Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
Setelah membaca bab ini Mahasiswa diharapkan dapat memahami penjelasan mengenai
pengertian IAD, perkembangan Alam Pikiran Manusia, pengertian dan langkah-
langkah metode ilmiah serta perkembangan IPA

A. Pengertian, Tujuan dan Urgensi IAD (Ilmu Alamiah Dasar)


1. Pengertian IAD (Ilmu Alamiah Dasar)
Ilmu Alamiah atau sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam dan akhir-akhir ini
ada juga yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dalam Bahasa Inggris disebut
Natural Science atau disingkat Science dan dalam bahasa Indonesia sudah lazim
digunakan istilah Sains.
Ilmu Alamiah Dasar adalah pengetahuan dasar manusia dalam mempelajari
alam semesta secara universal. Ilmu Alamiah Dasar juga dapat dikatakan sebagai
konsep awal terbentuknya ilmu pengetahuan alam dan semua turunannya, seperti
ilmu biologi, fisika dan kimia. Ketiga ilmu tersebut juga memiliki turunannya
masing-masing. Ilmu Alamiah Dasar merupakan disiplin ilmu yang bersifat relatif
dan dapat berubah sesuai dengan peradaban manusia.
Pada mulanya, antara ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak selalu ada
hubungannya, maksudnya suatu pengetahuan tidak harus menjadi ilmu terlebih
dahulu. Contohnya pada zaman dahulu orang membuat perahu dengan metode
coba-coba dengan kata lain, orang sudah membuat perahu untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sekarang ilmu dan teknologi tidak lagi berdiri secara sendiri,
sebab sains dan teknologi selalu saling menunjang satu sama lain sehingga dapat
maju dengan pesat.
Ilmu Pengetahuan Alam Dasar adalah Ilmu Pengetahuan yang mengkaji
tentang gejala-gejala dalam Alam semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga
terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya
mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja.

2. Tujuan IAD (Ilmu Alamiah Dasar)


Dengan mempelajari tentang pengetahuan ini maka diharapkan akan dapat
memahami perkembangan penalaran manusia terhadap gejala-gejala alam sampai
terwujudnya metode ilmiah yang merupakan ciri khusus dari ilmu pengetahuan
alam.

Adapun tujuan mempelajari IAD adalah :


a. Dapat menjelaskan perkembangan naluri kehidupan manusia.
b. Dapat menjelaskan perkembangan alam pikir manusia dalam memenuhi
kebutuhan terhadap Rahasia ingin tahunya.

1
2

c. Dapat memberi alasan yang diterima mitos dalam kehidupan masyarakat.

3. Urgensi IAD (Ilmu Alamiah Dasar)


Urgensi Ilmu Alamiah Dasar bagi Mahasiswa adalah diharap mampu
menjawab pertanyaan mengapa hal itu dapar terjadi?. Ilmu ini juga sangat
penting bagi mahasiswa guna mengejar dinamika perkembangan Ilmu Alam agar
Mahasiswa tidak menjadi miss tomorrow.
Mahasiswa juga dituntut untuk berfikir rasional dengan mempelajari ilmu ini
diharap mereka mengatahui gejala-gejala alam berserta tanda-tandanya. Ilmu ini
menjadi sangat urgen karena memberikan bekal kepada Mahasiswauntuk
mengejar ilmu alam dan teknologi yang semakin berkembang pesat dalamkencah
internasional.

B. Perkembangan Alam Pikiran Manusia


Pada dasarnya manusia merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling
sempurna dalam persaingan hidup di muka bumi ini. Meski banyak keterbatasan
fisik, seperti diantaranya : ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca indera.
Keberhasilan tersebut disebabkan karena manusia memiliki akal yang lebih baik
daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan manusia lebih mudah untuk
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Karna itu alam pikir manusia dapat
berkembang dengan kemampuan berfikir dan bernalar manusia, akal serta nuraninya
yang memungkinkan untuk selalu berbuat yang lebih baik lagi dan bijaksana untuk
dirinya maupun lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan yang terkumpul dan semakin maju menyebabkan rasa ingin tahu
manusia semakin berkembang. Rasa ingin tahu pada manusia ini menyebabkan
pengetahuan mereka dapat berkembang setiap hari, mereka mengamati benda-benda
dan peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Manusia tidak akan pernah merasa puas
jika belum memperoleh jawaban mengenai apa yang diamatinya, rasa ingin tahu
semacam itu yang tidak dimiliki oleh hewan. Manusia merupakan makhluk hidup
yang berakal serta mempunyai derajat yang tertinggi bila dibandingkan dengan
hewan atau makhluk lainnya. Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini yang
menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang.
Dan dengan sifat keingintahuan manusia yang besar, manusia selalu berusaha
mencari keterangan tentang fenomena alam dan pengetahuan-pengetahuan yang
sangat banyak, mungkin karena itu lah secara tidak langsung alam pikiran manusia
dapat berkembang. Dan mungkin karena teknologi juga yang semakin berkembang
sesuai zamannya, sehingga sejalan dengan cara berfikir manusia yang memudahkan
manusia untuk mencari informasi dan ilmu pengetahuan yang sangat banyak,
sehingga membuat alam pikir manusia semakin berkembang dan berkembang lagi.
3

Manusia secara terus menerus selalu mengembangkan pengetahuan. Mereka


mengembangkan pengetahuan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan yang
menyangkut kelangsungan hidupnya saja. Mereka juga berusaha untuk mengetahui
mana yang benar dan mana yang salah. Perkembangan pengetahuan pada manusia
juga didukung oleh adanya sifat manusia yang ingin maju, sifat manusia yang selalu
tidak puas dan sifat yang lebih baik. Mereka selalu berusaha mengerti atau
memperoleh pengetahuan yang lebih banyak. Dengan demikian, Akumulasi
pengetahuan akan berlangsung lebih cepat.

1. Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau
kebutuhan alam pikirannya, jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar
pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya,
manusia mereka-reka sendiri jawabanya, sebagai contoh: Apakah pelangi itu?
karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi
adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.
Contoh lain: Mengapa gunung meletus? karena tak tahu jawabanya maka
direka-reka sendiri dengan jawaban Yang berkuasa dari gunung itu sendiri
marah. Disini muncul pengetahuan baru yang disebutyang berkuasa. Dengan
menggunakan jalan pikiran yang sama muncullah anggapan adanya yang
berkuasa di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan, kilat, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan.
Pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan
dari pengamatan pengamalan dan kepercayaan itu kita sebut dengan mitos.
Adapun cerita yang berdasarkan atas mitos ini disebut legenda. Mitos itu timbul
disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:

1) Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata.
2) Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30
sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau di atas tiga puluh
ribu per detik tak terdengar.
3) Alat Penciuman dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap dan diciumnya.
Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa manis, masam, asin
dan pahit. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan yang
lain, namun tidak semua orang bisa malakukannya.
4) Alat Perasa
4

Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relative, sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda di antara manusia: ada
yang sangat penglihatannya ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam
penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka
mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.

2. Coba-coba
Selanjutnya karena pengetahuan dan rasa ingin tahu manusia terus
berkembang, keinginan manusia tidak hanya cukup dengan jawaban yang
menerka-nerka namun terus melakukan percobaan untuk memenuhi keinginan
atau naluri hidup.

3. Zaman Mesir Kuno


Puncak pemikiran pada zaman Mesir Kuno adalah pada zaman Babylonia
yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang-orang Babylonia tentang alam
semesta antara lain adalah bahwa alam semesta itu seperti suatu ruangan atau
selungkup. Bumi tiu datar sebagai lantainya sedangkan langit-langit dengan
bintang merupakan atapnya. Di situ ada semacam jendela sehingga air hujan dapat
sampai ke bumi.
Namun, yang menakjubkan adalah bahwa mereka telah mengenal ekliptika
atau bidang edar matahari, dan telah menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu
kali matahari beredar kembali ke tempat semula, sama dengan 365,25 hari.
Horoskop atau ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan juga berasal
dari zaman Babylonia ini. Masyarakat waktu itu, bahkan mungkin masih ada juga
pada masa kini, dapat menerimanya karena pengetahuan yang mereka peroleh dari
kenyataan pengamatan dan pengamalan tidak dapat digunakan untuk memecahkan
masalah hidup sehari-hari yang mereka hadapi.
Pengetahuan ajaran orang-orang Babylonia itu setengahnya memang berasal
dari hasil pengamatan maupun pengamalan namun setengahnya berupa dugaan,
imajinasi, kepercayaan atau mitos. Pengetahuan semacam ini dapat kita sebut
sebagai pseudo science, artinya mirip sains tapi bukan sains.

4. Rasional (Yunani)
Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos ataupun
pseudo science tersebut di atas ialah penggabungan antara pengamatan,
pengamalan dan akal sehat atau rasional. Sebagai contoh adalah ajaran orang-
orang Yunani pada 600-200 SM. Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan di sini
seorang ahli piker bangsa Yunani bernama Thales (624-546 SM), seorang
astronom yang juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ialah yang pertama
berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan
bulan hanya sekedar memantulkan cahayanya dari matahari. Ia juga perpendapat
bahwa bumi merupaka suatu piring yang datar yang terapung di atas air.
5

Dialah orang pertama yang mempertanyakan asal-usul dari semua benda yang
kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beraneka ragam benda-
benda di ala mini sebenarnya merupakan gejala alam saja bahan dasarnya amat
sederhana dan sama. Unsur dasar tersebut membentuk benda-benda beraneka
ragam itu melalaui suatu proses, jadi tidak terbentuk begitu saja. Unsure dasar
tersebut menurut Thales adalah air.
Karena kemampuan berpikiran manusia makin maju dan disertai pula oleh
perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang makin
sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan orang.
Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau rasionya.
Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pemberi iuran kepada
perubahan pola berpikir masa itu ialah:

a. Anaximander (610-546 SM)


Seorang pemikir yang sezaman dengan Thales berpendapat bahwa alam
semesta yang kita lihat itu berbentuk seperti bola dan bumi sebagai pusatnya.
Langit dengan segala isinya itu beredar mengelilingi bumi, pendapat ini
bertahan hingga dua abad lamanya. Ia juga mengajarkan membuat jam jam
matahari atau penunjuk waktu yaitu dengan sebuah tongkat yang tegak di atas
bumi yang horizontal maka bayangan tongkat menjadi petunjuk waktu, dan
juga menentukan titik balik matahari.

b. Anixemenes (560-520 SM)


Berpendapat bahwa unsur-unsur dasar pembentukan semua benda itu adalah
air. Namun, air merupakan salah satu bentuk saja. Ia dapat merenggang menjadi
api (gas) atau memadat menjadi tanah (pada). Inilah yang merupakan teori
pertama tentang transmutasi unsure-unsur. Namun Herakleitos (560-470 SM)
member koreksi terhadap pendapat itu, Ia berpendapat bahwa justru apilah yang
menjadi penyebab adanya transmutasi itu, tanpa api benda-benda akan tetap
seperti apa adanya.

c. Pythagoras (kurang lebih 500 sM)


Berpendapat bahwa sebenarnya unsur dasar ada empat, bukan sat yang dapat
berubah ke dalam tiga bentuk unsure lainnya seperti yang diungkapkan oleh
orang-orang sebelumnya. Keempat unsurdasar itu adalah tanah, api, udara, dan
air. Pythagoras juga terkenal di bidang matematika. Salah-satu penemuannya
yang terpakai sampai sekarang adalah yang kita kenal sebagai dalil
Pythagoras tentang segitiga siku-siku.

d. Empedokles (480-430 SM)


Menyempurnakan ajaran Pythagoras tentang empat unsua dasar tanah, air,
udara, dan api yaitu dengan memperkenalkan adanya tenaga penyekat atau tarik
menarik dengan tenaga pemisahan atau tolak-menolak.
6

e. Plato (427-347 SM)


Mempunyai titik tolak berpkir yang berbeda dengan orang-orang sebelumnya,
ia yang sastrawan itu menghindari pemikiran yang terlalu materialistic seperti
Demokritos dan Empedokles. Menurut Plato, keanekaragaman yang nampak ini
sebenarnya suatu duplikat saja dari suatu yang kekal dan immaterial.

f. Aristoteles (348-322 SM)


Ia merupakan pemikir terbesar pada zamannya. Ia membukukan intisari dari
ajaran orang-orang sebelumnya. Ia membuang hal-hal yang tidak masuk di
akalnya dan menambahkan pendapatnya sendiri. Bukunya merukan
ensiklopedia pengetahuan masa itu. Tentang dasar itu menyebutkan adanya zat
tunggal yang disebut Hule. Zat tunggal ini tergantung dari kondisinya, dapat
berbentuk tanah, air, udara atau api.

g. Wahyu (0-632 M)
Pada zaman ini turunlah Nabi Isa A.S yang merupakan titah dari Tuhannya
untuk membimbing manusia kejalan yang benar, pada saat itu peradaban
bangsa Arab sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa seni
dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sedernaha. Namun
manusia masih menyembah patung dan roh-roh sebagai nenek moyang mereka,
yang mereka anggap sebagai penolong mereka dalam menghadapi masalah-
masalah yang timbul pada masa itu. Namun Nabi Isa A.S datang untuk
menjelaskan kepada mereka bahwa semua alam dan isinya ini hanya Allah
yang menciptakan sehingga hanya Allahlah yang patut mereka sembah, tapi
pada masa itu Nabi Isa A.S mengalami pemberontakan yang sangat hebat
banyak dari mereka yang tidak mempercayai Nabi Isa A.S sebagai Nabi Allah
sehingga mereka mencoba untuk membunuhnya namun Allah menyelamatkan
nabi Isa dikala itu. Setelah nabi Isa tidak ada lahirlah Nabi Muhammad Saw
yang membawa kebangkitan besar bagi umat manusia pada zaman itu semua
ilmuan mengakui perubahan terbesar yang terjadi di dunia adalah perubahan
yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw. Pada saat itu Rasul mengajak
manusia untuk mengenal Tuhan dan menghapuskan segala penindasan yang
terjadi pada zaman itu, Rasul pun memperkenalkan manusia dengan indahnya
pengetahuan dan mudahnya segala urusan dengan ilmu. Sehingga peradaban
bangsa Arab semakin maju sampai mampu menaklukan berbagai negara di
dunia.

h. Wahyu, Filsafat dan Ilmu Pengetahuan


Kriteria atau patokan suatu rambu-rambu untuk menentukan benar atau tidak
benarnya sesuatu untuk masuk status tertentu. Pengetahuan termasuk kategori
ilmu pengetahuan jika criteria berikut dipenuhi, yakni: teratur, sistematis,
berobjek, bermetode, dan berlaku secara universal.
7

Tujuan Ilmu Alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang
objeknya, da kebenaran itu relative. Alam semesta sebagai objek penyelidikan
mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek kiniawi, aspek
biologis, aspek ekonomis, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa argumentasi, ilmu pengetahuan atau sains dala arti luas
dibedakan atas berikut :
1. Ilmu Pengetahuan Sosial, meliputi: psikologi, pendidikan, antropologi,
emologi, sejarah, ekonomi, sosiologi.
2. Ilmu Pengetahuan Alam, meliputi: fisika, kimia,biologi.
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA), meliputi: geologi, astronomi,
geografi.
Pada zaman ini lahirlah filosof-filosof Islam, seperti Avicenna (Ibn-Shina, abad
11), seorang ahli ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kedokteran, filosof.
Dan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli ilmu
pengetahuan yang asli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzini, Al-
Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali
(abad 11), Al-Kindi, Al-Farabi (filosof abad 10), Al-Gazali (filosof abad 11), da
Averoes (Ibn-Rushd).
i. Zaman Modern
Pada zaman ini ilmu pengetahuan sudah tidak diragukan lagi semua sudah
serba canggih dan teknologi sudah sangat maju, tanpa ingsang manusia mampu
berenang bagaikan ikan, tanpa sayap manusia mampu menembus silajuardi biru
bagaikan burung. Itulah kelebihan manusia dari makhluk lainnya dan manusia
sebagai pusat kosmos.

C. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah yaitu ;
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran), Hipotesis (penjelasan teoretis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran), Prediksi (deduksi logis
dari hipotesis) dan Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)

1. Karakteristik Metode Ilmiah


Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:
Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat
8

untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan


masalah.
Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan
yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang
sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses
penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan
pada fakta di lapangan.

2. LangkahLangkah Metode Ilmiah


Langkah-langkah metode ilmiah yaitu ; Menyusun Rumusan Masalah,
Menyusun Kerangka Teori, Merumuskan Teori, Melakukan Eksperimen,
Mengolah dan Menganalisis Data, Menarik Kesimpulan, dan Mempublikasikan
Hasil.
a. Menyusun Rumusan Masalah
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun rumusan masalah yaitu ;
1) Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
2) Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat
dipecahkan.
3) Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
b. Menyusun Kerangka Teori
Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori
maupun data-data fakta di lapangan. Dari keterangan-keterangan dan informasi
tersebut diperoleh penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
c. Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap
orang berhak menyusun Hipotesis.

d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat
diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka
untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga
berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung
hipotesis.
9

D. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Perkembangan ilmu pengetahuan alam menjadi sebuah cerita yang panjang.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam pun menjadi semacam bukti bahwa ilmu
pengetahuan itu terus berkembang. Ilmu pengetahuan alam merupakan hasil usaha
manusia untuk memecahkan "misteri" yang tersebar di alam raya.
Konon, usaha ini sudah mulai dilakukan sejak zaman socrates (seorang filsuf
besar yang tinggal di yunani). Memang, perkembangan ilmu pengetahuan alam tidak
lepas dari kegiatan berfilsafat manusia.

1. Masa Sebelum Socrates


Diawali sejak zaman sebelum Socrates, para filsuf banyak membicarakan hal-
hal yang berhubungan dengan asal usul alam raya. Awalnya, kegiatan ini
dilakukan karna adanya kekaguman dan keingintahuan manusia terhadap segala
hal yang mereka lihat dalam hidupnya.
Arche atau asal muasal menjadi fokus utama perdebatan para filsuf sebelum
datangnya socrates. Bisa dibilang bahwa kegiatan ini menjadi cikal bakal dari
perkembangan ilmu pengetahuan alam yang ada didunia ini. Sebut saja
Phytagoras, seorang filsuf dan juga ahli matematika menyatakan bahwa alam ini
tersusun dari angka-angka.

2. Kehidupan Yunani Dikuasai Mitos


Alam kehidupan yunani memang sangat dikuasai oleh mitos-mitos. Banyak
Dewa yang dihubungkan dengan segala fenomena alam yang terjadi pada saat itu.
Baik fenomena yang menguntungkan maupun merugikan. Bagi kaum filsuf,
keberadaan Dewa hanyalah imajinasi atau proyeksi kelemahan manusia.
Mereka percaya bahwa manusia mampu menjawab teka-teki alam ini
menggunakan alam mereka. Di sanalah, ilmu pengetahuan alam mulai berdiri,
diatas rasio akal manusia, dan meninggalkan segala macam mitos yang tidak
berguna. Mitos pun pada akhirnya menjadi bagian dari perkembangan ilmu
pengetahuan alam itu sendiri.

3. Masa Copernicus
Memasuki pertengahan abad, ketika kekuasaan gereja sangat besar,
perkembangan ilmu pengetahuan seolah berhenti dari aktivitasnya. Segala hal
yang bertentangan dengan TUHAN dan kekuasaannya cepat-cepat disingkirkan
oleh gereja. Ilmu pengetahuan alam dan filsafat pun dianggap memasuki masa
kegelapan saat itu.
Usaha keras dilakukan oleh Copernicus, seorang fisikawan yang berani
menentang pendirian gereja. Ia menolak argumen gereja yang menyatakan bahwa
pusat jagat raya adalah bumi. Menurutnya, jagat raya adalah matahari. Usaha
10

Copercinus ini menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan ilmu


pengetahuan alam.
Bagi Karl Popper, apa yang dilakukan oleh Copernicus adalah revolusi besar
dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam. Copernicus telah membuka jalan
besar bagi manusia untuk terus berusaha dalam membuka tabir yang ada di alam
raya. Copernicus dianggap sebagai Bapa Fisika Modern generasi awal
sebelumdisusul oleh Isaac newton.

4. Fisika Modern
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam atau lebih populer dengan sebutan
sains, ditandai dengan munculnya fisika modern sebagai tonggak ilmu
pengetahuan. Sains modern ini menolak seluruh argumen yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui eksperimental. Adalah perkataan sia-sia bagi
mereka jika suatu pernyataan tidak dapat terbukti benar atau salahnya.
Persis apa yang disampaikan August Comte bahwa perkembangan manusia
akan berujung pada puncak ilmu pengetahuan. Mitos, filsafat dan agama, menjadi
tergeser argumen-argumennya dan manusia akan sampai pada suatu masa ketika
ilmu pengetahuan alam menjadi sangat berperan. Disinilah, perkembangan ilmu
pengetahuan alam menjadi perhatian banyak pihak.

5. Newton dan Einstein


Dua nama tersebut bukanlah tokoh asing yang ada dalam perkembangan ilmu
pengetahuan alam. Newton (1643-1727) adalah seorang fisikawan yang terkenal
dengan beberapa teori yang ia cetuskan. Misalnya, teori mekanika, optik, atau
yang lebih populer tentang gravitasi Newton. Sementara Einstein (1879-1955),
lebih terkenal tentang teori relativitasnya.
Untuk memahami penjelasan Newton
Contoh : Ambil satu buah semangka. Kemudian belah rata menjadi dua bagian.
Anda akan melihat titik pusat buah semangka itu. Disanalah menurut Newton
pusat gaya tarik bumi berada. Setiap benda yang jatuh dibumi akan ditarik oleh
satu kekuatan menuju pusat bumi.
Menurut Einstein, gravitasi terjadi karena ruang dan waktu melengkung.
Contoh : Bentangkan sebuah kain sarung dan letakkan buah semangka tepat
ditengahnya. Kain sarung diibaratkan sebagai ruang dan sarung, sedangkan
semangka sebagai bumi. Angkat ujung sarung (oleh dua orang) secara bersamaan.
Maka anda akan melihat bagian sarung yang terkena beban semangka menjadi
melengkung sesuai dengan bentuk semangka itu.
Perbedaan penjelasan dalam dunia sains mengenai suatu peristiwa hal wajar.
Terkadang dari perbedaan itulah, ilmu pengetahuan alam terus berkembang.
Namun yang menjadi ciri utama pengetahuan alam adalah sifat dan usaha mereka
11

yang selalu mengarah pada tujuan objektif. Tujuan objektif adalah tujuan yang
dilandasi metodologi, eksperimen, dan pembuktian ilmiah.
Kini perkembangan ilmu pengetahuan alam terus terjadi dengan berbagai
cabangnya masing-masing. Fisika pun terbagi-bagi lagi ke dalam konsentrasi yang
lebih spesifik, misalnya fisika matematis, fisika teoretis, mekanika, optik,
fotoelektrik, elektromagnetik, termodinamika, dan nuklir.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya berdampak baik bagi
kehidupan manusia. Manusia menjadi lebih pintar serta lebih memahami apa yang
sesungguhnya terjadi di alam ini. Karena manusia sudah lebih mengerti, manusia
akan dengan sendirinya berpikir untuk "bersahabat" dengan alam serta ilmu
pengetahuan yang melingkupinya.

Anda mungkin juga menyukai