PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan suatu program kesehatan
masyarakat yang bersifat menyeluruh dan berkelanjutan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Ditujukan kepada individu , keluarga , kelompok dan
masyarakat dengan prioritas sasaran rawan terhadap masalah kesehatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP di
strata pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan di Kabupaten / Kota.
Saat ini permasalahan kesehatan yang dihadapi cukup kompleks, upaya
kesehatan belum dapat menjangkau seluruh masyarakat meskipun Puskesmas
telah ada di setiap kecamatan yang rata-rata ditunjang oleh tiga Puskesmas
Pembantu. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi yaitu
34 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009) serta angka kematian ibu yaitu 359
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2015), Masalah kesehatan lainnya adalah
munculnya penyakit-penyakit (emerging diseases) seperti HIV/AIDS, SARS,
Chickungunya, dan meningkatnya kembali penyakit penyakit menular (re-emerging
diseases) seperti TBC, malaria, serta penyakit yang dapat dicegah dengan
immunisasi. Sementara itu untuk penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung dan penyakit pembuluh darah, juga terjadi peningkatan.
Upaya keperawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan
penunjang yang terintegrasi dalam semua upaya kesehatan Puskesmas termasuk
dalam upaya kesehatan wajib (Promosi kesehatan, Kesehatan lingkungan, KIA/KB,
B. Tujuan
Pedoman Perawatan kesehatan masyarakat bertujuan untuk menjadi acuan bagi
seluruh aktifitas pelayanan dalam perawatan kesehatan masyarakat yang
dilaksanakan di Puskesmas Gubug I
C. Sasaran Pedoman
1. Tenaga P2 Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di Puskesmas
2. Pengelola program kesehatan dan lintas sektor terkait
3. Pengambil kebijakan tingkat Kabupaten
B. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program upaya kesehatan dan latar belakang profesinya
adalah sebagai berikut:
Kegiatan Petugas Profesi
Koordinator Perkesmas M. Musafak, S. Kep. Perawat
Memberikan pelayanan keperawatan baik Sugito, S.Kep Perawat
individu, keluarga maupun kelompok
Penanggungjawab Darbin I (Desa Kemiri)
Memberikan pelayanan keperawatan baik Sigit Dwi Prasetyo Perawat
individu, keluarga maupun kelompok
Penanggungjawab Darbin II (Desa
Papanrejo)
Memberikan pelayanan keperawatan baik Anna Masfuatun, Perawat
individu, keluarga maupun kelompok S.Kep
Penanggungjawab Darbin III (Desa
Kunjeng)
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan Perkesmas dilakukan dalam kegiatan lokakarya mini
bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala
puskesmas.
2. Jadwal kegiatan Perkesmas dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di
break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal
bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan perkesmas di
koordinasikan terlebih dahulu oleh Kepala Puskesmas Gubug I.
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak,
baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang
terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus
diperhatikan karena masyarakat tidak hanya menjadi sasaran satu kegiatan saja
melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya. Tahapan tahapan
dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak
membuat perencanaan.Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran
harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Resiko.
Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau dampak
dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam menangani resiko yang
terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
ataudampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah atau
meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan. Hal
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan
aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk
menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana dan menghasilkan
keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang ditemukan
dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
Petugas Perkesmas
UPTD Puskesmas Gubug I