Anda di halaman 1dari 10

A.

JUDUL
Laporan Praktikum Pembuatan Preparat Mikroteknik Tumbuhan

B. WAKTU PELAKSANAAN

No. Hari, Tanggal Waktu Tempat

07.00 09.30 WIB


20 September 17 Laboratorium Struktur
1. (dan di luar jam
Desember 2014 Tumbuhan JICA
kuliah)

C. TUJUAN
1. Mengenal alat-alat dan bahan-bahan pembuatan preparat awetan
tumbuhan.
2. Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan preparat awetan
tumbuhan.
3. Mengetahui macam-macam metode pembuatan preparat tumbuhan.
4. Mempersiapkan organ atau jaringan untuk dapat diamati dan ditelaah.

D. DASAR TEORI
Mikroteknik adalah salah satu mata kuliah yang bertujuan
mempersiapkan organ atau bagian jaringan tumbuhan ataupun hewan untuk
dapat diamati dan ditelaah. Sedangkan menurut Amar (2008), mikroteknik
adalah ilmu yang akan mempelajari metode atau prosedur pembuatan preparat
mikroskopis. Penelaahan dilakukan menggunakan mikroskop karena struktur
jaringan secara terperinci tidak dapat dilihat langsung dengan menggunakan
mata telanjang.
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat awetan
secara mikroskopis yang tentunya pendekatan teoritis tidaklah memadai
untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik. Pemahaman
secara aplikatif adalah hal utama yang perlu ditekankan dalam rangka

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 1


memahami proses pembuatan sediaan sesuai dengan prosedural kerja dan
alasan penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan preparat mikroskopis.
Adapun metode yang secara umum digunakan dalam mikroteknik
adalah sebagai berikut :
1. Sediaan utuh (Whole mounts).
2. Sediaan irisan (Sectioning).
3. Sediaan uraian (Teasing).
4. Sediaan ulasan (Smearing).

Selain itu, dikenal pula beberapa metode lain seperti :

1. Sediaan rentang (Spreading preparation).


2. Sediaan gosok - sediaan remasan (Squash).
3. Sediaan Supravital

E. ALAT DAN BAHAN


Tabel E.1. Alat-alat

No. Nama Alat Jumlah

1. Silet 3 Buah
2. Botol vial 5 Buah
3. Pipet 3 Buah
4. Cawan Petri 2 Buah
5. Aspirator 1 Buah
6. Botol plastik kecil 15 Buah
7. Oven 1 Buah
8. Gelas beker besar & kecil 3 Buah
9. Logam blok 2 Pasang
10. Gelas ukur 2 Buah

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 2


11. Corong 1 Buah
12. Sonde 2 Buah
13. Mikrotom 1 buah
14. Baki pita 1 Buah
15. Kuas 2 Buah
16. Objek glass 1 pack
17. Cover glass 1 pack
18. Hot plate 1 buah
19. Staining jar 20 Buah
20. Mikroskop 1 Buah
21. Camera digital 1 Buah

Tabel E.2. Bahan-bahan

No. Nama Bahan Jumlah

1. Aquadest 5 Liter
2. Formalin (konsentrasi 5%) 500 Liter
3. Sabun 1,25 Kilogram
4. Alkohol absolute 5 Liter
5. Alkohol bertingkat (konsentrasi 30% -
1 Liter
95%)
6. Parafin keras 500 gram
7. Parafin lunak 500 gram
8. Hauft 200 gram
9. Entelan 200 gram
10. Xilol 5 Liter
11. Pewarna Fast Green 1 Liter
12. Alkohol bertingkat (konsentrasi 50% -
1 Liter
96%)

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 3


F. LANGKAH KERJA
Tabel F.1. Langkah Kerja
No. Tahap Penjelasan Foto Hasil Pengamatan

1. Pemotongan Pemotongan organ dilakukan


Organ dengan menggunakan jari
tangan sebagai alasnya agar
lebih hati-hati dan hasil
pemotongannya rata.
Gambar F.1.1 Pemotongan
organ
(Dok. Kelompok 2, 2014)

2. Fiksasi Fiksasi dengan memasukan


organ pada botol vial yang
sudah diisi larutan FAA, dan
diamkan minimal selama 24
jam.

Gambar F.1.2 Fiksasi organ


(Dok. Kelompok 2, 2014)

3. Aspirasi Aspirasi, pengeluaran udara


dalam jaringan dengan
menggunakan Aspirator.

Gambar F.1.3 Aspirasi


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 4


4. Dehidrasi Dehidrasi bertujuan untuk
pengeluaran air dalam
jaringan dengan mengganti
larutan 2 jam sekali dari
tahapan alkohol bertingkat
mulai dari alkohol 50% - 60 %
- 70 % - 80 % - 90 % - 100 % Gambar F.1.4 Dehidrasi

- 100 % - xylol : alkohol 1 : 1 (Dok. Kelompok 2, 2014)

- xylol murni

5. Infiltrasi Infiltrasi ( penyimpanan organ


dalam minyak parafin dalam
oven).

Gambar F.1.5 Infiltrasi


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Penanaman organ (Embeding)


6. Penanaman
di dalam balok logam dengan
(Embeding) menggunakan parafin
berbentuk balok.

Gambar F.1.6 Penanaman


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Penyayatan blok organ


7. Penyayatan
menggunakan mikrotom
organ sehingga menghasilkan pita
organ.

Gambar F.1.7 Penyayatan


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 5


Penempelan pita organ pada
8. Penempelan
objek glass yang telah diberi
aquades, setelah itu
dipanaskan di parafin heater.

Gambar F.1.8 Penempelan


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Pewarnaan jaringan yang telah


9. Pewarnaan
ditempel pada ojek glass
menggunakan pewarna fast
green.

Gambar F.1.9 Pewarnaan


(Dok. Kelompok 2, 2014)

Penutupan preparat dengan


10. Penutupan
cover glass menggunakan
entelan.

Gambar F.1.10 Penutupan


preparat
(Dok. Kelompok 2, 2014)

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 6


G. HASIL PENGAMATAN
Tabel G.1. Tabel hasil pengamatan batang muda Ricinus sp dan akar muda Zea mays
No. Keterangan Hasil bagus Hasil gagal

1. Nama : Preparat Batang Muda


Ricinus sp
Perbesaran : (10 x 10) kali
Pewarnaan : Fast Green

Gambar 1. A. Batang Muda Ricinus sp Gambar 1. B. Batang Muda Ricinus sp


Sumber : dok. Pribadi 2014 Sumber : dok. Pribadi 2014

2. Nama : Preparat Akar Muda


Zea mays
Perbesaran : (10 x 10) kali
Pewarnaan : Fast Green

Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays Gambar 2. A. Akar Muda Zea mays
Sumber : dok. Pribadi 2014 Sumber : dok. Pribadi 2014

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 7


Tabel G.2. Tabel perbandingan tampak luar

Kelebihan Kekurangan

Kekurangan dari pembuatan preparat ini : Kelebihan dari pembuatan preparat ini :
- Warna kurang bagus, tidak merata - Warna sudah baik dan terlihat rata
- Penutupan dengan cover glass tidak hati hati, - Penutupan dilakukan dengan baik, sehingga tidak
sehingga terdapat gelembung. adanya gelembung.

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 8


H. PEMBAHASAN
Pada pembuatan preparat batang muda Ricinnus sp tidak semuanya
berhasil, hasilnya tidak ada yang utuh dalam satu penampang. Kekurangan
pada preparat batang muda Ricinnus sp ini adalah bagian berkas pembuluh
floemnya robek secara merata, tapi bagian epidermis dan parenkimnya utuh.
Ini menandakan bahwa tidak ada kaitannya dengan kesalahan proses
aspirasi/selanjutanya, tapi ini kesalahan dalam waktu fiksasi yang tidak terasa.
Bisa saja organ terpegang dan merussak bagian berkas pembuluh tersebut.
Berkas pembuluh pada batang muda memiliki dinding yang sangat tipis jadi
sangat rentan untuk rusak ketika sedikit saja tersentuh oleh tangan kita. Itulah
mengapa hasil preparat kita memiliki kerusakan pada bagian berkas
pembuluh. Tapi preparat ini termasuk dalam kategori utuh, karena bagian lain
mulai dari epidermis luar memang benar-benar utuh berbeda dengan preparat
gagal, yang memang pada bagian parenkimnya juga robek dan hancur.
Sedangkan, pada pembuatan preparat akar Zea mays, hampir semuanya
utuh. Hanya saja terdapat robekan pada bagian epidermis dan juga pembuluh.
Sama dengan batang muda Ricinnus sp. Pada preparat yang gagal, kegagalan
terbukti pada robeknya bagian epidermis sampai korteks pada bagian-bagian
tertentu, ditambah pewarnaan yang kurang menyerap karena akar zea mays
memiliki banyak lignin dan lebih menyerap warna safranin dibandingkan fast
green. Jadi pada pewarnaan, agar fast greennya lebih menyerap maka
lakukanlah perendaman lebih lama.

I. KESIMPULAN
Dari praktikum pembuatan preparat mikroteknik tumbuhan yang telah
kami buat, ada beberapa kesalahan dalam proses pembuatan preparat yang
dapat mengakibatkan hasil preparat yang tidak sempurna. Diantaranya pada
proses fiksasi, jika objek yang akan digunakan tersentuh oleh tangan maka
dapat berakibat rusaknya jaringan dari tumbuhan tersebut. Juga dalam proses
pewarnaan yang membutuhkan waktu relatif lebih lama untuk preparat akar
Zea mays.

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 9


DAFTAR PUSTAKA

Elisa. 2011. Mikroteknik [online]. Tersedia di : http://elisa.ugm.ac.id/user/archive.


Diakses pada tanggal, 23 Desember 2014.

Laporan Praktikum MikroTeknik Tumbuhan/Kelompok 2, 2014 Page 10

Anda mungkin juga menyukai