Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn.

S
LANJUT USIA DENGAN ASMA

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a. Data Biografi

Nama : Bp. S

TTL : 10 Oktober 1940

Pendidikan Terakhir : SR

Agama : Islam

Status Perkawinan : menikah

TB / BB : 165 cm / 58 kg

Penampilan umum :

Ciri-ciri tubuh : tinggi, kurus, badan masih terlihat bugar

Alamat : Bulakpelem RT/RW 01/02 No. 30 Sragi

Orang terdekat yang bisa dihubungi :

Hubungan dengan lansia : anak / tetangga

Alamat & No. Telp : Bulakpelem, Sragi

b. Riwayat Keluarga

1) Pasangan
Masih hidup, bernama Ibu M, keadaan sehat, pekerjaan ibu rumah tangga,
alamatnya tinggal bersama suaminya 9istri kedua), istri pertama meninggal.

2) Anak

Dari istri pertama mempunyai anak 3, 2 anak sudah berkeluarga, tinggal 1 anak
belum menikah tinggal bersama Bp. S. Dari istri kedua mempunyai anak 3 orang,
anak pertama sudah berkeluarga tapi tidak serumah, anak kedua masih SMA, dan
anak ke-3 SMP, keduanya tinggal serumah.

Genogram :

Ket :

: laki-laki

:
perempua
n

:
laki-laki
meninggal

: perempuan meninggal

: pasien

: tinggal dalam satu rumah

c. Riwayat Pekerjaan
Bpk S mengatakan sudah tidak bekerja lagi, anaknya yang dari istri pertama yang
tinggal serumah menjadi tulang punggung.

d. Riwayat Lingkungan Hidup

Tempat tinggal di rumah, ada 5 orang yang tinggal dalam satu rumah.

e. Riwayat rekreasi

Bpk S mengatakan kadang ikut pengajian, kadang di rumah atau berkunjung ke


rumah anaknya di luar kota.

f. Sistem Pendukung

Apabila Bpk S asmanya kambuh maka dibawa ke dokter, puskesmas bahkan pernah
di opname di RSUD Kraton selama 4 hari. Jarak puskesmas ke rumah kurang lebih 4
km.

g. Deskripsi Kekhususan

Ketika asma kambuh Bpk S kadang menggunakan kompres hangat, selain itu minum
obat tradisional seperti mengkudu, mengurangi asin. Klien mengatakan bahwa klien
belum mengerti dan tahu bagaimana cara menanggulangi asma.

h. Status Kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

a) Bpk S tadinya menderita asma dari tahun 2007 ketika tahun 2008 / ketika
dilakukan pengkajian asma klien sudah sembuh/jarang kambuh. Ketika klien
ditanyakan obat asma apa yang pernah dikonsumsi, klien mengatakan lupa.

b) Status imunisasi, klien tidak menjalani imunisasi.


c) Alergi, Bpk S tidak mempunyai alergi terhadap makanan, bulu binatang, akan
tetapi jika terjadi perubahan cuaca, klien merasa sesak napas.

d) Penyakit yang diderita saat ii, tadinya asma, asma sembuh.

e) Diit, tidak ada masalah terhadap nafsu makan hanya saja klien masih
menggunakan garam berlebih.

2) Status kesehatan masa lalu

Bpk S mengatakan dari kecil Bpk S tidak pernah menderita penyakit serius/kronis
hanya saja kadang pilek, demam, batuk. Tapi ada riwayat asma dari keluarga
sebelumnya.

i. ADL (activity daily living) berdasarkan indeks KATZS

Berdasarkan pengkajian didapatkan data bahwa : kemandirian dalam hal makan,


kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, mandi, maka skore A.

j. Tinjauan Sistem

1) Keadaan umum

a) Baik, tapi dalam berbicara sepertti terengah-engah. Posisi duduk dengan kedua
tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan, nafsu makan baik,
tidak ada masalah. Dalam 1 minggu ini klien mengeluh demam, keringat
dingin kadang-kadang (apabila batuk pada malam hari)

TD : 150/80mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37C

Rr : 22 x/menit
b) Tingkat kesadaran : kompos mentis

c) Skala Cana Glasgolo (GCS)

(1) Respon pembukaan mata : 4

(2) Respon verbal : 5

(3) Respon motorik : 6


15

d) TTV

TD : 150/80mmHg

Nadi : 86 x/menit

Suhu : 37C

Rr : 22 x/menit

e) Sistem kardiovaskular

Nyeri dada tidak ada, sesak napas ada jika klien melakukan aktivitas berat.

f) Sistem pernafasan

Inspeksi : tidak ada benjolan, ketika bicara seperti terengah-engah

Palpasi : foral femitus kanan dan kiri sama

Perkusi : suara sonor

Auskultasi : suara vesikuler


Sesak jika aktivitas berat, batuk biasanya pada malam hari

g) Sistem integumen

Kulit sudah tidak elastis, Turgor kulit dicubit kembali ke keadaan semula agak
lama tidak priritus, ada perubahan pigmentasi seperti ada bercak-bercak hitam
dibagian tubuh pasien, rambut berwarna kelabu (beruban), kuku sudah tidak
bening.

h) Sistem perkemihan

Klien mengatakan urin keluar lancar dan tidak ada keluhan

i) Sistem muskuloskeletal

Klien mengatakan persendiannya sering sakit, sendi kaku, tapi tidak ada
deformitas, nyeri punggung dan sering pegal

j) Sistem endokrin

Adanya pigmentasi kulit berupa bercak-bercak hitam pada tubuh klien, rambut
berwarna keabu-abuan (beruban)

k) Sistem imun

Sistem imun agak berkurang yaitu dengan seingnya pasien terkena flu,
demam, sakit kepala, kaki sering gemetar

l) Sistem Gatrointestinal

Mual jika gosok gigi kadang ingin muntah, tidak hemoroid, defekasi lancar
tapi kadang konstipasi, nafsu makan masih baik

m) Sistem Reproduksi

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit kelamin


n) Sistem Persyarafan

Klien mengatakan sering pusing, kesemutan, gemetaran terutama pada bagian


kaki

o) Hemopoetik

Tidak ada pembekakan kelenjat limfe, tidak anemia (konjungtiva merah


muda), tidak pernah transfusi darah

p) Kepala

Tidak ada luka di kepala, sakit kepala

q) Mata

Tidak memakai lensa kontak, penglihatan sudah agak kabur

r) Telinga

Fungsi pendengaran sudah agak berkurang

s) Hidung

Fungsi penciuman masih normal, keluhan kadang flu (dalam seminggu ini)

t) Mulut/Tenggorokan

Perubahan suara (ketika berbicara terengah-engah), tidak memakai gigi palsu,


tidak sakit tenggorokan

u) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar titoid

v) Payudara
Tidak ada benjolan

k. Status Kognitif/Afektif/Sosial

1) Status kognitif : mengetahui fungsi intelektual, dengan shart pottable mental status
questionare (SPMSQ)

Pertanyaan Jawaban

1. Tanggal berapa hari ini? 27

2. Hari apa sekarang Minggu, 27

(hari, tanggal, bulan, tahun)

3. Apa nama tempat ini? Bulak Pelem

4. Berapa nomor telepon anda? Tidak punya

4a. Dimana alamat anda? Bulak Pelem, Rt/Rw: 01/02 No. 30

5. Berapa umur anda? 59 tahun

6. Kapan anda lahir tahun 50-an

7. Siapa presiden Indonesia sekarang? SBY

8. Siapa presiden sebelumnya Soeharto

9. Siapa nama kecil ibu anda? Lupa

10. 20 - 3 berapa ? 17

Penilaian SPMSQ

Kesalahan 6 kesalahan (5-7) fungsi inteletual sedang


2) Status afektif : untuk mengetahui tingkat depresi dengan inventaris depresi back

Skore Urutan
0 A. Kesedihan

0 Saya merasa sedih

1 B. Pesimisme

0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa


depan
0
C. Rasa Kegagalan
0
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0
D. Ketidakpuasan
0
Saya tidak merasa tidak puas
1
E. Rasa Bersalah
0
Saya merasa sangat bersalah
1
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
0
Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
0
G. Membahayakan Diri Sendiri

Saya tidak merasa mempunyai pikiran-pikiran mengenai


membayakan diri sendiri

H. Menarik Diri dari Sosial

Saya tidak kehilangan minat kepada orang lain

I. Keragu-raguan

Saya berusaha mengambil keputusan


J. Perubahan Gambaran Diri

Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari


sebelumnya

K. Kesulitan Kerja

Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai


melakukan sesuatu

L. Keletihan

Saya tidak lebih lelah dari biasanya

M. Anoreksia

Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya

Penilaian : Jumlah 5 depresi ringan. Ket : (Jumlah 5 7 depresi ringan)

3) Status sosial : Apgar Keluarga

APGAR KELUARGA

No Fungsi Uraian Skor


1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat 2
kembali pada keluarga
(teman-teman) saya untuk
membantu pada waktu saya
mengalami kesusahan
2. Hubungan Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga 1
(teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan
saya untuk melakukan
aktivitas baru
4. Afeksi Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,
sedih dan mencintai
5. Pemecahan Saya puas dengan cara 1
keluarga (teman0teman) saya
menyediakan waktu bersama
saya
6

Penilaian :

Nilai 4 6 : disfungsi keluarga sedang

Milai 6 maka disfungsi keluarga sedang

1. Pengelompokan Data

DS : - Tn. S mengatakan jika terjadi perubahan cuaca klien merasa sesak nafas

- Tn. S mengatakan asma jarang kambuh

- Tn. S mengatakan menggunakan garam lebih

- Tn. S mengatakan nafsu makan baik tidak ada masalah

- Tn. S mengatakan sesak nafas jika melakukan aktivitas berat

- Tn. S mengatakan persendian sakit

- Tn. S mengatakan nyeri punggung dan sering pegal

- Tn. S mengatakan kadang pilek, demam, dan batuk


- Tn. S mengatakan ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Tn. S mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara
menanggulangi asma

- Tn. S mengatakan bahwa dahulu tidak menjalani imunisasi

DO : - Dalam berbicara terengah-engah

- Waktu duduk kedua tangan memegang lutut, badan di condongkan ke depan

- TD : 150/80 mmHg - N : 86 x/mnt

- S : 370 C - Rr : 22 x/mnt

- Tidak ada deformitas sendi kaku

- Sistem imun menurun ditandai dengan : pasien rentan terkena flu, demam, sakit
kepala

- Fungsi interektual sedang

- Depresi ringan

- Disfungsi keluarga sedang

- Keluar keringat dingin pada malam hari apabila batuk

2. Analisa Data

a. DS : - Jika terjadi perubahan cuaca klien akan merasa sesak nafas

- Ada riwayat asma dikeluarga sebelumnya

- Dahulu klien tidak mengikuti imunisasi

- Sesak nafas jika melakukan aktivitas berat


- Klien mengatasakan batuk pada malam hari disertai keringat dingin

DO : - Klien ketika berbicara terengah-engah

- Posisi duduk kedua tangan memegang lutut, badan dicondongkan ke depan

- Rr : 22 x/mnt

E : Gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan nafas oleh spasme bronkus, jebakan
udata)

P : Resiko terjadi asma berulang

Dx : Resiko terjadi asma berulang

b. DS : - Klien mengatakan bahwa pasien rentan terkena flu, demam, sakit kepala

- Klien mengatakan batuk pada malam hari, kadang disertai keringat dingin

DO : - Rr : 22 x/mnt

- N : 86 x/mnt

- Usia 68 tahun, maka sistem imun berkurang

E : Tidak adekuatnya imunitas, pertahanan utama (penurunan kerja silia)

P : Resiko tinggi terhadap infeksi

Dx : Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas,


pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. DS : Klien mengatakan bahwa klien belum mengerti dan belum tahu bagaimana cara
menanggulangi asma

DO : - Ketika ditanya bagaimana cara mengatasi asma, klien mengatakan tidak tahu
- Fungsi intelektual sedang

- Pasien lansia berumur 68 tahun

E : Kurang informasi, kurang mengingat

P : Kurang pengetahuan mengenai begaimana cara mengatasi/menanggulangi asma

Dx : Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/ menanggulangi asma


berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

3. Prioritas Masalah

a. Resiko terjadi asma berulang

b. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya imunitas


pertahanan utama (penurunan kerja silia)

c. Kurang pengetahuan mengenai bagaimana cara mengatasi/menanggulangi asma


berhubungan dengan kurang informasi, kurang mengingat

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


1 Resiko terjadi asma Setelah dilakukan - Kaji frekuensi - Berguna dalam evaluasi
berulang, ditandai dengan kunjungan dan kedalaman derajat disters
: keperawatan nafas, pernapasan/kronisnya
selama 1 kali, ketidakmampu proses penyakit
DS : maka klien dapat : an bicara
- Pengiriman O2 dapat
- Jika terjadi perubahan - Jika terjadi - Anjurkan untuk diperbaiki dengan
cuaca klien akan perubahan tinggalkan posisi duduk tinggi
merasa sesak nafas cuaca klien kepala tempat
akan merasa tidur/ bantu - Sebagai salah satu cara
- Ada riwayat asma dalam sesak nafas pasien untuk untuk menentukan
keluarga memilih posisi intervensi secara tepat
- Sesak berkurang yang mudah
- Sesak nafas jika - Kental, tebal dan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
melakukan aktivitas jika beraktivitas untuk bernafas banyaknya sekresi
berat adalah sumber utama
- Klien tidak - Identifikasi gangguan pertukaran
- Klien batuk pada malam batuk pada penyebab gas pada jalan napas
hari disertai keringat malam hari kecil
dingin - Anjurkan untuk
- Berbicara tidak mengeluarkan - Dapat menekan
DO : terengah-engah sputum pernafasan dan
melindungi
- berbicara terengah- - Posisi duduk - Anjurkan klien mekanisme batuk
engah tegap tidak untuk
condong ke menghindari - Faktor lingkungan ini
- Posisi duduk condong depan agen sedatif dapat menimbulkan
ke depan sambil iritasi bronkheia
memegang lutut. Rr : - Rr : normal - Hindari agen
22 x/mnt penyebab asma
(misal
lingkungan
dengan suhu
eksterm,
serbuk, asap
tembakau,
populasi, udara,
dan lain-lain)
2 Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan - Anjurkan pasien - Demam dapat terjadi
infeksi berhubungan kunjungan untuk awasi karena
dengan tidak adekuatnya keperawatan suhu (mis : jika infeksi/dehidrasi
imunitas, pertahanan selama 1 x maka : terjadi panas)
utama (penurunan kerja - Aktivitas ini
silia). Ditanda dengan : - Klien dapat - Kaji pentingnya meningkatkan
menjaga latihan nafas, mobilisasi dan
DS : kondisi tubuh perubahan pengeluaran sekret
agar tidak posisi sering untuk menurunkan
- Klien mengatakan rentan terhadap (mis : berikan resiko terjadinya
bahwa pasien rentan penyakit posisi infeksi paru
terkena flu, demam, semifowler jika
sakit kepala - Klien tidak sesak kambuh) - Menurunkan konsumsi
rentan terhadap atau kebutuhan
- Klien mengatakan batuk batuk terutama - Anjurkan klien keseimbangan O2
pada malam hari, pada malam untuk meningkatkan
kadang disertai hari yang melakukan penyembuhan
keringat dingin kadang disertai aktivitas yang
keringat dingin dapat - Mencegah penyebaran
DO : dikerjakan oleh patogen melalui cairan
- TTV
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
- Rr : 22 x/mnt dipertahankan klien - Malnutrisi dapat
mempengaruhi kes
- N : 86 x/mnt - Tunjukkan dan umum dan
bantu pasien menurunkan tahanan
- Usia : 68 tahun, maka tentang terhadap infeksi
sistem imun berkurang pembuang
tisue, tekankan
cuci tangan
yang benar

- Diskusikan
kebutuhan
nutrisi adekuat
3 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan - Jelaskan proses - Menurunkan ansietas
tentang bagaimana cara kunjungan penyakit dan dapat
mengatasi/menanggulangi keperawatan individu menimbulkan
asma berhubungan selama 1 x maka : perbaikan partisipasi
dengan kurang infromasi, - Instruksikan pada rencana
kurang mengngat, - Klien tahu untuk latihan pengobatan
ditandai dengan : tentang asma nafas dan batuk
dan tanda efektif - Nafas bibir dan nafas
DS : gejalanya abdominal/diagfragma
tik menguatkan otot
- Klien mengatakan - Klien tahu cara pernafasan, membantu
bahwa klien belum menanggulangi meminimalkan kolaps
mengerti dan belum asma/mencegah jalan nafas kecil dan
tahu bagaimana cara asma membentu mengontrol
menanggulangi asma dispnea

DO :

- Ketika ditanya
bagaimana cara
mengatasi asma, klien
mengatakan tidak tahu

- Fungsi intelektual
sedang

- Pasien lansia umu 68


tahun

IMPLEMENTASI
No.
Tindakan Respon
Dx
1. 1. Mengukur TTV S : klien mengatakan sering pusing,
kadang sesak
2. Menganjurkan klien untuk
meninggikan kepala tempat tidur jika O : Suhu 370 C Rr : 22 x/mnt
klien merasa berat
N: 86 x/mnt TD: 50/80 mmHg
3. Menganjurkan klien mengeluarkan
sputum, jika sputum banyak dan S : Klien akan melakukannya
menutupi jalan nafas
O:
4. Menanyakan penyebab kambuhnya
sama S : Klien mengatakan sputum sedikit

5. Menganjurkan klien untuk menghindari O : Sputum sedikit


agar penyebab asma misal :
lingkungan suhu yang eksterm, S : Klien mengatakan asma kambuh
serbuk, asap tembakau jika terjadi perubahan cuaca
eksterm

O:

S : Klien mengatakan tidak merokok


dan berusaha/mau menghindari
agen penyebab

O : klien tidak merokok


2. 1. Mengukur suhu S : Klien mengatakan badan tidak
panas tapi kadang-kadang
2. Menganjurkan klien latihan nafas demam
dalam, batuk efektif
O : S : 370 C
3. Menganjurkan klien untuk banyak
istirahat S : Klien bersedia diajarkan batuk
efektif
4. Menganjurkan klien untuk melakukan
aktivitas yang dapat dikerjakan klien O : Klien mencoba batuk efektif dan
nafas dalam
5. Menganjurkan klien untuk mem buang
tisue dan menganjurkan untuk S : Klien bersedia untuk istirahat
mencuci tangan, jika akan melakukan
O : Klien tidak banyak melakukan
sesuatu (mis : makan) aktivitas

6. anjurkan untuk mempertahankan nutrisi S : Klien bersedia melakukan aktivitas


adekuat
O:

S : Klien bersedia melakukan anjuran


yaitu mencuci tangan jika akan
makan

O:

S : klien bersedia untuk makan

O:

EVALUASI

No. SOAP
1. S : - Klien mengatakan sering pusing, kadang sesak
- Klien mengatakan sputum yang dihasilkan sedikit
O : S : 37C - Klien tidak merokok
N : 86 x/menit - Sputum sedikit
Rr : 22 x/menit
TD : 150/180 mmHg
A : Masalah resiko asma kambuh belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan

- Anjurkan klien untuk mengeluarkan sputum jika sputum yang dihasilkan


banyak

- Anjurkan klien untuk menghindari agen penyebab misal debu dll.


2. S : - Klien mengatakan badan tidak panas, tapi kadang-kadang lemas
- Klien bersedia diajarkan batuk efektif dan klien mau istirahat
- Klien tidak terkena flu, tapi rentan
O : - S : 37C
- Klien tidak banyak melakukan istirahat
- Klien membuang tisu pada tempatnya dan klien mencuci tangan jika
akan makan
A : Masalah resiko tinggi terhadap infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan rencana tindakan

- Anjurkan klien untuk memantau suhu (misal jika panas)

- Anjurkan untuk banyak minum


3. S : - Klien mengerti tantang asma dan tanda, gejalanya
- Klien tahu cara mencegah asma agar tidak kambuh
O : - Klien bisa menyebutkan pengertian asma dan tanda, gejala
- Klien dapat menyebutkan salah satu cara pencegahan asma
A : Masalah kurang pengetahuan tentang asma teratasi
P : Rencana tindakan selesai

Mar
31

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK PADA Ny. R DENGAN
MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2
(kelompok 5)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny. R

DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2

KELOMPOK 5:

ADITYA TAGAF
DESI NOVIANTY
RYAN NOOR PRATAMA
SUMIANTI
WANTO ANDREANTO

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTA WARINGIN TIMUR
JL. BATU BERLIAN NO.II TELP. (0531) 22960
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya,
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/i
akper pemkab kotim maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari dosen
mata kuliah Keperawatan Anak I dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY.R DENGAN MASALAH GANGGUAN O2 DAN CO2. Dalam penulisan
makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh
para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-
rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.

Sampit, Maret 2012

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 TUJUAN PENULISAN 1
1.3 RUMUSAN MASALAH 2
1.4 METODE PENULISAN 2
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY R DENGAN GANGGUAN
O2 DAN CO2
A. Pengertian oksigenasi
B. Tujuan pemberian oksigenasi
C. Anatomi fisiologi sistem pernafasan
D. Factor yang mempengaruhi sistem pernafasan
E. PENATALAKSANAAN
F. MASALAH KEPERAWATAN
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
H. RENCANA KEPERAWATAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN
2.2 LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY DENGAN GANGGUAN o2 dan co2
PENGKAJIAN 15
ANALISA DATA 18
RENCANA KEPERAWATAN 19
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN 22
3.2 SARAN 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
O2 dan CO2 merupakan bagian dari kehidupan manusia, sehingga kualitas oksigenasi ikut
menentukan kualitas hidup. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21
% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. memberikan
pengobatan sesuai penyebab dan untuk memperbaiki fungsi oksigenasi seperti dijelaskan dalam
makalah ini.
B. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik diharapkan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menyelesaikan bab ini, peserta didik akan mampu untuk :
1. Menjelaskan pengertian oksigenasi
2. Menjelaskan tujuan pemberian oksigen
3. Menguraikan stuktur anatomi sistem pernapasan serta fungsinya
4. Menguraikan fisiologi sistem pernapasan ( ventilasi, difusi dan transportasi )
5. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan
6. Menjelaskan masalah-masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan oksigen
7. Mengidentifikasi tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memenuhi kebutuhan
pertukaran O2 dan CO2 :
a. Pengaturan posisi
b. Latihan nafas dalam
c. Batuk efektif
d. Hidrasi
e. Inhalasi
f. Pemberian O2
g. Fisioterapi dada (vibrasi dan perkusi)
h. Postural drainage
i. Massage punggung
j. Pengumpulan dahak
8. Menjelaskan pengkajian fungsi pernapasan
9. Menjelaskan kemungkinan diagnosa keperawatan yang timbul
10. Menjelaskan perencanaan, tujuan yang akan dicapai secara umum
11. Menjelaskan intervensi keperawatan serta evaluasi

C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
Merupakan sumber tambahan informasi dan pengetahuan tentang permasalahan oksigenasi pada
masa usia lanjut sebagai acuan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada saat praktik
lapangan.
2. Bagi institusi dan civitas akademika
Mengukur pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam menyusun suatu makalah dengan
mengambil dari berbagai sumber literature serta dijadikan sebagai sumber bacaan tambahan di
perpustakaan
D. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian oksigenasi?
2. Apa tujuan pemberian oksigenasi?
3. Apa saja anatomi sistem pernafasan?
4. Apa fisiologi sistem pernafasan ?
5. Apa saja factor factor yang mempengaruhi pernafasan?

E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode deskriptif dengan
menggunakan studi melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tehnik pengumpulan data yaitu
dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu mempelajari Dokumentasi Keperawatan serta
sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan judul makalah dan masalah yang dibahas

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini yaitu Kata Pengantar, Daftar Isi, Bab I Pendahuluan
yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, dan
Sistematika Penulisan. Bab II Pembahasan. Bab III Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan
Saran. Daftar Pustaka.

BAB II
PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI


1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN


A. Saluran Nafas Atas

1. Hidung
Terdiri atas bagian eksternal dan internal
Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan
dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular
yang disebut mukosa hidung
Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus
menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan
udara yang dihirup ke dalam paru-paru
Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak
dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
2. Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung
dan rongga mulut ke laring
Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring
(laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
3. Laring
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea
Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring
- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk
jakun (Adams apple)
- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah
kartilago tiroid)
- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara
melekat pada lumen laring)
Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batu
4. Trakea
Disebut juga batang tenggorok
Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

B. Saluran Nafas Bawah


1. Bronkus
Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi
menjadi 9 bronkus segmental
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

2. Bronkiolus
Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut
tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas

3. Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai
kelenjar lendir dan silia)

4. Bronkiolus respiratori
Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan
jalan udara pertukaran gas
5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar
Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar
Dan kemudian menjadi alveoli

6. Alveoli
Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2
Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
Terdiri atas 3 tipe :
- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu
fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai
mekanisme pertahanan

PARU
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
Terletak dalam rongga dada atau toraks
Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa
pembuluh darah besar
Setiap paru mempunyai apeks dan basis
Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen
bronkusnya

PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
Terbagi mejadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk
memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah
pemisahan toraks dengan paru-paru
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap
paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN


Bernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya
dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).
Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau
sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara
udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume
paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat

2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-
paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke
darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan
dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut
membran respirasi.
Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi
sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan
darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler darah
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan
sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan
berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai
oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan
menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada
bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang
dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk
oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin
rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya
individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga
kedalaman pernapasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan
mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya
meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung,
demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang
berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status Kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler
kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-
penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah.
Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena
hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi
pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik,
perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.
6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan
Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan
yaitu :
a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru
b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan
napas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi
sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh
darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari
proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat
sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi
didalam darah.
Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa
yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat
sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama
3 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat
cemas, lelah dan pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit
perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat
napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat.
Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti
pada penderita asma.
8. Obstruksi jalan napas
Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di
sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau
trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh
kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.
Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran
napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan
intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi
sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


Secara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis,
jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan
klien tentang masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat
mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
Bunyi napas yang abnormal
Batuk produktif atau non produktif
Cianosis
Dispnea
Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasan
Kemungkinan faktor penyebab :
Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi
Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada
Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan
Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran
Immobilisasi
Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi
2. Pola napas tidak efektif
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
Dispnea
Peningkatan kecepatan pernapasan
Napas dangkal atau lambat
Retraksi dada
Pembesaran jari (clubbing finger)
Pernapasan melalui mulut
Penambahan diameter antero-posterior
Cianosis, flail chest, ortopnea
Vomitus
Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :
Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri
Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi
Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru
CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli
Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial
atau oedema
Penimbunan CO2 akibat penyakit paru

3. Gangguan pertukaran gas


Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.

4. Penurunan kardiak output


Tanda-tandanya :
Kardiak aritmia
Tekanan darah bervariasi
Takikhardia atau bradikhardia
Cianosis atau pucat
Kelemahan, vatigue
Distensi vena jugularis
Output urine berkurang
Oedema
Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)
Kemungkinan penyebab :
Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung
Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan
jantung
Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah
PENGKAJIAN
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar
c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan
d. Diaforesis
e. Distensi vera leher
f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku
g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit
h. Perubahan tingkat kesadaran
i. Hipokria
j. Hipotensi
k. Pulsus paradoksus > 10 mm
l. Dehidrasi
m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

7. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL


Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan produksi sekret, sekresi tertahan,
tebal, sekresi kental : penurunan energi/kelemahan
Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral
Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber informasi

8. INTERVENSI KEPERAWATAN
DP : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
KH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/jelas
- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas
mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret
Intervensi
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi, krekels, ronki
Kaji/pantau frekuensi pernafasan
Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres pernafasan, penggunaan otot bantu
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran
tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan minimum
Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir
Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah
Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung dan memberikan air hangat,
anjurkan masukkan cairan sebagai ganti makanan
Berikan obat sesuai indikasi
Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

DP : Kerusakan pertukaran gas


Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat
KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat dalam rentang normal dan bebas
gejala distres pernafasan
-Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat kemampuan /situasi
Intervensi
Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan
bicara/berbincang
Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas, dorong
nafas dalam perlahan / nafas bibir sesuai kebutuhan / toleransi individu.
Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.
Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan / bunyi tambahan.
Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.
Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.
Awasi tanda vital dan irama jantung.
Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.
Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

C. DP : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh


Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kh : - Menunjukan peningkatan BB
- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk meningkatkan dan / mempertahanka berat yang
tepat.
Intervensi :
Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB.
Avskultasi bunyi usus.
Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan makan porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
Hindari maknan yang sangat panas / dingin.
Timbang BB sesuai induikasi.
Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.
D. DP : Kurang pengetahuan
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubung dengan
faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program pengobatan.
Intervensi:
Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak diinginkan
Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval semprotan, cara membersihkan.
Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi
Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien atau orang terdekat
Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai