Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

Pengukuran Kecepatan Angin

Di Susun Oleh:

Andi Putra (D1B012002)

Dian Damai Gaja (D1B012006)

Dua Putri (D1B012011)

M. Rido Isfahan (D1B012012)

Kelas : Agribisnis D

Kelompok 2

Dosen pembimbing : Yulfita Farni,SP.MSi

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2013-2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua tahu bahwasanya dipermukaan bumi ada
semacam gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia,yaitu angin. Angin adalah suatu
gerakan udara yang horizontal pada permukaan bumi. Jadi terjadinya angin adalah gerakan
udara yang bersifat meratakan udara. Angin sangat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan dari tanaman tersebut, karena angin bisa membantu proses perkembangbiakan
tanaman-tanaman pertanian.

Angin merupakan gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah
pergerakan rendah yang arahnya horizontal atau hampir horizontal dengan permukaan bumi.
Sedangkan pergerakan udara arah vertikal dinamai aliran udara. Angin diberi nama
berdasarkan arah darimana angin itu bertiup. Angin selalu bertiup dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah, di belahan bumi utara arah angin
membelok ke kanan dan di sebelah selatan arah angin membelok ke kiri. Peyimpangan ini
disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi).

Kecepatan angin adalah jarak yang ditempuh oleh angin dalam per satuan waktu.
Kecepatan angin dinyatakan dalam knot/ jam,km/jam dan m/dtk. Kecepatan angin dalam
klimatologi adalah kecepatan angin horizontal pada ketingian dua meter dari permukaan
tanah yang ditanami dengan rumput. Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh
perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor pendorong ) dan
resistensi medan yang dilaluinya. Sedangkan untuk menentukan arah angin digunakan
bendera angin yang satuannya diukur dalam derajat ( skala 00 - 3600 ).

1.2 Tujuan praktikum

Dalam praktikum agroklimatologi mengenai angin ini, memiliki tujuan yaitu untuk
mengenal alat yang digunakan dalam mengukur kecepatan angin. Serta untuk mengetahui
cara menentukan hasil pengamatan dengan menggunakan alat di lapangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Angin adalah udara yang bergerak dari satu tempat ketempat lainnya. Angin berhembus
dikarenakan beberapa bagian bumi mendapat lebih banyak panas matahari dibandingkan
tempat lain. Permukaan tanah yang panas mambuat suhu udara diatasnya naik. Akibatnya
udara yang naik mengembang dan menjadi lebih ringan. Karena lebih ringan dibandingkan
udara sekitarnya, udara akan naik. Begitu udara panas tadi naik, tempatnya akan segera
digantikan oleh udara sekitar terutama udara dari atas yang lebih dingin dan berat. Proses ini
terjadi terus-menerus, akibatnya kita bisa merasakan adanya pergerakan udara atau yang
disebut angin (Nasir, 1990).
Arah angin biasa dinyatakan dengan arah dari mana angin tersebut datang, sedangkan
kecepatan angin biasanya dinyatakan dalam satuan meter/detik, km/jam dan mil/jam. Alat
yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada beberapa jenis
anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeler
anemometer) anemometer arus konstan (constan current anemometer). Namun yang umum
digunakan adalah anemometer mangkuk. Kecepatan angin di alam biasanya dapat dikenali
dengan tanda-tanda yang diakibatkan oleh tiupan angin tersebut (Soemeinaboedhy, 2006).
Anemometer dipasang ditemta/area yang terbuka yang jauh dari bangunan dan benda-
benda lain yang dapat mempengaruhi kecepatan angin, baling-baling anemometer ini selalu
mengahadap arah datangnya angin. Dapat diketahui pada alat pengukur kecepatan dan arah
angin (anemometer) mempunyai bagian-bagian yang saling terkait antara satu dan lainnya
sehingga bisa mengukur kecepatan dan arah angin. Bagian-bagian tersebut diantaranya yaitu
bagian yang berfungsi mengukur arah angin, bagian yang berfungsi mengukur kecepatan
angin dan bagian perekam yang dihubungkan ke komputer. Bagian yang berfungsi mengukur
arah angin terdiri dari sensor vertikal dan bagian yang terkena angin. Sedangkan bagian yang
berfungsi mengukur kecepatan angin terdiri dari baling-baling berbentuk Bangkok dan sensor
vertikal. Sensor vertikal berfungsi memberi sensor atau data ke bagian perekam.
Mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur arah angin yaitu, saat bagian yang
terkena angin berputar karena angin, maka sensor vertikal akan meneruskan sensor yang
diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan menerjemahkan
sensor tersebut menjadi data arah angin yang selanjutnya akan ditampilkan pada monitor.
komputer. Sedangkan mekanisme untuk bagian yang berfungsi mengukur kecepatan angin,
pada dasarnya sama dengan mekanisme pada bagian yang berfungsi mengukur arah angin.
Pada saat baling-baling berputar karena tiupan angin maka sensor vertikal akan meneruskan
sensor yang diterimanya tersebut ke bagian perekam, kemudian bagian perekam akan
menerjemahkan sensor tersebut menjadi data kecepatan angin yang selanjutnya akan
ditampilkan pada monitor komputer.
Faktor pendorong utama angin adalah gaya gradient tekanan. Gradien tekanan adalah
perbedaan tekanan per satuan jarak dengan arah horizontal dan tegak lurus isobar. Makin
besar gradient tekanan maka kecepatan angin makin besar. Untuk gradient yang sama,
kecepatan angin ditentukan juga oleh letak geografis, ketinggiaan tempat dan waktu. Angin
selalu bergerak karena perbedaan tekanan udara dan selalu dari tekanan udara tinggi ke
tekanan udara rendah. Perbedaan tekanan ini disebabkan karena perbedaan suhu, perbedaan
suhu ini antara lain adalah disebabkan karena perbedaan penerimaan radiasi. Disamping itu
ada gaya sekunder yang mempengaruhi angin yaitu : Gaya Cariolis, gaya sentrifugal dan gaya
gesekan (Bayong,2005).
Angin yang tidak menguntungkan bagi pertanian adalah angin fohn, karena dapat
melayukan tanaman. Angin fohn terjadi karena udara yang mengandung uap air membentur
pengunungan atau gunung yang tinggi, sehingga naik. Makin ke atas, suhu makin dingin dan
terjadilah kondensasi yang selanjutnya terbentuk titik-titik air. Titik-titik air itu kemudian
jatuh sebagai hujan sebelum mencapai puncak pada lereng pertama. Angin terus bergerak
menuju puncak, kemudian jatuh pada lereng berikutnya sampai kelembah. Karena sudah
menjatuhkan hujan maka angin yang menuruni lereng ini bersifat kering. Akibat cepatnya
gerakan menuruni lereng, angin menjadi pasang sehingga angin fohn memiliki sifat menurun,
kering, dan panas (Wahyuningsih,2004).
Karakteristik angin:

- Angin merupakan gerakan gerakan udara akibat pemanasan matahari yang tidak
merata pada permukaan bumi.

- Gaya-gaya mengendalikan angin terdiri dari gaya gravitasi bumi, gaya gradien
tekanan udara, gaya Coriolis dan gaya gesekan permukaan.

- Peredaran angin dapat dibagi menjadi :

1. Angin lokal; misalnya: angin darat dan angin laut, angin lembah dan angin
gunung dan angin turun kering.
2. Angin musim (di Indonesia); misalnya: angin musim timur dan angin musim
barat.
3. Angin global; misalnya: angin geostropik dan angin gradien
Perilaku Angin Sebagai Fungsi Kecepatan

- Kecepatan angin bertambah dengan naiknya ketinggian.

- Adanya fluktuasi kecepatan angin, misalnya terjadi turbulensi pada suatau selang
waktu tertentu.

- Turbulensi secara acak terhadap selang waktu.

- Terdapat korelasi turbulensi pada ketinggian berbeda.

- Bertambahnya kecepatan angin terhadap naiknya ketinggian sangatbergantung pada


kondisi permukaan bumi di bawahnya, hal tersebut berkaitan dengan gaya gesek
permukaan.
Dalam klimatologi,angin mempunyai dua fungsi dasar yaitu :

1. Pemindahan panas,Baik dalam bentuk yang dapat di ukur (sensible heat) maupun
yang tersimpan (latent heat); dari lintang rendah ke lintang yang lebih tinggi dan akan
membuat setimbang neraca radiasi surya antara lintang rendah dan tinggi.
2. Pemindahan uap air yang dievaporasikan dari laut ke daratan. Di mana sebagian besar
dikondensasikan untuk menyediakan kebutuhan air yang turun kembali sebagai hujan,
kabut atau embun.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat


Praktikum pengukuran angin dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal :
Waktu : 10.00 12.00 WIB
Tempat : Stasiun Klimatologi

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah :
1. Anemometer
2. Alat Tulis

3.3 Prosedur kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengukuran
2. Setiap pagi hari pukul 07.30 WIB dilakukan pengukuran kecepatan angin pada
alat anemometer otomatis yang terdapat di stasiun klimatologi.
3. Catat berapa besar kecepatan angin yang tertera pada skala anemometer.
4. Pengukuran kecepatan angin juga dilakukan pada siang hari pukul 13.30 WIB.
5. Besarnya kecepatan angin yang tertera pada skala anemometer merupakan hasil
dari perputaran mangkuk anemometer karena pengaruh angin yang memebuat
mangkuk berputar dan skala mencatat secara langsung besarnya kecepatan angin
yang bertiup.
6. Pengamatan pengukuran kecepatan angin dilakukan secara berkala selama 1 bulan
pada bulan november dan desember.
7. Data pengukuran yang didapat kemudian dihitung besarnya kecepatan angin yang
terjadi dalam 1 hari.
8. Menghitung besarnya kecepatan angin dengan menggunakan rumus yang telah
ditetapkan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Data Anemometer

Tanggal 07.30 13.30 Tanggal 07.30 13.30

11/04/2013 9642.92 9643.07 12/03/2013 9674.04 9674.15

11/05/2013 9643.88 9643.93 12/04/2013 9674.46 9674.55

11/06/2013 9648.93 9649.17 12/05/2013 9675.16 9675.37

11/07/2013 9650.06 9650.51 12/06/2013 9675.91 9676.10

11/08/2013 9651.15 9651.54 12/07/2013 9676.58 9676.77

11/09/2013 9651.82 9651.92 12/08/2013 9677.69 9677.78

11/10/2013 9652.19 9652.23 12/09/2013 9681.26 9681.50

11/11/2013 9654.09 9654.43 12/10/2013 9681.40 9681.55

11/12/2013 9656.67 9656.70 12/11/2013 9681.71 9681.88


13/11/2013 9656.87 9656.93 12/12/2013 9682.32 9286.40

14/11/2013 9657.41 9657.52 13/12/2013 9682.42 9286.50

15/11/2013 9657.71 9657.90 14/12/2013 9683.50 9683.59

16/11/2013 9658.06 9658.21 15/12/2013 9683.57 9683.70

17/11/2013 9658.53 9658.97 16/12/2013 9683.91 9683.94

18/11/2013 9659.66 9659.76 17/12/2013 9684.05 9684.20

19/11/2013 9660.46 9660.56 18/12/2013 9684.54 9684.96

20/11/2013 9661.56 9661.66 19/12/2013 9685.67 9685.78

21/11/2013 9661.63 9661.67 20/12/2013 9685.45 9685.55

22/11/2013 9662.07 9662.60 21/12/2013 9687.71 9687.89

23/11/2013 9662.60 9662.73 22/12/2013 9687.23 9687.06

24/11/2013 9663.33 9663.47 23/12/2013 9688.24 9688.23

25/11/2013 9664.57 9664.77 24/12/2013 9688.45 9688.57

26/11/2013 9664.37 9664.85 25/12/2013 9689.56 9689.66

27/11/2013 9665.16 9665.18 26/12/2013 9690.37 9689.85

28/11/2013 9666.67 9666.70 27/12/2013 9691.17 9692.19

29/11/2013 9667.40 9667.43 28/12/2013 9691.67 9692.73

30/11/2013 9667.74 9668.25 29/12/2013 9693.42 9694.43

12/01/2013 9668.88 9668.9 30/12/2013 9694.74 9694.73

12/02/2013 9670.29 9673.05 31/12/2013 9695.73 9695.06

4.2 Pembahasan
BAB V
KESIMPULAN

1. Kecepatan angin adalah jarak yang ditempuh oleh angin dalam per satuan waktu.
2. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut Anemometer. Ada
beberapa jenis anemometer : Anemometer mangkuk (cup anemometer),
anemometer baling-baling (propeler anemometer) anemometer arus konstan
(constan current anemometer).

DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari blog: ferdytheboyz.blogspot.com/2011/11/laporan-agroklimatologi-tentang


angin.html?m=1 (Diakses pada 07 Januari 2014)
- Nasir, A. A. dan Y. Koesmaryono. 1990. Pengantar Ilmu Iklim Untuk
Pertanian, Pustaka Jaya, Bogor.
- Soemeinaboedhy, Nyoman I, 2006. Agroklimatologi. UPT Universitas
Mataram: Mataram.
- Tjasyono, Bayong. 2005. Klimatologi. ITB: Bandung.
- Wahyuningsih, Utami. 2004. Geografi. Pabelan, Jakarta.

echievitanovita.blogspot.com/2012/02/laporan-agroklimatologi-angin.html?m=1
(Diakses pada tanggal 07 Januari 2014)

Heripurnawantoagroekoteknologi.blogspot.com/2012/12/laporan-ketiga-pengukuran-
kecepatan.html?m=1 (Diakses pada tanggal 07 Januari 2014)

pudica.blogspot.com/2012/02/laporan-paraktikum-tekanan-udara-dan.html?m=1
(Diakses pada tanggal 07 Januari 2014)

Anda mungkin juga menyukai