Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

Penyakit Akibat Kerja : Gangguan Pendengaran Akibat Bising


(Noise Induced Hearing Loss) pada Pekerja di Rumah Bernyanyi
Suka Suka Makassar 90321,Sulawesi Selatan

Nurhidayah
Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin

Abstrak pendengaran, seperti faktor fisik paparan


Latar belakang : Gangguan pendengaran bising dan penggunaan alat pelindung
( Noice Induce Hearing Loss ) akibat telinga. Data pengukuran adanya
pekerjaan adalah hilangnya fungsi kecenderungan gangguan telinga, dengan
pendengaran akibat paparan kebisingan menggunakan check list. Sampel dalam
yang berkelanjutan dan intermiten serta penelitian ini adalah pasien dengan
durasi lama dan biasanya berkembang diagnosis gangguan pendengaran akibat
lambat sampai beberapa tahun. bising yang berlangsung saat melakukan
Paparan kebisingan di ukur pekerjaan. Distribusi sampel penelitian
berdasarkan sumber kekuatan suara dalam berdasarkan jenis pekerjaan yang
satuan Decibel ( dB) yang merupakan dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja dari
satuan untuk pengukuran level suara. 5 pekerja mengalami keluhan gangguan
Paparan akibat kebisingan dapat pendengaran.
menyebabkan, penurunan pendengaran Hasil : Prevalensi gangguan pendengaran
secara berangsur-angsur melalui periode > 20% akibat terpapar suara bising dalam
waktu atau begitu kuatnya sehingga bisa waktu yang lama. Faktor yang dominan
menyebabkan kehilangan pendengaran. berpengaruh dalam gangguan pendengan
Metode : Penelitian ini menggunakan akibat bising adalah berupa faktor fisik
metode penelitian deskriptif dengan yaitu suara bising terpajan dalam waktu
pendekatan cross sectional melalui proses yang lama. Faktor lain yang terkait berupa
walk through survey. Data yang digunakan intensitas bising yang lebih tinggi,
berupa kebiasaan responden, dan data mendapat pengobatan yang bersifat racun
faktor-faktor menyebab gangguan

[Type text] Page 1


terhadap telinga seperti streptomisin dan Menurut Occupational Safety and
lain-lain. Health Administration (OSHA), 5-10 juta
Kesimpulan : Faktor fisik di lingkungan orang Amerika dapat beresiko mendapat
kerja, paparan bising yang cukup keras gangguan pendengaran atau di sebut Noice
dalam jangka waktu yang cukup lama, Induce Hearing Loss (NIHL), karena
tidak ada penggunaan alat pelindung mereka terpapar bunyi dengan kekuatan
telinga yang tepat tselama 8 jam bekerja lebih dari 85 dBA pada tempat kerja
yang signifikan dengan terjadinya keluhan dengan waktu yang lama dan secara terus
1
diagnosis gangguan pendengaran. Namun, menerus. Lebih banyak pria yang
pengaruh penggunaan alat pelindung mengalami gangguan pendengaran di
telinga (ear plug) belum dapat dibuktikan. bandingkan wanita, akan tetapi, akibat dari
intensivitas terhadap NIHL, lebih besar di
Kata Kunci : Faktor Fisik, Gangguan pendengaran,
tempat kerja atau apakah ini
Pajanan bising, Penggunaan alat pelindung telinga (ear
plug) menggambarkan paparan level yang tinggi
pada tempat lain, masih belum jelas Oleh
Latar Belakang : karena itu diperlukan pelayanan
Lingkungan kerja merupakan kedokteran okupasi yang.baik. Pelayanan
tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan primer kedokteran okupasi
kesehatan pekerja. Faktor-faktor yang adalah pelayanan kesehatan yang diberikan
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja kepada pekerja, baik sebagai individu
antara lain faktor fisik, faktor kimia, dan maupun komunitas pekerja pada tingkat
faktor biologis 1,2,3 primer. 1,4
Bising di tempat kerja merupakan Pengenalan dini oleh dokter
masalah utama dalam kesehatan kerja di terhadap pola penyakit akibat pemajanan
berbagai negara. Diperkirakan sedikitnya 7 bahaya potensial kerja menimbulkan
juta orang (35% dari total populasi) kewaspadaan bagi petugas kesehatan
terpajan dengan bising > 85 dBA. Ketulian dengan melakukan tindakan pengawasan
yang terjadi dalam industri menduduki dan bagi perusahaan dengan meningkatkan
urutan pertama dalam daftar penyakit tindakan perlindungan bagi para pekerja.1,5
Kelompok tenaga kerja yang terpajan Gangguan pendengaran ( Noice
bising selama kerja memperlihatkan Induce Hearing Loss ) akibat pekerjaan
1,2 adalah hilangnya fungsi pendengaran
ketulian >20%.
akibat paparan kebisingan yang

[Type text] Page 2


berkelanjutan dan intermiten serta durasi - D2. Pengaruh auditorial berupa
lama dan biasanya berkembang lambat tuli akibat bising berhubungan
4
sampai beberapa tahun. Paparan dengan kerja

kebisingan di ukur berdasarkan sumber - D3. Mempunyai respon positif

kekuatan suara dalam satuan Decibel ( dB) terhadap tes berbisik

yang merupakan satuan untuk pengukuran - D5. Gangguan pendengaran

level suara. Paparan akibat kebisingan mempunyai hubungan jelas

dapat menyebabkan, penurunan dengan paparan bising

pendengaran secara berangsur-angsur


melalui periode waktu atau begitu kuatnya Definisi Medis

sehingga bisa menyebabkan kehilangan A. Gangguan pendengaran akibat kerja

pendengaran. meliputi A + B + C + D2 atau D3 atau D4

Dalam mendiagnosis gangguan atau D5 dari definisi surveilen.

pendengaran akibat bising di tempat kerja B. Gangguan pendengaranyang diperburuk

harus mencakup diagnosisgangguan ditempat kerja meliputi A + C dari

pendengaran dan harus terdapat hubungan surveilen ditambah riwayat penderita telah

dengan paparan bahan ditempat kerja, mempunyai gejala atau telah mendapat

maka untuk itu dibedakan antara definisi pengobatan sebelumnya dan gejala

surveilen dan definisi medis.5 bertambah setelah dapat pajanan ditempat


kerja yang baru.

Definisi surveilen meliputi : Diagnosis gangguan pendengaran

A. Diagnosis Gangguan Pendengaran akibat kerja ditegakkan berdasarkan

B. Gangguan pendengaran terjadi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan

setelah terpapar suara bising pemeriksaan penunjang yang terdiri dari

ditempat kerja tes berbisik, tes rinne, tes weber, tes

C. Terdapat hubungan antara gejala schwabach, tes bing, pemeriksaan

dengan lingkungan kerja. penunjang lainnya seperti audiometri nada

D. Satu atau lebih kriteria berikut : murni.

- D1. Diketahui factor fisik


ditempat kerja yang ANAMNESA

menyebabkan gangguan Semua pekerja yang menderita

pendengaran gangguan pendengaran dilakukan


anamnesis yang teliti mengenai apa yang

[Type text] Page 3


terjadi dilingkungan kerjanya. Hal yang PEMERIKSAAN FISIK
perlu ditanyakan Pemeriksaan fisik pada gangguan
- Kapan mulai bekerja ditempat pendengaran akibat kerja sama dengan
sekarang. gangguan pendengaran pada umumnya
- Apakah tinggal dilingkungan tempat pada umumnya, biasanya pemeriksaan
bekerja. otoskopi dalam batas normal, jadi tidak ada
- Apa pekerjaan sebelumnya. pemeriksaan yang spesifik pada pasien
- Apa yang dikerjakan setiap hari gangguan pendengaran akibat kerja, namun
- Proses apa yang terjadi ditempat kerja. perlu diperhatikan apakah terdapat jejas
- Bahan bahan apa yang dipergunakan akibat paparan suara ditempat kerja.
dalam pekerjaan sehari-hari.
- Apa saja keluhan yang dirasakan dan PEMERIKSAAN PENUNJANG
sejak kapan mulai dirasakan.
- Apakah keluhan yang dirasakan TEST BERBISIK
berkurang setelah pulang kerja.
- Apakah gejalanya membaik bila Pemeriksaan ini bersifat semi-kuantitatif,
berada jauh dari tempat kerja atau pada menentukan derajat ketulian secara kasar.
saat hari libur Cara pemeriksaannya : Ruangan harus
tenang, Ruangan harus panjang 6 meter,
Pada gangguan pendengaran akibat pasien yang diperiksa berdiri menghadap
kerja yang berat belum memberikan berlawanan dengan pemeriksa, telinga
perbaikan yang berarti saat libur 1 atau 2 yang tidak diperiksa harus tertutup dengan
hari pada akhir minggu, tetapi diperlukan menekan tragus dengan jari sehingga
waktu yang lebih lama. benar-benar tertutup. Pemeriksa berbisik
Gejala klinis bervariasi umumnya ke arah telinga yang diperiksa, berbisik
penderita gangguan pendengaran akibat dengan sisa udara sesudah ekspirasi.
kerja mengeluh berdenging pada telinga, Kemudian pasien disuruh mengulang
sukar menangkap percakapan dengan
kekerasan biasa, rasa tidak nyaman, Pemeriksaan Tes Penala
gangguan tidur dan lain sebagainya. Untuk memeriksa pendengaran
diperlukan pemeriksaan hantaran melalui
udara dan tulang dengan memakai garpu
tala dan audiometri nada murni untuk

[Type text] Page 4


mendiagnosis gangguan pendengaran lateralisasi. Bila pada telinga yang sakit
akibat kerja. (lateralisasi pada telinga yang sakit) berarti
Tes penala merupakan pemeriksaan terdapat tuli konduktif pada telinga
kualitatif. Terdapat berbagai macam tes tersebut, bila sebaliknya (lateralisasi pada
penala seperti tes rinne, tes weber, tes telinga yang sehat) berarti pada telinga
schwabach, dan tes bing. Idealnya yang sakit terdapat tuli saraf.
digunakan garpu tala 512, 1024, dan 2048
Hz. Bila tidak mungkin cukup dipakai 512 Tes Schwabach
Hz karena tidak terlalu dipengaruhi suara Tujuan : membandingkan hantaran tulang
bising sekitar. orang yang diperiksa dengan pemeriksa
yang pendengarannya dianggap normal.
Tes Rinne Cara : penala digetarkan, tangkai penala
Tujuan : membandingkan hantaran melalui diletakkan pada prosesus mastoideus
udara dan tulang pada telinga yang sampai tidak terdengar bunyi kemudian
diperiksa. dipindahkan ke prosesus mastoideus
Cara : penala digetarkan dan tangkainya pemeriksa yang pendengarannya dianggap
diletakkan di prosesus mastoideus. Setelah normal. Bila masih dapat mendengar
tidak terdengar, penala dipegang di depan disebut memendek atau tuli saraf, bila
telinga kira-kira 2,5 cm. Bila masih pemeriksa tidak dapat mendengar,
terdengar disebut Rinne positif, bila tidak pemeriksaan diulang dengar cara
terdengar disebut Rinne negatif. Dalam sebaliknya. Bila pasien masih dapat
keadaan normal hantaran melalui udara mendengar, disebut memanjang atau
lebih panjang daripada hantaran tulang. terdapat tuli konduktif. Jika kira-kira sama
mendengarnya disebut sama dengan
Tes Weber pemeriksa.
Tujuan : membandingkan hantaran tulang Hasil tes penala:
telinga kiri dan kanan. Tes penala Normal Tuli Tuli
konduktif sensorineural
Cara : penala digetarkan dan tangkai
Tes rinne (+) (-) hantaran (+) hantaran
penala diletakkan di garis tengah dahi atau hantaran udara tidak udara masih
kepala. Bila bunyi terdengar lebih keras udara terdengar terdengar
masih
pada salah satu telinga disebut lateralisasi
terdengar
ke telinga tersebut. Bila terdengar sama Tes weber Tidak ada Lateralisasi Lateralisasi
keras atau tidak terdengar disebut tidak ada lateralisasi ke telinga ke telinga

[Type text] Page 5


yang sakit yang sehat Pada pasien dengan diagnosis gangguan
Tes Sama memanjang memendek
endengaran akibat kerja pemeriksaan
schwabach dengan
pemeriksa audiometri nada murni didapatkan tuli
sensorineural pada frekuensi 4000Hz
Pada pasien dengan gangguan pendengaran sering terdapat takik (notch) yang
akibat kerja didapatkan tes penala hasil patognomonik.
rinne posisif, weber lateralisasi ke telinga Patofisiologi Gangguan Pendengaran
yang pedengarannyalebih baik dan Akibat Kerja
schwabach memendek. Telah diketahui secara umum
bahwa bising menimbulkan kerusakan di
PEMERIKSAAN KHUSUS telinga dalam. Lesinya sangat bervariasi
TEKNIK PURE TONE AUDIOMETRY dari disosiasi organ corti, rupture
Tes dapat dipercaya : 1. Ruang membrane, perubahan sterosillia dan
pemeriksaan harus memenuhi persyaratan organa subseluler. Bising juga
tidak ada jendela keluar/jendela kaca tebal menimbulkan efek pada sel ganglion, saraf,
Kamar chamber/lapis karpet Lantai karpet membrane tekoria, pembuluh darah dan
Acoustic Tile on Walls and Ceiling Double stria vasikularis.
or Acoustic Door 2 . Kalibrasi hantaran Jenis kerusakan pada organ tertentu
udara & hantaran tulang rata-rata 0 dB yang ditimbulkan tergantung pada
pada dewasa normal. rata 0 dB pada intensitas, lama pajanan dan frekuensi
dewasa normal. 3. Nilai ambang yang bising. Penelitian menggunakan intensitas
ditentukan harus intensitas yang pertama bunyi 120dB dan kualitas bunyi nada
yang didengar, konsisten/tetap dari bunyi murni sampai bising dengan pajanan 1-4
yang tidak terdengar ke bunyi yang jam menimbulkan beberapa kerusakan
didengar. 4. Selalu menggunakan nada pada sel rambut.
yang terputus-putus. Tes hati-hati-cepat Stimulasi bising dengan intensitas
untuk mengurangi kesalahan sehubungan sedang mengakibatkan perubahan ringan
dengan kelelahan(fatique), adaptasi atau pada silia dan Hensenss body, sedangkan
tone decay. 5. Masking telinga yang baik stimulasi dengan intensitas keras yang
pada hantaran udara apabila pendengaran lebih keras dengan pajanan waktu yang
telinga yang kurang/jelek 30 dB atau lebih, lebih lama akan menimbulkan kerusakan
lebih rendah dari telinga yang baik. pada sel rambut. Kerusakan sillia menetap

[Type text] Page 6


ditandai dengan fraktur rootlet sillia sulit ditentukan karena keterbatasan sarana
pada lamina retikularis pemeriksaan, dan kurangnya waktu yang
didapatkan untuk melanjutkan survey.
Tata Laksana Selain itu, penelitian dengan studi ini tidak
Sesuai dengan penyebab ketulian, menggambarkan perjalanan penyakit,
penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya insiden, maupun prognosis penyakit.3,4
dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin Bahan yang digunakan pada survei
dipindahkan dapat dipergunakan alat ini adalah checklist yang di buat. Checklist
pelindung telinga terhadap bising seperti ini dibuat berdasarkan informasi yang
sumbat telinga (ear plug), tutup telinga diperlukan daripada tujuan survei ini
(ear muff) dan pelindung kepala. dilakukan. Pada survei ini, informasi yang
diperlukan adalah ada tidaknya faktor
METODE hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat
Penelitian ini menggunakan metode pelindung diri yang digunakan,
penelitian deskriptif dengan pendekatan ketersediaan obat P3K di tempat kerja,
cross sectional melalui proses walk keluhan atau penyakit yang dialami pekerja
through survey. Data yang digunakan dan upaya pengetahuan mengenai K3
berupa kebiasaan responden, dan data kepada pekerja di rumah bernyanyi suka-
faktor-faktor penyebab gangguan suka.
pendengaran, seperti faktor fisik dan Peralatan yang diperlukan untuk
penggunaan alat pelindung telinga yang melakukan walk through survey antara
tidak tepat. 2,3,4 lain:
Sampel dalam penelitian ini adalah Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai
pasien dengan diagnosis gangguan media untuk pencatatan selama survey
pendengaran masih berlangsung saat dilakukan.
melakukan pekerjaan. Distribusi sampel Kamera digital: Berfungsi sebagai alat
penelitian berdasarkan jenis pekerjaan untuk memotret kegiatan dan
yang dilakukan, didapatkan hasil 1 pekerja lingkungan di Supermarket Carrefour.
dari 5 pekerja, dengan keluhan tersebut. Check List: Berfungsi sebagai alat
Akan tetapi penelitian pada studi cross untuk mendapatkan data primer
sectional terdapat beberapa kelemahan mengenai survey yang dilakukan.
yaitu kurangnya jumlah kasus yang Cara survey yang dilakukan adalah
didapatkan, berat-ringannya kasus yang dengan menggunakan Walk Through

[Type text] Page 7


Survey. Teknik Walk Through Survey juga perundangan dan sebagainya.1-5
dikenali sebagai Occupational Health Survey dilakukan di rumah bernyanyi
Hazards. Untuk melakukan survei ini, suka suka, Makassar ,Sulawesi selatan
dapat dimulai dengan mengetahui tentang dengan jadwal survey selama 1 minggu,
manejemen perencanaan yang benar, yaitu :
berdiskusi tentang tujuan melakukan No. Tanggal Kegiatan
survey, dan menerima keluhan-keluhan
baru yang releven.5 1. 02 - Melapor ke bagian

Bahaya apa dan dalam situasi yang oktober K3 RS Ibnu Sina

bagaimana bahaya dapat timbul, 2017 - Pengarahan kegiatan

merupakan sebagai hasil dari 2. 02


- Pembuatan proposal
penyelenggaraan kegiatan Walk Through oktober
walk through survey
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya 2017

dan lamanya paparan bahaya terhadap 3. 03 - Pembuatan laporan

pekerja.5 Oktober Walk through survey

Pihak okupasi kesehatan dapat 2017 - Pembuatan status

kemudian merekomendasikan monitoring okupasi

survey untuk memperoleh kadar kuantitas 4. O4


- Pembuatan artikel
eksposur atau kesehatan okupasi mengenai oktober
status okupasi
risk assessment. 1,5 2017

Walk Through Survey ini adalah 06 - Presentasi status

bertujuan untuk memahami proses Oktober okupasi


5.
produksi, denah tempat kerja dan 2017 - Presentasi Walk

lingkungannya secara umum. Selain itu, through survey

mendengarkan pandangan pekerja dan


pengawas tentang K3, memahami
pekerjaan dan tugas-tugas pekerja, HASIL
mengantisipasi dan mengenal potensi Pada penelitian ini diambil sampel
bahaya yang ada dan mungkin akan timbul dari seluruh pekerja di rumah bernyanyi
di tempat kerja atau pada petugas dan suka suka dan dari perhitungan sampel
menginventarisir upaya-upaya K3 yang didapatkan sampel sebanyak 5 dari 12
telah dilakukan mencakup kebijakan K3, pekerja (total jumlah teknisi).
upaya pengendalian, pemenuhan peraturan

[Type text] Page 8


Dari rencana waktu yang telah dengan waktu yang lama dan secara terus
1
ditetapkan, terkumpul data yang menerus. Lebih banyak pria yang
didapatkan dari check list yang dibuat. mengalami gangguan pendengaran di
Dari hasil check list diperoleh 3 pekerja bandingkan wanita, akan tetapi, akibat dari
laki-laki, mengeluh mendapatkan keluhan intensivitas terhadap NIHL, lebih besar di
gangguan pendengaran dalam jangka tempat kerja atau apakah ini
waktu 10 bulan. Dan sisanya mengeluh menggambarkan paparan level yang tinggi
penyakit yang berbeda, yang juga pada tempat lain, masih belum jelas.
berhubungan dengan pekerjaan di rumah Gangguan pendengaran yang tidak
bernyanyi suka suka di tangani memiliki efek negatif psikologi
Gangguan pendengaran ( Noice serius pada pekerja yang selalu terpapar
Induce Hearing Loss ) akibat pekerjaan bising. Efek psikologi yang dapat timbul
adalah hilangnya fungsi pendengaran seperti, rasa malu, rasa bersalah dan marah,
akibat paparan kebisingan yang perasaan di permalukan, masalah
berkelanjutan dan intermiten serta durasi konsentrasi, merasa tidak aman, rasa
lama dan biasanya berkembang lambat rendah diri/rasa percaya diri kurang.
4
sampai beberapa tahun. Paparan
Tipe-tipe gangguan pendengaran ada
kebisingan di ukur berdasarkan sumber
3 macam yaitu, Tuli konduktif (
kekuatan suara dalam satuan Decibel ( dB)
Conductive hearing loss ) terjadi dari
yang merupakan satuan untuk pengukuran
apapun yang dapat menyebabkan
level suara. Paparan akibat kebisingan
penurunan transmisi suara dari luar ke
dapat menyebabkan, penurunan
koklea. Penyebabnya termasuk
pendengaran secara berangsur-angsur
pembentukan abnormal dari aurikula atau
melalui periode waktu atau begitu kuatnya
heliks, serumen dalam kanal telinga, efusi
sehingga bisa menyebabkan kehilangan
telingah tengah, atau disfungsi atau fiksasi
pendengaran.
dari rangkaian osikular. Salah satu
Menurut Occupational Safety and
contohnya adalah otosklerosis.
Health Administration (OSHA), 5-10 juta
Tuli saraf/persepi (Sensori Neural Hearing
orang Amerika dapat beresiko mendapat
Loss ), dapat terjadi dari gangguan
gangguan pendengaran atau di sebut Noice
transmisi sesudah koklea. Gangguan
Induce Hearing Loss (NIHL), karena
transmisi ini dapat terjadi karena kerusakan
mereka terpapar bunyi dengan kekuatan
hair cell dalam koklea atau kerusakan
lebih dari 85 dBA pada tempat kerja

[Type text] Page 9


11
nervus cranial. Tuli campuran riwayat pekerjaan di tempat lain yang

(Conductive Hearing Loss) dan (Sensori mungkin berhubungan dengan keluhan

Neural Hearing Loss). yang dirasakan sekarang.

Sesuai dengan penyebab ketulian, Selain itu checklist yang hanya

penderita sebaiknya dipindahkan kerjanya terfokus pada faktor penyebab penyakit

dari lingkungan bising. Bila tidak mungkin akibat kerja, tidak memenuhi semua poin-

dipindahkan dapat dipergunakan alat poin yang diperlukan untuk mendiagnosis

pelindung telinga terhadap bising seperti penyakit dari keluhan yang dirasakan.

sumbat telinga (ear plug), tutup telinga Perlu penelitian yang lebih mendalam dan

(ear muff) dan pelindung kepala. pemeriksaan yang lebih lengkap untuk
dapat menilai secara keseluruhan penyebab

KETERBATASAN PENELITIAN dari keluhan yang dirasakan oleh pekerja.

Penelitian ini tentunya tidak


terlepas dari keterbatasan, adapun Akhirnya kami berasumsi bahwa

keterbatasan dari penelitian ini adalah bila terdapat gejala keluhan gangguan

checklist yang dibuat hanya menentukan pendengaran terutama terjadi pada saat

hubungan penyakit akibat kerja, tapi tidak melukan pekerjaan pada responden dengan

dapat menentukan insidens, berat hasil survey dan penyakit akibat kerja tidak

ringannya penyakit, dan prognosis menunjukkan nilai yang berarti, maka

penyakit. Demikian pula untuk survey tidak menutup kemungkinan keluhan yang

menilai faktor psikososial akibat kerja, dirasakan pasien juga karena kontribusi

diagnosisnya hanya bersifat subjektif, tidak dari faktor individu dan faktor lingkungan

dapat diketahui kapan stressor muncul. lain, selain lingkungan tempat kerja.

Keterbatasan lainnya adalah tidak Penelitian ini juga tidak

dilakukan pemeriksaan yang menyeluruh mengklasifikan berat ringannya penyakit,

terhadap seluruh responden, karena berdasarkan keluhan dari pekerja, juga

keterbatasan sarana pemeriksaan, dan tidak dapat menentukan penatalaksanaan

keterbatasaan waktu penelitian. Untuk yang tepat untuk mencegah atau

menganalisa faktor terjadinya kasus mengurangi keluhan yang dirasakan atau

penyakit dengan keluhan sesak napas perlu akan dirasakan nanti di masa yang akan

diketahui riwayat penyakit terdahulu dan datang.

[Type text] Page 10


Daftar Pustaka :
1. National Institute of Occupational
Safety and Health. Occupational and
Environment Exposureof Skin to
Chemic. 2006 dalam
http://www.mines.edu/outreach/oeesc
2. American Tinnitus Association. 2012.
About Tiniitus. From
http://www.ata.org/for-patients/about-
tinnitus 01 Juli 2012
3. British Tinnitus Association. 2012.
From http://www.tinnitus.org.uk/, 01
Juli2012
4. Cunha, John P. 2012. Tinnitus Ringing
in The Ear and Other Ear Noise. From
http:www.medicinenet.com/tinnitus/ar
ticle.htm, 01 Juli 2012
5. Soepardi, Efiaty Arsyad, dkk. 2006.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorokan Kepala Leher
Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

[Type text] Page 11

Anda mungkin juga menyukai