Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

A. Struktur Lisosom
Lisosom telah diketahui dengan baik sejak dideskripsikan oleh Christian de Duve pada
awal tahun 1950-an. Lisosom berukuran kecil. Biasanya berbentuk oval dan mengandung enzim-
enzim digestif yang kuat dalam lingkungan yang asam. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolitik
yang dapat memecah karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
Seperti halnya, RE, aparatus Golgi, lisosom juga tersusun dari membran seperti halnya
membran sel, tetapi hanya terdiri atas satu lapis sel saja. Hasil pengamatan melaui mikroskop
elektron menunjukkan bahwa bentuk dan ukuran lisosom sangat bervariasi. Meski demikian
lisosom tetap dapat diidentifikasi sebagai salah satu organela sel. Lisosom ditinjau dari segi
fisiologis terdiri dari dua kategori yaitu lisosom primer yang hanya berisi enzim-enzim hidrolase
dan lisosom sekunder yang selain berisi enzim hidrolase juga terdapat substrat yang dapat
dicerna (Sumadi dan Marianti A., 2007: 140).
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna,
mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.

B. Enzim-Enzim Lisosom
Organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease,
glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH
5
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lisosom).
Dari kesemua enzim tersebut, enzim didominasi oleh enzim fosfatase. Enzim fosfatase
yang lain adalah monofosfat dan fosfodieterase asam yang substratnta oligobukleotida dan
diester fosfat, sedangkan asal lisosomnya adalah sama dengan fosfatase asam yaitu jaringan
hewan, tumbuhan dan protista. Enzim yang tergolong dalam nuklease adalah RNA ase
substratnya RNA dan DNA-ase substratnya DNA. Enzim hidrolase terdiri dari :
1. -galaktosidase substartnya galaktosidasi.
2. -glukosidase substratnya glikogen.
3. -manosidase substratnya manosida.
4. -glukoronidase substarnya polisakarida dan mukopolisakarida.
Kelompok enzim protease adalah enzim katepsin substartnya protein, asal lisosomnya adalah
sel hewan. Enzim kolagenase, substratnya kolagen, asal lisosomnya sel tulang. Enzim terakhir
dari kelompok protease adalah peptidase substyratnya peptida, asal lisosomnya adalah jaringan
hewan, tumbuhan dan protista.
Kelompok enzim terakhir yang terdapat dalam lisosom adalah enzim perombak lipid yang
terdiri dari esterase dengan substratnya ester asam lemak, asal lisosomnya jaringan hewan,
tumbuhan dan protista, dan enzim fosfolipase dengan substratnya fosfolipid, lisosomnya diduga
berasal dari jaringan tumbuhan.

C. Mekanisme Kerja Lisosom


Mekanisme secara enzimatis yang dilakukan oleh lisosom terdiri dari berbagai macam
tergantung dari jenis, asal dan bahan yang akan dicerna. Bila bahan yang dicerna berasal dari luar
sel, proses pencernaannya disebut heterofagi, sedangkan bila bahannya berasal dari dalam sel,
maka disebut proses autofagi. Kedua mekanisme ini, sering dijumpai misalnya pada pertahanan
tubuh, nutrisi, pengaturan sekresi. Selain kedua mekanisme tersebut yang sifatnya intraseluler,
enzim lisosom dapat pula disekresikan ke luar dari sel atau disebut pencernaan ekstra sel,
misalnya terjadi pada jaringan pengikat hewan dan juga pada sejenis jamur (Sumadi dan
Marianti A., 2007: 142).
Proses pencernaan heterofagi terjadi dengan jalan endositosis, artinya bahan yang berasal
dari luar akan masuk ke dalam sel dengan jalan endositosis membentuk endosom. Endosom akan
melebur dengan lisosom primer sehingga enzim lisosom akan berkontak langsung dengan bahan
yang dicerna. Selanjutnya proses pencernaan berlangsung, terbentuk lisosom sekunder,
kemudian sisa pencernaan akan dikeluarkan dari sel dengan cara eksositosis.
Pada pencernaan autofagi berbeda dengan pencernaan heterofagi. Pada autofagi ini,
bahan yang menjadi substrat berasal dari komponen sel itu sendiri. Mekanismenya dimulai
dengan kegiatan sebuah sisterna RE yang akan melengkung dan mengelilingi sebagian
sitoplasma yang terdapat berbagai macam organel dan inklusi. Setelah terbentuk vesikel maka
enzim akan segera dicurahkan sehingga terjadi autolisosoma yang akan menghasilkan badan-
badan residu yang akan dikeluarkan dari sel.
Proses mekanisme ekstraseluler yang dilakukan oleh lisosom dengan mencurahkan isi
lisosom ke dalam daerah ekstraseluler. Jadi pada proses ini yang dicerna adalah substansi antar
sel, misalnya pencernaan ekstra sel yang menyebabkan perubahan tulang dan tulang rawan.

Gambar hasil mekanisme pencernaan lisosom

D. Fungsi/Peran Lisosom
Lisosom telah diketahui dengan baik sejak dideskripsikan oleh Christian de Duve pada
awal tahun 1950-an.
Membran yang mengelilingi organel tersebut hanya selapis dan berfungsi untuk menjaga
keasaman internal yang tinggi. Enzim-enzim lisosom yang memiliki potensi merusak barang kali
disintesis oleh ribosom, yang kemudian meneruskan enzim-enzim tersebut melalui retikulum
endoplasma menuju ke aparatus golgi. Lisosom tampaknya merupakan pecahan dari aparatus
golgi pada sejumlah sel.
Lisosom memiliki peran dalam digesti seluler. Lisosom berfungsi dengan badan-badan
lain dalam sel untuk melakukan digesti terhadap berbagai zat. Dalam sel-sel darah putih, yang
berfungsi untuk fagositosis misalnya neutrofil pada mamalia, lisosom menyebabkan perusakan
bakteri dan zat-zat asing lainnya yang ditelan oleh sel.
Lisosom terlibat pula dalam penghancuran sel-sel yang cedera atau tak lagi dapat
bertahan hidup. Contoh, Selama tahap perkembangan katak, ekor panjang yang merupakan ciri
kecebong diresporpsi melalui kerja lisosom dan molekul-molekulnya digunakan untuk struktur-
struktur baru yang terbentuk.
Dalam kelenjar tiroid, lisosom berperan dalam pengubahan tiroglobulin menjadi hormon
aktif tiroksin. Seperti yang dapat diduga, enzim degradatif produksi lisosom bekerja paling baik
pada pH rendah (asam)

Anda mungkin juga menyukai