Anda di halaman 1dari 3

https://www.academia.

edu/5371759/Tugas_dan_Kewajiban_Unsur-
unsur_Organisasi_Kontraktor

Quantity Engineer
Tugas dan kewajiban
quantity engineer
, antara lain+1 . M e l a k u k a n o p n a m e p e k e r j a a n , 2.Memonitor pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, 3 . M e n y a m p a i k a n r e n ana pekerjaan
request
kepada pengguna jasa*pemilik proyek,4.Membuat laporan kemajuan
fisik proyek,!.Membuat sertifikat bulanan dan data
pendukungnya,".Membina, mengarahkan, dan mengkoordinasi
bawahan,#.Memastikan diimplementasikannya sistem manajemen mutu di
bagian proyek,(.Memenuhi sasaran mutu yang telah ditetapkan di bagian
proyek, .Menyimpan arsip.

Surveyor
Tugas dan kewajiban
surveyor
adalah+1.Melakukan pelaksanaan sur%ei lapangan dan
penyelidikan*pengukuran tempat -tempatlokasi yang akan dikerjakan terutama untuk
pekerjaan
mayor item
,2 . M e n atat dan
menge%aluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
s e h i n g g a d a p a t meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi dan
pen egahannya,3.Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala
proyek.
#.
Operator
Tugas dan kewajiban operator, antara lain+1.Mengoperasikan
mesin*peralatan dengan benar,2.Menjaga keber sihan, kondisi, dan keamanan
mesin*peralatan,3.Melaporkan ke atasan apabila mesin*peralatan
rusak*perlu diperbaiki.
$ . % r a & t e r
:dalah orang yang membuat konsep atau ran angan tentang gambar.
1'.(uper)isor
:dalah pihak atau orang yang ditingkat pelaksanaan suatu proyek, yang bertugas
untuk bertanggung jawab atas pekerjaan karyawan se ara tepat dan efisien sesuai dengan
tugasyang ditentukan oleh atasannya. /ibawah super%isor ini dapat berupa
subkontraktor pekerjaan terntu atau juga mandor. uper%isor ini mempunyai hubungan kerja
yang tetapdengan kontraktor.

2. Tujuan Pembangunan

Jembatan Suramadu Jembatan Surabaya-Madura atau lebih dikenal dengan


Jembatan Suramadu merupakan bagian dari Proyek Tri Nusa Bima Sakti yang
misinya adalah menghubungkan ketiga pulau, yaitu Jawa Sumatera, Jawa Bali
dan Surabaya Madura yang pada awalnya ditetapkan melalui Instrulsi Presiden
pada tahun 1986. Dan bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
berbagai sektor kehidupan meliputi bidang infrastruktur dan ekonomi Pulau
Madura, yang sedikit tertinggal dibandingkan kawasan lain di Jawa
Timur. Pengukuhan proyek Jembatan Surabaya Madura dan Pengembangan
Kawasan sebagai proyek nasional adalah dengan diterbitkannya Keppres No. 55
Tahun 1990 tentang Proyek Pembangunan Jembatan Madura. Hal-hal utama yang
menjadi latar belakang pembangunan Jembatan Suramadu :
Gerbangkertosusila yang terdiri dari Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya,
Sidoarjo, Lamongan merupakan pusat pemerintahan, industri, perdagangan,
maritim dan pendidikan.
Kurangnya aksesibilitas di Pulau Madura (Bangkalan, Sampang, Sumenep dan
Pamekasan) yang mengakibatkan perkembangan wilayah Madura kurang pesat
dibanding wilayah lainnya di Jawa Timur.
Jembatan Suramadu merupakan bagian dari Pembangunan kawasan industri dan
perumahan serta sektor lainnya dalam wilayah-wilayah di kedua sisi ujung jembatan.
Dukungan Alim Ulama dan tokoh masyarakat Madura kepada Gubernur Jawa Timur
pada tgl 14 Januari 2002.
Dukungan DPR-RI terhadap pembangunan Jembatan Suramadu melalui surat
ketua DPR-RI kepada Presiden RI No. KD.02/5857/DPR-RI/2002 tanggal 31
Oktober 2002. Keputusan Presiden No. 79 tahun 2003 tentang Pembangunan
Jembatan Surabaya Madura.

3. Manfaat Jembatan Suramadu


Dalam review studi kelayakan Jembatan Surabaya-Madura tahun 2002,
disebutkan ada beberapa pertimbangan mengenai dampak dan manfaat dari
keberadaan Jembatan Suramadu. Di antaranya adalah:
1.Manfaat Langsung (Primary Benefit) Manfaat langsung dari Jembatan Suramadu
adalah meningkatnya kelancaran arus lalu lintas atau angkutan barang dan orang.
Dengan semakin lancarnya arus lalu lintas berarti menghemat waktu dan biaya.
Manfaat selanjutnya adalah merangsang tumbuhnya aktivitas perekonomian.
Manfaat langsung lainnya yang dapat diperhitungkan adalah nilai penerimaan dari
tarif tol yang diberlakukan. Transportasi barang dan orang yang semakin meningkat,
akan meningkatkan penerimaan dari tarif tol.
2.Manfaat Tidak Langsung (Secondary Benefit) Manfaat tidak langsung atau
manfaat sekunder adalah multiplier effect dari Jembatan Suramadu. Ini merupakan
dinamika yang timbul dan merupakan pengaruh sekunder (secondary effect), antara
lain:
Meningkatnya jumlah penduduk akan merangsang naiknya permintaan
barang dan jasa. Selanjutnya akan merangsang meningkatnya kegiatan
perekonomian, berkembangnya usaha di sektor pertanian, industri, perdagangan,
jasa dan meningkatnya arus barang masuk ke Pulau Madura.
Meningkatnya kebutuhan untuk kawasan pemukiman dan infrastruktur
Meningkatkan PDRB dan kesejahteraan masyarakat. Di Madura, umumnya kegiatan
ekonomi masih bertumpu pada sektor pertanian primer (tanaman pangan,
peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan). Artinya pertanian atau sektor
tradisional menjadi sektor andalan yang nampak dari perolehan PDRB terbesar
dibandingkan sektor lain. Sektor lainnya adalah pertambangan dan penggalian,
industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, restoran,
angkutan, pos, komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai