BAB 1iad New
BAB 1iad New
PENDAHULUAN
Setelah membaca bab ini Mahasiswa diharapkan dapat memahami penjelasan mengenai
pengertian IAD, perkembangan Alam Pikiran Manusia, pengertian dan langkah-
langkah metode ilmiah serta perkembangan IPA
1
2
1. Mitos
Perkembangan selanjutnya adalah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau
kebutuhan alam pikirannya, jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
fisiknya. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar
pengamatan maupun pengalamannya. Untuk memuaskan alam pikirannya,
manusia mereka-reka sendiri jawabanya, sebagai contoh: Apakah pelangi itu?
karena tak dapat dijawab, mereka mereka-reka dengan jawaban bahwa pelangi
adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.
Contoh lain: Mengapa gunung meletus? karena tak tahu jawabanya maka
direka-reka sendiri dengan jawaban Yang berkuasa dari gunung itu sendiri
marah. Disini muncul pengetahuan baru yang disebutyang berkuasa. Dengan
menggunakan jalan pikiran yang sama muncullah anggapan adanya yang
berkuasa di dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan, kilat, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana rembulan.
Pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan
dari pengamatan pengamalan dan kepercayaan itu kita sebut dengan mitos.
Adapun cerita yang berdasarkan atas mitos ini disebut legenda. Mitos itu timbul
disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:
1) Alat penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas
oleh mata.
2) Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30
sampai 30.000 per detik. Getaran di bawah tiga puluh atau di atas tiga puluh
ribu per detik tak terdengar.
3) Alat Penciuman dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap dan diciumnya.
Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa yaitu rasa manis, masam, asin
dan pahit. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda dengan yang
lain, namun tidak semua orang bisa malakukannya.
4) Alat Perasa
4
Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relative, sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas sangat berbeda-beda di antara manusia: ada
yang sangat penglihatannya ada yang tidak. Demikian juga ada yang tajam
penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat indera kita maka
mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah pemikiran.
2. Coba-coba
Selanjutnya karena pengetahuan dan rasa ingin tahu manusia terus
berkembang, keinginan manusia tidak hanya cukup dengan jawaban yang
menerka-nerka namun terus melakukan percobaan untuk memenuhi keinginan
atau naluri hidup.
4. Rasional (Yunani)
Suatu pola berpikir yang satu langkah lebih maju daripada mitos ataupun
pseudo science tersebut di atas ialah penggabungan antara pengamatan,
pengamalan dan akal sehat atau rasional. Sebagai contoh adalah ajaran orang-
orang Yunani pada 600-200 SM. Sebagai tonggak sejarah dapat disebutkan di sini
seorang ahli piker bangsa Yunani bernama Thales (624-546 SM), seorang
astronom yang juga ahli di bidang matematika dan teknik. Ialah yang pertama
berpendapat bahwa bintang-bintang mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan
bulan hanya sekedar memantulkan cahayanya dari matahari. Ia juga perpendapat
bahwa bumi merupaka suatu piring yang datar yang terapung di atas air.
5
Dialah orang pertama yang mempertanyakan asal-usul dari semua benda yang
kita lihat di alam raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beraneka ragam benda-
benda di ala mini sebenarnya merupakan gejala alam saja bahan dasarnya amat
sederhana dan sama. Unsur dasar tersebut membentuk benda-benda beraneka
ragam itu melalaui suatu proses, jadi tidak terbentuk begitu saja. Unsure dasar
tersebut menurut Thales adalah air.
Karena kemampuan berpikiran manusia makin maju dan disertai pula oleh
perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang yang makin
sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan orang.
Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau rasionya.
Orang-orang Yunani lainnya yang patut dicatat sebagai pemberi iuran kepada
perubahan pola berpikir masa itu ialah:
g. Wahyu (0-632 M)
Pada zaman ini turunlah Nabi Isa A.S yang merupakan titah dari Tuhannya
untuk membimbing manusia kejalan yang benar, pada saat itu peradaban
bangsa Arab sudah mengenal kehidupan politik, sosial, ekonomi, bahasa seni
dan penggunaan metode berpikir meskipun masih sangat sedernaha. Namun
manusia masih menyembah patung dan roh-roh sebagai nenek moyang mereka,
yang mereka anggap sebagai penolong mereka dalam menghadapi masalah-
masalah yang timbul pada masa itu. Namun Nabi Isa A.S datang untuk
menjelaskan kepada mereka bahwa semua alam dan isinya ini hanya Allah
yang menciptakan sehingga hanya Allahlah yang patut mereka sembah, tapi
pada masa itu Nabi Isa A.S mengalami pemberontakan yang sangat hebat
banyak dari mereka yang tidak mempercayai Nabi Isa A.S sebagai Nabi Allah
sehingga mereka mencoba untuk membunuhnya namun Allah menyelamatkan
nabi Isa dikala itu. Setelah nabi Isa tidak ada lahirlah Nabi Muhammad Saw
yang membawa kebangkitan besar bagi umat manusia pada zaman itu semua
ilmuan mengakui perubahan terbesar yang terjadi di dunia adalah perubahan
yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw. Pada saat itu Rasul mengajak
manusia untuk mengenal Tuhan dan menghapuskan segala penindasan yang
terjadi pada zaman itu, Rasul pun memperkenalkan manusia dengan indahnya
pengetahuan dan mudahnya segala urusan dengan ilmu. Sehingga peradaban
bangsa Arab semakin maju sampai mampu menaklukan berbagai negara di
dunia.
Tujuan Ilmu Alamiah menurut beberapa ahli adalah mencari kebenaran tentang
objeknya, da kebenaran itu relative. Alam semesta sebagai objek penyelidikan
mempunyai aspek yang sangat luas, misalnya aspek fisis, aspek kiniawi, aspek
biologis, aspek ekonomis, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa argumentasi, ilmu pengetahuan atau sains dala arti luas
dibedakan atas berikut :
1. Ilmu Pengetahuan Sosial, meliputi: psikologi, pendidikan, antropologi,
emologi, sejarah, ekonomi, sosiologi.
2. Ilmu Pengetahuan Alam, meliputi: fisika, kimia,biologi.
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA), meliputi: geologi, astronomi,
geografi.
Pada zaman ini lahirlah filosof-filosof Islam, seperti Avicenna (Ibn-Shina, abad
11), seorang ahli ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kedokteran, filosof.
Dan ahli lainnya dari dunia Islam, yaitu: Al-Biruni, seorang ahli ilmu
pengetahuan yang asli dan kontemporer (abad 11). Al-Khawarizzini, Al-
Farghani, Al-Batani (abad 9), Abul Weva (abad 10), Omar Khayam dan Zarqali
(abad 11), Al-Kindi, Al-Farabi (filosof abad 10), Al-Gazali (filosof abad 11), da
Averoes (Ibn-Rushd).
i. Zaman Modern
Pada zaman ini ilmu pengetahuan sudah tidak diragukan lagi semua sudah
serba canggih dan teknologi sudah sangat maju, tanpa ingsang manusia mampu
berenang bagaikan ikan, tanpa sayap manusia mampu menembus silajuardi biru
bagaikan burung. Itulah kelebihan manusia dari makhluk lainnya dan manusia
sebagai pusat kosmos.
C. Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah yaitu ;
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran), Hipotesis (penjelasan teoretis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran), Prediksi (deduksi logis
dari hipotesis) dan Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat
diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka
untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga
berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang
diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung
hipotesis.
9
3. Masa Copernicus
Memasuki pertengahan abad, ketika kekuasaan gereja sangat besar,
perkembangan ilmu pengetahuan seolah berhenti dari aktivitasnya. Segala hal
yang bertentangan dengan TUHAN dan kekuasaannya cepat-cepat disingkirkan
oleh gereja. Ilmu pengetahuan alam dan filsafat pun dianggap memasuki masa
kegelapan saat itu.
Usaha keras dilakukan oleh Copernicus, seorang fisikawan yang berani
menentang pendirian gereja. Ia menolak argumen gereja yang menyatakan bahwa
pusat jagat raya adalah bumi. Menurutnya, jagat raya adalah matahari. Usaha
10
4. Fisika Modern
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam atau lebih populer dengan sebutan
sains, ditandai dengan munculnya fisika modern sebagai tonggak ilmu
pengetahuan. Sains modern ini menolak seluruh argumen yang tidak dapat
dibuktikan kebenarannya melalui eksperimental. Adalah perkataan sia-sia bagi
mereka jika suatu pernyataan tidak dapat terbukti benar atau salahnya.
Persis apa yang disampaikan August Comte bahwa perkembangan manusia
akan berujung pada puncak ilmu pengetahuan. Mitos, filsafat dan agama, menjadi
tergeser argumen-argumennya dan manusia akan sampai pada suatu masa ketika
ilmu pengetahuan alam menjadi sangat berperan. Disinilah, perkembangan ilmu
pengetahuan alam menjadi perhatian banyak pihak.
yang selalu mengarah pada tujuan objektif. Tujuan objektif adalah tujuan yang
dilandasi metodologi, eksperimen, dan pembuktian ilmiah.
Kini perkembangan ilmu pengetahuan alam terus terjadi dengan berbagai
cabangnya masing-masing. Fisika pun terbagi-bagi lagi ke dalam konsentrasi yang
lebih spesifik, misalnya fisika matematis, fisika teoretis, mekanika, optik,
fotoelektrik, elektromagnetik, termodinamika, dan nuklir.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam pada hakikatnya berdampak baik bagi
kehidupan manusia. Manusia menjadi lebih pintar serta lebih memahami apa yang
sesungguhnya terjadi di alam ini. Karena manusia sudah lebih mengerti, manusia
akan dengan sendirinya berpikir untuk "bersahabat" dengan alam serta ilmu
pengetahuan yang melingkupinya.