Anda di halaman 1dari 16

Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan

Pengertian pertumbuhan adalah sintesis protoplasma, biasanya diikuti oleh perubahan bentuk dan
penambahan massa yang dapat lebih besar dari penambahan plasma itu. Selain perubahan bentuk,
pertumbuhan pada tumbuhan juga menyebabkan terjadinya perubahan aktivitas fisiologis, susunan
biokimianya serta struktur dalamnya. Proses ini dinamakan diferensiasi.

Diferensiasi itu terjadi sebagai akibat perbedaan dalam pertambahan plasmanya, jenis organelnya, arah
pembentangannya, pembentukan dinding selnya, kematian protoplasmanya dan seterusnya. Keseluruhan
proses ini menyebabkan terjadinya perkembangan Pada tumbuhan tingkat tinggi, pertumbuhan
merupakan gabungan antara pembentangan dan perbanyakan sel. Tempat berlangsungnya
pertumbuhan hanya di meristem. Sel dewasa yang tumbuh kembali dinamakan meristem
sekunder.

Perbedaan ukuran diantara organ- organ yang struktur anatominya sama dapat terjadi sebagai
akibat perbedaan jumlah sel atau ukuran masing-masing sel penyusunnya. Untuk tumbuh
diperlukan sejumlah persyaratan, antara lain tumbuhan harus berada dalam fase potensial tumbuh
( tidak dorman), tersedia atau mampu membentuk sendiri hormon tumbuh, serta lingkungan yang
sesuai yaitu ada air, oksigen (zat hara) dan temperatur tepat. Semua faktor tersebut tadi, selain
menjadi syarat terjadinya pertumbuhan juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan.

Parameter/Indikator Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah suatu koordinasi yang baik dari banyak
peristiwa pada tahap yang berbeda, yaitu dari tahap biofisika dan biokimia ke tahap organisme
dan menghasilkan suatu organisme yang utuh dan lengkap. Prosesnya sangat kompleks dan
banyak cara yang berbeda untuk dapat memahaminya. Pemahaman kita terhadap perkembangan
tumbuh dengan cepat, tetapi banyak aspek masih merupakan hal yang diperdebatkan atau belum
diketahui. Untuk hal-hal seperti itu masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang sampai sekarang
belum terjawab.

Kita dapat pisahkan konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Pertumbuhan
menunjukkan suatu pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang
menyangkut perubahan kualitas seperti halnya mencapai ukuran penuh, atau kedewasaan, yang
tidak relevan dengan pengertian proses pertambahan. Meskipun demikian konsep sederhana
mengenai pertambahan ukuran, mengalami kesukaran karena banyak kemungkinan cara untuk
mengukurannya.

Pertumbuhan tumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar atau luas; tetapi
dapat pula diukur berdasarkan pertambahan volume, masa atau berat ( segar atau kering ). Setiap
parameter ini menggambarkan sesuatu yang berbeda dan jarang adanya hubungan sederhana
antara mereka dalam organisme yang sedang tumbuh. Hal ini disebabkan pertumbuhan sering
terjadi dalam arah dan kadar cepat yang berbeda yang satu sama lain tidak ada keterkaitan,
sehingga perbandingan linier antara luas dan volume tidak terjadi pada waktu yang bersamaan.

Masalah-rnasalah tersebut di atas sering merupakan kesukaran dalam mendefinisikan


pertumbuhan tumbuhan dan ukuran, yang selanjutnya ditekankan pada kenyataan bahwa pada
suatu pertumbuhan tertentu, suatu parameter boleh bertambah, sementara yang lain berkurang.
Sebagai contoh, selama perkecambahan biji pada awalnya terjadi penyerapan air dan dapat
diikuti dengan pertumbuhan yang nyata, selanjutnya terjadi pertambahan volume dan berat
basah, tetapi tidak demikian dengan berat keringnya. Bersamaan dengan itu kecambah
bertambah mencolok dalam panjang, tetapi terjadi pengurangan dalam berat keringnya.
Pertambahan ukuran dapat terjadi sebagai akibat adanya penyerapan air yang sifatnya dapat
permanen atau sementara.

Perkembangan tumbuhan dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan teratur dan


berkembang, seringkali menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur atau lebih
kompleks atau dapat pula dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada organisme yang terjadi
selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan dapat terjadi
tanpa pertumbuhan dan demikian pula halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa perkembangan,
tetapi kedua proses ini sering bergabung dalam satu proses.

Perkembangan mewujudkan perubahan dan perubahan-perubahan tersebut dapat berjalan secara


bertahap atau berjalan sangat cepat. Pada perkembangan tidak hanya perubahan kuantitatif, tetapi
juga menyangkut perubahan kualitatif di antara sel, jaringan dan organ yang disebut diferensiasi.
Peristiwa perkembangan yang penting seperti perkecambahan, perbungaan atau penuaan
(senescence) menghasilkan perubahan yang mendadak di dalam kehidupan atau pola
pertumbuhan. Proses-proses perkembangan lainnya berlangsung terus secara lambat atau
bertahap salama separuh atau selama hidup tumbuhan.
Pola Pertumbuhan Pada Tumbuhan
Telah lama dipertimbangkan bahwa apabila pertumbuhan suatu organ atau organisme dapat
secara pasti diterangkan dengan rumus atau model matematika, maka kita akan memperoleh
kejelasan tentang pola pertumbuhan. Sebagaimana kita ketahui bahwa proses pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan sangat kompleks, sehingga formulasi yang memuaskan
barangkali masih jauh untuk kita peroleh. Sejumlah usaha telah dilakukan untuk menjelaskan
pertumbuhan secara matematika.

Dalam beberapa hal banyak yang belum berhasil, karena yang dijelaskan dengan teliti oleh
mereka hanya untuk pertumbuhan dalam periode yang singkat dan biasanya tidak terjadi
perubahan perkembangan yang besar. Model yang demikian kurang memberikan tambahan ilmu
kepada kita tentang sebab-sebab perkembangan. Akhir-akhir ini sejumlah model matematika
untuk pertumbuhan tanaman budidaya, telah banyak diuraikan. Dengan melibatkan parameter
lingkungan seperti cahaya, suhu, air dan lain-lain, suatu model pertumbuhan yang sederhana
dari suatu bagian tumbuhan seperti akar, daun dan batang telah dilakukan.

Pola pertumbuhan tumbuhan secara umum dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan, yaitu:
(1) pase logaritmik atau fase eksponensial, (2) fase linier, dan (3) fase penurunan kadar cepat
pertumbuhan yang disebut penuaan. Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama , yang
kemudian berjalan konstan selama fase linier, dan menurun menuju nol selama proses penuaan.
Kurva di atas merupakan kurva ideal. Banyak tumbuhan menampilkan kurva pertumbuhan yang
sama sekali berbeda. Satu atau fase-fase yang lain dapat tertekan atau bahkan hilang, dan kadar
cepat pertumbuhannya dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu. Variasi- variasi yang demikian
biasanya disebabkan oleh peristiwa-peristiwa perkembangan dan sangat sukar digambarkan
dalam peristilahan matematika.
Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan
Ada dua aspek yang dapat dikaji dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan yaitu (1) aspek morfologi dan anatomi, (2) aspek fisiologi dan biokimia. Pada aspek
morfologi dan anatomi kita dapat mengkaji perubahan-perubahan struktur yang terjadi, yang
terlihat selama proses perkembangan tumbuhan. Kita akan sangat sukar memahami
perkembangan tanpa mempelajari proses fisiologi dan biokimia.

Proses fisiologi dan biokimia ini sangat menentukan perubahan morfologi suatu organisme
sehingga aspek fisiologi dan biokimia merupakan subjek utama dalam mempelajari bidang ilmu
yang sekarang lebih dikenal dengan istilah morfogenesis. Morfogenesis ini mempelajari
perubahan-perubahan bentuk dan struktur yang proses pengontrolannya melibatkan perubahan
fisika dan kimia sehingga morfogenesis lebih tepat disebut sebagai fisiologi dan biokimia
perkembangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan tumbuhan adalah
sebagai berikut:

a. Faktor internal : yaitu faktor yang melibatkan hormon, yang akan mengontrol pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
b. Faktor Lingkungan : Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubunganaya dengan
proses perkembangan. Termasuk ke dalam faktor ini adalah panjang pendeknya hari, suhu,
nutrisi, dan lain-lain.

Perkembangan merupakan hasil gabungan interaksi antara potensi genetik dengan lingkungan.
Genetik merupakan sumber informasi yang dimiliki oleh sel dari suatu organisme, yang
mengontrol aktivitas fisiologi dan biokimia di dalam sel sejalan dengan arah perkembangaunya.
Tetapi potensi genetik ini hanya akan berkembang apabila ditunjang oleh lingkungan yang cocok
yang memberikan fasilitas kepada organism dalam melaksanakan aktivitasnya. Jadi karakteristik
yang ditampilkan oleh tumbuhan, ditentukan baik oleh genetik maupun lingkungan secara
bersama-sama.

Sebagai contoh misalnya hilangnya klorofil dari tumbuhan dapat disebabkan oleh faktor genetik
maupun lingkungan. Walaupun secara genetik tumbuhan mampu mensintesis klorofil, tetapi
apabila lingkungannya tidak menunjang, misalnya tidak terdapat cahaya atau tidak menyediakan
mineral yang diperlukan untuk pembentukan klorofil, maka klorofil tidak akan terbentuk.
Sebaliknya meskipun lingkungan telah menyediakan segala kebutuhan untuk sintesis klorofil,
tetapi secara genetik tumbuhan tersebut tidak mampu membentuk klorofil (missal jamur), maka
klorofil tersebut tidak akan terbentuk. Genetik mengontrol pembentukan enzim-enzim yang
diperlukan dalam sintesis klorofil.

Lokasi/Tempat Pertumbuhan Pada Tumbuhan


Pertambahan jumlah materi hidup dapat diartikan sebagai pertumbuhan. Pertumbuhan
tumbuhan ini dapat terjadi baik pada tiagkat sel, jaringan, organ atau organisme secara
keseluruhan. Pada tingkat sel pertambahan materi hidup akan mengakibatkan pertambahan
ukuran sel mencapai ukuran maksimum, yang selanjutnya akan diteruskan dengan pembelahan
sel. Hal ini terjadi misalnya pada bakteri, ganggang satu sel, dan protozoa. Pada organisme yang
multiseluler seperti pada tumbuhan tingkat tinggi keadaannya lebih kompleks.

Tidak semua sel pada tumbuhan tersebut, mampu melaksanakan pembesaran dan pembelahan.
Kegiatan pembesaran dan pembelahan sel dilaksanakan pada daerah tertentu yang terbatas yaitu
pada daerah yang disebut daerah embrionik misalnya meristem. Meristem pada tumbuhan akan
kita jumpai pada daerah pucuk, ujung akar, kambium dan daerah-daerah dekat buku pada
tanaman monokotil. Beberapa struktur tubuh tumbuhan, kemampuan pertumbuhannya terbatas
yang disebut pertumbuhan "determinate", sedang bagian tumbuhan yang memiliki kemampuan
pertumbuhan yang terus menerus disebut pertumbuhan "indeterminate".

Struktur determinate adalah struktur pada tumbuhan yang melakukan pertumbuhan sampai
ukuran tertentu, kemudian berhenti dan selanjutnya menjadi tua dan akhirnya mati ( daun, bunga,
buah, ruas). Struktur indeterminate merupakan struktur pada tumbuhan yang dapat melakukan
pertumbuhan secara terus menerus selama hidupnya misalnya pucuk balang, ujung akar dan
kambium.

Pengontrolan Tingkat Genetik Pada Perkembangan Tumbuhan


Pendapat bahwa semua sel totipoten, yaitu bahwa setiap sel membawa semua informasi genetik
untuk satu tumbuhan lengkap, telah dikemukakan jauh sebelumnya oleh ahli fisiologi Jerman G.
Haberlandt. Percobaan-percobaan kemudian membuktikan pendapatnya, misalnya F.C. Steward
di Cornell Univercity, telah menunjukkan bahwa satu sel floem wortel yang dikultur dengan
baik, dapat tumbuh menjadi tanaman yang baru dan lengkap. Rahasianya adalah harus diberi
nutrien dan zat pengatur tumbuh yang tepat, untuk merangsang pembelahan sel dan
pertumbuhan, dengan rangsangan luar tertentu seperti medium padat yang berfungsi
memberikan dukungan orientasi medan gravitasi, dan memberikan peluang pemantapan
polaritas, sehingga dapat terdiferensiasi.

Dari percobaan tersebut ditunjukkan bahwa informasi untuk semua peristiwa perkembangan
dalam kehidupan tumbuhan, ada dalam setiap sel hidup dan betapa pentingnya mekanisme
genetik untuk menanggulangi atau memilih informasi yang tepat pada waktunya. Setiap sel
hidup yang berada dalam tumbuhan akan memperoleh kelengkapan genetik yang diturunkan oleh
induknya dan merupakan sumber informasi uatuk melaksanakan kegiatan, pertumbuhan dan
perkembangan. Sumber informasi ini berada di dalam intisel (nukleus) dan sitoplasma kloroplas
dan mitokondria. Setiap sel hidup pada tumbuhan menerima kelengkapan informasi genetik yang
asli, yang diterimanya pada waktu proses pembelahan sel terjadi. Informasi genetik yang tepat
perlu diterima oleh setiap sel pada saat pembelahan sel terjadi, sehingga setiap organ pada
tumbuhan dapat berkembang pada jalurnya yang tepat.

Dalam perjalanan proses perkembangan menuju terbentuknya suatu individu tumbuhan yang
utuh dan lengkap, setiap informasi yang tidak relevan atau tidak penting dengan arah
perkembangannya, akan ditahan atau disimpan atau dengan kata lain tidak akan digunakan. Di
dalam pemanfaatan informasi ini dalam kaitannya dengan proses perkembangan, akan
menyangkut proses pengaktifan gen yang selanjutnya akan melakukan transkripsi mRNA. Pada
mRNA yang diturunkan dari DNA pada gen ini, telah terpolakan susunan asam amino yang akan
membentuk protein enzim tertentu, yang selanjutnya akan digunakan dalam dalam kegiatan
metabolisme dalam sel yang sesuai dengan arah perkembangannya. Proses pengaktifan gen-gen
di dalam sel tersebut harus berjalan dalam urutan yang tepat artinya setiap tahap pengaktifan
akan merupakan prasyarat untuk pengaktifan berikutnya.
Secara umum, bagaimana mekanisme proses pengaktifan tersebut dilaksanakan, telah diusulkan
oleh ilmuwan Francis F. Jakob dan J. Monod. Jacob dan Monod menggambarkan mekanisme
pengontrolan sintesis protein diatur oleh gen pengatur (regulator gene), gen operator (operator
gene) dan gen struktur (structural gene). Kombinasi gen operator dengan gen struktur disebut
operon. Mekanisme kerja operon ini dikatakan bahwa gen struktur yang memprogram mRNA
untuk enzim yang spesifik, berada dalam kelompok atau sendirian, masing-masing berkombinasi
dengan gen operator yang berfungsi mengatur gen struktur menjadi aktif atau dalam keadaan
terbuka, dan menjadi tidak aktif atau dalam keadaan tertutup.

Gen pengatur yang letaknya terpisah (bukan bagian dari operon) membentuk suatu molekul
pengatur (suatu protein) yang disebut represor, yang menjaga gen operator dalam keadaan
tertutup, sehingga operon berada dalam tidak aktif. Hadirnya atau penambahan suatu molekul
yang disebut induser yang bergabung dengan atau menonaktifkan repressor memberi kesempatan
kepada gen operator untuk berada dalam keadaan terbuka, sehingga operon diaktifkan. Beberapa
molekul lain yang disebut koreseptor dapat bertindak menutup gen dengan mengaktifkan
represor kembali, sehingga operon menjadi tertutup dan menjadi tidak aktif. Molekul-molekul
induser dan korepresor dapat merupakan metabolit sederhana yang terlibat dalam urutan reaksi
atau metabolik.

Tidaklah sukar untuk membayangkan bahwa beberapa aktivitas metabolik sel berkaitan dengan
pertumbuhan tumbuhan (misalnya sintesis dinding sel), menghasilkan molekul disamping
sebagai senyawa antara dalam sintesis dinding sel, dapat pula bertindak sebagai induser operon
yang berperan memprogram pembentukan mRNA yang akan mensintesis enzim sitoplasmik.
Senyawa-senyawa ini lebih lanjut dapat menghasilkan senyawa antara yang akan merangsang
sintesis komponen-komponen struktural dan Iain-lain. Pada beberapa tahap, beberapa senyawa
antara atau produk aktivitas metabolik, dapat pula bertindak sebagai korepresor operon
sebelumnya, sesuai dengan urutannya. Proses pengaktifan satu atau kelompok operon yang
spesifik akan selalu mengarah pada satu pola perkembangan.

Arab perkembangan pada satu tingkat perkembangan tumbuhan, dapat berbeda pada tingkat
yang lain, meskipun kedua-duanya dikontrol oleh operon yang sama. Salah satu hal yang juga
penting dalam perkembangan pada tingkat genetik pada tumbuhan ini, ialah adanya
informasi yang permanen atau tetap. Sebagai contoh untuk hal ini adalah plagiotropisme, yaitu
pertumbuhan cabang-cabang yang membentuk sudut tertentu pada pohon (misal pada pinus dan
ketapang). Pada beberapa pohon, plagiotropisme ini dapat bersifat sementara, yaitu akan hilang
jika tunas pucuknya dipotong, tetapi pada beberapa pohon lain dapat bersifat permanen.
Mekanisme kepermanenan ini belum dipahami, tetapi pengontrolan ini benar-benar penting.

Pengontrolan Perkembangan Tumbuhan Pada Tingkat Organ Dan Biokimia


Banyak perkembangan tumbuhan diperantarai oleh rangsangan dari dalam yang dikeluarkan
dalam organ. Sel yang diisolasi dari organ tumbuhan yang telah berkembang dan kemudian
dikultur in vitro, biasanya akan membelah dan tumbuh seperti halnya in vivo. Tetapi dalam
kultur, pertumbuhannya biasanya bersifat tomor, menghasilkan masa sel yang tidak berbentuk,
padahal pada jaringan tumbuhannya sendiri akan mengarah pada pembentukan organ daun, akar
atau batang sebagaimana ditentukan oleh posisi sel dalam tumbuhan tersebut. Jenis pengontrolan
seperti ini, merupakan hasil atau akibat pertumbuhan yang terorganisisr dengan baik.

Pendapat bahwa hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan dengan pengaruh aktivitas enzim
melalui jalur biokimia yang spesifik, telah banyak menarik para ahli fisiologi dan biokimia.
Seorang ahli fisiologi Amerika telah menunjukkan bahwa IAA bekerja secara langsung
mengaktifkan enzim pembentuk sitrat (citrate condising enzyme) pada daur Krebs. Karena hal ini
dianggap sebagai enzim kunci dalam metabolisme energi hal tersebut dapat merupakan
mekanisme pengontrolan perkembangan tumbuhan yang penting.

Salah satu mekanisme yang autentik adalah perangsangan sintesis - amilase dalam
perkecambahan biji serealia oleh giberelin, yang pertama kali ditunjukkan oleh H.Yomo di
Jepang dan L.P.Paleg di Australia. Ahli fisiologi Amerika J.E.Varner menunjukkan bahwa
giberelin dapat membebaskan operon yang sebelumnya tertutup menjadi aktif kembali, dan
enzim -amilase disintesis, yaitu enzim yang terlibat dalam hidrolisis persediaan pati selama
perkecambahan biji. Dengan demikian pemahaman kerja hormon dengan hanya melihat dari
aktivitas tingkat genetik dan biokimia saja tidaklah cukup.

Pengontrolan Perkembangan Tumbuhan Pada Tingkat Seluler


Sejumlah mekanisme pengontrolan perkembangan tumbuhan yang membingungkan terjadi
pada tingkat seluler. Meskipun hal ini sepertinya sebagai konsekuensi langsung tingkat
pengontrolan beberapa tingkat biokimia, kebanyakan daripadanya tidak dapat dipahami. Berikut
ini beberapa contoh yang memberikan pandangan tentang berbagai pengaruh yang berkaitan
dengan hal di atas.

Pembelahan Sel
Pembelahan sel tumbuhan rupanya berada di bawah pengontrolan hormon. Tanpa adanya
kinetin, auksin hanya menyebabkan pembesaran sel dalam kultur jaringan. Apabila ada kinetin
maka pembelahan sel akan terjadi. Tetapi meskipun ada kinetin, kalau auksinnya berlebihan
dapat menekan pembelahan sel dan pertumbuhan. Hormon yang seimbang sangat penting dalam
pengaturan pertumbuhan oleh pembesaran dan pembelahan sel. Ion kalsium dapat
menghambat pembesaran sel yang dirangsang auksin, terutama karena berkombinasi dengan
pektat dalam dinding, sehingga menjadi kurang plastis. Pemberian kalsium pada medium yang
selnya sedang membesar pada kultur jaringan, akan menyebabkan pengubahan menjadi
pembelahan sel. Kalsium telah memodifikasi respon sel terhadap hormon.

Perbesaran Sel
Perbesaran sel berada di bawah pengontrolan hormon. Perbesaran sel memerlukan penambahan
isi sel, dan awalnya diduga IAA mengaktifkan pemompaan air metabolik yang akan mendorong
sel untuk mengembang dengan tekanan dari dalam yang diakibatkan oleh pemasukan air. Tetapi
sekarang diketahui bahwa IAA bekerja dengan cara melemaskan struktur dinding sel sehingga
menjadi plastis (irreversible atau tidak elastis) dan pertumbuhan tumbuhan pun dapat terjadi.
Perbesaran sel merupakan proses dasar, sehingga tumbuhan dan jaringan yang pembelahan
selnya dihambat, masih dapat terus tumbuh dengan cara perbesaran sel.

Polarisasi sel
Polarisasi dalam organisme dihasilkan dari adanya ketidaksamaan dan terutama jelas pada
tingkat subseluler. Banyak rangsangan yang berbeda dapat menimbulkan polarisasi terhadap
sel. Sel telur dalam ovarium sangat terpolarisasi karena posisinya dalam struktur yang
terpolarisasi. Pada zigot Fucus, polarisasi ditentukan oleh rangsangan lingkungan yang meliputi
respon terhadap sentuhan, pH, cahaya, suhu, kandungan oksigen, auksin dan hadirnya zigot lain.
Zigot tidak perlu memberikan reaksi yang sama terhadap semua rangsangan ini, tetapi semua
rangsangan ini mampu menimbulkan polarisasi. Kultur sel tumbuhan tinggi yang sedang
tumbuh, tidak terdiferensiasi dengan mudah apabila disimpan dalam kultur cair, karena mereka
tidak terpolarisasi.Tetapi apabila sel-sel bebas tersebut kemudian ditempatkan pada permukaan
nutrisi agar yang cocok, mereka secara individual akan terpolarisasi dan diferensiasipun dimulai.
Banyak atau hampir semua sel dalam jaringan yang sudah terorganisasi, akan terpolarisasi
berkenaan dengan posisinya dalam organisme.

Pendewasaan sel
Banyak kejadian yang terjadi dalam tumbuhan diduga dipengaruhi oleh hormon atau faktor-
faktor lainnya. Beberapa indikasi tentang bagaimana hal tersebut dapat terjadi, dikemukakan
oleh ahli fisiologiAmerika R.H. Wetmore bersama kawan-kawannya. Apabila sepotong kalus
ditempatkan pada nutrisi agar yang mengandung sukrosa dan setetes larutan IAA yang
diletakkan pada permukaan kalus, maka diferensiasi elemen jaringan pembuluh akan terjadi pada
kalus. Lokasi jaringan-jaringan yang berbeda dipengaruhi oleh konsentrasi IAA dalam larutan,
tetapi sifat diferensiasi dikontrol oleh konsentrasi gula dalam agar. Gula yang rendah akan
menyebabkan produksi xilem, sedangkan kadar gula yang tinggi akan merangsang pembentukan
floem, dan kadar yang menengah akan merangsang kedua-duanya dengan lapisan kambium
diantaranya.

Pengorganisasian Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan


Pengorganisasian merupakan hasil polarisasi pembelahan sel dan spesialisasi sel tumbuhan.
Tetapi pengorganisasian jaringan menjadi organ lebih dari itu, karena pada tahap ini pola-pola
pertumbuhan tumbuhan yang berbeda harus diatur pada tingkat reaksi-reaksi sel secara
individual untuk dapat mengontrol bentuk dan ukuran.
Telah diketahui bahwa auksin dibentuk di pucuk koleoptil rumput- rumputan, dan bergerak ke
arah bawah. Kejadian seperti ini sangat umum dalam tumbuhan, yaitu auksin bergerak dari
pucuk ke bagian basal tumbuhan (angkutan basipetal), dan bukan dari basal ke pucuk (
akropetal). Angkutan polaritas ini selalu dipelihara, bahkan apabila tumbuhan dipotong dan
diletakkan terbalik, bagian basal akan menghasilkan akar dan bagian pucuk akan menghasilkan
tunas.

Zat-zat pengatur tumbuh lainnya tidak melakukan angkutan polar seperti auksin. Giberelin
bergerak sangat cepat diseluruh bagian tumbuhan tanpa ada batasan. Sitokimim bergerak relatif
lebih lambat dan diangkut dari akar ke bagian pucuk tumbuhan. Semua pergerakan hormon-
hormon ini memerlukan energi metabolik yang dihasilkan dari respirasi.

Apabila peristiwa-peristiwa morfologi terjadi, biasanya hormon terlibat. Sebaliknya apabila


hormon diberikan pada tumbuhan, berbagai peristiwa morfologi dan perkembangan akan terjadi.
Pengaruh auksin yang menyebabkan awal perakaran sudah banyak diketahui dan digunakan
secara komersial untuk merangsang perakaran potongan batang.

Perkecambahan Pada Tumbuhan


Awal perkecambahan tumbuhan biasanya dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa
dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang
tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu
tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi.

Proses imbibisi tersebut akan menginduksi aktivitas enzim (biokatalisator) yang berperan dalam
metabolisme) sehingga awal perkecambahan mulai berjalan. Apabila daun sudah terbentuk,
maka tumbuhan sudah mampu melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis akan
menghasilkan energi. Energi digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Biji dapat berkecambah karena di dalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio
atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/calon akar (radikula), daun
lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).

Akar lembaga atau radikula akan tumbuh dan berfungsi sebagai akar. Ujung akar lembaga
menghadap ke arah liang biji. Pada saat biji berkecambah, akar tumbuh menembus kulit biji dan
keluar melalui liang tersebut. Pada tumbuhan rumput-rumputan (Gramineae), akar lembaga
dalam biji diselubungi oleh sarung akar lembaga (koleoriza).

Daun Lembaga atau kotiledon merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga
mempunyai tiga fungsi antara lain : (1) sebagai tempat penimbun makanan, yang kelihatan tebal
dengan bentuk umumnya cembung di satu sisi dan rata pada sisi lainnya, (2) sebagai alat untuk
melakukan fotosintesis, dan (3) sebagai alat pengisap makanan untuk embrio (lembaga), yang
berupa lapisan tipis berbentuk perisai yang dinamakan skutelum.

Batang lembaga atau kaulikulus dibedakan menjadi epikotil dan hipokotil. Epikotil adalah ruas
batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang dan daun. Hipokotil adalah ruas
batang di bawah daun lembaga yang akan tumbuh menjadi akar.Kaulikulus beserta calon-calon
daun merupakan bagian lembaga yang disebut sebagai pucuk lembaga (plumula). Pucuk lembaga
mempunyai suatu selubung yang disebut sarung pucuk lembaga (koleoptilum).

Berdasarkan letak perkecambahan, tipe perkecambahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
perkecambahan epigeal dan perkecambahan hipogeal.

Perkecambahan epigeal. Perkecambahan epigeal merupakan perkecambahan yang ditandai


dengan bagian hipokotil terangkat ke atas permukaan tanah. Kotiledon sebagai cadangan energi
akan melakukan proses pembelahan dengan sangat cepat untuk membentuk daun. Proses ini
dapat dilihat pada perkecambahan kacang hijau (Phaseolus).

Perkecambahan hipogeal. Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan yang ditandai


dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap
berada di dalam tanah. Proses ini dapat dilihat pada perkecambahan kacang kapri (Pisum
sativum)

Transpirasi paling banyak terjadi melalui stomata. Karena itu transpirasi akan sangat ditentukan
oleh membuka dan menutupnya stomata. Membuka-menutupnya stomata ditentukan oleh
turgor pada sel penutup. Stomata akan membuka apabila turgor sel penutup tinggi dan akan
menutup apabila turgor sel rendah.

Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding sel penutup yang berhadapan pada celah
stomata akan tertarik ke belakang, sehingga celah menjadi terbuka. Naiknya turgor sel penutup
ini disebabkan oleh adanya air yang masuk dari sel tetangga. Akibatnya sel tetangga mengalami
kekurangan air dan selnya sedikit mengkerut dan akan menarik sel penutup ke belakang.

Sebaliknya pada waktu turgor sel penutup turun yang disebabkan oleh kembalinya air dari sel
penutup ke sel tetangga sel tetangga akan kembali mengembang, mendorong sel penutup ke
depan sehingga akhirnya stomata menutup. Hal ini dapat terjadi karena dinding sel penutup yang
berhadapan di bagian celah (stomata), memiliki dinding sel yang elastis sehingga mudah
berubah.

Gerak membuka menutupnya stomata akibat perubahan turgornya, yang diakibatkan perubahan
potensial airnya. Perubahan potensial air ini diduga dapat disebabkan oleh faktor - faktor berikut
ini.

a. Bertambahnya gula dalam sel penutup sebagai hasil fotosintesis, hanya produksi gula ini tidak
cukup besar untuk menghasilkan efek tersebut.

b. Perubahan amilum menjadi gula. Ini merupakan teori klasik" yang menganggap bahwa dalam
gelap CO2, yang mengumpul dalam sel penutup menyebabkan pHnya turun (rendah), atau
suasana menjadi asam yang membuat ensim fosforilase dalam sel penutup akan mengubah gula
menjadi amilum, turgor turun. Bila terkena cahaya, CO2 akan berkurang karena dipakai
fotosintesis, pHnya naik, suasana basa, membuat ensim fostorilase aktif mengubah amilum
menjadi gula, turgor naik.

c. Perubahan permeabilitas. Perubahan pH dapat menyebabkab permeabilitas membran sel


berubah, sehingga memungkinkan bahan terlarut keluar atau masuk sel penutup. Sifat
permeabilitas membran plasma sel penutup terhadap air tidak terpengaruh oleh pH, maka bahan
terlarut ini yang akan menentukan membuka menutupnya stomata. Bahan terlarut yang paling
berperan adalah ion K (K +). Keberadaan ion K dalam sel penutup dapat mengubah potensial
osmotiknya yang berakibat membuka/menutupnya stomata.

Pertumbuhan Dan Perkembangan Akar Tanaman


Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di bawah
permukaan tanah meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah. akar pada tumbuhan
ini berfungsi untuk menegakkan tumbuhan, mengambil air, dan garam tanah, serta untuk
menyimpan bahan cadangan. Berdasarkan asal usulnya maka dapat dibedakan 2 tipe akar yaitu
akar tunggang dan akar serabut.

Perkembangan Akar
Pada sebagian besar spesies tumbuhan, perkecambahan biji dimulai dengan munculnya radikula
(akar embrionik ), dan bukan epikotil (tajuk), dari kulit biji. Pada beberapa spesies (misalnya,
pinus) sitokinesis terjadi pada radikla, sebelum proses perkecambahan selesai.

Pada spesies lainnya (jagung, jelai,kacang babi,selada) kalaupun ada, terjadi sedikit mitosis
sebelum radikula muncul; pemanjangan yang terjadi disebabkan oleh masih pembesaran sel yang
terbentuk ketika embrio masih berkembang pada tumbuhan induknya. Pertumbuhan selanjutnya
akar primer kecambah dan akar cabangnya membutuhkan aktivitas meristem apikal.

Sel tertua pada tudung akar terletak pada bagian distal. Pada bagian proksimal terdapat sel muda
yang baru terbentuk dari meristem apikal. Tudung akar melindungi meristem ketika akar
menerobos tanah dan merupakan daerah yang peka terhadap gravitasi pada akar. Tudung akar ini
mampu mengeluarkan lender yang kaya akan polisakarida atau musigel di permukaan luarnya,
yang mampu melumasi akar saat menyelinap di antara pertikel tanah.

Tepat di dekat tudung akar terdapat daerah kecil yang khas, yang disebut pusat pasif, yaitu
tempat diaman pembelahan sel jarang terjadi. Jika tudung akar rusak maka pusat pasif ini akan
berubah menjadi aktif dan membentuk kembali meristem akar dan tudung akar.

Pembentukan akar cabang


Biasanya akar cabang pada beberapa milimiter sampai beberapa sentimeter jaraknya dari ujung
akar. Akar tersebut bermula dari perisiklus, biasanya disebelah titik protoxylem, dan tumbuh kea
rah luar menembus kortex dan epidermis. Pertumbuhan ini dipacu dengan adanya sekresi enzym
hidroloitik yang mampu mencerna dinding sel korteks dan epidermis.

Pembentukan akar radial


Akar tumbuhan gymnospermae dan sebagian besar akar tumbuhan dikotil menumbuhkan
kambium pembuluh dari sel prokambium yang terletak di antara floem primer dan xylem primer
di dekat rambut akar. Setelah kambium pembuluh ini memulai pertumbuhan sekunder maka akan
muncul kambium gabus di dalam perisiklus Epidermis, eksodermis jika ada, korteks awal, dan
endodermis akan terkelupas sehingga pada akar dewasa hanya tersissa xylem (di tengah),
kambium pembuluh, floem, korteks sekunder, kambium gabus, dan sejumlah sel gabus.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akar adalah :

1). Air dan mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk akar. Diferensiasi salah satu unsur
hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.

2). Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk
pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
3). Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.

Anda mungkin juga menyukai