Anda di halaman 1dari 10

A.

Definisi Fosil
Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah. Fosil
adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan
yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau prasejarah yang
telah berlalu.
Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari
11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh
endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk
hidup yang terkubur tersebut.
Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut
ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan,
hewan yang besar biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai
fosil.
Bentuk fosil ada dua macam yaitu fosil cetakan dan jejak fosil. Fosil cetakan terjadi
jika kerangka mahluk hidup yang terjebak di endapan lumpur meninggalkan bekas (misalnya
tulang) pada endapan tersebut yang membentuk cetakan. Jika cetakan tersebut berisi lagi
dengan endapan lumpur maka akan terbentuk jejak fosil persis seperti kerangka aslinya.
Berdasarkan ukurannya, jenis fosil dibagi menjadi :
a. Macrofossil (Fosil Besar) , dipelajari tanpa menggunakan alat bantu
b. Microfossil (Fosil Kecil), dipelajari dengan alat bantu mikroskop
c. Nannofossil (Fosil Sangat kecil), dipelajari menggunakan batuan mikroskop khusus
(dengan pembesaran hingga 1000x)
Kegunaan Fosil :
- Untuk mengidentifikasi unit-unit strartigrafi permukaan bumi, atau untuk
mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan yang mengandung fosil.
Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi
sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks adalah : (a). terdapat dalam
jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b). memiliki distribusi
horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek (kurang
lebih 1 juta tahun).
- Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan
distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat
tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.
- Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi
ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi
populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi
pada lingkungan masa lampau.
- Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan yaitu dengan cara mempelajari
perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.
Persyaratan terbentuknya fosil:
1. adanya badan air
2. adanya sumber sedimen anorganik dalam bentuk partikel atau senyawa
terlarut
3. adanya bahan tumbuhan atau hewan (yang akan menjadi fosil)

B. Definisi ichnofacies

Gambar 1. Posisi khas dari ichnofacies besar di laut dan benua lingkungan: Cr - Cruziana; G -
Glossifungites; N - Nereites; Ps - Psilonichnus; Sc - Scoyenia; Sk - Skolithos; Te - Teredolites; Tr
- Tripanites; Z Zoophycos (Setelah Benton & Harper, 1997).

Ichnofacies adalah struktur fosil yang terekam dalam sedimen atau substrat lainnya oleh
aktifitas organism pada masa lampau. Satu dekade terakhir ichnofacies begitu populer
sebagai salah satu perangkat yang begitu berguna dalam analisis lingkungan pengendapan
dan stratigrafi. Banyak sekali kasus dalam identifikasi lingkungan pengendapan tidak
dapat dilakukan hanya dari karakteristik sedimentologi. Kondisi lingkungan pengendapan
yang begitu kompleks ternyata tidak mampu hanya dijabarkan dengan karakter
sedimentologi saja tapi harus diintegrasikan dengan karakteristik dari ichnofacies.
Ichnofacies telah digunakan sejak dulu hingga sekarang oleh geologist sesuai kebutuhan
masing-masing. Menurut Seilacher (1964), ichnofacies adalah terminology yang
mencakupi perulangan asosiasi dari fosil jejak sejak Eon Fanerozoikum hingga sekarang
pada skala global. Asosiasinya dihubungkan dengan fasies pengendapan dan lingkungan
pengendapan. Seilacher (2007) menyatakan bahwa hubungan tersebut dapat dipelajari
pada level yang berbeda, dari skala global, umur tersediri, hingga analisa regional dari
formasi-formasi khusus dan variasi vertikal maupun lateral pada satu lapisan. Melalui
hubungan fosil jejak yang ada dan persebarannya pada lingkungan yang berbeda-beda,
kita dapat mengetahui batimetri, salinitas atau kondisi lingkungan, dan bagaimana
hubungan tersebut dapat berubah selama sejarah bumi ini berlangsung.

Klasifikasi Ichnofasies sebagai berikut:

1. Skolithos Ichnofasies
Dicirikan oleh bentuk silindirs, dan burrows U-shape (seperti hewan
hewan bernama Ophimorpha, Diplocretrion, dan Skolithos). Ichnofacies ini
berkembang pada lingkungan sedimen berpasir dimana secara relatif
gelombang laut yang tinggi tapi kekuatannya sedang. Organisme pada
lingkungan ini akan membentuk sarang yang lebih dalam (burrow) untuk
menghindari dessication (dewatering) akibat perubahan temperature dan
salinitas selama arus surut (low tide) terjadi, dan menghindari keluarnya
substrate ke permukaan (ketika arus kuat/pasang terjadi) (Pemberton,
MacEachern, dan Frey 1992).
Ichnofacies skolithos secara khas hadir pada lingkungan garis pantai
berpasir, tapi juga dapat tersebar di sepanjang lingkungan shallow shelf. dan
beberapa juga diketahui berada pada lingkungan laut dalam, seperti kipas laut
dalam dan slope bathyal. Organisme dalam lingkungan ini membangun
liang yang dalam untuk melindungi diri dari pengeringan atau suhu
yang tidak menguntungkan atau perubahan salinitas, dan sebagai sarana untuk
melarikan diri dari pergeseran permukaan.

Gambar 1. Bentuk Skolithos Ichnofasies

2. Cruziana Ichnofasies
Hadir pada lingkungan laut yang agak lebih dalam dari skolithos sekitar
daerah subtidal zone dibawah fair-weather base (daerah dengan kondisi
gelombang laut sedang yang terjadi tiap hari mungkin sekitar
uppershorface) tapi diatas storm wave base (daerah dengan gelombang
laut besar yang dapat mencapai dasar ketika badai terjadi). Mungkin
kurang lebih berada pada daerah middle dan outershelf. Tapi juga bias
hadir pada beberapa daerah nearshore. Ichnofacies ini dicirikan dengan
kehadiran asosiasi pencampuran dari fosil fosil jejak seperti vertical
burrows, inclined U-burrows (Rhizocorallium), dan struktur horizontal
(Cruziana), dan jejak organisme yang bergerak dekat dengan permukaan
(Thalassionides), dan fosil jejak yang aneh lainnya membentuk
bintang (Asteriacites) atau bentuk-C (Arenicolites). Ichnofasies
cruziana mengindikasikan sedimen lunak dan halus, terpilah baik, dan
pasir yang mungkin berlumpur, dengan kondisi arus yang cukup tenang.
Gambar 2. Bentuk Cruziana Ichnofasies

3. Zoophycos Ichnofasies
Menunjukan lingkungan air yang tenang dengan kandungan oksigen rendah
dan bagian dasarnya berlumpur tapi dapat juga hadir substrate lainnya.
Dicirikan oleh trace fosil dari yang simpel sampai yang komplek, seperti
Spirophyton. Trace fosil yang bersifat individu mungkin banyak tapi
keberagamannya rendah. Kemudian sedimen pada ichnofasies zoopychos ini
mungkin secara keseluruhan terbioturbasi (rusak terbombak lagi) (Bromley,
1996). Meksipun secara umum mengindikasikan lingkungan laut dalam fasies
ini terkadang juga hadir di laut dangkal, maka parameter paleodepth indicator
yang digunakan menjadi bermasalah. Distribusinya hadir dibatasi oleh kadar
oksigen dan tipe sdimen dasar dan kedalaman laut (asosiasi asosiasi ini
menjadi pertimbangan keberadaan ichnofasies ini).
Gambar 3. Zoopychos Ichnofasies; 1) Psychosiphon 2)Zoophycos 3)Spirophyton

4. Nereites Ichnofacies
Ichnofacies Nereites adalah karakteristik air dalam dan tampaknya terbatas
pada turbidit deposit. Hal ini dibedakan dengan horizontal kompleks
merangkak dan pentebaran jejak dan berpola makan atau tempat tinggal
struktur. Ichnogenera ini adalah hiasan dan rumit, seperti Paleodictyon,
Spirorhaphe & Nereites. Keragaman Jumlah jejak adalah tinggi, tetapi
kelimpahan jejak individu rendah. Ichnofacies Nereites berkembang awalnya
di berpasir (turbidit) substrat tetapi kemudian bisa menjajah bagian dari
beberapa (pelagis) deposito berlumpur yang membentuk di atas turbidites
berpasir.

Gambar 3. Nereites Ichnofasies


5. Ichnofasies yang Lain
Ichnofasies yang lain ini banyak jenisnya, seperti psilonichus ichnofacies,
scoyenia ichnofacies, trypanites ichnofacies, glossifungites ichnofacies, dll.
Tapi yang akan dibahas dibawah ini adalah Psilonichnus Ichnofasies
Psilonichnus adalah jenis ichnofasies yang terbentuk di daerah non marine dan
sangat dangkal. Jejak ini sering ditandai dengan jejak yang berbentuk Y atau
lubang berbentuk U, poros vertical terowongan horizontal serangga dan
tetrapoda trek dan jejak serangga, reptile burung dan mamalia.

Gambar 4. Kenampakan Ichnofasies Psilonichnus

Kelebihan ichnofosil
Trace fossils tidak mengawetkan tubuh atau morfologi organisma, tapi memiliki
kelebihan dibandingkan fosil kerangka, yaitu :
a. Trace fossils biasanya terawetkan pada lingkungan yang berlawanan dengan
pengendapan fosil rangka (misalnya : perairan dangkal dengan energi tinggi,
batupasir laut dangkal dan batulanau laut dalam)
b. Trace fossils umumnya tidak dipengaruhi oleh diagenesa, dan bahkan diperjelas
secara visual oleh proses diagenesa.
c. Trace fossils tidak tertransport sehingga menjadi indikator lingkungan pengendapan
yang sebenarnya.
Tabel 1. Pricinpal Ichnofasies
SUMBER

Fisher, AG., Lalicher, CG., Moor, RC., 1952, Invertebrate Fossils, Mc. Graw Hill Book Co,
London
Shork, R.R., & Twenhoefel, W.H., 1952, Principles of Invertebrata Paleontology, Tosho
Printing Company, Ltd, Tokyo
Skinner, B.J., 1981, Paleontology and Paleoenvironments, William Kaufman Inc, Los
Altos, California
http://elisa.ugm.ac.id/chapter_view.php?BIO3107.Paleobotani&295
http://geologikita.blogspot.com/2008/12/jenis-jenis-fosil.html
http://www.wikipedia.org/tracefossil
http://www.scribd.com/doc/9711610/Sequence-Stratigraphy-Ichnology
file:///G:/ichnofossil/jenis-jenis-fosil.html
file:///G:/ichnofossil/chapter_view.php.htm
file:///G:/ichnofossil/Bab-10-Fosil.htm
TUGAS SEKUEN STRATIGRAFI
Dr. Ir. Yan Rizal, Dipl.Geo
Ichnofasies/ichnofosil
Lingkungan berdasarkan fasies/fosil

Disusun oleh :
Arif Komara
Fakhri Ramadhan 1015104
Fanny Sriutami D.P 1013014
Ginta Rizki Ananda 1015105
Teknik Geologi

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA STTMI


Jalan Gatot Subroto No. 313 B
BANDUNG
2016

Anda mungkin juga menyukai