Anda di halaman 1dari 16

TUGAS K3

RADIO ISOTOP TECHENIUM (Tc-99)

Kelompok 10:

Dini Esa Sawitri

Patmayasini

Tiara Asti

POLITEKTIK KESEHATAN TANJUNG KATANG


PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2015/20
PENGERTIAN RADIOISOTOP
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radionuklida mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh
manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim
disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron
yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti
target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga
berubahsifatmenjadiradioaktif.
Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan
I-131.Dengan menggunakan alat deteksi dapat diketahui adanya radiasi atau instensitas radiasi
dan juga dapat di tentukan jumlah radioisotope yang terdapat dalam suatu bahan. Radiasi pada
materi dapat menyebabkan penumpukan energi pada materi yang dilalui dampak yang
ditimbulkan radiasi dapat berupa:

Ionisasi
Dalam hal itu partikel radiasi menabrak electron dari atau molekul zat yang dilalui melalui
sehingga terbentuk ion positif dan ion tenion.

Eksitasi
Dalam hal ini radiasi tidak menyebabkan electron terlepas dari atom atau molekul zat tetapi
hanya berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi.

Pemutusan ikatan kimia


Radiasi yang dihasilkan oleh zat radioaktif mempunyai energi yang dapat memutuskan ikatan-
ikatan kimia.

Penggunaan radioisotop dapat dibedakan menjadi dua: sebagai penurut dan sumber
radiasi. Radioisotop dipergunakan sebagai sebagai penurut karena perpindahannya dapat
ditelusuri berdasarkan radiasi yang dipancarkan. Dan sebagai sumber radiasi karena daya tembus
radiasinya serta akibat radiasi terhadap bahan yang dilaluinya.

Sumber: https://dikapmn.wordpress.com/tag/radioisotop/
Bidang Kedokteran

Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa juta orang di
dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk
penghancur tumor atau untuk foto tulang.

Berdasarkan radiasinya

1) Sterilisasi radiasi.

Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga dapat digunakan
untuk sterilisasialat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa
keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia),
yaitu:

a) Sterilisasi radiasi lebih sempurna dalam mematikan mikroorganisme.

b) Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.

c) Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit penyakit.

2) Terapi tumor atau kanker.

Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya, baik sel normal
maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif
(lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan
mengarahkan radiasi secara tepat pada sel-sel kanker tersebut.

3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer


Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi gamma
atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X yang diserap oleh tulang yang
diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan
dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini
bermanfaat untuk membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda (Yudhi,
2008).

4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)

Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika
maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat
dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi
terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi
bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan
radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak
tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai
pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau
dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini,
bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar
target (Yudhi, 2008).

5) Teknik Pengaktivan Neutron

Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil (Co, Cr, F, Fe,
Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik
ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh
bahan biologik yang akan diperiksa ditembaki dengan neutron (Yudhi, 2008).

Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian jenis


kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar dioperasi
menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas
bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian
yang tinggi. Radioisotop yang digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka
(unsealed source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat
dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah radioaktif.

Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam dari
organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi dengan menggunakan film
sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh jaringan struktur lainnya, sehingga
didapatkan pola gambar bayangan yang didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan.
Hal ini akan membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk
mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-Scanner.

Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang


mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan radioisotop ini
memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas radiasi yang dipancarkannya
berkurang secara cepat setelah selesai digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma
murni dari jenis peluruhan electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan
sehingga dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam
bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99) dan dapat
membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini dimasukkan ke dalam
tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).

Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa yang
ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh. Dengan demikian,
keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi
organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan
dapat dilakukan menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk
mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan
memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya reaksi
spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang
bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat
Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda
teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang
direncanakan memasuki tahap uji klinis.

Sebagai Perunut

Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk mendeteksi
kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat
digunakan untuk membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang
dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).

Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :


I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok,
hati dan otak

Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung

Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung

Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah

Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru

P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu pembentukkan


sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh
sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah
merah pada sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-
alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi alat suntik.
Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan
masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan ditutup
rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma (Sutresna, 2007).
Fe-59 Mempelajari pembentukan sel darah merah

Cr-51 Mendeteksi kerusakan limpa

Se-75 Mendeteksi kerusakan Pankreas

Tc-99 Mendeteksi kerusakan tulang dan paru-paru

Ga-67 Memeriksa kerusakan getah bening

C-14 Mendeteksi diabetes dan anemia

Co-60 Membunuh sel-sel kanker

TECHENIUM (Tc-99)

Teknesium
Teknetium-99m* diperoleh dr peluruhan molibdenum 99
Keterangan Unsur:
*Simbol: Tc
* Radius Atom: 1.36
* Volume Atom: 8.5 cm3/mol
* Massa Atom: -98
* Titik Didih: 4538 K
* Radius Kovalensi: 1.27
* Struktur Kristal: Heksagonal
* Massa Jenis: 11.5 g/cm3
* Konduktivitas Listrik: 0.001 x 106 ohm-1cm-1
* Elektronegativitas: 1.9
* Konfigurasi Elektron: [Kr]4d5 5s2
* Formasi Entalpi: 23 kJ/mol
* Konduktivitas Panas: 50.6 Wm-1K-1
* Potensial Ionisasi: 7.28 V
* Titik Lebur: 2477 K
* Bilangan Oksidasi: 7
* Kapasitas Panas: 0.24 Jg-1K-1
* Entalpi Penguapan: 502 kJ/mol

Sumber: http://simplefisika.blogspot.co.id/2011/06/tc-99-manfaat-nuklir-di-bidang.html

Technetium adalah logam abu-abu keperakan yang menodai perlahan di udara lembab. Biloks
Teknesium adalah +7, +5, dan +4. Dalam kondisi pengoksidasi technetium (VII) akan ada
sebagai ion pertechnetate, TcO4-. Sifat kimia technetium dikatakan mirip dengan renium.
Teknesium larut dalam asam nitrat, aqua regia, dam. sulfat asam, tetapi tidak larut dalam asam
klorida dalam berbagai konsentrasi. Unsur adalah inhibitor korosi yang luar biasa untuk baja.
Logam adalah superkonduktor yang sangat baik di 11K dan bawah.

Ada dua puluh dua isotop teknesium dilaporkan, dengan kisaran massa dari 90 111. Semua
isotop teknesium bersifat radioaktif. Ini adalah salah satu dari dua unsur dengan Z <83 yang
tidak memiliki isotop stabil; unsur lainnya adalah promethium (Z = 61). Technetium memiliki
tiga isotop radioaktif hidup panjang: 97Tc (T1 / 2 = 2,6 x 106 tahun), 98Tc (T1 / 2 = 4,2 x 106
tahun) dan 99Tc (T1 / 2 = 2,1 x 105 tahun). 95Tcm (m adalah singkatan dari meta state) (T1 /
2 = 61 hari) digunakan dalam pekerjaan tracer. Namun, isotop paling berguna dari technetium
adalah 99Tcm (T1 / 2 = 6.01 jam) digunakan dalam banyak tes isotop radioaktif medis karena
paruhnya yang pendek, energi dari sinar gamma yang dipancarkan, dan kemampuan untuk
technetium secara kimia terikat untuk banyak molekul biologis aktif. Karena 99Tc diproduksi
sebagai produk fisi dari fisi uranium di reaktor nuklir, jumlah besar telah dihasilkan selama
bertahun-tahun. Ada sejumlah kilogram technetium.

Sejarah

Elemen 43 diperkirakan berdasarkan tabel periodik, dan keliru dilaporkan sebagai telah
ditemukan pada tahun 1925, dimana pada saat itu bernama Masurium. Unsur ini sebenarnya
ditemukan oleh Perrier dan Segre di Italia pada tahun 1937. Ia ditemukan dalam sampel
molibdenum, yang dibombardir oleh deuteron dalam siklotron Berkeley, dan yang E. Lawrence
dikirim ke peneliti tersebut. Technetium adalah elemen pertama yang akan diproduksi secara
buatan. Sejak penemuannya, pencarian untuk unsur dalam bahan terestrial telah dibuat. Akhirnya
pada tahun 1962, technetium-99 diisolasi dan diidentifikasi di Afrika bijih-bijih uranium (bijih
uranium yang kaya) dalam jumlah yang sangat menit sebagai produk fisi spontan uranium-238
dengan BT Kenna dan P.K. Kuroda. Jika tidak ada, konsentrasi harus sangat kecil. Technetium
telah ditemukan dalam spektrum S, M, dan N, dan keberadaannya dalam spektrum bintang
mengarah pada teori-teori baru produksi elemen berat di bintang-bintang.

Aplikasi

Isotop yang paling berguna dari technetium adalah teknesium-99m: memiliki waktu paruh
pendek dan mengikat kimia untuk banyak molekul biologis aktif, sifat ini membuatnya cocok
untuk banyak tes isotop medis radioaktif.
Ketika Tc-99m dikombinasikan dengan senyawa timah itu mengikat sel-sel darah merah dan
karena itu dapat digunakan untuk memetakan gangguan sistem peredaran darah. Ion pirofosfat
dengan Tc-99m mematuhi deposit kalsium dalam otot jantung yang rusak, sehingga berguna
untuk mengukur kerusakan setelah serangan jantung. Sulfur koloid Tc-99m memulung oleh
limpa, sehingga memungkinkan untuk gambar struktur organ tersebut.

Seperti renium dan paladium, teknesium dapat berfungsi sebagai katalis. Untuk reaksi tertentu,
misalnya dehidrogenasi alkohol isopropyl, itu adalah jauh lebih efektif daripada katalis baik
renium atau paladium. Tentu saja, radioaktivitas adalah masalah utama dalam mencari aplikasi
yang aman.
Technetium-99 juga telah diusulkan untuk digunakan dalam baterai nuklir optolectric.

Sumber: http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-technetium-dan-efeknya.html

Perkembangan Radioisotop di Bidang Kedokteran

Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi,
termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan penting dalam
bidang ilmu dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis
dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit penyakit yang menjadi lebih penting secara
epidemilogis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Semakin berkembangnya zaman membuat perkembangan di bidang kedokteran semakin


pesat. Misalnya saja pada radioisotop Tc 99. Pada awalanya diduga bahwa unsur bernomor 43
diperkirakan adalah dasar dari tabel periodik. Hal ini baru diketahui salah pada tahun 1925. Saat
itu, teknesium dikenal sebagai masurium. Unsur ini sebenarnya ditemukan oleh Perrier dan Segre
di Itali pada tahun 1937. Teknesium juga ditemukan bersamaan dalam sampel molibdenum yang
dikirim oleh E. Lawrence, yang ditembak dengan deutron dalam siklotron Berkeley. Teknesium
adalah unsur pertama yang dihasilkan secara buatan.
Sejak penemuan Teknesium, semua penelitian mengenai unsur yang berkaitan dengan
bumi terus dilakukan. Akhirnya pada tahun 1962, Teknesium 99 diisolasi dan diidentifikasi
dari bijih kaya uranium Afrika, hanya dalam hitungan menit, sebagai hasil reaksi fisi spontan
Uranium-238 oleh B.T Kenna dan P.K Kuroda. Jika teknesium benar-benar ada, maka
konsentrasinya sangat kecil. Teknesium ditemukan dalam spektrum bintang tipe S, M, dan N,
dan keberadaannya dalam spektrum bintang mengarah pada teori baru yakni, produksi unsure
beratdibintang-bintang.
Ada 22 isotop teknesium dilaporkan, dengan kisaran massa dari 90 111. Semua isotop
teknesium bersifat radioaktif. Teknesium adalah salah satu dari dua unsur dengan massa atom
lebih kecil dari 83 yang tidak memiliki isotop stabil.; sementara unsur lainnya adalah
promethium (dengan massa atom 61). Teknesium memiliki tiga isotop dengan masa paruh waktu
radioaktif yang cukup panjang yaitu: 97Tc (T1/2 = 2.6 x 106 tahun), 98Tc (T1/2 = 4.2 x 106
tahun) dan 99Tc (T1/2 = 2.1 x 105 tahun). Isotop 97Tc dalam keadaaan meta (meluruh) dengan
paruh waktu (T1/2 = 61 hari) digunakan dalam dunia penyelidikan (forensik). Namun, isotop Tc
yang paling berguna adalah 99Tc yang berada dalam kondisi meta state (T1/2 = 6.01 jam)
digunakan dalam dunia medis yang memanfaatkan isotop radioaktif, karena masa parauh waktu
yang pendek, energy sinar gamma yang dipancarkan, dan kemampuan Teknesium untuk
berikatan secara kimiawi dengan banyak molekul biologis yang aktif. Oleh karena 99Tc
merupakan hasil reaksi fisi dari uranium dalam reactor nuklir, maka produksi skala besar telah
dilakukan selama beberapa tahun ini.

Sumber: http://simplefisika.blogspot.co.id/2011/06/tc-99-manfaat-nuklir-di-bidang.html

Proses Deteksi Pentakit Dengan Techenium (Tc-99)

Tc digunakan untuk memberikan sumber radiasi/terapi dengan memancarkan sinar gama


murni dalam pengobatan karna dapat mendeteksi kerusakan tulan dan paru-paru serta dapat
digunakan untuk mendeteksi tumor di organ hati, otak, tiroid dan limpa. Tc-99 yang disuntikkan
ke dalam pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu,
seperti jantung, hati dan paru-paru Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang
sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama
untuk mendeteksi kerusakan jantung.Campuran antara Tc-99m dan senyawatimah dapat
menjepitsel darah merah yangselanjutnya dapatdigunakan untukmemetakkangangguan
sirkulatori.

RADIONUKLIDADiagnosis menggunakan radiofarmaka, digolongkanpada diagnosis


secara non-invasif sehingga pasien tidakmerasa sakit atau tetap merasa nyaman
sementarakemampuan untuk mengamati fungsi organ sangat akuratsehingga teknik ini
merupakan cara diagnosis yang cukupampuh. Umumnya radiofarmaka dengan
menggunakanradionuklida teknesium disiapkan sesaat sebelum diberikankepada pasien. Agar
lebih praktis dan cepat, radiofarmakadipreparasi dari kit radiofarmaka. Sejauh ini kit
radiofarmakadalam berbagai literatur didefinisikan agak berbeda-beda,yang lebih umum dapat
diartikan sebagai suatu bentuksediaan yang mengandung senyawa dan pereaksi dalamjumlah
yang terukur dengan pelarut (kit basah) atau tanpapelarut (kit kering) yang diformulasi
sedemikian rupa danapabila diperlukan sudah siap pakai untuk sediaanradiofarmasi
tinggal menambahkan larutan radioisotope.

Sumber: https://www.academia.edu/9072533/teknisium

Technetium di lingkungan

Technetium jarang ditemui di luar fasilitas nuklir ar laboratorium penelitian. Produksi


dunia technetium berjalan ke banyak ton karena elemen ini diekstrak dari menghabiskan batang
bahan bakar nuklir. Namun hanya sejumlah kecil ini memiliki penggunaan komersial.
Efek kesehatan dari technetium

Hal ini melaporkan bahwa baja karbon ringan dapat secara efektif dilindungi oleh
sesedikit 55 ppm KTcO4 dalam air suling yang diaerasi pada suhu 250oC. Perlindungan korosi
ini terbatas pada sistem tertutup, karena technetium bersifat radioaktif dan harus dibatasi. 98Tc
memiliki aktivitas spesifik 6.2 x 108 Bq / g. Kegiatan tingkat ini tidak boleh dibiarkan menyebar.
99Tc adalah bahaya kontaminasi dan harus ditangani dalam kotak sarung tangan.

Dampak Techenium bagi lingkungan

Karena technetium diproduksi dalam jumlah ton di reaktor nuklir, itu menambah beban
planet limbah radioaktif yang tidak diinginkan. Sebuah technetium kecil lolos ke lingkungan
melalui penggunaannya dalam diagnosis medis

Sumber: http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-technetium-dan-efeknya.html

Alat Pelindung Diri ( APD ) Yang Digunakan Petugas Rongen


Ada beberapa macam APD yang dipakai serta keguanaan APD pada tenaga kerja yang
berhubungan engan radiologi secara garis besarnya antara lain :
1)APD Kepala

Termasuk didalamnya pengikat rambut, pentup kepala, topi dan berbagai material.
Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, terbang, korosit, debu, iklim yang
buruk serta menjaga kebersihan kepala dan rambut.

2)APD Mata

Kaca mata dari berbagai bahan berfungsi untuk melindungi mata. APD ini pada
umumnya kebanyakan digabung dengan APD untuk muka dengan demikian maka fungsinya
selain melindungi mata sekaligus melindungi muka/wajah.

3)APD Telinga
Ada 2 yaitu ear plug (sumbet telinga), ear muff (tutup telinga). Berfungsi untuk
melindungi telinga tenaga kerja dari cuaca-cuaca diatas NAB. APD ini mutlak dipakai apabila
dibawah atau tempat peralatan yang memiliki tingkat kebisingan diatas normal. Untuk
mengetahui seberapa tingkat kebisingan disuatu daerah atau temapat peralatan maka dilakukan
suatu pengukuran dengan suatu alat yang antara lain dengan Sound Level Meter, bila hasil
pengukuran menunjukan hasil pengukuran di atas nilai normal yaitu (85 db), maka mutlak
memakai pelindung telinga.

4)APD Tangan/Jari-Jari Tangan

Sarung tangan atau kaos tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari bahaya tajam,
panas, kasar, berduri, dingin, radiasi, arus llistrik, bahan- bahan kimia dan elektro magnetik serta
menjaga kebersihan tangan.

5)APD Mulut/Hidung
Respirator berbagai jenis, terdapat juga jenis :
a)Respirator pemurni udara
b)Respirator yang dihubungkan dengan supplay udara bersih
c)Respirator yang dilengkapi dengan supplay oksigen
Sebagaimana diketahui bahwa sumber penyakit/bahaya bukan hanya menimpa bagian tubuh tapi
dapat juga menimpa bagian dalam yang datangnya melalui pernapasan atau mulut. APD ini
berfungsi melindungi bagian dalam tubuh melalui pernapasan hidung dan mulut dari pengaruh
oksigen yang terkontaminasi dengan partikel debu, gas, uap yang dapat merusak atau setidaknya
mengganggu pernapasan.

6)APD Kaki/Jari-Jari Kaki

Sepatu berbagai tipe, berfungsi untuk melindungi kaki dari jari-jari kaki agar tidak
tertimpa benda berat, keras, tersengat benda-benda panas atau semacamnya.

7)APD Bagian Tubuh


Pakaian kerja yang dibuat khusus yang dibuat berfungsi untuk melindungi badan dari
radiasi panas konduksi dan panas konveksi.

Sumber: http://jurnalk3.com/jenis-dan-kegunaan-apd.html

Anda mungkin juga menyukai