Anda di halaman 1dari 14

Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia

pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang
antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang 400-750 nm.
Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik
yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna untuk pengukuran
secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban
pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).

PRINSIP KERJA
Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat polikromatis di teruskan
melalui lensa menuju ke monokromator pada spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer.
Monokromator kemudian akan mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal).
Berkas-berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang
mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap
(diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian di terima oleh detector.
Detector kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh
sampel. Cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga
akan diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.

INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV VIS

1. Sumber cahaya

Sumber cahaya pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang stabil dan intensitasnya
tinggi. Sumber cahaya pada spektrofotometer UV-Vis ada dua macam :
a. Lampu Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel pada daerah tampak.
Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki panjang gelombang antara 350-2200
nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung. Umumnya memiliki waktu 1000jam pemakaian.
b. Lampu DeuteriumLampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380 nm. Spektrum energy
radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang terletak pada daerah uv. Memiliki waktu
500 jam pemakaian.

2. Wadah Sampel

kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanyan kebanyakan wadah sampel adalah sel
untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel itu haruslah meneruskan energy
cahaya dalam daerah spektral yang diminati: jadi sel kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca
silica tinggi istimewa untuk daerah ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang
diginakan sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara
reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabunga dan tanda itu selalu tetaparahnya
tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi
sedemikian rupa sehingga berkas cahaya menembus larutan, dengan meniscus terletak seluruhnya diatas
berkas. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik dari pemegangnya atau
dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi tabung dalam ruang sel (dari) instrument itu
reprodusibel.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis menjadi cahaya tunggal
(monokromatis) dengan komponen panjang gelombang tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :
a. Prisma
Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di dapatkan resolusi yang
baik dari radiasi polikromatis.
b. Grating (kisi difraksi)
Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan disebarkan merata,
dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik. Selain itu kisi difraksi dapat digunakan
dalam seluruh jangkauan spektrum.
c. Celah optis
Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari sumber radiasi.
Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan dirotasikan melalui prisma, sehingga
diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.
d. Filter
Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan merupakan cahaya
berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.
4. Detektor Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian diubah
menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan dalam bentuk angka-angka
pada reader (komputer). Detector dapat memberikan respons terhadap radiasi pada berbagai panjang
gelombang Ada beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum
yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa
organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada
larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan
mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan
bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran
mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda,
senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.
Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang
dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya
menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah
dari pelarut
5. Visual display/recorder
Merupakan system baca yang memperagakan besarnya isyarat listrik, menyatakan dalam bentuk %
Transmitan maupun Absorbansi.

https://wocono.wordpress.com/2013/03/04/spektrofotometri-uv-vis/ 8:49 11/19/15

SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH merupakan suatu metode mengamati interaksi


molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0,75 1000 m.
Radiasi elektromagnetik dikemukakan pertama kali oleh James Clark Maxwell, yang menyatakan bahwa
cahaya secara fisis merupakan gelombang elektromagnetik, artinya mempunyai vektor listrik dan vektor
magnetik yang keduanya saling tegak lurus dengan arah rambatan. Berikkut adalah gambaran berkas
radiasi elektromagnetik :
https://wocono.wordpress.com/2013/03/03/spektrofotometri-infra-merah/ 8:59 11/19/2015
Spektrofotometri UV adalah pengukuran suatu interaksi antara radiasi
elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Jangkauan panjang
gelombang untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm.
Sinar ultraviolet terbagi menjadi 2 jenis yaitu ultraviolet jauh dan ultraviolet dekat.
Ultraviolet jauh memiliki rentang panjang gelombang 10-200 nm, sedangkan
ultraviolet dekat memilki rentang panjang gelombang 200-400 nm. Zat yang dapat
dianalisis menggunakan spektrofotometri UV adalah zat dalam bentuk larutan dan zat
tersebut tidak berwarna. Senyawa-senyawa organik sebagian besar tidak berwarna
sehingga spektrofotometer UV lebih banyak digunakan dalam analisis senyawa organik
khususnya dalam penentuan struktur senyawa organik.
Radiasi ultraviolet diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang
mengandung terkonjugasi dan atau atom yang mengandung elektron n,
menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi elektron dasar
ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut
sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengasorpsi sehingga dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif.
http://silvana-nina.blogspot.co.id/2012/04/spektrofotometri-uv.html 9: 18 11/19/2015
Penggunaan UV Untuk Penentuan Struktur Molekul

Penggunaan UV untuk analisis senyawa organik (penentuan struktur senyawa organik) terdapat
beberapa istilah yang biasa digunakan yaitu:

1) Kromofor. Kromofor berasal dari bahasa latin yang artinya chromophorus yang berarti
pembawa warna. Pada mulanya pengertian kromofor digunakan untuk sistem yang menyebabkan
terjadinya warna pada suatu senyawa. Kemudian diperluas menjadi suatu gugus fungsi yang
mengabsorbsi radiasi elektromagnetik, termasuk yang tidak memberikan warna. Jadi kromofor adalah
gugus fungsi yang menyerap atau mengabsorbsi radiasi elektromagnetik di daerah panjang gelombang
ultraviolet dan daerah cahaya tampak. Contoh kromofor: C=O, C=C, N=N dan NO2.

2) Auksokrom (Auxochrom = auxiliary chromophores), yakni gugus yang berpengaruh (namun


sedikit) terhadap absorpsi UV, tetapi berdampak cukup signifikan pada absorbansinya (lmaks dan e ).
Contoh gugus auksokrom adalah : OH, OR, dan NHR. Secara umum gugus-gugus auksokrom dicirikan
oleh adanya pasangan elektron bebas yang terdapat pada gugus yang bersangkutan.
3) Geseran batokromat atau geseran batokromik (Bathochromic shift) atau geseran merah, yakni
geseran atau perubahan lmaks ke arah yang lebih besar. Penyebab terjadinya peristiwa ini adalah
adanya perubahan struktur, misalnya adanya auksokrom atau adanya pergantian pelarut.

4) Geseran hipsokromat (Hypsochromic shift) atau pergeseran hipokromik atau pergeseran biru,
yakni geseran atau perubahan lmaks ke arah yang lebih kecil. Munculnya gejala ini juga sering
disebabkan oleh adanya penghilangan auksokrom atau oleh adanya pergantian pelarut.

dari penjelasan-penjelasan dapat disimpulkan, suatu auksokrom dan pergantian pelarut dapat
menimbulkan geseran batokromat dan hipsokromat

Transisi Elektronik

Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan perpindahan elektron (promosi elektron) atau
yang disebut transisi elektronik. Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari
satu orbital ke orbital yang lain.

Disebut transisi elektronik karena elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah
dapat berpindah ke orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun
sebaliknya elektron dapatberpindah dari orbital yang memiliki energi lebih rendah jika melepaskan
energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi elektromagnetik.

Berdasarkan mekanika kuantum transisi elektronik yang dibolehkan atau tidak dibolehkan
(terlarang) disebut kaidah seleksi. Berdasarkan kaidah seleksi, suatu transisi elektronik termasuk:

1. Transisi diperbolehkan bila nilai sebesar 103 sampai 106.

2. Transisi terlarang bila nilai sebesar 10-3 sampai 103.


Selain dengan melihat harga kaidah seleksi dapat dapat dinyatakan dengan simetri dan spin.
Berdasarkan simetri dan spin suatu transisi elektronik diperbolehkan bila:

1. Berlangsung antara orbital-orbital dalam bidang yang sama.

2. Selama transisi orientasi spin harus tetap.

Dalam satu molekul terdapat dua jenis orbital yakni Orbital Ikatan (bonding orbital) dan Orbital
Anti-ikatan (antibonding orbital). Orbital ikatan di bagi menjadi beberapa jenis yakni orbital ikatan sigma
(, = ikatan tunggal) dan orbital phi (, = ikatan rangkap), sedangkan orbital nonikatan berupa elektron
bebas yang biasanya dilambangkan dengan n. Orbital nonikatan umumnya terdapat pada molekul-
molekul yang mengandung atom nitrogen, oksigen, sulfur dan halogen.

Orbital ikatan sigam () dan orbital phi () terbentuk karena terjadinya tumpang tindih dua orbital
atom atau orbital-orbital hibrida. Dari dua orbital atom dapat dibentuk dua orbital molekul yakni orbital
ikatan dan orbital anti ikatan.

Dengan demikian jika suatu molekul mempunyai orbital ikatan maka molekul tersebut mempunyai
orbital anti ikatan. Orbital anti-ikatan biasanya diberi notasi atau tanda asterisk atau bintang (*) pada
setiap orbital yang sesuai. Orbital ikatan orbital anti-ikatannya adalah *, sedangkan orbital ikatan
orbital anti-ikatannya adalah *.

Transisi elektronik atau perpindahan elektron dapat terjadi dari orbital ikatan ke orbital anti-
ikatan atau dari orbital non-ikatan (nonbonding orbital) ke orbital anti-ikatan. Terjadinya transisi
elektronik atau promosi elektron dari orbital ikatan ke orbital antiikatan tidak menyebabkan terjadinya
disosiasi atau pemutusan ikatan, karena transisi elektronik terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih
tinggi dari pada vibrasi inti.
Pada transisi elektronik inti-inti atom dapat dianggap berada pada posisi yang tepat. Hal ini
dikenal dengan prinsip Franck-Condon. Disamping itu dalam proses transisi ini tidak semua elektron
ikatan terpromosikan ke orbital antiikatan.

Berdasarkan jenis orbital tersebut maka, jenis-jenis transisi elektronik dibedakan menjadi empat
macam, yakni:

1) Transisi *

2) Transisi *

3) Transisi n *

4) Transisi n *

Keterangan

: senyawa-senyawa yang memiliki ikatan tunggal

: senyawa-senyawa yang memiliki ikatan rangkap

n menyatakan orbital non-ikatan: untuk senyawa-senyawa yang memiliki elektron bebas.

* dan * merupakan orbital yang kosong (tanpa elektron), orbital ini akan terisi elektron ketika
telah atau bila terjadi eksitasi elektron atau perpindahan elektron atau promosi elektron dari orbital
ikatan.
Energi yang diperlukan untuk menyebabkan terjadinya transisi berbeda antara transisi satu
dengan transisi yang lain. Transisi ke * memerlukan energi paling besar, sedangkan energi terkecil
diperlukan untuk transisi dari n ke .

Untuk memberikan gambaran dan memudahkan pemahaman tentang jenis transisi beserta
perbandingan energi yang diperlukan dapat dilihat pada gambar berikut:

Pada gambar di atas transisi dari ke * sebenarnya tidak ada. Transisi demikian dapat pula
terjadi tapi sangat kecil sehingga tidak dapat diamati pada spektrum atau spektra. Karena bertolak
belakang dengan kaidah seleksi.

Pada setiap jenis transisi elektronik yang terjadi, terdapat karakter dan melibatkan energi yang
berbeda. Suatu kromofor dengan pasangan elektron bebas (n) dapat menjalani transisi dari orbital non-
ikatan (n) ke orbital anti-ikatan, baik pada obital sigma bintang (*) maupun phi bintang(*). Sedangkan,
kromofor dengan elektron ikatan rangap (menghuni orbital phi) akan menjalani transisi dari orbital ke
orbital *. Demikian seterusnya untuk jenis transisi yang lain.

Dalam penentuan struktur molekul, tansisi * tidak begitu penting karena puncak absorbsi
berada pada daerah ultraviolet vakum yang berarti tidak terukur oleh peralatan atau instrumen pada
umumnya.

Walaupun transisi * pada ikatan ganda terisolasi mempunyai puncak absorbsi di daerah UV
vakum tetapi transisi * tergantung pada konjugasi ikatan ganda dengan suatu gugus fungsi
substituen. Akibatnya transisi * pada ikatan ganda terkonjugasi mempunyai puncak absorbsi pada
daerah ultraviolet dekat, dengan panjang gelombang lebih besar dari 200 nm. Dengan demikian transisi
yang penting dalam penentuan struktur molekul adalah transisi * serta beberapa transisi n* dan
n*.
Anaslisis menggunakan spektrofotometer UV, senyawa-senyawa dengan kromofor yang sama,
misalnya sama-sama ada ikatan rangkap atau ada elektron bebas, maka akan memberikan spektrum
yang sama atau hampir sama walaupun strkturnya molekulnya berbeda. Contoh dapat di lihat pada
Gambar berikut.

Pola pita absorpsi UV untuk dua senyawa dengan kromofor yang sama

Pengaruh ikatan konjugasi pada lmaks

Sesuai dengan uraian tentang transisi * pengaruh adanya ikatan konjugasi pada suatu
struktur yang mempunyai ikatan adalah menggesar lmaks ke nilai yang lebih besar atau pergeseran
batokromat.

Hal ini dapat dilihat pada lmaks etana dan beberapa poliena pada tabel:

senyawa

lmaks (nm)

Etena

1,3-butadiena

1,3,5-heksatriena

1,3,5,7-oktatriena
Perpanjangan ikatan rangkap tekonjugasi menggeser maks ke arah makin besar karena makin
mudah menjalani terjadinya transisi * sehingga transisi ini hanya memerlukan energi yang kecil
(panjang gelombang besar). Terjadinya pergeseran lmaks karena orbital masing-masing ikatan
berinteraksi membentuk seperangkat orbital ikatan dan anti ikatan yang baru. Orbital-orbital baru
tersebut mempunyai tingkat energi yang berbeda dengan orbital dalam ikatan ganda yang terisolasi.

Diagram skematik perbedaan pola transisi *pada satu ikatan rangkap C=C dan ikatan rangkap
C=C terkonjugasi ditunjukan pada Gambar berikut.

Gambar Pola transisi elektronik suatu diena dan diena terkonjugasi

Bila sistem konjugasi semakin panjang atau jumlah ikatan rangkap terkonjugasi semakin banyak
maka perbedaan energi antara keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi yang melibatkan transisi
* akan semakin kecil. Dengan demikian sistem konjugasi bertambah panjang maka energi yang
diperlukan untuk transisi * semakin kecil, sehingga puncak absorbsi akan terjadi pada panjang
gelombang yang semakin besar.

Konjugasi yang cukup panjang dapat menggeser puncak absorbsi sampai ke panjang gelombang
pada daerah sinar tampak sehingga suatu senyawa menjadi berwarna. Sebagai contoh likopena yang
menyebabkan tomat berwarna merah. Dalam struktur likopena mempunyai sebelas ikatan rangkap
terkonjugasi dengan lmaks 505 nm. Struktur likopena dapar dilihat pada Gambar.

Gambar Struktur Likopena, zat pemberi warna merah pada beberapa sayuran dan buah-buahan
seperti tomat
Perlu ditekankan, makin panjang konjugasi makin tidak aktif daerah UV, tetapi makin aktif pada
daerah Visible. Misalnya, untuk delapan atau lebih ikatan rangkap terkonjugasi, maka absorpsi
maksimum pada poliena yang demikian mengabsorpsi secara kuat di daerah spektrum visible.

Selain dengan perpanjangan sistem ikatan , adanya substituen tertentu yang juga dapat
menggeser lmaks ke panjang gelombang yang lebih besar atau menyebabkan geseran batokromat.
Substituen tersebut dapat berupa gugus atau atom, misalnya gugus metil atau atom halogen. Khusus
untuk konjugasi oleh metil dikenal sebagai hiperkonjugasi.

Pengaruh pelarut pada lmaks

Suatu senyawa yang diukur atau akan ditentukan strukturnya biasanya dalam bentuk encer.
Pelarut yang biasa digunakan pada spektrofotometer UV adalah pelarut yang tidak mengabsorbsi atau
transparan pada panjang gelombang UV.

Pelarut yang biasa digunakan pada spektrofotometer adalah etanol karena sifatnya yang
transparan terhadap UV di atas 210 nm. Selain itu heksana (transparan di atas 210 nm), air (transparan
di atas 205) dan dioksana juga sering digunakan sebagai pelarut pada spektrofotometer UV.

Air dan etanol termasuk pelarut polar sehingga dapat melarutkan senyawa-senyawa yang bersifat
polar sedangkan heksana termasuk pelarut nonpolar sehingga dapat melarutkan senyawa-senyawa yang
bersifat nonpolar, sesuai prinsip Like Dissolve Like.

Penggunaan pelarut dengan kepolaran yang berbeda menyebabkan posisi puncak absorbsi suatu
senyawa bergeser. Dengan kata lain kepolaran pelarut berpengaruh pada lmaks suatu senyawa.

Kepolaran pelarut mempengaruhi maks karena kepolaran molekul biasanya berubah jika suatu
elektron bergerak dari satu orbital ke orbital lainnya. Pengaruh pelarut biasanya mencapai hingga 20 nm
jika digunakan pelarut senyawa-senyawa karbonil.
Pada umumnya transisi * menghasilkan keadaan tereksitasi yang lebih polar dari keadaan
dasar molekul itu. Interaksi dipol-dipol antara molekul dalam keadaan tereksitasi dengan molekul-
molekul pelarut yang polar, menyebabkan tingkat energi molekul dalam keadaan tereksitasi menjadi
turun.

Akibatnya transisi * suatu molekul dalam pelarut polar memerlukan energi yang lebih kecil
dari transisi * molekul itu dalam pelarut nonpolar. Pergantian pelarut heksana dengan etanol
menggeser lmaks suatu senyawa ke nilai yang lebih besar dengan pergeseran sebesar 1020 nm.

Untuk membantu memahami bagaimana suatu pelarut polar dapat menstabilkan suatu keadaan
tereksitasi, dapat diambil contoh di sini adalah transisi * dalam alkena. Pernyataan spesies pada
keadaan dasar dan keadaan tereksitasi dengan konsep sederhana melalui struktur resonansinya
sehingga membentuk spesies dipolar (lihat Gambar). Kondisi struktur sebenarnya pada Gambar bukan
sebagai keadaan tereksitasi tetapi memberikan kontribusi untuk suatu struktur keadaan tereksitasi.

Gambar Struktur resonansi keadaan dasar dan eksitasi untuk alkena

Transisi n*, pada keton menunjukan pengaruh yang berlawanan. Molekul-molekul pelarut
yang mampu mengadakan ikatan hidrogen berinteraksi lebih kuat dengan molekul pada keadaan dasar
daripada dengan molekul pada keadaan tereksitasi.

Transisi n* molekul keton dalam pelarut air atau etanol (dalam pelarut polar) terjadi geseran
biru (geseran hipsokromat) atau transisi dalan kedua pelarut polar tersebut memerlukan energi yang
lebih besar (panjang gelombang lebih kecil) daripada transisi n* molekul keton dalam pelarut
heksana.
Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air atau etanol dengan molekul
keton pada keadaan dasar. Akibatnya transisi n* molekul keton dalam pelarut air atau etanol
memerlukan energi yang lebih besar (lmaks yang lebih kecil).
https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/07/spektrofotometri-uv-ultraviolet/ 21:13 tgl 19

Infra Red
Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR). spektroskopi ini
didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang
gelombang 0.75 - 1.000 m atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.
A. Prinsip Kerja
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi. Spektroskopi inframerah berfokus pada
radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai
wavenumber (1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan
spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan
melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan sinyal yang
terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan
bersekongkol melawan wavenumber.
Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) dari
senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan
puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu, masing-masing kelompok
fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus
karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan
ikatan karbonil untuk meregangkan.
http://masriyanti.blogspot.co.id/ 21:17 tgl 19

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)


Spektrometri Serapan Atom (SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas.
Metode AAS berprinsip pada absorbs cahaya oleh atom, atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalkan Natrium
menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada
gelombang ini mempunyai cukup energiuntukmengubah tingkat energy elektronik suatu atom.
Dengan absorpsi energy, berarti memperoleh lebih banyak energy, suatu atom pada keadaan
dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacam-
macam. Misalnya unsur Na dengan noor atom 11 mempunyai konfigurasi electron
1s1 2s2 2p6 3s1, tingkat dasar untuk electron valensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energy.
Elektronini dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan energy 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan
energy 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589 nm dan 330 nm.
Kita dapat memilih diantar panjang gelmbang ini yang menghasilkan garis spectrum yang tajam
dan dengan intensitas maksimum, yangdikenal dengan aris resonansi. Garis-garis lain yang
bukan garis resonansi dapat berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal dari eksitasi tingkat
dasar yang disebabkan proses atomisasinya.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut akan diserap
dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang
berada pada sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari:
Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monkromatik melewati medium transparan,
maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan bertambahnya ketebalan medium yang
mengabsorbsi.
Hukum Beer: Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan
bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap sinar tersebut.
http://masriyanti.blogspot.co.id/ 21:21 tgl 19

Anda mungkin juga menyukai