Pengertian pertumbuhan adalah sintesis protoplasma, biasanya diikuti oleh perubahan bentuk dan
penambahan massa yang dapat lebih besar dari penambahan plasma itu. Selain perubahan bentuk,
pertumbuhan pada tumbuhan juga menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas fisiologis, susunan
biokimianya serta struktur dalamnya. Proses ini dinamakan diferensiasi.
Diferensiasi itu terjadi sebagai akibat perbedaan dalam pertambahan plasmanya, jenis organelnya, arah
pembentangannya, pembentukan dinding selnya, kematian protoplasmanya dan seterusnya. Keseluruhan
proses ini menyebabkan terjadinya perkembangan Pada tumbuhan tingkat tinggi, pertumbuhan
merupakan gabungan antara pembentangan dan perbanyakan sel. Tempat berlangsungnya
pertumbuhan hanya di meristem. Sel dewasa yang tumbuh kembali dinamakan meristem
sekunder.
Perbedaan ukuran diantara organ- organ yang struktur anatominya sama dapat terjadi sebagai
akibat perbedaan jumlah sel atau ukuran masing-masing sel penyusunnya. Untuk tumbuh
diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain tumbuhan harus berada dalam fase potensial tumbuh
( tidak dorman), tersedia atau mampu membentuk sendiri hormon tumbuh, serta lingkungan yang
sesuai yaitu ada air, oksigen (zat hara) dan temperatur tepat. Semua faktor tersebut tadi, selain
menjadi syarat terjadinya pertumbuhan juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah suatu koordinasi yang baik dari banyak
peristiwa pada tahap yang berbeda, yaitu dari tahap biofisika dan biokimia ke tahap organisme
dan menghasilkan suatu organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya sangat kompleks dan
banyak cara yang berbeda untuk dapat memahaminya. Pemahaman kita terhadap perkembangan
tumbuh dengan cepat, tetapi banyak aspek masih merupakan hal yang diperdebatkan atau belum
diketahui. Untuk hal-hal seperti itu masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang
belum terjawab.
Kita dapat pisahkan konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pertumbuhan
menunjukkan suatu pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang
menyangkut perubahan kualitas seperti halnya mencapai ukuran penuh, atau kedewasaan, yang
tidak relevan dengan pengertian proses pertambahan. Meskipun demikian konsep sederhana
mengenai pertambahan ukuran, mengalami kesukaran karena banyak kemungkinan cara untuk
mengukurannya.
Pertumbuhan tumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas; tetapi
dapat pula diukur berdasarkan pertambahan volume, masa atau berat ( segar atau kering ). Setiap
parameter ini menggambarkan sesuatu yang berbeda dan jarang adanya hubungan sederhana
antara mereka dalam organisme yang sedang tumbuh. Hal ini disebabkan pertumbuhan sering
terjadi dalam arah dan kadar cepat yang berbeda yang satu sama lain tidak ada keterkaitan,
sehingga perbandingan linier antara luas dan volume tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.
Dalam beberapa hal banyak yang belum berhasil, karena yang dijelaskan dengan teliti oleh
mereka hanya untuk pertumbuhan dalam periode yang singkat dan biasanya tidak terjadi
perubahan perkembangan yang besar. Model yang demikian kurang memberikan tambahan ilmu
kepada kita tentang sebab-sebab perkembangan. Akhir-akhir ini sejumlah model matematika
untuk pertumbuhan tanaman budidaya, telah banyak diuraikan. Dengan melibatkan parameter
lingkungan seperti cahaya, suhu, air dan lain-lain, suatu model pertumbuhan yang sederhana
dari suatu bagian tumbuhan seperti akar, daun dan batang telah dilakukan.
Pola pertumbuhan tumbuhan secara umum dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu:
(1) pase logaritmik atau fase eksponensial, (2) fase linier, dan (3) fase penurunan kadar cepat
pertumbuhan yang disebut penuaan. Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama , yang
kemudian berjalan konstan selama fase linier, dan menurun menuju nol selama proses penuaan.
Kurva di atas merupakan kurva ideal. Banyak tumbuhan menampilkan kurva pertumbuhan yang
sama sekali berbeda. Satu atau fase-fase yang lain dapat tertekan atau bahkan hilang, dan kadar
cepat pertumbuhannya dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu. Variasi- variasi yang demikian
biasanya disebabkan oleh peristiwa-peristiwa perkembangan dan sangat sukar digambarkan
dalam peristilahan matematika.
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Ada dua aspek yang dapat dikaji dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan yaitu (1) aspek morfologi dan anatomi, (2) aspek fisiologi dan biokimia. Pada aspek
morfologi dan anatomi kita dapat mengkaji perubahan-perubahan struktur yang terjadi, yang
terlihat selama proses perkembangan tumbuhan. Kita akan sangat sukar memahami
perkembangan tanpa mempelajari proses fisiologi dan biokimia.
Proses fisiologi dan biokimia ini sangat menentukan perubahan morfologi suatu organisme
sehingga aspek fisiologi dan biokimia merupakan subjek utama dalam mempelajari bidang ilmu
yang sekarang lebih dikenal dengan istilah morfogenesis. Morfogenesis ini mempelajari
perubahan-perubahan bentuk dan struktur yang proses pengontrolannya melibatkan perubahan
fisika dan kimia sehingga morfogenesis lebih tepat disebut sebagai fisiologi dan biokimia
perkembangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan tumbuhan adalah
sebagai berikut:
a. Faktor internal : yaitu faktor yang melibatkan hormon, yang akan mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
b. Faktor Lingkungan : Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubunganaya dengan
proses perkembangan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah panjang pendeknya hari, suhu,
nutrisi, dan lain-lain.
Perkembangan merupakan hasil gabungan interaksi antara potensi genetik dengan lingkungan.
Genetik merupakan sumber informasi yang dimiliki oleh sel dari suatu organisme, yang
mengontrol aktivitas fisiologi dan biokimia di dalam sel sejalan dengan arah perkembangaunya.
Tetapi potensi genetik ini hanya akan berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan yang cocok
yang memberikan fasilitas kepada organism dalam melaksanakan aktivitasnya. Jadi karakteristik
yang ditampilkan oleh tumbuhan, ditentukan baik oleh genetik maupun lingkungan secara
bersama-sama.
Sebagai contoh misalnya hilangnya klorofil dari tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor genetik
maupun lingkungan. Walaupun secara genetik tumbuhan mampu mensintesis klorofil, tetapi
apabila lingkungannya tidak menunjang, misalnya tidak terdapat cahaya atau tidak menyediakan
mineral yang diperlukan untuk pembentukan klorofil, maka klorofil tidak akan terbentuk.
Sebaliknya meskipun lingkungan telah menyediakan segala kebutuhan untuk sintesis klorofil,
tetapi secara genetik tumbuhan tersebut tidak mampu membentuk klorofil (missal jamur), maka
klorofil tersebut tidak akan terbentuk. Genetik mengontrol pembentukan enzim-enzim yang
diperlukan dalam sintesis klorofil.
Tidak semua sel pada tumbuhan tersebut, mampu melaksanakan pembesaran dan pembelahan.
Kegiatan pembesaran dan pembelahan sel dilaksanakan pada daerah tertentu yang terbatas yaitu
pada daerah yang disebut daerah embrionik misalnya meristem. Meristem pada tumbuhan akan
kita jumpai pada daerah pucuk, ujung akar, kambium dan daerah-daerah dekat buku pada
tanaman monokotil. Beberapa struktur tubuh tumbuhan, kemampuan pertumbuhannya terbatas
yang disebut pertumbuhan "determinate", sedang bagian tumbuhan yang memiliki kemampuan
pertumbuhan yang terus menerus disebut pertumbuhan "indeterminate".
Struktur determinate adalah struktur pada tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sampai
ukuran tertentu, kemudian berhenti dan selanjutnya menjadi tua dan akhirnya mati ( daun, bunga,
buah, ruas). Struktur indeterminate merupakan struktur pada tumbuhan yang dapat melakukan
pertumbuhan secara terus menerus selama hidupnya misalnya pucuk balang, ujung akar dan
kambium.
Dari percobaan tersebut ditunjukkan bahwa informasi untuk semua peristiwa perkembangan
dalam kehidupan tumbuhan, ada dalam setiap sel hidup dan betapa pentingnya mekanisme
genetik untuk menanggulangi atau memilih informasi yang tepat pada waktunya. Setiap sel
hidup yang berada dalam tumbuhan akan memperoleh kelengkapan genetik yang diturunkan oleh
induknya dan merupakan sumber informasi uatuk melaksanakan kegiatan, pertumbuhan dan
perkembangan. Sumber informasi ini berada di dalam intisel (nukleus) dan sitoplasma kloroplas
dan mitokondria. Setiap sel hidup pada tumbuhan menerima kelengkapan informasi genetik yang
asli, yang diterimanya pada waktu proses pembelahan sel terjadi. Informasi genetik yang tepat
perlu diterima oleh setiap sel pada saat pembelahan sel terjadi, sehingga setiap organ pada
tumbuhan dapat berkembang pada jalurnya yang tepat.
Dalam perjalanan proses perkembangan menuju terbentuknya suatu individu tumbuhan yang
utuh dan lengkap, setiap informasi yang tidak relevan atau tidak penting dengan arah
perkembangannya, akan ditahan atau disimpan atau dengan kata lain tidak akan digunakan. Di
dalam pemanfaatan informasi ini dalam kaitannya dengan proses perkembangan, akan
menyangkut proses pengaktifan gen yang selanjutnya akan melakukan transkripsi mRNA. Pada
mRNA yang diturunkan dari DNA pada gen ini, telah terpolakan susunan asam amino yang akan
membentuk protein enzim tertentu, yang selanjutnya akan digunakan dalam dalam kegiatan
metabolisme dalam sel yang sesuai dengan arah perkembangannya. Proses pengaktifan gen-gen
di dalam sel tersebut harus berjalan dalam urutan yang tepat artinya setiap tahap pengaktifan
akan merupakan prasyarat untuk pengaktifan berikutnya.
Secara umum, bagaimana mekanisme proses pengaktifan tersebut dilaksanakan, telah diusulkan
oleh ilmuwan Francis F. Jakob dan J. Monod. Jacob dan Monod menggambarkan mekanisme
pengontrolan sintesis protein diatur oleh gen pengatur (regulator gene), gen operator (operator
gene) dan gen struktur (structural gene). Kombinasi gen operator dengan gen struktur disebut
operon. Mekanisme kerja operon ini dikatakan bahwa gen struktur yang memprogram mRNA
untuk enzim yang spesifik, berada dalam kelompok atau sendirian, masing-masing berkombinasi
dengan gen operator yang berfungsi mengatur gen struktur menjadi aktif atau dalam keadaan
terbuka, dan menjadi tidak aktif atau dalam keadaan tertutup.
Gen pengatur yang letaknya terpisah (bukan bagian dari operon) membentuk suatu molekul
pengatur (suatu protein) yang disebut represor, yang menjaga gen operator dalam keadaan
tertutup, sehingga operon berada dalam tidak aktif. Hadirnya atau penambahan suatu molekul
yang disebut induser yang bergabung dengan atau menonaktifkan repressor memberi kesempatan
kepada gen operator untuk berada dalam keadaan terbuka, sehingga operon diaktifkan. Beberapa
molekul lain yang disebut koreseptor dapat bertindak menutup gen dengan mengaktifkan
represor kembali, sehingga operon menjadi tertutup dan menjadi tidak aktif. Molekul-molekul
induser dan korepresor dapat merupakan metabolit sederhana yang terlibat dalam urutan reaksi
atau metabolik.
Tidaklah sukar untuk membayangkan bahwa beberapa aktivitas metabolik sel berkaitan dengan
pertumbuhan tumbuhan (misalnya sintesis dinding sel), menghasilkan molekul disamping
sebagai senyawa antara dalam sintesis dinding sel, dapat pula bertindak sebagai induser operon
yang berperan memprogram pembentukan mRNA yang akan mensintesis enzim sitoplasmik.
Senyawa-senyawa ini lebih lanjut dapat menghasilkan senyawa antara yang akan merangsang
sintesis komponen-komponen struktural dan Iain-lain. Pada beberapa tahap, beberapa senyawa
antara atau produk aktivitas metabolik, dapat pula bertindak sebagai korepresor operon
sebelumnya, sesuai dengan urutannya. Proses pengaktifan satu atau kelompok operon yang
spesifik akan selalu mengarah pada satu pola perkembangan.
Arab perkembangan pada satu tingkat perkembangan tumbuhan, dapat berbeda pada tingkat
yang lain, meskipun kedua-duanya dikontrol oleh operon yang sama. Salah satu hal yang juga
penting dalam perkembangan pada tingkat genetik pada tumbuhan ini, ialah adanya
informasi yang permanen atau tetap. Sebagai contoh untuk hal ini adalah plagiotropisme, yaitu
pertumbuhan cabang-cabang yang membentuk sudut tertentu pada pohon (misal pada pinus dan
ketapang). Pada beberapa pohon, plagiotropisme ini dapat bersifat sementara, yaitu akan hilang
jika tunas pucuknya dipotong, tetapi pada beberapa pohon lain dapat bersifat permanen.
Mekanisme kepermanenan ini belum dipahami, tetapi pengontrolan ini benar-benar penting.
Pendapat bahwa hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan dengan pengaruh aktivitas enzim
melalui jalur biokimia yang spesifik, telah banyak menarik para ahli fisiologi dan biokimia.
Seorang ahli fisiologi Amerika telah menunjukkan bahwa IAA bekerja secara langsung
mengaktifkan enzim pembentuk sitrat (citrate condising enzyme) pada daur Krebs. Karena hal ini
dianggap sebagai enzim kunci dalam metabolisme energi hal tersebut dapat merupakan
mekanisme pengontrolan perkembangan tumbuhan yang penting.
Salah satu mekanisme yang autentik adalah perangsangan sintesis - amilase dalam
perkecambahan biji serealia oleh giberelin, yang pertama kali ditunjukkan oleh H.Yomo di
Jepang dan L.P.Paleg di Australia. Ahli fisiologi Amerika J.E.Varner menunjukkan bahwa
giberelin dapat membebaskan operon yang sebelumnya tertutup menjadi aktif kembali, dan
enzim -amilase disintesis, yaitu enzim yang terlibat dalam hidrolisis persediaan pati selama
perkecambahan biji. Dengan demikian pemahaman kerja hormon dengan hanya melihat dari
aktivitas tingkat genetik dan biokimia saja tidaklah cukup.
Pembelahan Sel
Pembelahan sel tumbuhan rupanya berada di bawah pengontrolan hormon. Tanpa adanya
kinetin, auksin hanya menyebabkan pembesaran sel dalam kultur jaringan. Apabila ada kinetin
maka pembelahan sel akan terjadi. Tetapi meskipun ada kinetin, kalau auksinnya berlebihan
dapat menekan pembelahan sel dan pertumbuhan. Hormon yang seimbang sangat penting dalam
pengaturan pertumbuhan oleh pembesaran dan pembelahan sel. Ion kalsium dapat
menghambat pembesaran sel yang dirangsang auksin, terutama karena berkombinasi dengan
pektat dalam dinding, sehingga menjadi kurang plastis. Pemberian kalsium pada medium yang
selnya sedang membesar pada kultur jaringan, akan menyebabkan pengubahan menjadi
pembelahan sel. Kalsium telah memodifikasi respon sel terhadap hormon.
Perbesaran Sel
Perbesaran sel berada di bawah pengontrolan hormon. Perbesaran sel memerlukan penambahan
isi sel, dan awalnya diduga IAA mengaktifkan pemompaan air metabolik yang akan mendorong
sel untuk mengembang dengan tekanan dari dalam yang diakibatkan oleh pemasukan air. Tetapi
sekarang diketahui bahwa IAA bekerja dengan cara melemaskan struktur dinding sel sehingga
menjadi plastis (irreversible atau tidak elastis) dan pertumbuhan tumbuhan pun dapat terjadi.
Perbesaran sel merupakan proses dasar, sehingga tumbuhan dan jaringan yang pembelahan
selnya dihambat, masih dapat terus tumbuh dengan cara perbesaran sel.
Polarisasi sel
Polarisasi dalam organisme dihasilkan dari adanya ketidaksamaan dan terutama jelas pada
tingkat subseluler. Banyak rangsangan yang berbeda dapat menimbulkan polarisasi terhadap
sel. Sel telur dalam ovarium sangat terpolarisasi karena posisinya dalam struktur yang
terpolarisasi. Pada zigot Fucus, polarisasi ditentukan oleh rangsangan lingkungan yang meliputi
respon terhadap sentuhan, pH, cahaya, suhu, kandungan oksigen, auksin dan hadirnya zigot lain.
Zigot tidak perlu memberikan reaksi yang sama terhadap semua rangsangan ini, tetapi semua
rangsangan ini mampu menimbulkan polarisasi. Kultur sel tumbuhan tinggi yang sedang
tumbuh, tidak terdiferensiasi dengan mudah apabila disimpan dalam kultur cair, karena mereka
tidak terpolarisasi.Tetapi apabila sel-sel bebas tersebut kemudian ditempatkan pada permukaan
nutrisi agar yang cocok, mereka secara individual akan terpolarisasi dan diferensiasipun dimulai.
Banyak atau hampir semua sel dalam jaringan yang sudah terorganisasi, akan terpolarisasi
berkenaan dengan posisinya dalam organisme.
Pendewasaan sel
Banyak kejadian yang terjadi dalam tumbuhan diduga dipengaruhi oleh hormon atau faktor-
faktor lainnya. Beberapa indikasi tentang bagaimana hal tersebut dapat terjadi, dikemukakan
oleh ahli fisiologiAmerika R.H. Wetmore bersama kawan-kawannya. Apabila sepotong kalus
ditempatkan pada nutrisi agar yang mengandung sukrosa dan setetes larutan IAA yang
diletakkan pada permukaan kalus, maka diferensiasi elemen jaringan pembuluh akan terjadi pada
kalus. Lokasi jaringan-jaringan yang berbeda dipengaruhi oleh konsentrasi IAA dalam larutan,
tetapi sifat diferensiasi dikontrol oleh konsentrasi gula dalam agar. Gula yang rendah akan
menyebabkan produksi xilem, sedangkan kadar gula yang tinggi akan merangsang pembentukan
floem, dan kadar yang menengah akan merangsang kedua-duanya dengan lapisan kambium
diantaranya.
Zat-zat pengatur tumbuh lainnya tidak melakukan angkutan polar seperti auksin. Giberelin
bergerak sangat cepat diseluruh bagian tumbuhan tanpa ada batasan. Sitokimim bergerak relatif
lebih lambat dan diangkut dari akar ke bagian pucuk tumbuhan. Semua pergerakan hormon-
hormon ini memerlukan energi metabolik yang dihasilkan dari respirasi.
Proses imbibisi tersebut akan menginduksi aktivitas enzim (biokatalisator) yang berperan dalam
metabolisme) sehingga awal perkecambahan mulai berjalan. Apabila daun sudah terbentuk,
maka tumbuhan sudah mampu melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis akan
menghasilkan energi. Energi digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio
atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun
lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar lembaga
menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh menembus kulit biji dan
keluar melalui liang tersebut. Pada tumbuhan rumput-rumputan (Gramineae), akar lembaga
dalam biji diselubungi oleh sarung akar lembaga (koleoriza).
Daun Lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga
mempunyai tiga fungsi antara lain : (1) sebagai tempat penimbun makanan, yang kelihatan tebal
dengan bentuk umumnya cembung di satu sisi dan rata pada sisi lainnya, (2) sebagai alat untuk
melakukan fotosintesis, dan (3) sebagai alat pengisap makanan untuk embrio (lembaga), yang
berupa lapisan tipis berbentuk perisai yang dinamakan skutelum.
Batang lembaga atau kaulikulus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah ruas
batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun. Hipokotil adalah ruas
batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar.Kaulikulus beserta calon-calon
daun merupakan bagian lembaga yang disebut sebagai pucuk lembaga (plumula). Pucuk lembaga
mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (koleoptilum).
Berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.
Transpirasi paling banyak terjadi melalui stomata. Karena itu transpirasi akan sangat ditentukan
oleh membuka dan menutupnya stomata. Membuka-menutupnya stomata ditentukan oleh
turgor pada sel penutup. Stomata akan membuka apabila turgor sel penutup tinggi dan akan
menutup apabila turgor sel rendah.
Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding sel penutup yang berhadapan pada celah
stomata akan tertarik ke belakang, sehingga celah menjadi terbuka. Naiknya turgor sel penutup
ini disebabkan oleh adanya air yang masuk dari sel tetangga. Akibatnya sel tetangga mengalami
kekurangan air dan selnya sedikit mengkerut dan akan menarik sel penutup ke belakang.
Sebaliknya pada waktu turgor sel penutup turun yang disebabkan oleh kembalinya air dari sel
penutup ke sel tetangga sel tetangga akan kembali mengembang, mendorong sel penutup ke
depan sehingga akhirnya stomata menutup. Hal ini dapat terjadi karena dinding sel penutup yang
berhadapan di bagian celah (stomata), memiliki dinding sel yang elastis sehingga mudah
berubah.
Gerak membuka menutupnya stomata akibat perubahan turgornya, yang diakibatkan perubahan
potensial airnya. Perubahan potensial air ini diduga dapat disebabkan oleh faktor - faktor berikut
ini.
a. Bertambahnya gula dalam sel penutup sebagai hasil fotosintesis, hanya produksi gula ini tidak
cukup besar untuk menghasilkan efek tersebut.
b. Perubahan amilum menjadi gula. Ini merupakan teori klasik" yang menganggap bahwa dalam
gelap CO2, yang mengumpul dalam sel penutup menyebabkan pHnya turun (rendah), atau
suasana menjadi asam yang membuat ensim fosforilase dalam sel penutup akan mengubah gula
menjadi amilum, turgor turun. Bila terkena cahaya, CO2 akan berkurang karena dipakai
fotosintesis, pHnya naik, suasana basa, membuat ensim fostorilase aktif mengubah amilum
menjadi gula, turgor naik.
Perkembangan Akar
Pada sebagian besar spesies tumbuhan, perkecambahan biji dimulai dengan munculnya radikula
(akar embrionik ), dan bukan epikotil (tajuk), dari kulit biji. Pada beberapa spesies (misalnya,
pinus) sitokinesis terjadi pada radikla, sebelum proses perkecambahan selesai.
Pada spesies lainnya (jagung, jelai,kacang babi,selada) kalaupun ada, terjadi sedikit mitosis
sebelum radikula muncul; pemanjangan yang terjadi disebabkan oleh masih pembesaran sel yang
terbentuk ketika embrio masih berkembang pada tumbuhan induknya. Pertumbuhan selanjutnya
akar primer kecambah dan akar cabangnya membutuhkan aktivitas meristem apikal.
Sel tertua pada tudung akar terletak pada bagian distal. Pada bagian proksimal terdapat sel muda
yang baru terbentuk dari meristem apikal. Tudung akar melindungi meristem ketika akar
menerobos tanah dan merupakan daerah yang peka terhadap gravitasi pada akar. Tudung akar ini
mampu mengeluarkan lender yang kaya akan polisakarida atau musigel di permukaan luarnya,
yang mampu melumasi akar saat menyelinap di antara pertikel tanah.
Tepat di dekat tudung akar terdapat daerah kecil yang khas, yang disebut pusat pasif, yaitu
tempat diaman pembelahan sel jarang terjadi. Jika tudung akar rusak maka pusat pasif ini akan
berubah menjadi aktif dan membentuk kembali meristem akar dan tudung akar.
1). Air dan mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk akar. Diferensiasi salah satu unsur
hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2). Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
3). Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.