayu, tebu), (e) cabang (berbagai tanaman buahbuahan, ubi), (f) daun
(tanaman hias), (g) bulb (bawang), dan (h) rhizome (strawberry) (Ilyas, 2005).
Teknologi benih yaitu produksi benih dalam rangka pengadaan benih yang
(kemurnian varietas); (2) Faktor fisiologi dan fisik benih yang meliputi tingkat
kematangan benih, tingkat keusangan benih yaitu hubungan antara vigor awal
benih dengan lamanya benih yang disimpan, patogen pada benih, ukuran dan berat
jenis benih, dan komposisi kimia benih; (3) Faktor lingkungan seperti musim
tanam, kultur teknik, waktu panen dan cara tanam; (4) Faktor perlakuan
serta lama, cara, dan proses pengangkutan benih (Hanafiah et al., 2000).
pemasaran benih. Faktor kondisi fisik dan fisiologi benih berkaitan dengan
kesehatan, ukuran dan berat jenis, komposisi kimia, struktur, tingkat kadar air dan
benih. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya kecambah benih kedelai selama
penyimpanan adalah mutu dan daya kecambah sebelum disimpan, kadar air benih,
Penyimpanan Benih
yang penting dari keseluruhan teknologi benih dalam memelihara kualitas atau
mutu. Menurut Harnowo et al. (1992), benih kedelai relatif tidak tahan disimpan
kedelai. Penyediaan benih dari dan untuk petani bagi musim tanam berikutnya
penyimpanan yang baik agar vigor dan viabilitas benih tetap tinggi pada saat
tanam sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil yang baik (Juhanda et al., 2013).
5
yaitu kadar air, kelembaban dan suhu ruang. Suhu ruang simpan berperan dalam
rendah, respirasi berjalan lambat disbanding suhu tinggi. Dalam kondisi tersebut,
viabilitas benih dapat dipertahankan lebih lama. Kadar air yang aman untuk
penyimpanan benih kedelai dalam suhu kamar selama 6- 10 bulan adalah tidak
Viabilitas benih merupakan salah satu unsur dalam mutu fisiologis benih.
Viabilitas dapat dilihat dari daya berkecambah dan bobot kering kecambah
normal pada kondisi lapang dan lingkungan yang optimum. Penurunan viabilitas
Benih pada saat panen biasanya memiliki kandungan air benih sekitar 16%
kandungan air tersebut harus diturunkan terlebih dahulu sebelum disimpan. Dalam
batas tertentu makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut.
Kadar air yang terlalu tinggi dalam penyimpanan akan menyebabkan terjadinya
Secara umum benih mengalami tiga fase penyerapan air yaitu fase
penyerapan cepat, fase penyerapan lambat, dan fase penyerapan aktif. Kulit benih
yang permeabel memungkinkan air dan gas dapat masuk ke dalam benih sehingga
proses imbibisi dapat terjadi. Benih yang diskarifikasi akan menghasilkan proses
imbibisi yang semakin baik. Air dan gas akan lebih cepat masuk ke dalam benih
Vigor benih adalah kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi lapang
dan lingkungan sub optimum. Vigor benih tinggi memiliki kekuatan tumbuh yang
tinggi serta daya simpan yang tinggi. Vigor benih terdiri atas vigor genetik dan
vigor fisiologis. Vigor genetik merupakan vigor benih dari galur genetik yang
berbeda, sedangkan vigor fisiologis adalah vigor yang dapat dibedakan dalam
pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang
ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalam
lingkungan yang menguntungkan (suhu rendah), agar kualitas benih masih tinggi
KESIMPULAN
pascapanen.
4. Viabilitas benih merupakan salah satu unsur dalam mutu fisiologis benih
dan vigor benih adalah kemampuan benih tumbuh normal pada kondisi
5.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Gusti K.S, Zulaiza, Stefany Darsan, Ld. M. Ali Kasra, Sri Wangadi, dan La
Mudi. 2014. Invigorasi Benih Padi Gogo Lokal Untuk Meningkatkan
Vigor dan Mengatasi Permasalahan Dormansi Fisiologis Pascapanen.
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Badan Litbang Pertanian. 2013. Teknologi Produksi Benih Pasca. Sinar Tani Edisi
3-9 April 2013 No.3501 Tahun XLIII.
Juhanda , Yayuk Nurmiaty dan Ermawati. 2013. Pengaruh Skarifikasi Pada Pola
Imbibisi Dan Perkecambahan Benih Saga Manis (Abruss Precatorius L.).
Universitas Lampung. Lampung.
Rahayu, W dan Eny W. 2007. Pengaruh Kemasan, Kondisi Ruang Simpan dan
Periode Simpan terhadap Viabilitas Benih Caisin Brassica chinensis L.).
Bul. Agron. (35) (3) 191 196 (2007).
Sari, Irma Y. 2016. Pengaruh Tingkat Kemasakan Pada Produksi, Mutu Fisik dan
Mutu Fisiologis Benih Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench.)Varietas
Numbu dan Samurai-2. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Supriyanto, Selly M.A, dan Benny S. 2012. Pengaruh Boron dan Perendaman
terhadap Perkecambahan Benih Cendana (Santalum album Linn.).
Universitas Brawijaya. Bogor.
9