Anda di halaman 1dari 24

ILMU BAHAN BANGUNAN

MAKALAH

BAHAN BANGUNAN KAYU

DISUSUN OLEH :

DINI FRIDAYANTI (F 221 17 075)

PROGRAM STUDI S1 - TEKNIK ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2017/2018

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1

DAFTAR ISI ................................................................................................. 2

BAB 1 : PENDAHULUAN ............................................................................. 3

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 3

1.2 Tujuan dan Sasaran ...................................................................... 3

1.3 Metode Penelitian .......................................................................... 3

BAB 2 : BAHAN BANGUNAN KAYU ............................................................ 4

2.1 Pengertian Kayu ........................................................................... 4

2.2 Bagian-bagian Kayu ...................................................................... 4

2.3 Sifat-sifat Kayu .............................................................................. 6

2.4 Kelas Kayu ................................................................................... 12

2.5 Mutu Kayu .................................................................................... 14

2.6 Hasil Olahan Kayu ....................................................................... 18

2.7 Penerapan Kayu pada Konstruksi Bangunan .............................. 21

BAB 3 : PENUTUP ..................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kayu telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam


kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak
dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. sebagai pengguna dari
kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, kita perlu mengenal
sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan
penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.Sebagai
bahan alam, kayu terdapat kelebihan-kelebihan sendiri yang tidak dapat ditemukan
pada material lain. Hal ini yang menjadi nilai tersendiri untuk kayu dan menjadikan
kayu sebagai pilihan dalam struktural bangunan. Penggunaan kayu untuk suatu
tujuan tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan
teknis yang diperlukan, yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih.

Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga
400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai
kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan
konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri
(misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai
kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar
cincin pertumbuhan.

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu
bahan bangunan dan untuk mengetahui pengertian kayu, bagian-bagian kayu, sifat-
sifat kayu, kelas kayu, mutu kayu, hasil olahan kayu, dan penerapan kayu pada
konstruksi bangunan.
1.3 Metode Penelitian

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang


diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat
berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.

3
BAB 2

BAHAN BANGUNAN KAYU

2.1 Pengertian Kayu


Kayu adalah suatu bahan yang dihasilkan dari sumber kekayaan alam, merupakan
bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan
dan kemajuan teknologi. Kayu berasal dari tumbuh-tumbuhan hidup di alam yang jenis
pohonnya mempunyai batang berupa kayu. Kayu termasuk material yang sering
digunakan oleh manusia untuk semua keperluan karena mudah dalam proses
pengerjaannya. Kayu tergolong sumber daya alam yang dapat diperbarui. Kayu dapat
didefinisikan sebagai sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-
pohon di hutan, sebagai bagian dari pohon.
2.2 Bagian-bagian Kayu

1. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dan mempunyai dua bagian, yaitu:
a. Kulit bagian luar yang mati dan mempunyai ketebalan yang bervariasi menurut
jenis pohonnya. Berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh dari luar seperti
cuaca, serangga, dan jamur.
b. Kulit bagian dalam yang bersifat hidup dan tipis. Berfungsi sebagai jalan nutrisi
dari akar ke daun.
2. Kambium
Kambium terletak di antara kulit dalam dan kayu gubal. Cambium merupakan
jaringan yang mempunyai lapisan tipis dan bening, melingkar kayu. Fungsi cambium
ada dua, yaitu:

4
a. Fungsi cambium kea rah luar untuk membentuk kulit baru menggantikan kulit
lama yang rusak.
b. Fungsi cambium kea rah dalam untuk membentuk kayu yang baru.
3. Kayu gubal
Kayu gubal adalah bagian kayu yang masih muda, terdiri dari sel-sel yang
masih hidup dan terletak di sebelah dalam cambium. Kayu gubal berfungsi sebagai
penyalur cairan dan tempat penimbunan zat-zat makanan. Tebal lapisan kayu gubal
bervariasi menurut jenis pohonnya. Umumnya jenis pohon yang tumbuh cepat
mempunyai lapisan kayu gubal yang lebih tebal dibandingkan kayu terasnya. Kayu
gubal biasanya mempunyai warna terang.
4. Kayu teras
Kayu teras terdiri dari sel-sel yang dibentuk melalui perubahan-perubahan sel
hidup pada lingkungan kayu gubal bagian dalam. Terbentuknya kayu teras
disebabkan oleh terhentinya fungsi sebagai penyalur cairan dan proses-proses lain
dalam kehidupan kayu. Kayu teras lebih awet dibanding kayu gubal karena umur sel-
selnya sudah tua sehingga dinding sel tebal dan kuat. Sel-sel tersebut berisi zat
ekstraksi yang dapat menambah keawetan kayu. Warna kayu teras lebih gelap
dibandingkan dengan kayu gubal.
5. Hati
Hati terletak pada pusat lingkaran tahun. Hati berasal dari kayu awal yaitu
bagian kayu yang pertama kali dibentuk oleh kambium. Oleh karena itu, umumnya
hati mempunyai sifat rapuh atau lunak.
6. Lingkaran tahun (renggat)
Lingkaran tahun adalah batas antara kayu yang terbentuk pada permulaan dan
akhir suatu musim. Umur suatu pohon dapat diketahui melalui lingkaran-lingkaran
tahun ini.
7. Jari-jari
Jari-jari diukur dari luar ke dalam, berpusat pada sumbu batang. Jari-jari
berfungsi untuk menyalurkan zat makanan dari kulit dalam ke bagian-bagian dalam
dari pohon.

5
2.3 Sifat-sifat Kayu
a) Sifat kayu secara umum yaitu:
1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki bermacam-macam tipe dan susunan
dinding selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa
(karbohidrat) serta lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial, dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembapan) sebagai akibat perubahan kelembapan dan
suhu udara di sekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam
keadaan kering.
5. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis-habisnya jika
dikelola/diusahakan dengan baik. Artinya, bila pohon-pohon ditebang (di hutan)
untuk diambil kayunya, harus segera di tanam kembali pohon-pohon pengganti,
supaya sumber kayu tidak habis. Kayu dikatakan juga sebagai renewable resources
(sumber kekayaan alam yang dapat diperbarui/diadakan lagi). Berbeda misalnya
dengan minyak bumi atau bahan tambang lain yang setelah beberapa puluh atau
beberapa ratus tahun sumbernya akan habis.
6. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain.
Dengan kemajuan teknologi, kayu sebagai bahan mentah dapat dengan mudah
diproses menjadi barang-barang seperti kertas, tekstil, dan sebagainya.
7. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain buatan
manusia. Misalnya, kayu mempunyai sifat elastis, ulet, tahan terhadap pembebanan
yang tegak lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya, dan berbagai sifat lain lagi.
Sifat-sifat seperti ini tidak dimiliki baja, beton, atau bahan-bahan lain yang bisa dibuat
oleh manusia.
b) Sifat fisik kayu yaitu:
1. Berat jenis
Berat jenis kayu ditentukan oleh tebal dinding sel dan kecilnya rongga sel yang
membentuk pori-pori. Berat jenis kayu biasanya berbanding lurus dengan kekuatan
kayu atau sifat-sifat mekanisnya, makin tinggi berat jenis suatu kayu, makin tinggi
pula kekuatannya. Berat jenis kayu berkisar 0.20 1.28 kg/dm3. Cara menghitung
berat jenis sebagai berikut:

Berat jenis =

6
Kelas berat kayu Berat jenis Contoh
Sangat berat Lebih besar dari 0.90 Giam, Balau
Berat 0.75 0.90 Kulim
Agak berat 0.60 0.75 Bintangur
Ringan Lebih kecil dari 0.60 Pinus, Balsa

2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, dan lain-lain. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif di dalam kayu yang merupakan unsur racun bagi
perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah
menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Warna kayu dipengaruhi oleh lapisan kayu teras dan kayu gubal. Warna kayu
pada daerah tropis biasanya akan luntur perlahan-lahan karena terkena sinar
matahari (ultraviolet). Warna kayu dapat berbeda karena dipengaruhi zat ekstraktif
yang dikandung kayu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti iklim,kelembapan,
dan umur pohon.
Jenis kayu Pohon baru ditebang Kayu sesudah 5 tahun
Jati Coklat muda sampai kekuning- Coklat tua
kuningan
Kamper Coklat kemerah-merahan sampai Tetap
merah tua
Meranti Coklat kekuning-kuningan sampai Tetap
coklat kemerah-merahan
Keruing Merah kecoklat-coklatan sampai Tetap
merah terang
Mahoni Merah muda sampai coklat muda Coklat muda
Kelapa Merah muda sampai merah tua Coklat tua sampai hitam
Nangka Kuning Coklat tua

7
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran sel-sel kayu dan arah serat kayu. Berdasarkan
teksturnya, kayu digolongkan menjadi: kayu bertekstur halus (contoh: giam,kulim,
dan lain-lain), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,sonokeling, dan lain-lain), dan
kayu bertekstur kasar (contoh: kamper, meranti, dan lain-lain).
5. Arah serat
Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada pemukaan kayu.
Jika alurnya sejajar sumbu batang, maka kayu berserat lurus. Jika serat agak
menyimpang sumbu batang, maka kayu serat miring. Serat miring dibagi lagi menjadi
serat berpadu, berserat berombak, serat berpilin, dan serat diagonal.
Serat dikatakan berpadu jika arah serat menyimpang berselang-seling ke kiri dan
kanan secara bergantian terhadap sumbu batang. Serat berombak arah seratnya
menggambarkan permukaan yang berbentuk ombak. Serat dikatakan berpilin jika
arah seratnya membuat gambaran terpilin seolah-olah batang kayu mengelilingi
sumbu. Serat diagonal yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan
yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu tetapi
membentuk sudut dengan sumbu.
6. Kesan raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lain-lain). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam
kayu.
7. Bau dan rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya
bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur), dan sebagainya.
8. Nilai dekoratif
Nilai dekoratif tergantung dari warna kayu, pola kayu, arah serat kayu, kilap
kayu, serta sifat kayu terhadap zat pemutih, pengisi, politun, dan sebagainya. Kayu
yang memiliki nilai dekoratif tinggi biasanya lebih diutamakan untuk membuat
perabot rumah tangga daripada untuk keperluan arsitektur. Kayu yang memiliki nilai
dekoratif antara lain oak, jati, rengas, dan eboni.
9. Kadar air (lengas) kayu
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan
air yang dikandungnya. Kayu mempunyai sifat peka terhadap kelembaban. Kadar air
sangat besar pengaruhnya terhadap kekuatan kayu, terutama daya pikulnya

8
terhadap tegangan desak sejajar arah serat dan juga tegak lurus arah serat kayu.
Turunnya kadar air mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu.
10. Sifat kayu terhadap suara, yang terdiri dari:
1) Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara, berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
2) Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola, dan lain-lain)
11. Daya hantar panas
Sifat daya hantar kayu sangat buruk sehingga kayu banyak digunakan untuk
membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya hantar listrik
Kayu merupakan bahan hantar yang buruk untuk aliran listrik. Daya hantar
listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0%, kayu akan menjadi
bahan sekat listrik yang sangat baik, sebaliknya apabila kayu mengandung air
maksimum (kayu basah), daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar
air.
13. Kekerasan
Terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dengan berat kayu. Kayu-
kayu yang keras termasuk kayu-kayu yang berat dan kayu yang lunak termasuk kayu
yang ringan. Cara menetapkan kekerasan kayu adalah dengan memotong kayu arah
melintang. Kayu yang keras akan sulit dipotong dengan pisau dan hasilnya akan
memberikan kilauan pada kayu, sedangkan kayu yang lunak akan mudah rusak dan
menghasilkan potongan yang kasar.
c) Sifat mekanik kayu yaitu:
a. Keteguhan tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha menarik kayu. Kekuatan tarik pada kayu adalah pada sejajar serat. Bila gaya
tarik membesar sedemikian rupa, serat-serat kayu terlepas dan terjadilah patahan.
b. Keteguhan tekan/kompresi
Keteguhan tekan/kompersi adalah kekuatan atau daya tahank kayu terhadap
gaya-gaya tekan yang bekerja sejajar atau tegak lurus serat kayu. Gaya tekan yang
bekerja sejajar serat kayu akan menimbulkan bahaya tekuk pada kayu tersebut. Gaya
tekan yang bekerja tegak lurus arah serat akan menimbulkan retak pada kayu.

9
c. Keteguhan geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya.
Terdapat tiga macam keteguhan, yaitu:
1) Keteguhan geser sejajar arah serat
2) Keteguhan geser tegak lurus arah serat
3) Keteguhan geser miring
d. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain
beban pukulan. Terdapat dua macam keteguhan, yaitu:
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang
mengenainya secara mendadak.
e. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kelakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
f. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relative besar atau ketahanan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan
bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
g. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik
atau lekukan atau kikisan (abrasi).
h. Keteguhan belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam
pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya, keteguhan belah yang tinggi sangat
baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya, kayu lebih mudah dibelah
sepanjang jari-jari (arah radial) daripada arah tangensial.

10
d) Sifat kimiawi kayu yaitu:

Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti penting karena menentukan
kegunaan suatu jenis kayu dan membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu
digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu.
Selain itu, susunan kimia kayu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan
kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya, komponen kimia kayu
daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari tiga unsur:

Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa


Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat
ekstraktif

Dalam dinding sel kayu, distribusi komponen kimia tersebut tidak merata. Kadar
selulosa dan hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sekunder, sedangkan lignin
banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar
dinding sel kayu. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah:

Karbon 50%;
Hydrogen 6%;
Nitrogen 0.04-0.10%;
Abu 0.20-0.50%;
Sisanya adalah oksigen.
1. Selulosa
Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar
selulosa ialah glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-
molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk
rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar/bahan
baku yang penting bagi industri- industri yang memakai selulosa sebagai bahan baku
misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya.
2. Lignin
Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh
dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu
rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan
suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai
beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen

11
betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin
dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. (Kadar selulosa sebaliknya).
3. Hemiselulosa
Selain kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain
sampai 15- 25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan
dengan molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun
oleh gula yang bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula
bermanfaat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan
bangunan dinding-dinding sel juga sebagai bahan zat cadangan.
4. Zat ekstraktif
Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin
dan air. Banyaknya rata-rata 3 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya
minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak
merupakan bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif
memiliki arti yang penting dalam kayu karena:
1. Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu
2. Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu
3. Dapat digunakan sebagai bahan industri
4. Dapat menyulitkan dalam pengerjaan dan mengakibatkan kerusakan pada alat-alat
pertukangan.
5. Abu
Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada
beberapa zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang
tertinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2
1% dari berat kayu.
2.4 Kelas Kayu
1. Kelas kayu menurut keawetannya
Kelas (tingkat) keawetan I II III IV V
kayu
Selalu berhubungan 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat Sangat
dengan tanah lembap pendek pendek
Tidak terlindung, tetapi 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa Sangat
dilindungi dari masuknya air tahun pendek
Tidak berhubungan dengan Tak Tak Sangat Beberapa Pendek
tanah lembap, di bawah terbatas terbatas lama tahun
atap dan dilindungi

12
terhadap kelemasan
Seperti di atas tetapi selalu Tak Tak Tak 20 tahun 20
dipelihara terbatas terbatas terbatas tahun
Serangan rayap tidak jarang Agak Sangat Sangat
cepat cepat cepat
Serangan bubuk kayu tidak tidak Hampir Tak Sangat
kering dan sebagainya tidak seberapa cepat

2. Kelas kayu menurut kekuatannya


Kelas Berat Modulus Lentur Tekan Tekan Geser
Kuat Jenis Elastisitas Patah Sejajar Tegak Sejajar
Serat Lurus Serat
Serat
Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2
I > 0.9 > 161 > 1221 > 630 > 171 > 93
II 0.6 0.9 112 795 411 114 59
III 0.4 0.6 75 437 266 76 37
IV 0.3 0.4 56 278 193 57 26
V < 0.3 < 56 <278 < 193 < 57 < 26

3. Kelas kayu menurut pemakaiannya


a. Kayu bangunan struktural
Digunakan dalam struktur bangunan dan penggunaannya memerlukan
perhitungan beban.
b. Kayu bangunan non-struktural
Digunakan dalam bagian bangunan, dan penggunaannya tidak memerlukan
perhitungan bahan.
c. Kayu bangunan untuk keperluan lain
Selain sebagai bangunan struktur maupun non-struktural, kayu juga
dipergunakan sebagai bahan bangunan pendukung ataupun bangunan
sementara.

13
2.5 Mutu Kayu

Mutu kayu ditentukan berdasarkan beberapa indikator:

1. Cacat kayu
Cacat dalam pembentukan batang:

Batang yang lurus dan tanpa cacat, batang yang ideal dan yang dikehendaki, batang
bengkok, batang bengkok-puntir menghasilkan kayu yang sedikit dan yang mudah
lengkung, batang kerucut terpancung menurunkan mutu kayu oleh serat-serat yang
tidak sejajar (tetapi bagus untuk vinir), batang bercabang menurunkan mutu kayu
karena seratnya tidak teratur.

Cacat dalam pembentukan anatomis:

Jarak renggat berbeda keras. Kayu ini menyusut tidak teratur dan mudah pecah,
batang memilin arah matahari menurunkan mutu kayu karena menyusut sehingga
berubah bentuknya menjadi baling-baling, mata kayu dibedakan atas: mata kayu
yang sehat, mata kayu yang lepas, mata kayu yang busuk, mata kayu yang lepas
atau busuk mengurangi keindahan kayu dan mempersulit pengerjaannya.

Cacat pengaruh dari luar

Retak pengeringan akibat penyimpanan batang kayu tidak terlindung dari sinar
matahari. Memberi peluang hama bertelur, hati/inti kayu yang membusuk. Pohon tua,
kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi, retak angina/penebangan. Retak yang melintang
pada serat kayu. Kayu tidak dapat dimanfaatkan lagi, kerusakan mekanik disebabkan
oleh paku, peluru, pengukiran kulit, burung pelatuk, dan sebagainya.

a. Mata kayu
Cacat mata kayu mengurangi kekuatan kayu, menyulitkan pekerjaan kayu karena
kerasnya penampang mata kayu, dan mengurangi keindahan kayu.
b. Lubang serangga perusak kayu
Cacat berupa lubang serangga perusak kayu sebaiknya dihindari sama sekali.
Jika masih ada serangga yang hidup, akan merusak bagian kayu lainnya.
c. Retak/pecah
Kayu yang retak atau pecah akan mengurangi kekuatan kayu dalam memikul
beban bangunan.

14
d. Jamur
Jamur menyebabkan kayu menjadi rapuh sehingga tidak dapat memikul beban
bangunan.
Menurut bahan makanan, jamur dibedakan menjadi:
1. Jamur yang makan kayu lignin
Jamur lapuk yang mengakibatkan kayu menjadi lapuk.
2. Jamur yang makan selulosa kayu
Jamur kuping yang mengakibatkan kayu akan patah secara mendadak dan
struktur kayu akan hancur.
3. Jamur yang makan isi sel-sel kayu
Jamur yang mengakibatkan perubahan warna kayu (biasanya menjadi biru)
tanpa mengurangi kekuatan kayu.

Macam Cacat Mutu A Mutu B Mutu C


Mata Kayu
Terletak di muka lebar lebar kayu lebar kayu lebar kayu
Terletak di muka lebar kayu lebar kayu lebar kayu
sempit
Retak tebal kayu tebal kayu tebal kayu
Pinggul* 1/10 tebal atau tebal atau lebar tebal atau lebar
lebar kayu kayu kayu
Arah serat 1 : 13 1:9 1:6
Saluran damar tebal kayu tebal kayu tebal kayu
Eskudasi tidak Ekskudasi tidak Ekskudasi tidak
diperkenankan diperkenankan diperkenankan
Gubal Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
Lubang serangga Diperkenankan Diperkenankan Diperkenankan
asal terpencar asal terpencar asal terpencar dan
dan ukuran dan ukuran ukuran dibatasi
dibatasi serta dibatasi serta serta tidak ada
tidak ada tanda tidak ada tanda tanda serangga
serangga hidup serangga hidup hidup
Cacat lain (lapuk hati, Tidak Tidak Tidak
rapuh, retak melintang) diperkenankan diperkenankan diperkenankan

15
2. Rasio kekuatan kayu
Rasio kekuatan kayu adalah perbandingan kekuatan kayu yang mengandung
cacat dengan kekuatan kayu tanpa cacat.
Kelas Mutu Nilai Ratio Kekuatan Kayu
Mutu A 20% dari nilai tegangan dasar
Mutu B 50% dari nilai tegangan dasar
Mutu C 63% dari nilai tegangan dasar

3. Nilai tegangan dasar kayu


Nilai tegangan dasar kayu tanpa cacat dibedakan berdasarkan kadar airnya,
yaitu keadaan basah dan keadaan kering.
a. Keadaan Basah
Kelas Modulus Lentur Geser Tekan Tegak Geser
Kuat Elastisitas Patah Sejajar Lurus Serat Sejajar
Serat Serat
2 2 2
Kg/cm Kg/cm Kg/cm Kg/cm Kg/cm2
I > 138 > 875 > 432 > 188 > 77
II 96 569 282 79 49
III 64 313 182 53 31
IV 48 199 132 40 22
V < 48 < 199 < 132 < 40 < 22

b. Keadaan kering
Kelas Modulus Lentur Geser Tekan Tegak Geser
Kuat Elastisitas Patah Sejajar Lurus Serat Sejajar
Serat Serat
Kg/cm Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2 Kg/cm2
I > 155 > 1136 > 561 > 152 > 88
II 108 739 366 102 56
III 72 406 237 68 35
IV 54 258 172 51 25
V < 54 < 258 < 172 < 51 < 25

16
4. Ukuran kayu
a. Kayu bangunan untuk semua jenis pemakaian
No Jenis Penggunaan Tebal Lebar (cm)
(cm)
1 Lis dan jalusi 1 1, 3, 4, 5, 6, 8
1.5 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 15, 18, 20
2 4, 5, 6, 8, 10
2 Papan 2 15, 18, 20, 22, 25
2.5 15, 18, 20, 22, 25, 30
3 18, 20, 22, 25, 30
3.5 18, 20, 22, 25, 30
4 18, 20, 22, 25, 30
3 Bingkai reng dan 2 3
kaso 2.5 3, 4, 6, 8, 10, 12
3 3, 4, 6, 8, 10, 12, 15
3.5 3, 4, 6, 8, 10, 12, 15
4 6, 8, 10, 12, 15
5 7, 8, 10, 12, 13
4 Balok 6 8, 10, 12, 13, 15, 18, 20, 22, 25
8 8, 10, 12, 15, 18, 20, 22, 25
10 10, 12, 15, 18, 20, 22, 25
12 12, 15, 18, 20, 22, 25

b. Kayu bangunan untuk penggunaan pada abngunan rumah dan gedung


No Jenis Penggunaan Ukuran (cm) Kadar
Air
1 Pintu dan jendela Maks
o Kusen 6x(10-12-13-15) 20%
o Rangka pintu dan 8x(10-12-15), 10x(12-15)
jendela 3x(3-4)
o Rangka kaca 1x(1-3)
o Lis kaca 1.5x(3-4);2x(3-4)
o Cempet Tebal 1.5; 2; 2.5
o Papan panel 1.5x(6-8-10)
o Jalusi 2x(12-15); 2.5x(12-15)
o Papan pintu 2.5x(10-12-15-16)

17
o Pintu kelam
2 Kuda-kuda dan rangka atap Maks
o Balok atas tembok 6x(10-12-15); 8x(12-15) 23%
o Balok ikatan 10x(12-15)
o Kuda-kuda 8x(8-10-12-15-18); 10x(10-
12-18-20)
o Kaso 4x6; 4x8; 5x7
o Papan nok 2(10-12-15); 2.5x(12-15-18)
2x(10-12-15); 2.5x(10-12-
o Papan lis 18-20-22)
Tebal 1; 1.5
o Papan lis lain
3 Rangka-rangka Maks
o Tiang balok 8x(8-10-12); 10x(10-12); 23%
12x(12-15); 10x(10-12)
o Balok antara tiang- 4x(6-8); 6x(8-12-15); 8x(12-
tiang 15-18-19-20); 10x(12-15-
18-20)
o Balok langit 4x6; 5x7; 6x(8-10-12-15);
8x(12-15-18)

2.6 Hasil Olahan Kayu


1. Vinir
Vinir adalah lembaran kayu tipis yang didapat dari mengupas, menyayat, atau
menggergaji kayu. Tebal vinir hasil proses pengupasan berkisar antara 0.5 mm
sampai 10 mm. tebal vinir hasil proses penyayatan berkisar antara 0.05 mm sampai
8 mm. tebal vinir hasil proses penggergajian berkisar antara 1 mm sampai 4 mm.
jenis kayu yang dibuat untuk vinir biasanya jenis kayu lunak, ringan, dan golongan
kelas kuat dan kelas awet II-IV, seperti agatis, kamper, kruing, dan meranti. Vinir
untuk dekorasi menggunakan kayu berkualitas tinggi seperti kayu sonokeling,
sonokembang, jati, dan sebagainya.
2. Kayu lapis
Kayu lapis adalah papan yang terbuat dari susunan beberapa lapis vinir,
biasanya dengan jumlah lapisan ganjil. Penggunaan kayu lapis untuk bangunan,
misalnya bekisting, daun pintu, dinding penyekat, langit-langit, lapisan dasar laintai
parket. Untuk perabot rumah tangga, misalnya lemari, tempat tidur, meja, dan kursi.

18
a. Tripleks
Kayu lapis yang disusun dari tiga lapir vinir. Serat kayu bersilangan. Lapis
atas dan lapis bawah seratnya harus searah. Ukuran yang tersedia:
Tripleks biasa 2440 x 1220 x 4 mm
Tripleks biasa 2440 x 1220 x 6 mm
Tripleks jati 2130 x 915 x 4 mm
Tripleks ukuran kecil 2130 x 915 x 4 mm

b. Multipleks
Kayu lapis yang disusun lebih dari lima lapis vinir. Lapis atas dan lapis
bawah seratnya harus searah.
Vinir 5 lapis 2440 x 1220 x 9 mm
Vinir 5 lapis 2440 x 1220 x 12 mm
Vinir 5 lapis 2440 x 1220 x 14 mm
Vinir 5 lapis 2440 x 1220 x 15 mm
Vinir 7 lapis 2440 x 1220 x 18 mm
Vinir 7 lapis 2440 x 1220 x 24 mm

c. Blockboard
Blockboard terdiri dari tiga bagian, yaitu lapisan atasm lapisan inti, dan
lapisan bawah. Lapisan aintinya terbuat dari potongan-potongan kayu kecil yang
disusun secara vertical dan direkatkan menjadi satu. Lebar potongan-potongan
kayu kecil untuk lapisan intinya 7-28 mm. blockboard umumnya digunakan untuk
keperluan interior seperti membuat daun pintu, meja, rak, dan dinding partisi.
d. Laminboard
Susunan laminboard sama dengan blockboard. Perbedaan antara
laminboard dengan blockboard adalah tebal potongan-potongan kayu kecil
lapisan intinya. Lebar potongan-potongan kayu kecil untuk lapisan intin
laminboard lebih tipis daripada blockboard, sekitar 5-7 mm. Laminboard
umumnya digunakan untuk furniture dan pelapis interior ruangan.
3. Particleboard
Particleboard terbuat dari sisa pengolahan kayu seperti serutan kayu,
potongan-potongan kecil kayu, dan serbuk kayu. Bahan-bahan tersebut dicampur
dengan perekat khusus dan dipres dengan tekanan tinggi. Particleboard lebih murah
harganya dibandingkan produk kayu lapis. Particleboard sangat peka terhadap air
dan tidak kuat menahan beban berat. Ukuran yang diperdagangkan adalah 1830 x

19
3100 x 10-40 mm. particleboard umumnya digunakan untuk furniture dan pelat
dinding pemisah ruang atau pelat laintai dasar pada gedung bertingkat.
4. Papan serat kayu
Papan serat kayu terbuat dari serat-serat kayu yang dihaluskan. Papan serat
kayu lebih kuat daripada particleboard karena mempunyai pori-pori kecil sebagai
hasil dari proses penghalusan tersebut. Umumnya sangat peka terhadap air. Papan
serat kayu yang sering digunakan adalah:
a. Papan serat kayu lunak (softboard)
Menggunakan perekat bitumen. Ukuran yang diperdagangkan adalah 1220
x 2440 x 10-16 mm. softboard digunakan untuk insulasi thermal, insulasi suara,
kemasan pelindung, papan display, dan sebagainya.
b. Papan serat kayu keras (hardboard)
Menggunakan perekat paraffin. Ukuran yang diperdagangkan adalah 1220 x
2440 x 2.4-6 mm. hardboard digunakan untuk membuat furnitu, pelapis laintai,
industry elektronik, membuat clipboard, dan sebagainya.
c. Medium density fibreboard/MDF
Menggunakan perekat fenol-formaldehid. Ukuran yang diperdagangkan
adalah 1830 x 3100 x 8-30 mm. MDF digunakan untuk membuat furnitur.
d. High density fibreboard/HDF
HDF hamper sama dengan MDF. HDF lebih halus dan lebih kuat
dibandingkan MDF karena mengandung serat kayu lebih banyak dan
temperature lebih tinggi dalam proses pembuatannya. HDF digunakan untuk
membuat furnitur.
5. Bambu
Bambu sering digunakan sebagai bahan alternative karena harganya lebih
murah daripada kayu lapis.
a. Bambu tali/apus
Bambu jenis ini memiliki jarak antar ruas 45-65 cm, diameter 5-8 cm,
panjang batang 8-13 m, serta bersifat liat dan kuat. Jenis bambu ini digunakan
untuk membuat pagar, dinding partisi dan konstruksi atap.
b. Bambu petung
Bambu jenis ini memiliki jarak antar ruas 40-60 cm, diameter 20-30 cm,
panjang batang mencapai 20 m, dengan sifat tidak begitu liat tapi kuat. Jenis
bambu ini digunakan untuk memasang fondasi dan tiang rumah.
c. Bambu duri/ori
Bambu jenis ini memiliki jarak antar ruas 20-40 cm, diameter 15-18 cm,
kulitnya halus dan licin, dan pohonnya kuat dan besar seperti bamboo petung.

20
Jenis bambu ini digunakan untuk pelapis laintai/parket, pagar, dan konstruksi
atap rumah.
d. Bambu wulung/hitam
Bambu jenis ini memiliki jarak antar ruas 40-50 cm, diameter 7-10 cm,
panjang batang 7-15 cm, serta tidak liat (getas). Jenis bambu ini digunakan untuk
kerajinan dan konstruksi atap rumah.
6. Papan sebruk kayu-ragi SLP (light starch-bound wood board)
Papan serbuk kayu-ragi SLP belum diperdagangkan di Indonesia. Papan ini
jauh lebih ringan karena berat jenisnya hanya 250-300 kg/m3. Papan ini sesuai
untuk digunakan sebagai dinding partisi di dalam gedung atau untuk pembuatan
perabot.
7. Papan serat kayu-semen yumen (wood wool cement board)
Papan serat kayu-semen dibuat dari serat-serat kayu pinus pilihan yang
diawetkan dan menggunakan semen Portland sebagai perekat diikat menjadi papan
serat kayu-semen yang tahan terhadap api, air, jamur, dan rayap, dapat
menanggulangi bising dan panas, serta dapat dilapisi dengan plesteran biasa. Papan
serat kayu-semen cocok digunakan sebagai pelapis dinding luar pada konstruksi
rangka yang tahan api, air, dan rayap, dinding pemisah ruang yang agak tipis yang
menanggulangi bising, langit-langit yang menanggulangi bising dan panas, bekisting
untuk pelat lantai dan bagian bawahnya dapat digunakan langsung sebagai langit-
langit yang tahan api dan menanggulangi bising.
2.7 Penerapan Kayu pada Konstruksi Bangunan
1. Fondasi kayu
Fondasi kayu umumnya digunakan pada kostruksi rumah sederhana karena
kayu tidak dapat menahan beban bangunan yang besar. Kayu yang digunakan
sebagai fondasi bangunan umumnya dari kelas kuat I dan kelas awet I.
2. Laintai kayu
Lantai kayu memberi kesan hangat terhadap interior ruangan. Kostruksi laintai
kayu umumnya digunakan pada rumah-rumah tradisional seperti rumah tradisional
Jepang.
3. Dinding kayu
Konstruksi dinding kayu bangunan sederhana menggunakan papan-papan
kayu yang disusun sedemikian rupa.
4. Atap kayu
Konstruksi atap yang menggunakan kayu terletak pada rangkanya, sedangkan
penutup atap dapat terbuat dari material lainnya.

21
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap jenis kayu memiliki spesifikasi bahan material yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhannya. Sifat Mekanis Kayu adalah daya tahan kayu terhadap tegangan
yang diberikan kepada kayu tersebut. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh gaya-gaya yang
bekerja pada kayu. Cacat yang terdapat pada kayu seperti mata kayu, cacat retak-retak,
hati yang busuk, dan cacat lapuk.

3.2 Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat saya berikan yaitu penting bagi kita untuk
mengetahui lebih dalam tentang pengertian, bagian-bagian, sifat, kelas, mutu, hasil
olahan dan penerapan kayu pada konstruksi bangunan, sehingga kita dapat
memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalam berbagai penggunaannya terutama
pada bangunan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Frick, Heinz., Moediartianto. 2004. Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu. Yogyakarta: Kansius.

Frick, Heinz., CH. Koesmartadi. 1999. Ilmu Bahan Bangunan. Yogyakarta: Kansius.

Winoto, Agnes Dwi Yanti. 2014. Ilmu Bahan Bangunan. Yogyakarta: Taka Publisher.

https://idtesis.com/metode-deskriptif/

http://karyailmiah.polnes.ac.id

http://puskom.petra.ac.id/assets/Uploads/file-
pdf/Perkembangan.dan.Prospek.Rekayasa.Struktur.Kayu.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai