Anda di halaman 1dari 127

Lingkungan hidup sebagai sumber daya

Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup


hayati
Menjaga kelangsungan hidup (individu dan
jenis)
Kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup
yang manusiawi
Manusia tidak cukup sekadar hidup secara
hayati, tetapi juga hidup secara manusiawi
Kebutuhan dasar untuk memilih
Kemampuan untuk memilih merupakan sifat
hakiki makhluk hidup untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya
(baik pada tumbuhan, hewan, maupun
manusia)
DEFINISI LINGKUNGAN HIDUP

Prof. Dr. St. Munadjat Danusaputro, S.H.


Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat
dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup
dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.

Prof. Dr. Ir. Otto Soemarwoto


Lingkungan Hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk
hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya.

Pengertian secara yuridis


Pasal 1 butir 1 UU RI. No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) :
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain.
UNSUR-UNSUR LH :
Lingkungan Hidup Ruang, Benda, Daya, Keadaan,
Makhluk Hidup (manusia & perilaku)

Biotic Community Abiotic Community

Interaksi yg harmonis & stabil Kesatuan community

Ekosistem
EKOLOGI

Ekosistem Alamiah Ekosistem Buatan


(natural ecosystem) (artificial ecosystem)
Kurang heterogen
Sifatnya heterogen Labil
Mempunyai daya lenting
Perlu bantuan energi dari luar untuk perawatannya

PERAN MANUSIA HUKUM (HL)


Ruang, yaitu suatu tempat dimana unsur-unsur lingkungan hidup dapat
menempati dan melakukan proses interaksi dengan lingkungan
hidupnya.
Benda, terdiri dari benda biotik (benda hidup) contohnya tumbuhan,
hewan, mikro organisme dan abiotik (benda mati) contohnya air, tanah,
udara, sinar matahari, kelembaban, temperatur dsb.
Daya, adalah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk melakukan
kerja. Pengertian daya sama dengan energi. Berdasarkan Hukum
Termodinamika, energi itu tetap tidak dapat dihilangkan, diciptakan,
dihancurkan tetapi dapat diubah bentuknya dari satu bentuk kebentuk
lain misalnya dari energi cahaya ke energi panas, energi panas ke
energi gerak dan dari energi gerak ke energi listrik. Ada tiga sumber
sumber energi yang bisa digunakan oleh manusia yaitu sinar matahari,
panas bumi dan reaksi nuklir.
Keadaan, yaitu kondisi atau situasi yang dapat membantu, merangsang
atau menganggu proses kehidupan. Keadaan ini ada yang membantu
proses kehidupan lingkungan, merangsang makhluk hidup untuk
melakukan sesuatu atau keadaan yang mengganggu proses interaksi
lingkungan.
Makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya. Manusia
berinteraksi dengan lingkungan hidupnya. Oleh karena itu manusia
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya serta
manusia membentuk dan dibentuk oleh lingkungan hidupnya.
Lingkungan Hidup :

SPECIES
POPULASI
KOMUNITAS
EKOSISTEM
BIOMA
BIOSFER
Di dalam lingkungan hidup komponen biotik dan abiotik
membentuk :

Species adalah jenis organisme (makhluk hidup).


Populasi adalah kumpulan makhluk hidup yang sama
speciesnya.
Komunitas adalah gabungan dari populasi organisme yang
satu dengan populasi organisme lain yang saling
berinteraksi.
Ekosistem terbentuk oleh kumpulan komunitas dan
sebagai satuan fungsional antara komunitas dengan
lingkungannya.
Bioma adalah ekosistem dalam ukuran yang lebih besar.
Biosfer adalah satu kesatuan dari ekosistem yang ada di
permukaan bumi.

Nichia adalah status fungsional dari makhluk hidup di dalam


ekosistem.
Habitat adalah tempat hidup species.
Interaksi Manusia dengan
lingkungan
EKOSISTEM

Definisi yuridis dari ekosistem terdapat


dalam Pasal 1 butir 5 UUPPLH:

Ekosistem adalah tatanan unsur LH yang


merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan
saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas
lingkungan hidup.
Daya Dukung LH :
Kemampuan LH untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya. (Pasal 1 butir 7 UUPPLH)

Daya Tampung LH:


Daya tampung LH adalah kemampuan LH untuk
menyerap zat, energi, dan/ atau komponen lain yang
masuk atau dimasukkan ke dalamnya (Pasal 1 butir 8
UUPPLH )

Daya Lenting :
kemampuan lingkungan untuk memulihkan dirinya
sendiri dari gangguan yang dihadapinya.
EKOLOGI

Otto Soemarwoto :
Ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya
MASALAH LH
arus materi, arus energi yang
Keseimbangan LH terkendalikan oleh arus
informasi antara unsur-unsur
lingkungan hidup

Gangguan

Suksesi Masalah LH
Lingkungan hanya melampaui kemampuan
mengalami perubahan suatu komponen
sementara dan lingkungan adanya ketidakseimbangan
dapat memulihkan dirinya diantara komponen
sendiri, sehingga terganggu atau tidak mampu
keseimbangan tetap dapat samasekali berfungsinya
terjaga lingkungan seperti biasanya
FOREST WATCH INDONESA DAN GLOBAL FOREST WATCH/ 2003
UNEP-UNDP. 2007. BUILDING A GREEN ACEH TOGETHER/
Langkat, Sumatera Utara
Banjarnegara, Jawa Tengah, 2007
Banjirlagi...banjirlagi...banjirlagi..banjirlagi..
lagi...keringlagi...keringlagi..keringlagi..
Gunakanlah
air
seperlunya
Jangan Ups..!!!
berlebihan..
Grrrrrrr.!!!
KERUSA
KAN
EKOSIS
TEM
MANGR
OVE
Kawasan Pesisir Kabupaten Tulang Bawang
PERAMB
AHAN
HUTAN
MANGRO Kawasan Pesisir Kabupaten Tulang Bawang
Lima tahun yang lalu kalau mau melihat laut kita harus bejalan 500m dari desa, 2 tahun
kemudian kami bisa melihat laut sambil duduk-duduk di belakang surau degan jarak
10m, 4 tahun kemudian laut persis berada di belakang rumah kami, dan sekarang
setelah 5 tahun giliran kami yang berdiri ditengah laut, sekalipun kami masih
memegang sertifikat hak milik atas tanah tetapi kami tidak tahu batas tanah kami ada
di mana..
Masyarakat Desa Sayung, Kabupaten Demak
Penurunan kualitas
hidup = bencana =
kiamat =
akhir dari sebuah
kehidupan
Jawabannya lumayan
rumit.bisa saling
menyalahkan..bisa saling
lempar tanggung jawab.

Siapa yang
Darimana bertanggung jawab
sebenarnya bencana terjadinya bencana ini?
itu?

Tentu kita semua


Pertanyaannya singkat tahu..
tetapi membutuhkan
jawaban yang tidak
sederhana.. Siapa yang menanggung
akibatnya?
1950-1960
Penyakit MINAMATA
(Teluk Minamata, pabrik kimia, air raksa, ikan,
Penderita mengalami gerakan yg tdk terkontrol)
Penyakit ITAI-ITAI
(S. Jintsu, tambang seng, logam kadmium, beras
tulang penderita menjadi rapuh)

Buku SILENT SPRING


RACHEL CARSON,
Amerika Serikat,
1962, pestisida

Menimbulkan kesadaran masyarakat internasional akan


perlunya penanganan masalah LH dan mengusulkan ke
PBB untuk mengadakan konferensi internasional
tentang LH
Minamata
Bay
Minamata Disease affected patients/
20,000 people
A N
NG
U
IN GK
AN
L
nal
DAR
as io
E SA rn
K
Int e
ran
t a
Ta
Konferensi Stockholm 19
Konferensi PBB tentang LH

Pertentangan pendapat antara


Isu : Pencemaran Negara Maju & Negara
Berkembang ttg isu pencemaran

Konsep Eco-Development
Pembangunan Berwawasan LH : Pembangunan yang
dilakukan harus memperhatikan dampak terhadap LH

Hasil Konferensi Stockholm


Deklarasi Stockholm yang terdiri atas Preambul dan 26 Asas
Rekomendasi Rencana Aksi LH Manusia
Rekomendasi tentang pembentukan kelembagaan dan
keuangan
Resolusi PBB ttg pembentukan UNEP
Penetapan tgl 5 Juni sebagai Hari LH Sedunia
Problem LH terus bertambah :

Kenaikan jumlah penduduk

Penggunaan SDA yg semakin meningkat

Timbulnya masalah LH regional dan global


Saling ketergantungan antara
negara maju (SD Genetik)
& negara berkembang (Tek & Modal)

Konferensi Rio de Janeiro 1992


Konferensi Rio de Janeiro 1992
Konferensi PBB tentang LH & Pembangunan / KTT Bumi

Isu : LH & Pembangunan


Konsep Sustainable Development :
Laporan World Commission on Environment and Development (WCED) 1987
Pembangunan Berkelanjutan artinya pembangunan yang berusaha memenuhi
kebutuhan hari kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan mereka (definisi Brundtland)
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi
masa depan.(PS 1 btr 3 UUPPLH)
Proses SD bertumpu pada tiga faktor yaitu kondisi SDA, kualitas LH dan faktor
kependudukan.
Pelaksanaan SD harus memperhatikan kepentingan LH, Sosial dan Ekonomi
Deklarasi Rio yang terdiri atas 27 asas

Konvensi tentang Perubahan Iklim (menstabilkan kadar gas


rumah kaca di atmosfer, tgjwb ngr maju untuk pengurangan
emisi GRK, bantuan bagi ngr berkembang)

Konvensi tentang Keanekaan Hayati (melestarikan dan


mendayagunakan secara berkelanjutan kehati, kedaulatan ngr
untuk mengeksploitasi sumber alam dan tgjwbnya, serta
insentif dan analisa pengendalian kerusakan pada KH)

Prinsip tentang Hutan (kemenangan bagi ngr berkembang,


krn tidak terikat)

Agenda 21(program aksi yang disetujui untuk dilaksanakan


bagi tercapainya SD, meliputi bidang biogeofisik, lingkungan
daratan, lautan, udara, dan sosekbud)

Hasil Konferensi Rio de Janeiro 1992


KTT Pembangunan Berkelanjutan
Johannesburg, Afrika Selatan
4 September 2002

Isu : Pembangunan Berkelanjutan


Pencanangan kembali komitmen politik seluruh
lapisan masyarakat internasional dan
meletakkan dasar-dasar yang perlu dijadikan
acuan dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan di semua tingkatan
Hasil KTT Johannesbourg
1. Deklarasi Johannesburg

2. Rencana Pelaksanaan (Plan of Implementation), berisikan 11


(sebelas) bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan;
Bab II Penghapusan Kemiskinan;
Bab III Mengubah Pola Konsumsi dan Produksi Yang Tidak
Berkelanjutan;
Bab IV Melindungi dan Mengelola Basis Sumber Daya Alam Bagi
Pembangunan Ekonomi dan Sosial;
Bab V Pembangunan Berkelanjutan dalam Era Globalisasi;
Bab VI Kesehatan dan Pembangunan Berkelanjutan;
Bab VII Pembangunan Berkelanjutan Negara-Negara Kepulauan
Kecil;
Bab VIII Pembangunan Berkelanjutan untuk Afrika;
Bab IX Prakasa-Prakasa Regional Lainnya;
Bab X Sarana / Perangkat Pelaksana;
Bab XI Kerangka Kelembagaan untuk Pembangunan Berkelanjutan.

3. Kesepakatan tentang Kemitraan (Partnership) antara Stakeholders


KESADARAN LINGKUNGAN NASIONAL

Ditandai dengan diselenggarakannya Seminar Nasional


Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Pembangunan Nasional oleh
UNPAD tanggal 15-18 Mei 1972.

Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup di


Indonesia :
Pembentukan Komite Nasional Lingkungan Hidup melalui
Keppres No. 16 Tahun 1972, dengan tugas merumuskan konsep
pembangunan lingkungan hidup.

Membentuk kelembagaan di tingkat nasional yaitu Kementerian


Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
(PPLH) yang kini menjadi Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Merumuskan kebijakan pembangunan lingkungan hidup ke


dalam GBHN dan membuat UULH.
APARATUR PLH :
1. Menteri Pengawasan Pembangunan & LH (PPLH)
Kabinet Pembangunan III : Prof. Dr. Emil Salim
Keppres No.28/1978 disempurnakan dengan Keppres No.35/1978
2. Menteri Negara Kependudukan & LH
Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) :
Prof. Dr. Emil Salim
Keppres No.25/1983 : Kedudukan, tugas pokok, fungsi & tata kerja
3. Menteri Negara LH
Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) : Ir. Sarwono Kusumaatmadja
Kabinet Pembangunan VII (1998-1998) : Prof. Dr. Yuwono Sudarsono
Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999): dr. Panagian Siregar
Kabinet Persatuan Nasional (1999-2001) : Dr. Sonny Keraf
Kabinet Gotong Royong (2001-2004) : Nabiel Makarim. MPA. MSM.
Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009) : Ir. Rachmat Witoelar
Kabinet Indonesia Bersatu (2009-2014) : Gusti Mohammad Hatta
Peraturan Perundang-undangan
Lingkungan
Zaman Hindia Belanda
Mutiara dan bunga karang (Parelvisscherij,
Sponsenvisschenjordonantie, Stbl. 1916 No. 157)
Perikanan (Visscherijordonantie, Stbl. 1920 No. 396 dan
Kustvisscherijordonantie (Stbl. 1927 No. 144 )
Ordonansi Gangguan (Hinderordonantie, Stbl. 1926 No. 226, yang
diubah/ditambah, terakhir dengan Stbl. 1940 No. 450 Pasal 1:
Larangan mendirikan tanpa izin tempat-tempat usaha)
Perlindungan satwa (Dierenbeschermingsordonantie, Stbl. 1931
No.
134)
Perburuan (Jachtordonantie, Stbl. 1940 No. 733, yang berlaku
untuk Jawa dan Madura)
Ordonansi perlindungan alam (Natuurbeschermingsordonantie
1941, Stbl.1941 No.167 - melindungi kekayaan alam di Hindia
Belanda (Indonesia) : suaka-suaka margasatwa dan cagar-cagar
alam
Pembentukan kota (Stadsvormingsordonanue, Stbl. 1948 No. 168)
SEJARAH UULH

1976 : 12 Januari 25 Februari 1982 :


PENYUSUNAN 6 Thn 1982 : RUU LH RUU LH disetujui scr
RUU LH disampaikan aklamasi dlm Sidang
kepada DPR Paripurna DPR

11 Maret 1982 : Disahkan


UU No.4 Th. 1982 ttg Alasan diajukannya RUU LH :
Ketentuan-Ketentuan Pokok
Repelita III, Bab 7 ttg Sumber Alam dan LH :
PLH- LN.RI Thn. 1982 No.
perlu pembentukan UU LH
12
Peraturan yg ada kurang memuat segi LH
Indonesia memasuki tahap industrialisasi
UUPLH 19 September
Arah Pembangunan Jangka Panjang :
1997 Terciptanya keselarasan hubungan antara
manusia dg Tuhannya, individu dg
UUPPLH 3 Oktober 2009 masyarakat dan manusia dg LH nya
Peraturan Perundang-undangan
Lingkungan zaman Pendudukan
Jepang
zaman
& Zaman Kemerdekaan
Pendudukan
Jepang
Osamu S. Kanrei Zaman Kemerdekaan
No.6 :
UU No. 4 Tahun 1982
Larangan menebang
Tentang Ketentuan
pohon aghata, alba
ketentuan Pokok PLH
dan balsem tanpa
(UULH)
UULHizin
/ UUPLH :
Gunseikan
Mengatur ketentuan-ketentuan pokok UU RI Nomor 23 Tahun
pengelolaan lingkungan hidup 1997 tentang Pengelolaan
Memuat asas & prinsip pokok bagi PLH UU RI No.32Hidup
Lingkungan Tahun(UUPLH)
2009
shg berfungsi sbg payung (Umbrella Act) bg tentang Perlindungan dan
penyusunan peraturan per-UU-an lainnya Pengelolaan LH (UUPPLH)
yang berkaitan dengan LH & bg Diundangkan Tgl. 3 Oktober
penyesuaian peraturan per-UU-an yg telah 2009
ada
STILAH HUKUM LINGKUNGAN

Inggris = environmental law


Belanda = milieurecht
Jerman = umweltrecht
Prancis = droit da environment
Malaysia = hukum alam sekitar

LINGKUNGAN ALAM
St. Moenadjat Danusaputro
PENGERTIAN HL
Hukum Lingkungan
Modern :
ketentuan dan norma-norma
guna mengatur tindak perbuatan
manusia dengan tujuan untuk
melindungi lingkungan dari
kerusakan dan kemerosotan
mutunya demi untuk menjamin
kelestariannya agar dapat secara Hukum Lingkungan
langsung terus-menerus Klasik :
digunakan oleh generasi sekarang ketentuan dan norma-norma dengan
maupun generasi-generasi tujuan terutama sekali untuk menjamin
mendatang. penggunaan dan eksploitasi sumber-
berorientasi kepada lingkungan sumber daya lingkungan dengan
atau environment-oriented law berbagai akal dan kepandaian manusia
(mengikuti sifat dan watak dari guna mencapai hasil semaksimal
lingkungan itu sendiri / ekologi) mungkin, dan dalam jangka waktu yang
sifat utuh-menyeluruh atau sesingkat-singkatnya.
komprehensif-integral, selalu berorientasi kepada penggunaan
berada dalam dinamika dengan lingkungan atau use-oriented law.
sifat dan wataknya yang luwes bersifat sektoral, serba kaku dan sukar
berubah
PENGERTIAN H
Hukum Lingkungan berisi kaidah-kaidah
tentang perilaku masyarakat yang positif
terhadap lingkungannya

Hukum lingkungan
Memberikan landasan
menyatakan apa
bagi yang berwenang
yang dilarang dan
untuk memberikan
apa yang
kaidah kepada
diperbolehkan untuk
masyarakat
melakukan aktivitas
berkaitan dengan
LH.
RUANG LINGKUP HL DITENTUKAN OLEH RUANG
LINGKUP PENGELOLAAN LH
ASPEK-ASPEK HUKUM LINGKUNGAN

1. Hukum Tata Lingkungan


2. Hukum Perlindungan Lingkungan
3. Hukum Kesehatan Lingkungan
4. Hukum Pencemaran Lingkungan
5. Hukum Lingkungan
Transnasional/Internasional
6. Hukum Perselisihan Lingkungan

Koesnadi Hardjasoemantri
Hukum Tata Lingkungan

Hukum yang berhubungan dengan


kebijaksanaan tata ruang
Diarahkan kepada tercapainya atau
terpeliharanya penyesuaian timbal-balik
yang terbaik antara ruang dan kehidupan
masyarakat
Tidak mengenai satu bidang kebijaksanaan,
akan tetapi merupakan kumpulan dari
berbagai peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan lingkungan yang
berkaitan dengan lingkungan biotis dan
sampai batas tertentu juga dengan
lingkungan anthropogen.

Hukum Perlindungan Lingkungan


Hukum Kesehatan
Lingkungan

hukum yang berhubungan dengan :


(a) kebijaksanaan di bidang kesehatan lingkungan,
(b) pemeliharaan kondisi air, tanah dan udara dan
(c) pencegahan kebisingan

kesemuanya dengan latar belakang perbuatan


manusia yang diserasikan dengan lingkungan.
PPLH
PERLINDUNGAN
DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Perlindungan & Pengelolaan LH
wewenang
RUANG LINGKUP
MATERI KEWENANGAN RUANG LINGKUP WILAYAH
Psl. 1 Butir 2 UUPPLH : KEWENANGAN

Pengelolaan lingkungan hidup Ruang lingkup lingkungan


adalah upaya sistemati & hidup Indonesia meliputi
terpadu yg dilakukan untuk ruang, tempat Negara
melestarikan fungsi lingkungan Kesatuan Republik Indonesia
hidup & mencegah terjadinya yang ber-Wawasan Nusantara
pencemaran dan/atau dalam melaksanakan
kerusakan LH yang meliputi kedaulatan, hak berdaulat,
perencanaan, pemanfaatan, dan yurisdiksinya
pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan dan penegakan
hukum.
WAWASAN NUSANTARA

KONSEPSI NEGARA NUSANTARA

DEKLARASI JUANDA
13 Desember 1957

Segala perairan disekitar, diantara dan yg menghubungkan


pulau-pulau / bagian pulau-pulau yg termasuk daratan negara
RI, dengan tidak memandang luas / lebarnya adalah bagian-
bagian yg wajar dari wilayah daratan negara RI, yg dengan
demikian merupakan bagian dari perairan pedalaman / perairan
nasional yg berada di bawah kedaulatan mutlak negara RI.
Latar Belakang lahirnya
DEKLARASI JUANDA

Keadaan geografis : banyak pulau sehingga


perlu pengaturan sendiri.

Kesatuan wilayah darat dan pulau.

Batas laut teritorial 3 mil tidak sesuai lagi untuk


keamanan adan keselamatan republik indonesia.

Hak negara untuk melakukan atau melindungi


keutuhan dan keselamatan negaranya.
Akibat lahirnya
DEKLARASI JUANDA

1. Pelebaran wilayah pengelolaan


lingkungan hidup berupa jalur laut
wilayah melingkari kepulauan
Indonesia.

2. Perubahan status laut lepas atau laut


teritorial menjadi perairan pedalaman.

3. Penjamin hubungan lintas damai.


PERAIRAN YURISDIKSI NASIONAL

ALKI - I
ALKI - III
ALKI - III
ALKI - II
LINTAS TRANSIT
LINTAS DAMAI ALKI - III
LINTAS ALKI
BATAS TERITORIAL
BATAS ZEEI
REZIM PERAIRAN
TA LAUT - UNCLOS'82)

L. PEDALAMAN

L. KEPULAUAN

> 350 M

( KAWASAN )
Kaidah dasar PPLH & Pembangunan:

Pembukaan UUD 1945 Alinea ke-4 :


Kewajiban negara & tugas Pemerintah untuk
melindungi segenap sumber-sumber insani
Indonesia guna kebahagiaan rakyat Indonesia

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 :


Hak penguasaan kepada negara atas seluruh
SDA Indonesia dan memberikan kewajiban
kepada negara untuk menggunakannya bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
ARAH & KEBIJAKAN PPLH

GBHN 1973-1978
Bab III Butir 10
Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang

GBHN 1999-2004
Bab III Butir 10
Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang

UU RI No.17 Tahun 2007


tentang
RPJPN Thn.2005-2025
Sasaran RPJPN

Keseimbangan antara
pemanfaatan & pelestarian LH

Menjamin keberlanjutan pembangunan

Penjabaran dalam kebijakan dan


peraturan perundang-undangan LH
SISTEM INFORMASI
Sistem informasi dikembangkan oleh
Pemerintah dan pemda untuk mendukung
pelaksanaan & pengembangan kebijakan
PPLH.
Sistem informasi memuat: status LH, peta
rawan LH dan informasi LH.
Sistem informasi dilakukan secara terpadu
& terkoordinasi dan wajib dipublikasikan
kepada masyarakat.

Ps. 62 UUPPLH
ASAS PPLH

a. Tanggung jawab h. Ekoregion;


negara; i. Keanekaragaman
b. Kelestarian dan hayati;
keberlanjutan; j. Pencemar membayar;
c. Keserasian dan k. Partisipatif;
keseimbangan; l. Kearifan lokal;LH
d. Keterpaduan; m. Tata kelola
e. Manfaat; pemerintahan yg
f. Kehati-hatian; baik;
g. Keadilan; n. Otonomi daerah

Pasal 2 UUPPLH
RUANG LINGKUP PPLH

PERENCANAAN (Pasal 5 UUPPLH)


PEMANFAATAN (Pasal 12 UUPPLH)
PENGENDALIAN (Pasal 13 UUPPLH)
PEMELIHARAAN (Pasal 57 UUPPLH)
PENGAWASAN (Pasal 71 UUPPLH)
PENEGAKAN HUKUM
(Pasal 76 UUPPLH)
PERENCANAAN

INVENTARISASI LH

PENETAPAN WILAYAH EKOREGION

PENYUSUNAN RPPLH

(Pasal 5 UUPPLH)
INVENTARISASI LH

terdiri atas inventarisasi TK Nasional ; pulau/kepulauan ;


TK Wil.Ekoregion
dilakukan untuk memperoleh data & informasi tentang
SDA
di TK.Wil.Ekoregion dilakukan untuk menentukan DDL,
DTL & cadangan SDA

Ps. 6 UUPLH
PENETAPAN WILAYAH EKOREGION
untuk Tk. Nasional & pulau/kepulauan ditetapkan
oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan
instansi terkait
dilakukan dengan mempertimbangkan
kesamaan: karakteristik bentang alam; DAS;
Iklim; Flora & Fauna; Sosbud; Ekonomi;
Kelembagaan masyarakat: hasil inventarisasi LH

Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki


kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, dan fauna asli,
serta pola interaksi manusia dengan alam yang
menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan
hidup.
Ps. 7 UUPPLH
PENYUSUNAN RPPLH Ps. 9 UUPPLH
Disusun oleh Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota berdasarkan inventarisasi
LH, RPPLH nasional dan RPPLH Provinsi dengan format PP, Perda Provinsi
atau Perda Kab/Kota.

Penyusunan RPPLH memperhatikan:


keragaman karakter dan fungsi ekologis;
sebaran penduduk;
sebaran potensi sumber daya alam;
kearifan lokal;
aspirasi masyarakat; dan
perubahan iklim.

RPPLH memuat rencana tentang:


pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;
pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber
daya alam; dan
adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

RPPLH menjadi dasar penyusunan & dimuat dalam RPJP dan RPJM
MA NFAATAN
PE
o Pemanfaatan SDA dilakukan berdasarkan
RPPLH atau didasarkan pada Daya Dukung
Lingkungan & Daya Tampung Lingkungan
(jika blm tersusun RPPLH)
o DDL & DTL ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur atau Bupati/walikota

Ps.12 UUPPLH
PENGENDALIAN Pencemaran air, udara, laut ;
Kerusakan ekosistem & akibat
perubahan iklim
KLHS Meliputi pencegahan,
TATA penanggulangan & pemulihan
RUANG

BMLH

KRITERI AMDAL
A BKLH ANALISIS
UKL-UPL
RESIKO LH
PERIZINA
AUDIT LH
N
INSTRUMEN PENANGGU
EKONOMI LANGAN
PERAT PER-UU-AN
BERBASIS LH
ANGGARAN PEMULIHA
BERBASIS LH N

Ps.13-56 UUPPLH
Rangkaian analisis yg sistematis, menyeluruh & partisipatif
KLHS untuk memastikan bhw prinsip Pembangunan berkelanjutan
telah mjd dasar & terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah &./atau kebijaksanaan, rencana &/atau program

wajib dibuat oleh Pemerintah dan Pemda


KLHS memuat kajian antara lain:
kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan;
perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;
kinerja layanan/jasa ekosistem;
efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
dan
tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

Pelaksanaan KLHS melibatkan masyarakat & pemangku kepentingan


KLHS harus masuk dlm penyusunan & evaluasi RTRW, RPJP dan RPJM

Ps.16 UUPPLH
TATA wajib berlandaskan pada KLHS
RUANG ditetapkan dengan memperhatikan DDL & DTL

BMLH: air, air limbah, air laut, udara ambien,


BMLH
emisi, gangguan
untuk menentukan terjadinya pencemaran LH
berkaitan kebolehan pembuangan limbah

KRITERI Kriteria BKLH : produksi biomassa; terumbu karang;


A BKLH kebakaran hutan dan/atau lahan; mangrove; padang
lamun; gambut; karst; dan/atau ekosistem lainnya
sesuai dengan perkembangan IPTEK
untuk menentukan terjadinya kerusakan LH
Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim
didasarkan pada paramater antara lain: kenaikan
temperatur; kenaikan muka air laut; badai; dan/atau
kekeringan.

Ps. 19, 20 & 21 UUPPLH


AMDAL
wajib bagi usaha &/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting
terhadap LH
merupakan dasar penetapan keputusan kelayakan LH
direkomendasikan oleh komisi penilai amdal dan ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur atau Bupati/walikota)
disusun oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat (didasarkan
pada prinsip pemberian informasi)
Yang dimaksud dengan masyarakat adalah yang terkena dampak,
pemerhati lingkungan dan yang terpenuhi atas segala bentuk keputusan
dalam proses amdal
Masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen amdal
Pemrakarsa bisa meminta bantuan lembaga penyusun amdal /konsultan
yang memiliki sertifikat kompetensi dalam menyusun amdal

Ps. 22 UUPPLH
BAGAN ALIR PROSES AMDAL PP No. 27 Tahun 1999 ttg
AMDAL

Rencana Kegiatan

Tidak YA
Dampak Penting

Bebas AMDAL KA ANDAL

75
Komisi Penilaian
UKL dan UPL Hari

ANDAL & RPL


Izin Usaha/Kegiatan
(Gubernur/Ka 75
Komisi Penilaian
BAPEDAL, Instansi Hari
yang bertanggung
jawab) Keputusan
Kelayakan LH
AMDAL

Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:


besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan;
luas wilayah penyebaran dampak;
intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
sifat kumulatif dampak;
berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kriteria usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting yang
wajib dilengkapi dengan amdal terdiri atas:
pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;
eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun
yang tidak terbarukan;
proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup serta
pemborosan
dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;
proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial
dan budaya;
proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi
pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya;
introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;
pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;
kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi
pertahanan negara; dan/atau AMDAL
penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar
UKL-UPL

o Berlaku bagi usaha &/ atau kegiatan yang tidak masuk


kriteria wajib amdal.
o Kriteria usaha &/atau kegiatan yang wajib UKL-UPL
ditetapkan oleh Gubernur/ Bupati / Walikota berdasarkan
kriteria usaha &/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam
kategori berdampak penting dan kegiatan usaha mikro &
kecil
o Penanggung jawab usaha &/atau kegiatan wajib membuat
surat pernyataan kesanggupan pengelolaan & pemantauan
lingkungan hidup.

PS. 34 UUPPLH
PERIZINAN

Wajib memiliki izin lingkungan bagi setiap kegiatan yang wajib amdal /
UKL-UPL.
Izin lingkungan diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan LH oleh
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota.
Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha
Menteri, Gubernur, Bupati/walikota wajib menolak permohonan izin
lingkungan yang tidak dilengkapi dengan amdal/UKL-UPL
Permohonan & keputusan izin lingkungan wajib diumumkan oleh
Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota.
Izin lingkungan dicabut, maka izin usaha dibatalkan
Jika usaha &/atau kegiatan mengalami perubahan, maka wajib
memperbaharui izin lingkungan.

Ps.36 UUPPLH
PERIZINAN

Izin lingkungan dapat dibatalkan apabila:


persyaratan yang diajukan dalam
permohonan izin mengandung cacat
hukum, kekeliruan, penyalahgunaan, serta
ketidakbenaran dan/atau
pemalsuan data, dokumen, dan/atau
informasi;
penerbitannya tanpa memenuhi syarat
sebagaimana tercantum dalam
PERIZINAN
USAHA &/ KEGIATAN
Rekomendasi Komisi

AMDAL KEPUTUSAN KELAYAKAN LH


UKL / UPL
Ditetapkan oleh Menteri,
Gubernur, Bupati/walikota

IZIN LINGKUNGAN IZIN USAHA


Diterbitkan &
diumumkan oleh
Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota

DICABUT DIBATALKAN
INSTRUMEN
EKONOMI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN & KEGIATAN EKONOMI


Neraca SDA & LH
Produk domestik & regional bruto
Kompensasi / imbal jasa LH antar
daerah
Internalisasi biaya LH
PENDANAAN LINGKUNGAN
Dana jaminan pemulihan LH
Dana penanggulangan dan pemulihan pencemaran &/atau kerusakan
LH
Dana amanah/ bantuan untuk konservasi
INSENTIF &/ DISINSENTIF
Pengadaan barang & jasa yg ramah LH Pengembangan sistem
Penerapan pajak, retribusi & subsidi perdagangan izin pembuangan
Pengembangan sistem kelembagaan limbah &/ emisi
keuangan & pasar modal yang ramah LH Pengembangan sistem label
Pengembangan asuransi LH ramah LH
Sistem penghargaan kinerja di
bid. PPLH

Ps. 42 UUPPLH
PERAT PER-UU-AN
BERBASIS LH

SETIAP PENYUSUNAN PERATURAN PER-UU-AN


WAJIB MEMPERHATIKAN :
Perlindungan Fungsi LH
ANGGARAN
Prinsip PPLH
BERBASIS LH

Pemerintah & DPR RI Pemda & DPRD WAJIB


mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
membiayai :
Kegiatan PPLH
Program pembangunan yang berwawasan LH
Pemulihan LH

Ps. 44 & 45 UUPPLH


ANALISIS Prosedur yg al. digunakan untuk mengkaji
RESIKO LH pelepasan & peredaran produk rekayasa genetik &
pembersihan limbah B3.

Wajib dilakukan analisis resiko LH bagi setiap usaha &/atau


kegiatan yang berpotensi :

menimbulkan dampak penting terhadap LH


ancaman terhadap ekosistem & kehidupan
kesehatan & keselamatan manusia

Analisis resiko LH meliputi :

Pengkajian resiko ( identifikasi biaya;


penaksiran besarnya
konsekuensi / akibat; penaksiran kemungkinan
munculnya dampak
yg tidak diinginkan baik terhadap keamanan &
kesehatan manusia
Ps.47 UUPPLHmaupun LH)
AUDIT LH SK Men LH No.KEP-42/MENLH/11/94 ttg
Psl 48 UUPPLH Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan

Pemerintah sukarela Penanggung jawab usaha


mendorong dan/atau kegiatan
Menteri
Meningkatkan efesiensi
kegiatan & kinerja usaha
Menteri

AUDIT LH WAJIB DILAKUKAN JIKA:


Menugaskan pihak ke-3
Kegiatan tertentu yg beresiko tinggi
melakukan audit LH
Mengumumkan hasil thd LH (audit berkala)
audit LH Menunjukkan ketidaktaatan thd
peraturan per-UU-an

Ps. 48 UUPPLH
AUDIT LH

Dokumen audit LH memuat :

Informasi yang meliputi tujuan & proses


pelaksanaan audit
Temuan audit
Kesimpulan audti; dan
data & informasi pendukung

AUDIT LH DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR LH YANG


TELAH MEMILIKI SERTIFIKAT KOMPETENSI AUDITOR
Setiap yg melakukan pencemaran &/ atau perusakan
LH WAJIB melakukan penangulangan dan pemulihan
Penghentian sumber
yang dilakukan dengan :
pencemaran &/ perusakan LH
Pemberian informasi Remediasi (untuk
peringatan pencemaran &/ memperbaiki mutu LH)
perusakan LH kepada Rehabilitasi (mengembalikan
masyarakat nilai, fungsi & manfaat LH
termasuk upaya pencegahan
Pengisolasian pencemaran
kerusakan lahan, memberikan
&/ perusakan LH perlindungan & memperbaiki
Penghentian sumber ekosistem)
pencemaran &/ perusakan Restorasi (Upaya menjadikan
LH LH/bagian2nya berfungsi
Cara lain yg sesuai dg kembali sebagaimana
semula)
perkembangan IPTEK Cara lain yang sesuai dengan
perkembangan IPTEK
PENANGGULANGAN PEMULIHAN
(Ps. 53 UUPPLH) (Ps.54 UUPPLH)
PEMELIHARAAN
Adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga PFLH & mencegah
terjadinya penurunan/ kerusakan LH yg disebabkan oleh
perbuatan manusia

Upaya: SDA: air, ekosistem hutan, pesisir & laut,


energi, ekosistem lahan gambut dan
KONSERVASI SDA ekosistem karst
Kegiatannya meliputi : perlindungan dan
pengawetan SDA serta pemanfaatan scr
lestari SDA

PENCADANGAN SDA Pemerintah, Pemprov. pemkab/kota &


perorangan dpt membangun: Taman
kehati, RTH > 30%, menanam &
memelihara tanaman langka

PELESTARIAN FUNGSI ATMOSFER


Upaya mitigasi & adaptasi perubahan iklim
Upaya perlindungan lapisan ozon
Upaya perlindungan terhadap hujan asam
(Ps. 57 UUPPLH)
PENGELOLAAN B3

Setiap orang :

- memasukkan
- menghasilkan
- mengangkut
- mengedarkan Wajib melakukan pengelolaan B3
- menyimpan
-
memanfaatkan
- membuang Dimaksudkan untuk mengurangi terjadinya
- mengolah kemungkinan resiko terhadap LH berupa
pencemaran &/ atau perusakan LH
- menimbun B3

Ps. 58 UUPLH
PENGELOLAAN LIMBAH B3
Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengurangan,
penyimpanan, pengumpulan pengangkutan, pemanfaatan &/ pengolahan
termasuk penimbunan limbah B3
Wajib dilakukan oleh setiap orang dengan mendapat izin dari Menteri,
Gubernur, Bupati/Walikota.
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota wajib mencantumkan
persyaratan lingkungan hidup yang harus dipenuhi dan kewajiban yang
harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam izin.
Keputusan pemberian izin wajib diumumkan.
Pengelolaan dapat dilimpahkan ke pihak lain yaitu badan usaha yang
telah mendapatkan izin

Ps. 59 UUPPLH
DUMPING
Dilarang melakukan dumping limbah
&/atau bahan ke media LH kecuali ada
izin dari Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota dan hanya dapat
dilakukan di lokasi yang telah
ditentukan

Ps.60 UUPPLH
Hak Masyarakat :

atas LH yg baik & sehat sebagai bagian dari HAM


mendapatkan pendidikan LH, akses informasi, akses
partisipasi & akses keadilan dalam memenuhi hak
atas LH yang baik dan sehat
usul &/ keberatan terhadap rencana usaha yang
diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap LH.
berperan dalam PPLH sesuai dengan peraturan
perUU-an.
melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran
&/perusakan lingkungan hidup.

Ps. 65 UUPPLH
Kewajiban
1. Setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran dan perusakan
lingkungan hidup
2. Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan berkewajiban: (Ps. 68 UUPPLH)
. memberikan informasi berkaitan dg PPLH scr
benar, akurat, terbuka & tepat waktu.
. menjaga keberlanjutan FLH
.Mentaati ketentuan BMLH &/ Kriterian BKLH

Ps. 67 & 68 UUPPLH


PERAN MASYARAKAT
MERUPAKAN HAK MASYARAKAT UNTUK BERPERAN AKTIF
DALAM PPLH, berupa:
pengawasan sosial :
pemberian saran (penyusunan KLHS & amdal), pendapat,
usul, keberatan, pengaduan : & /
penyampaian informasi & / laporan

PERAN SERTA DILAKUKAN UNTUK:


Kepedulian
Kemandirian, keberdayaan, kemitraan
Kemampuan & kepeloporan masyarakat
Ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan
pengawasan sosial
menjaga & mengembangkan budaya & kearifan lokal
dalam rangka PPLH

Ps. 70 UUPPLH
LARANGAN
Melakukan perbuatan yg mengakibatkan pencemaran &/

perusakan LH
Memasukan limbah dan limbah B3 ke wilayah NKRI
Membuang limbah, B3 dan limbah B3 ke media LH
Melepaskan produk rekayasa genetik ke media LH
Melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar
Menyususn amdal tanpa memiliki sertifikat kompetensi
penyusun amdal
Memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan
informasi, merusak informasi atau memberikan keterangan yang
tidak benar.

Ps. 69 UUPPLH
PENGAWASAN
Menteri, Gubernur, Bupati /
Walikota ketaatan thd perat per-
Psl. 71 -74 UUPPLH uuan di bid PPLH
ketaatan thd izin
menetapkan
PEJABAT PENGAWAS LH lingkungan

Pemantauan
Kewenagan dpt
didelegasikan kpd
Meminta keterangan
PEJABAT /
Membuat salinan dokumen INSTANSI TEKNIS
Membuat catatan yg diperlukan
Memasuki tempat tertentu Dapat melakukan koordinasi
Memotret dengan PEJABAT PPNS
Membuat rekaman audiovisual
Mengambil sampel PELAKU USAHA DILARANG
Memeriksa peralatan MENGAHALANGI
PELAKSANAN TUGAS
Memeriksa instalasi &/ transportasi
PEJABAT PENGAWAS LH
Menghentikan pelanggaran tertentu
SANKSI ADMINISTRASI Paksaan Pemerintah
Ps. 76 UUPPLH (Pasal 80 UUPPLH) :
1. pengehentian sementara kegiatan
Menteri, Gubernur, produksi ;
Bupati/walikota
2. pemindahan sarana produksi ;
Teguran tertulis 3. penutupan saluran pembuangan air
limbah/emisi ;
Paksaan pemerintah
Tdk dilakukan 4. pembokaran ;
Pembekuan izin L
5. penyitaan terhadap barang/alat yg
Pencabutan izin L berpotensi menimbulkan pelanggaran ;
6. penghentian sementara seluruh
kegiatan; atau
Langsung diterapkan tanpa melalui teguran
apbl pelanggaran yg dilakukan menimbukan: 7.Tindakan lain yg bertujuan untuk
menghentikan pelanggaran & tindakan
ancaman yang sangat serius bagi manusia pemulihan FLH
dan lingkungan hidup;
dampak yang lebih besar dan lebih luas jika
tidak segera dihentikan pencemaran
dan/atau perusakannya; dan/atau
kerugian yang lebih besar bagi lingkungan
hidup jika tidak segera dihentikan
pencemaran dan/atau perusakannya.
SANKSI ADMINISTRAS

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota


berwenang :

memaksa penangung jawab usaha&/kegiatan untuk


melakukan pemulihan LH akibat pencemaran / perusakan
yg dilakukannya

Dapat menunjuk pihak ke -3 untuk melakukan upaya


pemulihan atas beban biaya penanggung jawab usaha /
kegiatan (Ps.81 UUPPLH)

SANKSI ADMINISTRATIF DIKENAKAN PADA PENANGGUNG


JAWAB USAHA &/ KEGIATAN TIDAK MEMBEBASKANNYA DARI
TANGGUNG JAWAB PEMULIHAN DAN PIDANA (Ps.78 UUPPLH)
PENYELESAIAN SENGKETA LH
Sengketa LH terjadi karena banyak dan diversitasnya
pencemaran-perusakan LH.
Pasal 1 Butir 25 UUPPLH :
Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak
atau lebih yang ditimbulkan dari kegiatan yang berpotensi dan/
atau telah berdampak pada lingkungan hidup.

Pencemaran-perusakan LH secara yuridis telah dikualifikasikan


sebagai kausa sengketa lingkungan (menentukan ada tidaknya
sengketa LH).

Sengketa lingkungan ternyata tidak saja berasal dari


pencemaran dan perusakan lingkungan yang faktual-aktual,
tetapi juga yang potensial.
Pasal 1 Butir 14 UUPPLH :
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Pasal 1 Butir 16 UUPPLH :


Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang
yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
Siapakah subjek sengketa LH ?

PELAKU
dan
KORBAN
Pencemaran-Perusakan LH
Pelaku dan korban itu siapa?

Pasal 1 butir 32 UUPPLH


Pelaku : ORANG mengartikan : orang adalah
orang perseorangan, atau
badan usaha, baik yg
berbadan hukum / tdk
berbadan hukum
Korban

Lingkungan Hidup
Siapakah objek sengketa LH ?

PENCEMARAN LH
AKTUAL & /
POTENSIAL

PERUSAKAN LH
PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

NON
NON LITIGAS
LITIGAS Sukarela
LITIGASI
LITIGASI

PENYELESAIAN
PENYELESAIAN PENYELESAIAN PENYELESAIA
PENYELESAIAN PENYELESAIA
SENGKETA
SENGKETA SENGKETA NSENGKETA
SENGKETA
SENGKETA N
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN LINGKUNGAN
LINGKUNGAN LINGKUNGAN
HIDUP
HIDUP HIDUP
HIDUPPERDATA
PERDATA HIDUP
HIDUP
ADMINISTRASI PIDANA
PIDANA
ADMINISTRASI
APA TUJUAN PSLH ?
Tujuan antara :
untuk mendapatkan ganti kerugian
(tujuan finansial);dan atau
tindakan tertentu (tujuan non finansial)

Tujuan akhir :

"agar pencemaran-perusakan lingkungan


tidak akan terjadi atau terulang kembali
TA LH
NG KE
NS E
A IA I
NY EL ES
I G A S
PE
NLI T
NO
KRITIK TERHADAP PROSES LITIGASI
pencari keadilan bersikap irrasional :

- tidak mencari kebenaran & keadilan


- kalah = tidak adil
Berbagai upaya hukum ditempuh dengan itikad tidak baik yaitu
untuk menunda eksekusi
biaya perkara disinyalir melebihi nilai kemenangan
kualitas dan kapabel hakim yang minim
tidak memihak rakyat kecil
ketentuan hukum yang rigid (lebih mementingkan prosedur hukum
sehingga substansi sengketa terlupakan)
Dalam Konteks Sengketa Lingkungan

Fenomena proses litigasi tersebut membuat orang


enggan menempuh jalur litigasi dalam penyelesaian
sengketa lingkungan karena prosesnya panjang,
berbelit-belit dan biaya mahal

PADAHAL

Penyelesaian sengketa lingkungan


membutuhkan cara penyelesaian
sengketa yang efektif dan efesien
ngapa pilihan pada jalur non litig
mekanisme penyelesaian sengketa yang lebih
fleksibel dan responsif bagi kebutuhan para pihak
yang bersengketa
memperkuat keterlibatan masyarakat dalam proses
penyelesaian sengketa
memperluas akses mencapai atau mewujudkan
keadilan
Litigasi
Kelebihan Jalur Non
Hubungan baik antar pihak dapat
tetap
terjaga
Kesepakatan lebih memperhatikan
kepentingan dan kebutuhan para
pihak
Tingginya kemungkinan untuk
melaksanakan kesepakatan
Kesepakatan dapat lebih inovatif dan
kreatif
Para pihak lebih memiliki kontrol atas
proses
Penyelesaian sengketa secara tuntas
Bila gagal tidak ada pihak yang
NON LITIGASI
Tidak Berhasil
Ps. 85,86 UUPPLH Berhasil membuat
membuat kesepakatan
Syarat
kesepakatan
Tidak berlaku terhadap Ps. 84 ayat (3)
tindak pidana lingkungan UUPPLH
hidup MEDIATOR :
Dilakukan secara sukarela tdk mempunyai
kewenangan mengambil
Bentuk : Mediasi /Arbitrase keputusan

PENGADILAN
Hanya memfasilitasi
Kesepakatan: bentuk &
besarnya ganti rugi; Disetujui pr phk, tdk
memiliki hub kel /kerja,
tindakan pemulihan memiliki kapasitas utk
tindakan tertentu &/ melakukan perundingan
tindakan dampak negatif dan tdk memiliki keptgan
thd proses & hsl
Masyarakat : Lembaga perundingan
penyedia jasa pelayanan
penyelesaian sengketa LH ARBITER :
(Pemerintah & Pemda
mempunyai kewenangan
memfasilitasi) : fungsi,
mengambil keputusan
mempelancar mekanisme pemilihan
penyelesaian skt ; prinsip Berfungsi sbg arbiter
ketdkberpihakan &profesional. Putusan bersifat tetap &
(PP No.54/2003, KepMENLH 77/2003; mengikat
Pembentukan LPJP2SLH, KepMENLH
78/2003;Pembentukan Sekretariat
DUA JENIS ARBITASI :
Arbitrasi yang dibentuk khusus
untuk menyelesaikan
perselisihan tertentu, sehingga
ARBITRASI AD HOC bersifat insidentil
(Arbitrasi volunter) Kedudukan dan keberadaan
arbitrasi ad hoc berakhir setelah
persengketaan selesai
diputuskan.

Merupakan lembaga atau badan arbitrasi


ABITRASI yang bersifat permanen (permanent arbitral
body)
INSTITUSIONAL Didirikan untuk menangani sengketa yang
timbul bagi mereka yang menghendaki
penyelesaian di luar pengadilan
Arbitrasi institusional dapat bersifat: nasional
misalnya: BANI (Indonesia)
Bisakah BANI menyelesaikan sengketa LH ?

Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar BANI menegaskan:


Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) adalah sebuah
badan yang didirikan atas prakarsa KAMAR DAGANG dan
INDUSTRI (KADIN) INDONESIA, yang bertujuan
memberikan penyelesaian yang adil dan cepat dalam
sengketa-sengketa perdata yang timbul mengenai soal-
soal perdagangan, industri dan keuangan, baik yang
bersifat nasional maupun yang bersifat internasional.

BANI sebagai arbitrasi institusional di Indonesia


tidak mempunyai kompetensi untuk
menyelesaikan sengketa lingkungan.
Kewenangan BANI dalam menyelesaikan sengketa
keperdataan sebatas pada sengketa-sengketa
yang bersifat "kontraktual (dalam kontrak
ditegaskan bahwa BANI sebagai badan pemutus
sengketa )
Sengketa lingkungan merupakan sengketa yang
"nonkontraktual, memperjanjikan pencemaran-
perusakan lingkungan sebagai sumber sengketa
lingkungan tidaklah logis

Dibentuk

ARBITRSIADHOC untuk tiap-tiap sengketa LH


yang terjadi sesuai dengan
sifatnya yang insidental
TA LH
N G KE
N S E
ESA IA
Y EL DA TA
PE N P ER
A S I
LITI G
LITIGASI
Ps. 87 UUPPLH
Mendasarkan pada
Ps.1365 BW
Asas tg Jwb berdasarkan
kesalahan
Tuntutan Unsur kesalahan mutlak
didasarkan kepada harus dibuktikan untuk
memperoleh ganti rugi
perbuatan (tdk plafon) / tindakan
melanggar hukum tertentu
GANTI RUGI Beban pembuktian ada
( realisasi dari asas pencemar membayar) pada korban

TINDAKAN TERTENTU
Perintah :
memasang/memperbaiki UPL sehingga limbah sesuai dg BMLH yg ditentukan
memulihkan FLH & /
menghilangkan / memusnahkan penyebab timbulnya pencemaran &/ perusakan
LH

PEMBAYARAN UANG PAKSA DPT DITETAPKAN OLEH PENGADILAN


ATAS KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN
TANGGUNG JAWAB MUTLAK LITIGASI
Ps. 88 UUPPLH
(STRICT LIABILITY)

USAHA &/ KEGIATAN yang : Asas Strict Liability


menggunakan B3
menghasilkan &/ mengelola Unsur kesalahan tidak
perlu dibuktikan oleh
limbah B3 korban
menimbulkan ancaman Pembuktian terbalik
serius terhadap LH (pelaku)
Sanksi :Ganti rugi (plafon)
dibayarkan secara
langsung dan seketika
pada saat terjadinya
pencemaran & kerusakan
LH

ASURANSI LH
TENGGANG DALUARSA
PENGAJUAN GUGATAN

mengikuti tenggang waktu yang diatur dalam


KUHPerdata & dihitung sejak diketahui adanya
pencemaran &/ perusakan LH

tenggang daluarsa gugatan tidak berlaku


terhadap pencemaran &/ perusakan LH yg
diakibatkan oleh kegiatan yg :
menggunakan &/ mengolah B3
menghasilkan &/ mengelola limbah B3

Ps. 89 UUPPLH
AT
U G
G
A K
H
PEMERINTAH & PEMDA
MASYARAKAT
ORGANISASI LH
HAK GUGAT
PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH

GANTI RUGI
TINDAKAN TERTENTU
( berupa pencegahan, penanggulangan & pemulihan FLH agar tidak
terjadi & terulangnya dampak negatif terhadap LH)

Usaha &/ Kegiatan


Pencemaran &/ Perusakan LH

Kerugian LH (yg bukan merupakan hak milik privat)


HAK GUGAT
MASYARAKAT
CLASS ACTION
Pengertian :

Hak kelompok kecil masyarakat untuk


bertindak mewakili masyarakat dalam
jumlah besar yang dirugikan atas dasar
kesamaan permasalahan, fakta hukum dan
tuntutan yang ditimbulkan karena
pencemaran dan/ atau perusakan
lingkungan hidup

Note :
Kelompok kecil masyarakat disebut class representatives
berjumlah satu orang / lebih
Masyarakat dalam jumlah besar disebut class members
Keduanya merupakan pihak-pihak korban atau yang
mengalami kerugian nyata
Yang dapat Syarat untuk mengajukan
class action adalah adanya
mengajukan class kesamaan
action : Fakta / peristiwa;
Masyarakat Dasar hukum
Jenis tuntutan diantara
(untuk kepentingan wkl kelompok & anggota
sendiri &/ kelompoknya
kepentingan Pasal 91 UUPPLH
masyarakat)
Manfaat dari class action adalah
Proses berperkara menjadi ekonomis, efesien dan praktis
karena
tidak ada pengulangan gugatan. Hal ini sesuai dengan
Pasal 4 dan 5
UU No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman yang menegaskan bahwa
pengadilan harus
dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan.
Memberikan akses pada keadilan, berkaitan dengan beban
bagi calon
penggugat.
HAK GUGAT ORGANISASI LH
Psl. 92 UUPPLH

Tujuan OLH untuk mengajukan gugatan adalah dalam rangka


pelaksanaan tanggung jawab PPLH

Dasar pertimbangan : obyek-obyek alam mempunyai hak


hukum
(teori Christoper Stone)

Gugatan yang diajukan oleh OLH tidak dapat berupa


tuntutan membayar ganti rugi, melainkan hanya terbatas
pada tuntutan untuk hak melakukan tindakan tertentu.

Persyaratan :
Berbentuk badan hukum;
Dalam anggaran dasar OLH ditegaskan didirikannya
organisasi tersebut untuk kepentingan pelestarian fungsi
lingkungan hidup;
Telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran
dasarnya paling sedikit dua tahun.
PERBEDAAN ANTARA CLASS ACTION & IUS STANDI OLH

CLASS ACTION IUS STANDI OLH

Class action terdiri


OLH sebagai
dari unsur class penggugat bukan
representatives & pihak yang mengalami
class members, kerugian nyata
keduanya merupakan OLH sebagai
pihak korban /yang penggugat mewakili
mengalami kerugian kepentingan
nyata perlindungan
Class representatives lingkungan hidup
mewakili karena posisi
kepentingannya lingkungan hidup
sendiri dan sebagai ekosistem
kepentingan orang sangat penting
banyak (konsep (konsep perwakilan
perwakilan dalam dalam pengertian
pengertian yang yang lebih abstarak)
kongkrit) Tuntutan: hak
Tuntutan yang diminta melakukan tindakan
GUGATAN ADMINISTRASI
Setiap orang dapat mengajukan gugatan terhadap
Keputusan TUN apabila:
badan atau pejabat tata usaha negara
menerbitkan izin lingkungan kepada usaha
dan/atau kegiatan yang wajib amdal tetapi
tidak dilengkapi dengan dokumen amdal;
badan atau pejabat tata usaha negara
menerbitkan izin lingkungan kepada kegiatan
yang wajib UKL-UPL, tetapi tidak dilengkapi
dengan dokumen UKL-UPL; dan/atau
badan atau pejabat tata usaha negara yang
menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan yang
tidak dilengkapi dengan izin lingkungan.

Ps. 93 UUPPLH
TA LH
N G KE
N S E
ESA IA
Y EL AN A
PEN PID
A S I
LITI G
Penegakan hukum pidana lingkungan tetap
memperhatikan asas ultimum remedium :
yang mewajibkan penerapan penegakan hukum
pidana sebagai upaya terakhir setelah
penerapan penegakan hukum administrasi
dianggap tidak berhasil.
Penerapan asas ultimum remedium ini hanya
berlaku bagi tindak pidana formil tertentu,
yaitu pemidanaan terhadap pelanggaran:
Baku mutu air limbah, Emisi, Gangguan
Unsur-unsur TPL :

1. Barangsiapa melakukan perbuatan :


orang: orang perseorangan, atau badan
usaha, baik yg berbadan hukum / tdk
berbadan hukum
2. Dengan sengaja / lalai melakukan perbuatan
3. Menyebabkan rusak / tercemarnya LH shg
fungsi LH berkurang / tidak berfungsi lagi

Kriteria yuridis pencemaran & perusakan LH


dlm kaitannya dg tanggung jawab pidana LH :
Psl. 1 Butir 14 dan 16 UUPPLH
DELIC LINGKUNGAN HIDUP

Delic formil
Delic materil
Tindak pidana yang
Tindak pidana yang perumusannya
Perumusannya dititikberatkan kepada
dititikberatkan kepada akibat perbuatan yang
yang dilarang UU dilarang UU
(Cth. hilangnya jawa orang (Cth. Melakukan
Akibat pencemaran LH) pencemaran
dan/atau perusakakan
Lingkungan hidup)
Penyidikan
koordinasi
PEJABAT
POLISI bantuan
PEGAWAI
NEGERI SIPIL
Penegakan Hk Terpadu
JAKSA
Memberitahukan kepada penuntut umum dimulainya
penyidikan
Penyampaian hasil penyidikan kepada penuntut umum

Ps.94-95 UUPPLH
Alat Bukti
keterangan saksi;
keterangan ahli;
surat;
petunjuk;
keterangan terdakwa; dan/atau
alat bukti lain, termasuk alat bukti yang
diatur dalam peraturan perundang-
undangan.

Ps. 96 UUPPLH
KETENTUAN
PIDANA
TINDAK PIDANA MENURUT UUPPLH MERUPAKAN KEJAHATAN :
Baku Mutu Udara
Ambien B3
Baku Mutu Air
Dumping
Baku Mutu Air Laut
Pembakaran lahan
Baku Mutu Air Limbah
izin lingkungan
Baku Mutu Emisi
Sertifikat kompetensi
Baku Mutu Gangguan
Pejabat pemberi izin LH
Kriteria Baku Kerusakan
Pengawasan
LH
Informasi
Produk rekayasa
genetik
Pelaksanaan tugas
pejabat pengawas
Limbah dan Limbah B3
Badan Usaha
Paksaan pemerintah
Ps.116 UUPPLH
TPLH KORPORASI
dilakukan oleh, untuk, atau atas nama
badan usaha
Tuntutan & sanksi pidana dijatuhkan kepada :
badan usaha &/
orang yang memberi perintah / orang yang bertindak
sebagai pemimpin kegiatan dalam TP tersebut **
dilakukan oleh orang yg berdasarkan
hubungan kerja / hubungan lain yg
bertindak dlm lingkup kerja badan usaha
Sanksi pidana dijatuhkan kepada :
Pemberi perintah / **
Pemimpin dalam TP** tsb tanpa memperhatikan TP tsb
dilakukan scr sendiri / bersama-sama

Note: ** ancaman pidana yang dijatuhkan berupa pidana penjara dan


denda diperberat dengan sepertiga (Ps. 117 UUPPLH).
TPLH KORPORASI
dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha serta
tuntutan & sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha :

sanksi pidana dijatuhkan kepada:


badan usaha yang diwakili oleh pengurus yang berwenang
mewakili di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan selaku pelaku fungsional (Ps.118 UUPPLH)

badan usaha dapat dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata


tertib berupa: (Ps. 119 UUPPLH)
a. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
b. penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;
c. perbaikan akibat tindak pidana;
d. pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau
e. penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga)
tahun (Pemerintah berwenang sbg pengampu)

Note: Pelaksanaan point a-d, jaksa berkoordinasi dengan instansi yang


bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup untuk melaksanakan eksekusi (Ps. 120 UUPPLH)
TerimaKasih
Salam Hijau

Anda mungkin juga menyukai