PEMBAHASAN
A. Atresia Ani
Atresia ani adalah kelainan congenital anus dimana anus tidak mempunyai lubang
untuk mengeluarkan feces karena terjadi gangguan pemisahan kloaka yang terjadi
saat kehamilan
a. Golongan 1
Laki-laki
1) Fistel urin
2) Atresia rectum
3) Perineum datar
4) Fistel tidak ada
Perempuan
1) Kelainan kloaka
2) Fistel vagina
3) Fistel rektovestibular
4) Atresia rectum
5) Fistel tidak ada
b. Golongan II
Laki laki
Perempuan
Operasi
B. Obstruksi Biliaris
Antara hati dan usus halus terdapat saluran yang berfungsi sebagai tempat
mengalirnya empedu yang diproduksi hati menuju usus. Jika saluran ini tersumbat,
a. Batu empedu.
e. Ligasi yang tidak sengaja pada duktus biliaris komunis (Sarjadi, 2000).
c. Batu empedu.
Penderita tampak ikterik, akan sangat berat apabila obstruksi tidak dapat diatasi,
bilirubin serum yang terkonjugasi meningkat, feses pucat dan urine berwarna
gelap (pekat). Biasanya terdapat juga peningkatan kadar alkalin fosfate serum
empedu dalam usus halus mempengaruhi absorpsi lemak dan zat yang terlarut
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding misalnya
ada tumor, atau penyempitan karena trauma (iatrogenik). Batu empedu dan cacing
Pankreatitis, tumor caput pankreas, tumor kandung empedu atau anak sebar tumor
Beberapa keadaan yang jarang dijumpai sebagai penyebab sumbatan antara lain
kista koledokus, abses amuba pada lokasi tertentu, di ventrikel duodenum dan
Kurangnya bilirubin dalam saluran usus bertanggung jawab atas feses pucat
a. Gambaran klinis gejala mulai terlihat pada akhir minggu pertama yakni bayi
ikterus
b. Kemudian feses bayi berwarna putih agak keabu-abuan dan liat seperti dempul
e. Demam
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik, adanya tanda
ikterus atau kuning pada kulit, pada mata dan di bawah lidah. Pada pemeriksaan
perut, hati teraba membesar kadang juga disertai limfa yang membesar.
Pemeriksaan Laboratorium
4) USG
aman dan paling peka untuk memberikan gambaran dari kandung empedu dan
saluran empedu. Dengan USG, dokter dengan mudah bisa mengetahui adanya
dari sakit kuning yang disebabkan oleh kelainan fungsi sel hati. USG Doppler
bisa digunakan untuk menunjukkan aliran darah dalam pembuluh darah di hati.
USG juga bisa digunakan sebagai penuntun pada saat memasukkan jarum
ke dalam tubuh dan diikat oleh organ tertentu. Radioaktivitas dilihat dengan
6) Scaning hati
Menggunakan zat radioaktif yang akan dibuang oleh hati ke dalam saluran
8) CT scan
Bisa memberikan gambaran hati yang sempurna dan terutama digunakan untuk
(tersebar), seperti perlemakan hati (fatty liver) dan jaringan hati yang menebal
9) MRI
ini lebih mahal dari CT scan, membutuhkan waktu lebih lama dan penderita
mulut, melewati lambung dan usus dua belas jari, menuju ke saluran empedu.
kemudian disuntikkan zat radiopak ke dalam salah satu dari saluran empedu.
Bisa digunakan USG untuk menuntun masuknya jarum. Rontgen secara jelas
Menggunakan zat radiopak yang bisa dilihat pada rontgen. Selama suatu
empedu. Foto rontgen akan menunjukkan gambaran yang jelas dari saluran
empedu.
Untuk melihat struktur organ hati apakah terdapat sirosis hati atau kompilkasi
Dapat mengetahui setiap faktor risiko yang dimiliki, sehingga bisa mendapatkan
diagnosis dan pengobatan jika saluran empedu tersumbat. Penyumbatan itu sendiri
Dalam hal ini bidan dapat memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua untuk
saluran empedu), dengan keadaan fisik yang menunjukan anak tampak ikterik,
reseksi tumor. Dapat pula upaya untuk menghilangkan sumbatan dengan tindakan
1995).
yang terhambat dapat dialirkan. Drenase dapat dilakukan keluar tubuh misalnya
dengan pemasangan pipa naso bilier, pipa T pada duktus koledokus, atau
1995)
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Pertahankan kesehatan bayi (pemberian makan yang cukup gizi sesuai dengan
orang tua bahwa keadaan kuning pada bayinya berbeda dengan bayi lain yang
kuning karena hiperbilirubinemia biasa yang dapat hanya dengan terapi sinar
atau terapi lain. Pada bayi ini perlu tindakan bedah karena terdapatnya
STUDI KASUS
A. Data Subjektif
1. Biodata Anak
Nama anak :
Umur :
Jenis kelamin :
Anak ke - :
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya tidak buang air besar sejak lahir dan muntah-muntah
setiap disusukan.
4. Riwayat Kehamilan
1. Pemeriksaan Umum
2. Keadaan umum : bayi umumnya tampak sakit
3. Menangis : bayi menangis saat diperiksa
4. Pergerakan : pergerakan bayi biasanya kurang aktif
5. Warna kulit : warna kulit kemerahan.
6. TTV
a. RR : biasanya normal
b. Suhu : biasanya normal
c. Nadi : biasanya normal
7. Antropometri
a. Berat badan : normal
b. Panjang badan : normal
8. Pemeriksaan fisik
10. Planning
a. Penatalaksanaan di Bidan BPS :
1) Bidan mnjelaskan mengenai kelainan bawaan yang dialami oleh bayi.
b. Penatalaksanaan Bidan RS
1) Asuhan pra bedah
A. Data Subjektif
1. Biodata Anak
Nama anak :
Umur :
Jenis kelamin :
Anak ke - :
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anaknya demam, muntah dan kulitnya berwarna kuning.
4. Riwayat Kehamilan
C. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
2. Keadaan umum : bayi umumnya tampak sakit
3. Menangis : bayi menangis saat diperiksa
4. Pergerakan : pergerakan bayi biasanya kurang aktif
5. Warna kulit : bayi obstruksi biliaris warna kulitnya kuning.
6. TTV
a. RR : biasanya normal
b. Suhu : biasanya normal
c. Nadi : biasanya normal
7. Antropometri
a. Berat badan : normal
b. Panjang badan : normal
8. Pemeriksaan fisik
a. Mata : konjungtiva merah muda, sklera kuning, refleks pupil positif.
d.
9. Assesment
Bayi . Usia . tahun dengan Obstuksi Biliaris
10. Planning
a. Penatalaksanaan di Bidan BPS :
1) Bidan mnjelaskan mengenai kelainan bawaan yang dialami oleh bayi.
b. Penatalaksanaan Bidan RS
1) Asuhan pra bedah :
2) Asuhan pasca bedah
DAFTAR PUSTAKA