ABSTRAK
Budidaya ikan mas punten sangat ditentukan oleh jenis pakan yang
dikonsumsi, terutama pada stadium benih. Terdapat dua jenis pakan, yaitu pakan
alami dan pakan buatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
jenis pakan terhadap pertambahan bobot benih dan kelulushidupan benih ikan mas
(Cyprinus carpio L.) strain punten. Metode penelitian yang dilakukan adalah
eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 9
ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perlakuan kontrol, P1, dan P2 (Pelet,
Daphnia, dan cake). Benih ikan mas punten yang digunakan berumur 14 hari
setelah menetas dengan penebaran 5 ekor benih. Frekuensi pemberian pakan
sebanyak 3 kali sehari.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pakan
memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot, tetapi tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap kelulushidupan benih ikan mas punten.
Kata Kunci: pakan alami, pakan buatan, pertambahan bobot benih,
kelulushidupan, ikan mas punten.
ABSTRACT
METODE PENELITIAN
Benih ikan mas punten yang digunakan berumur 14 hari dipelihara dalam
toples pemeliharaan sebanyak 27 buah, tiap toples diisi 5 ekor dan diberi
perlakuan selama 7 hari sampai benih ikan mas punten berumur 20 hari. Pakan
diberikan sebanyak 5% dari bobot populasi benih. Menurut Daelami (2001)
Takaran ransum harian diberikan sekitar 3-5% per hari dari berat total populasi
yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk pagi, siang, dan sore hari.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilakukan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah 3 perlakuan
dan 9 ulangan.
Kontrol : pemberian pakan pelet
P1 : pemberian pakan Daphnia sp
P2 : pemberian pakan cake
Prosedur penelitian yang pertama dilakukan kultur Daphnia sebagai
berikut. Dipersiapkan drum dengan tinggi kurang lebih 80 cm kapasitas 8000 liter.
Kemudian Daphnia yang sudah dikultur sebelumnya dipanen dan disimpan
terlebih dahulu. Drum dibersihkan dari kotoran dan ditunggu hingga kering.
Setelah kering, drum diisi air yang telah ditumbuhi plankton kurang lebih 4000
liter. Daphnia yang sudah dipanen sebelumnya dimasukkan ke dalam drum
sebanyak 5g/1000 liter. Drum kultur Daphnia diberi pelet kurang lebih 250 gram
untuk menumbuhkan plankton yang akan menjadi pakan Daphnia dalam drum
kultur. Dibiarkan kurang lebih 14 hari untuk dapat memanen Daphnia. Pemberian
pelet dilakukan tiap 3 hari sekali agar plankton dapat terus tumbuh. Selanjutnya
dilakukan penggilingan pelet produksi dari PT. Central Proteinaprima dengan
mesin penggiling.
Setelah proses persiapan selesai dilaksanakan kemudian dilakukan
pemijahan ikan mas punten. Ketika telur ikan mas punten menetas maka
dilakukan pembuatan pakan berupa cake sebagai berikut dengan prosedur sebagai
berikut.
1. Dipersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat cake sebagai
berikut: 20 butir kuning telur ayam, 5 sdm putih telur, 150 gram tepug
terigu, 500 gram susu skim bubuk, 4 sdm Scotts Emulsion, 20 ml madu,
200 ml air, 300 gram buah labu kuning.
2. Kuning telur dan putih telur dimixer hingga mengembang.
3. Tepung terigu dan susu dimasukkan sedikit demi sedikit sambil dimixer.
4. Ditambahkan air jika terlalu kental.
5. Labu kuning diblender hingga halus.
6. Labu kuning yang telah diblender dimasukkan sambil dimixer.
7. Dimasukkan Scotts Emulsion dan madu.
8. Dimixer hingga tercampur rata.
9. Setelah tercampur dituang ke dalam loyang dan dikukus selama 45 menit
(IBAT Punten, 2016).
Data hasil penelitian yang didapatkan berupa kelulushidupan (%) dan
pertambahan bobot (gram). Untuk mengetahui kelulushidupan benih ikan mas
punten, dihitung dengan rumus sebagai berikut.
SR = Nt x 100%
No
Keterangan:
SR = kelulushidupan benih ikan mas punten (%).
Nt = jumlah benih yang hidup pada akhir penelitian (individu).
No = jumlah benih yang hidup pada awal penelitian.
Untuk mengetahui pertambahan bobot benih ikan mas punten, dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
W = Wt W0
Keterangan :
W = pertambahan bobot (g)
Wt = bobot rata-rata benih ikan pada waktu t (g)
W0 = bobot rata-rata benih ikan pada waktu awal penelitian (g)
Selanjutnya data pertambahan bobot diolah dengan menggunakan Anova,
sedangkan data kelulushidupan berupa persentase yang ditransformasi terlebih
dahulu menggunakan arcsin selanjutnya hasil transformasi dianalisis
menggunakan Anova. Apabila data penelitian menunjukkan nilai yang signifikan
maka dilanjutkan dengan uji BNT 5% untuk mengetahui perlakuan yang berbeda
nyata terhadap pertambahan bobot dan kelulushidupan benih ikan mas punten.
Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu air, oksigen terlarut (DO), dan
derajat keasaman air (pH). Pengukuran kualitas air dilakukan setiap tiga hari
sekali.
0,230
0,220
0,210 Kontrol
0,200
0,190 P1
0,180 P2
0,170
0,160
0,150
Hari ke-14 Hari ke-17 Hari ke-20
Gambar 1. Grafik Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten
Hasil uji analisis statistik Anova menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih
besar dibandingkan dengan F tabel. Hal tersebut menunjukkan hipotesis penelitian
diterima, yang berarti terdapat pengaruh jenis pakan terhadap pertambahan bobot
benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. Ringkasan analisis statistik
Anova disajikan pada Tabel 1. berikut.
Tabel 1. Ringkasan Analisis Statistik Anova Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas
Punten
SK db JK KT Fhitung Ftabel
Perlakuan 2 0,0056 0,0028 6,46154 3,4
Galat 24 0,0104 0,000433333
Total 26 0,016
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji BNT 5% Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas
Punten
Perlakuan Rerata Pertambahan Bobot Ikan Mas Punten (g) Notasi BNT
Kontrol 0,033 a
P1 0,063 b
P2 0,032 a
70%
65% Kelulushidupan
60%
55%
Kontrol P1 P2
Gambar 2. Grafik Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten.
Hasil analisis uji statistik Anova menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih
kecil dibandingkan F tabel. Hal tersebut menunjukkan hipotesis penelitian ditolak,
yang berarti tidak terdapat pengaruh jenis pakan terhadap kelulushidupan benih
ikan mas (Cyprinus carpio L.) strain punten. Ringkasan analisis statistik Anova
disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Ringkasan Analisis Statistik Anova Kelulushidupan Benih Ikan Mas
Punten
SK db JK KT Fhitung Ftabel
Perlakuan 2 383,492 191,746 1,07265 3,4
Galat 24 4290,22 178,759
Total 26 4673,71
PEMBAHASAN
Pertambahan Bobot Benih Ikan Mas Punten
Penelitian menggunakan benih ikan mas punten berumur 14 dan diberi
perlakuan hingga umur 20 hari yang merupakan tahap kebul. Benih berumur 14
hari digunakan dalam penelitian untuk mengurangi risiko kematian. Benih yang
berumur kurang dari 14 hari masih terlalu kecil sehingga masih rentan dengan
kematian, sedangkan untuk benih yang berumur lebih dari 20 hari sudah tidak
membutuhkan pakan berupa larutan sehingga pakan harus diganti dengan pakan
tepung pelet (Mantau, et al., 2004). Pemberian pakan Daphnia merupakan yang
signifikan berbeda terhadap pertambahan bobot benih ikan mas punten.
Peningkatan bobot diduga kerena Daphnia mengandung sejumlah enzim
pencernaan yang berfungsi sebagai ekso-enzim pada pencernaan benih ikan umur
5 sampai 20 hari (Pangkey, 2009).
Kandungan gizi Daphnia adalah 94,78% air; 42,65% protein; 8,00%
lemak; 2,58% serat; dan 4,00% abu (Saparinto & Susiana, 2013). Berdasarkan
hasil analisis proksimat menunjukkan bahwa kandungan gizi pelet adalah 26,65%
protein; 2,34% lemak; 49,02% karbohidrat; 14,05% air; dan 7,94% abu.
Sedangkan kandungan gizi cake adalah 7,09% protein; 2,33% lemak; 68,85%
karbohidrat; 20,81% air; dan 0,92% abu.
Ikan pada tingkatan stadium dini yaitu umur 5 sampai 90 hari umumnya
memerlukan komposisi pakan dengan kandungan protein lebih tinggi
dibandingkan dengan stadium lanjut yaitu setelah umur 90 hari (Sahwan, 2001).
Daphnia mengandung jumlah protein tinggi, kebutuhan protein dalam tubuh
benih ikan mas sekurang-kurangnya adalah 30% (Masitoh, et al., 2015). Protein di
dalam tubuh ikan dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan, pertumbuhan jaringan
baru, metabolisme energi, metabolisme ke dalam zat-zat vital dalam fungsi tubuh,
enzim-enzim yang esensial bagi fungsi tubuh yang normal, dan hormon-hormon
tertentu (Murtidjo, 2001). Fungsi protein bagi benih ikan umur 14 hari banyak
digunakan untuk zat pembangun yang membentuk jaringan baru untuk
pertumbuhan (Sahwan, 2001). Sehingga kandungan pakan yang baik adalah pakan
dengan kandungan protein tinggi yaitu pada pakan Daphnia.
Kelulushidupan Benih Ikan Mas Punten
Salah satu parameter keberhasilan kegiatan budidaya adalah
kelulushidupan atau Survival Rate (SR). Kelulushidupan adalah perbandingan
antara jumlah individu yang hidup pada akhir percobaan dengan jumlah individu
pada awal percobaan (Djunaidah, et al., 2004). Faktor yang mempengaruhi
kelulushidupan adalah faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik meliputi
kemampuan berenang, menangkap makanan, tingkat stres, dan umur. Faktor
abiotik yang mempengaruhi adalah ketersediaan pakan dan kualitas air. Benih
ikan mas punten yang diberi pakan Daphnia faktor persaingan makanan lebih
tinggi dibandingkan dengan benih yang diberi pakan pelet dan cake. Daphnia
merupakan pakan alami yang bergerak cepat, sehingga benih ikan harus mengejar
mangsa dan bersaing dengan benih lainnya.
Kelulushidupan benih ikan mas punten diduga juga dipengaruhi oleh
kemampuan renang. Benih ikan mas yang berumur 14 hari kemampuan renangnya
masih terbatas, yaitu berenang bergerombol di permukaan tepi wadah (SNI,
1999). Oleh karena hal tersebut, ikan yang kemampuan renangnya masih terbatas
menyebabkan kemampuan untuk mencari mangsa juga terbatas, sehingga ikan
cenderung memakan pakan yang berada di dekatnya (Melianawati & Imanto,
2004).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan hasil
bahwa.
1. Jenis pakan memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan
bobot benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn.) strain punten. Pakan yang
paling berpengaruh terhadap pertambahan bobot benih ikan mas punten
adalah pakan Daphnia.
2. Jenis pakan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap terhadap
kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio Linn.) strain punten.
Saran
Bagi pembudidaya ikan mas punten umur 14 sampai 20 hari dapat
digunakan pakan alami berupa Daphnia untuk mempercepat pertumbuhan.
DAFTAR RUJUKAN
Daelami A.S., Deden. 2001. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2014. Laporan Kinerja Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Djunaidah, I. S., M. R. Toelihere, M. I. Effendie, S. Sukimin, & E. Riani. 2004.
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Kepiting Bakau (Scylla
paramamosain) yang Dipelihara pada Substrat Berbeda. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 9(1): 20-25.
Herawati V.E. & Muhammad A. 2013. Analisis Pertumbuhan dan Kelulushidupan
Larva Lele (Clarias gariepinus) yang Diberi Pakan Daphnia sp. Hasil Kultur
Massal Menggunakan Pupuk Organik Difermentasi. Jurnal Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
Mantau, Z., J. B. M. Rawung, & Sudarty. 2004. Pembenihan Ikan Mas yang
Efektif dan Efisien. Jurnal Litbang Pertanian. 23(2) : 68-73
Masitoh, D., Subandiyono, & Pinandoyo. 2015. Pengaruh Kandungan Protein
Pakan yang Berbeda dengan Nilai E/P 8,5 kkal/g Terhadap Pertumbuhan Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Journal of Aquaculture Management and Technology,
4 (3): 46-53.
Melianawati, R. & P. T. Imanto. 2004. Pemilihan Pakan Alami Larva Ikan Kakap
Merah, Lutjanus sebae. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 10(1) : 21-24.
Murtidjo, B. A. 2001. Pedoman Meramu Pakan Ikan. Yogyakarta: Kanisius.
Priyambodo, K. & Tri W. 2002. Budidaya Pakan Alami Untuk Ikan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Pangkey, H. 2009. Daphnia dan Penggunaannya. Jurnal Perikanan dan
Kelautan.5(3) : 33-36.
Sahwan, M. F. 2001. Pakan Ikan dan Udang. Jakarta: Penebar Swadaya.
Susanto, H. 2002. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.
SNI : 01 6132 1999. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus)
strain Sinyonya kelas benih sebar. Badan Standardisasi Nasional (BSN),
Jakarta.