Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN IGGIATAN

PEMBINAAN KESEHATAN JAMAAH HAJI


TAHUN 1438 H I2OI7

Nama TKHI TITIK HARIJANI


Asal Kota TRENGGALEK
,

LAPORAN KTGIATAN PEMBINAAN KESEHATAN JAMAAH HAJI


TAHLTN 1438 H / 2OI7 M

Nama TKHI TITIK I{ARUANI, Amd.Kep


NIP 19680927 1995032004

Instansi RSUD Dr. Soedomo Trenggalek


Daerah Asal KOTA TRXNGGALEK
No. Telepon. 08t359277191
JL.MT. Haryono, Gg Gringsing No. 03 Trenggaiek

RINGKASAN PERMENKES NO.62 TAHUN 2016


PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI
Dalarn pasal 1 dijelaskan bahwa:
1. Penyelenggaraan Kesehatan Haji adalah rangkaian kegiatan yang meliputi
pembinaan, pelayanan, dan perlindungan kesehatar dalam penyelenggaraan ibadah

haji.
2. Pembinaan Kesehatafl Haji adalai upaya kesehatan dalam bentuk promotif dan
preventif, dilakukan kepada perorangan atau ke]ompok Jemaah Haji pada seluruh
tahap penlelenggaraan ibadah haj i.

3. Pelayanan Kesehatal Haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk Lxratif dan
rchabilitatif, dilakukan kepada Jemaah Haji pada selumh lahap penyelenggaraar
ibadah haji.

4. Perlindungan Kesehatan Haji adalah upaya kesehatan dalam bentuk tanggap cepat dan
perlindungan spesifik unluk melindungi keselamatar jamaah haji pada seluruh
tahapan pen_velenggaraan ibadah haji

Dalam pasal 2 disebutkao bahwa Penyelenggaraan haji bertujuan untuk:

l. Mencapai kondisi isthitoah kesehatanjamaah haji


2. Mengendalikan faktor resiko kesehatn haji
3. Menjaga agar Jemaah Haji dalam kondisi sehat selam adi lndonesia, perjaianan dan
arab Saudi

4. Mencegah te{adinya tansmisi pe[yakit menular yang mungkirl terbawa keluar dan /
atau masuk olehjemaah haji
s. Memaksimalkan peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan haji
Dalam pasal 3. penyeienggaraan Kesehatan haji dilaksanakan dalam bentuk pembinaan
iesehatan haji, Pelayanan Kesehatan I laji, dan Periindul1gan Kesehatan haj i.
Dalam pasal 1 0, pelayanan Kesehatan haji di Indolesia diselenggarakan di :

l. Puskesmas/ klinik
2. Rumah Sakit di kabupated kota
3. Perjalanan
4. Embarkasi/Debarkasi
5. Rumah Sakit Rujukan
Pasal 14 menyatakan bahwa Pelayanan di Embarkasi/ debarkasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf d meliputi:
1. PemeriksaanKesehatan
2. Pelayanan Rawat jalan

3. Pelayanan gawat darurat


-1. Pcmeril.saan I ahorar dan Penunjcng
5. Pelayanan rujukan

6. Pelaksa:raan kekarantinaan kesehatan

7. Pe[angananjemaah haji wafat dipesawat


Dalam pasal 15, pemedksaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 huruf a

diiaksanakan dalam rangka menetapkan status kesehatan jemaah haji laik terbang atau ltidak
laik terbang dan penilaian kembali Istithoah Kesehatan Jemaah haji.
Pasal 20 menyatakan bahwa penanganan jemaah haji wafat sebagaimana dimaksud daiam
pasal 14 huruf g meliputi peoetapan penyebab r'"afat dan jdentifikasi poteffi penyebab $.afat.

Potensi pelyebab wafat sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat disebabkan oleh penyakit
menular dan/ atau wabah serta keracunan makanan dan substansi toksis laturya.
Pasal 21 dan 22 meliputi kegiatan pelayanan kesehatan haji di Rumah sakit Rujukan .

Disebutkan bahwa mmah sakit rujukan dapat merupakan rumah sakit pemerintah maupun
swasta yturg ditetapkan oleh menterj .

Pasal 23 berkaitan denagn Pelayanan Kesehata[ Haji di Arab Saudi. Dimana Pelayanan
Kesehatan }Iaji di Arab Saudi meliputi:
i. Penanganan kegawatdaruratan

2. Ra\'"alialal
3. Ra\at inap
4. Rujukan
5.evakuasi

6. safari wukufjemaah haji sakit

7. Pemulangan j emaah haji sakit

Perlindungan Kesehatan haji dalam pasal 28 diselenggarakan selama di Indonesia dan arab

Saudi dan dalam bentuk :

1. Perelindunganspesifik
2. Penyelenggaraan kesehalan lirgkungan
3. Penyelenggaraan gizi
4. Visitasi Jemaah haji sakit
5. Penyelenggaraan system kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB/
kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia/ KKMD
6. Penanggulangdn krisis kesehala.

Pasal 43 ,menerangkan bahwa Perlunya Pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan


kesehatan haji dengan meliba&an organisasi masyarakat, akademisi, dan secto. swasta.

Dalam Pasal 51 dibentuk Pen;elenggara Kesehatan haji dalam rangka Pen),elenggaran


Kesehatan haji. Penyelenggara Kesehatan Haji sebagaimana dimaksud terdiri da.i
Penyelenggara Kesehatan haji di Indonesia dan Penyelenggara Kesehatan haji di arab Saudi.

Pencatatan dan pelaporan secara berjenjang perlu dilaksanakan dalam setiap kegiatan
Penyelenggaraan Haji sebagaimana Pasal 62. Dan perlu dilakukan monitodng dan evaluasi,

serta pembinaan dan pengawasan dalam Pelal<sanaan Penyelenggaraan lbadah haji.


Pembiayaan Penyelenggaraan Kesehatan haji bersumber dari APBN, APBD, dan sumber lain

yang sah sesl,uai dengan peratura.l perundang-undangaan.


LAPORAN KEGIATAN PEMBINAAN K-E,SEHATAN JAMAAII HAJI
TAHI]N 1438 H / 2OI7 M

Nama TKHI TITIK HARIJANI, Amd.Kep


NIP 196809271995032004
Instansi RSLJD Dr. Soedomo Trenggalek

Daerah Asal KOTA 'TRTjNGGALEK


No. Telepon. 08i 359277191
Alamat : JL.MT. Haryono, Gg Gringsing No. 03 Trenggalek

RINGKASAN PERMENKES NO.15 TAHLIN 2016

ISTITHAAH KFSFHATAN JAMAAH HAJI

Istithaah Kesehatan Jemaah Haji merupakan kemampuan Jemaah Haji dari a-spek kesehata
yang melipuli fisik dai mental yang terukur dengan pemeriksaan. Beberapa yang yang baru
pada Pcrmenkes Nomor 1 5 Tahun 20 I 6 Tentang Istithaah Kesehatan Jemaa-h Haj i adalah pada

pembagian kiteria penetapan Status Kesehatan Jemaah haji.

Beberapa pe[gertian yang temaltub (Pasal l) Dalam Peratulan Menteri ini aDtara lain:

1. Jemaah haji adalah Warga Negam lndonesia, beragama Islam dan telah mendaftarkan diri
untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan percyarata[ yang di tetapkan.
2. lstithaah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah, pembekalan dal
keamanan urtuk menunaikan ibadah haji tanpa menelantarkan keu'ajiban terhadap
keluarga.
3. lstithaah Kesehata[ Jemaah ]laji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek kesehatan
yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan yang dapat

dipetanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan ibadahnya sesuai

tunlunan Agama Iclam.


4. Pemeriksaan Kesehata[ Jemaah Haji adalah rangkaian kegiatan penilaian status kesehatal

Jemaah Haji yang diselengg:uakan secara komprehensif.

5. Pembinaan Istitllaah Kesehatan Haji -adalah serargkaian kegiatan terpadu, tercncana,


terstruktur dan terukur, diawali dengaD Pemeriksaan Kesehatal pada saat mendaffa-r
menjadi Jemaah Haji sampai masa keberangkatan ke Arab Saudi.
Pasal 2 disebr-rtkan, Pengaturan Istithaah Kesehatan Haji bertujuan untuk terseienggaranya
Pemeriksaan Kesehalan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji agar dapat menunaikan
ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Pasal 3,'l'erhadap Jemaah Haji harus dilakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Pembinaan
Kesehatan Jemaah Haji dalam rangka Istithaah Kesehatan Haji.

Pasai 5, Pemeriksaan Kesehatar dilakukan sebagai dasar pelaksanaan Pembinaan Kesehatan

Jemaah Haji dalam rangka Istithaah Kcsebatan .lemaah lJaji.

Pasal 6, beberapa tahap pemeriksaan kesehalanjemaah haii meliputi bcberapa tahap berikut:

1. Tahap pertama; di puskesmas dan/atau rumah sakit pada saat jemaah Haji melakukan
pcndaftaran untul mendapalkan nomor porsi.
2. Tahap kedua; dilaksanakan oleh Tim Penyeienggara Kesehatan Haji Kabupateo/Kota di
puskesmas dadatau rumah sakit pada saat pemeriotah telah menentukan kep:rstian
kebe.angkatan JemaaL Haji pada tahun berjalan
3. Tahap keliga. dilaksanakan oleh PPlll Embarkasi Bidang Kesehatan di embarkasi pada
sadt Jemaah Haji menjelang pemberangkatan.

Pasal 7. Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan tahap pertama ditetapkan status kesehatal


Jemaah llaji Risiko Tinggi atau tidak Risiko finggi. Status Kesehatan Risiko Tinggi
ditetapkan bagi Jemaah Hajidengan kriteria:
L berusia 60 tahun atau lebih: dan/atau

2. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatal yallg potensial menyebabkan
keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji.

Penetapan Status Kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi dituangkan dalam su.at keterangan
hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji vang dikeiuarkan dar ditandatangalli oleh dokter
pemerik.c Lesehatan haji (Pasal 8.,

Pasal 9 disebu&al. Berdasarkan Pemeriksaan kesehatan tahap kedua ditetapkao lstithaah


Kesehatan Jemaah Haji. Istithaah KesehataD Haji meliputi :
1. Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatan Haji.
2. Memenuhi Synat Istithaah Kesehatan Haji dergan Pendampingan.
3. Tidak Memenuhi Syarat Istilhaah Kesehatan Haji urtuk Sementara
4. Tidak Memenuhi Syarat Istithaah Kesehatar Haji
Pasal 10 Jemaah Ilaji yang ditetapkan memenuhi syarat lstithaah Kesehatan Haji merupakan
Jemaah Haji yang memiliki kemampuan mengikuti proses ibadah haji ranpa baduan obat.
alat, dan/atau orang lain dengan tilgkat kebugaran jasmaoi, setidaknya dengan katagod cukup

wajib berperan aktil'dalam kegiatan prcmotif dan preve[tif. Sementara penentuan tingkat
kebugaran dilakrkan melalui pemeriksaan kebugaran yang disesuaikan dengan kaftkteristik

individu Jemaah Haji.


Jemaah Haji yang ditetapkan memcnuhi syarat lstithaah Kesehatan Haji dengan

Pendampingan merupakan Jamaah Haji dengan criteria ( Pasal 11 )

1. Berusia 60 tahun atau Iebih dan/ atau


2. Menderita pen)'a&it tertentu yang tidak masuk dalam keteria Tidak memenuhi syarat
lstithaah seme tara dan/ atau tidak memenuhi s),arat lstithaah.
Jamaah Haji yang ditetapkan Tidak Memenuhi Syarat lstithaah Kesehatan Ilaii mcrupakan
Jemaah Haji dengan c teria ( Pasal 12 )
1. Tidak memilihi sertifikat Vaksinasi Internasional (lCV) yang sah
2. Mende.ita penyakit terleltu yang berpeluang, sembuh, antara lain Tuberkulosis sputum
BTA Positil l-uberkulosis Multi Drug Resistance, DM tidak terkontol. Hipediroid, HIV-
AIDS dengan Diare Ifuonik, Stroke Akut, Perdarahan Saluran Cema, Anemia Gravis.
3. Suspek dan/atau confirn penyakit menular yang berpotensi wabah
,1. Psikosis Akut.
5. Fraktur tungkai yang rnembutuhlen knmobilisasi
6. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis, atau
7. Hamil yang diprediksi usia kehamilan pada saal keberangkatan kurang dari 14 minggu atau
lebih dari 26 minggu.
Selanjutnya pada pasal 13 disebutkan berbagai criteria Jamaah Llaji yang ditetapkar Tidak
Memenuhi Syarat Islithaah Kesehatan Haji merupakan Jemaah Haji, antara lain :

i. Kondisi klinis yang dapat mengarrcam jiwa : attara lain Penyakit Paru Obstruksi Kronis
(PPOK) derajat IV. Gagal Jantung Stadium IV, Cronic Kidney Disease Stadium IV dengarl
peritoneal dialysis hemodialisis regular, AIDS stadium IV dengan infeksi opurtunistik,
Strcke Haemoihagic luas.
2. Ganggr:an jiwa berat anta6 lain skizofrenia berat, dimensia berat, dan retardasi mental
berat
3. Jemaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya antara lain keganasan
stadium akhir, Tuberkulosis Totaliy Drug Resistance (TDR), sircsis alau'hepatoma
decompensata.

Terkait dengan pembinaan Dalam Rangka Istithaah Kesehatan Jamaah Haii sebagai berikut :

Pasal 17, Pembinaan Kesehatan dilakukan berdasarkan hasil Pemeriksaan Kesehatan Jamaah
Haji. Pembinaan Kesehatan merupakan upaya untuJ< memFrsiapkan lstithaah Kesehatan
llaji. Sedangkan jenis dan metode Pembinaan Kesehatai meliputi kegiatan penyuluhaq
Lonseling, latihan kebugaran, pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), pemarfaatan
media massa, penyebaduasan informasi, kunjungan mmah dan manasik kesehatan.

Berdasarkan periode pelaksanaannya ( Pasal 18 ). Pembinaa! dalam rangka Istidraah


Kesehatan Jamaah Haji terdti atas Pembinaan Isdthaah Kesehatan Jamaah Haji Masa Tunggri

dan Pembinaan lstithaah Kesehata.n Jamaah Haji masa keberangkatan. Sedangkan


pelaksanaan Pembinaan Kesehatan dilakukan secara terintegrasi dengan progmm kesehatan di
Kabupaten/Kota, antara lain keluarga sehat, pencegahan penyakit menular, Posbindu penyakit

tidak menuiar. pembinaan kelompok oiah raga dan latihan fisik serta Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu) Lansia.

Pada Pasal 19 disebutkan bahwa Pembinaan Isti&aah Kesehatan Jarnaah Haji masa tunggu
dilakukan terhadap seluruh Jan'raah Haji setelah memperoleh nomor porsi yang disesuaikan
dengan hasii Pemeriksaan Kesehatan.

Pada pasal 20. Pembinaan masa kebera[gkatan dilakukan kepada Jamaah Haji yang akan

berangkat pada tahun berjalan. Jamaah Haji yang dimaksud merupakan Jamaah Haji dengan
peDetapar :

1. Memenuhi syarat Isdthaah Kesehatan Haji


2. Memenuhi syaEt Istithaah Kesehatan Haji dengan Pendampingan.

3. Tidak memenuhi syarat Istithaah Kesehatan Haji untuk semefltara.

Anda mungkin juga menyukai