Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ternak perah adalah pakan
dan air minum. Pakan merupakan sumber energi dan protein bagi mahluk hidup.
Ternak ruminansia contohnya sapi perah pakan pokoknya berupa rumput
rumputan, daun daunan tanaman leguminosa dan dari berbagai jenis pohon -
pohonan atau tanaman semak serta limbah pertanian. Berbagai macam hijauan
pakan ternak seperti yang disebut di atas berfungsi sebagai sumber zat makanan
sehingga ternak dapat mempunyai produksi susu yang tinggi. Selain hijauan sapi
perah perlu diberi pakan konsentrat. Pakan yang baik dalam bentuk hijauan
maupun konsentrat mempunyai peranan yang sangat erat terhadap kuantitas dan
kualitas produksi susu, sehingga pemberiannya harus sesuai dengan berat badan,
produksi dan kadar lemak susu dari sapi perah laktasi. Demikian pula dengan
pedet maupun sapi dara, pakan yang diberikan harus dapat mendukung kecepatan
pertumbuhannya. Sedang pemberian air minum sebaiknya secara ad libitum.
1
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
2
Kesimpulan
Daftar Pustaka
3
LEMBAR KERJA 2
PENILAIAN DAN PEMILIHAN SAPI PERAH
Acara pemilihan dan kontes ternak sapi perah merupakan salah satu cara
untuk melakukan seleksi pada sapi atau ternak perah yang baik berdasarkan
penampakan bentuk tubuh (Body Conformation) dari luar dan sesuai untuk
produksi daging atau susu. Selain itu juga dapat menunjukkan bahwa manajemen
pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak sapi perah sudah baik atau belum.
Sapi perah yang mempunyai nilai tinggi dalam kontes tersebut belum tentu
mempunyai nilai genetik yang tinggi bila tidak disertai dengan recording yang
baik. Hasil seleksi secara eksterior dan didukung oleh data recording yang baik
dapat digunakan untuk menentukan apakah ternak tersebut layak untuk dijadikan
bibit atau tidak. Tipe fungsional dapat diartikan sebagai bentuk tubuh yang pantas
untuk tipe perah dan mudahnya manajemen pada kandang free stall atau
stanchion barn housing yang nantinya akan diperoleh umur sapi perah yang
panjang dan menghasilkan produksi susu yang tinggi. Tipe kekuatan ambing
menggantung, kuku dan kaki serta ukuran tubuh mempunyai hubungan yang
positif dengan lamanya hidup dan besarnya life time production.
Seleksi sapi perah yang menggunakan parameter penampakan dari luar
menurut Hartman (1990) yaitu Liniear Classification. Klasifikasi linear
merupakan suatu alat pembantu untuk merencanakan peternakan sapi perah,
karena sebagian besar tipe fungsional digunakan untuk meramalkan produksi sapi
perah yang bersangkutan. Sapi perah betina merupakan tipe fungsional dalam
menghasilkan sejumlah besar produksi susu dari beberapa periode sapi laktasi.
4
Ada 5 kategori utama yang ditentukan :
Frame : 15 %
Dairy Character : 20 %
Body Capacity : 10 %
Feet and Leg : 15 %
Udder : 40 %
1. Frame 15 %
Frame meliputi penilaian pada rump, stature, front end dan back.
Rump termasuk hip (hook), thruls dan pins. Rump yang ideal
adalah panjang, luas dan rata. Oleh karena itu rump merupakan framework
untuk ambing.
Thruls harus luas dan terletak di antara hip dan pin dan di tengah.
Letak dari thruls menentukan struktur kaki belakang, sehingga hal ini
merupakan bagian penting untuk diamati. Pins harus tinggi dan luas.
Stature dinilai melalui tinggi dan panjang tulang kaki. Hewan yang
lebih tinggi biasanya ambingnya lebih tinggi dan cenderung sebagai sapi
yang besar dengan kapasitas makan yang banyak. Kapasitas makan yang
lebih banyak mensuplai nutrisi untuk produksi susu lebih banyak sehingga
produksi susu banyak.
Front end terdiri dari dada yang dalam dan luas, dengan shoulder
yang merata dengan body wall. Shoulder yang rata dengan body wall akan
menyebabkan sapi tampak harmoni, style dan balanced.
NB : Rump, Stature, dan Front end adalah aspek pertimbangan utama pada
evaluasi bagian frame. Breed characteristic untuk Holstein kepalanya harus
5
feminim, moncongnya lebar, lubang hidungnya terbuka lebar dan
mempunyai rahang yang kuat.
2. Dairy Character 20 %
Dairy character ditentukan dengan bukti seekor sapi perah dapat memproduksi
banyak susu. Dairy character yang baik ditunjukkan dengan lekukan tubuh
yang ideal, tidak kasar dan secara keseluruhan bersih. Yang penting kaitannya
penilaian dalam penilaian dairy character adalah ribs, thighs, withers, dan
chine.
3. Body Capacity 10 %
Pada feet dan legs yang penting dalam kategori penilaian adalah feet, rear legs
(rear dan side view), hocks dan pasterns. Kaki yang ideal adalah toe yang
pendek dan heel yang dalam dan pendek, pastern yang kuat. Rear legs
seharusnya renggang dan lurus dengan model hock yang moderat. Kaki yang
sempurna ketika berjalan adalah lurus ke atas ketika dilihat dari bagian
belakang. Hock yang ideal adalah flat dan bersih, tidak bengkak.
5. Udder 40 %
Udder adalah bagian penting dari seekor sapi perah. Sapi perah adalah
penghasil susu maka perlu ditekankan pada sistem mamary. Jika melihat
performa jangka panjang, maka pemilihan ditekankan pada produksi yang
tinggi yaitu udder harus benar benar kuat, memiliki ukuran serta kapasitas
yang layak, dan seimbang.
Fore udder seharusnya tidak terlalu besar, menempel secara kuat dan
sesuai dengan ukuran tubuh. Fore udder seharusnya tidak sama luasnya
saat berkembang dan seimbang dengan rear udder. Udder harus sedikit
bergerak saat sapi berjalan.
Perlekatan rear udder harus tinggi, luas, halus dan dalam. Bagian rear
harus sama besar dan sama lebar dari atas sampai bawah.
Ligamen median dan lateral adalah pendukung utama dari udder. Ligamen
median terletak membelah dua udder, dan ligamen lateral terletak di
samping udder.
6
Teat harus sama ukurannya dan bentuknya dan panjangnya 1,5 sampai 2,5
inch. Teat harus terletak di ujung bawah udder.
Klasifikasi dari National Holstein Fresian Association akan membantu suatu
farm dan mengevaluasi setiap sapi betina melalui 15 tipe fungsional sapi seperti:
1. Stature (tinggi badan)
2. Strength (kekuatan)
3. Body depth (kedalaman badan)
4. Rump angel (sudut pantat)
5. Rump length (panjang pantat)
6. Hip width (daerah pinggul)
7. Rear legs side view (kedudukan kaki belakang)
8. Foot angel (sudut teracak)
9. Fore udder attachment (pelekatan ambing depan)
10. Rear udder hight (tinggi ambing belakang)
11. Rear udder width (lebar ambing belakang)
12. Udder clift (celah ambing)
13. Udder depth ( kedalaman ambing)
14. Teat placement (letak putting)
Hal ini disebut klasifikasi linear, karena setiap perlakuan dievaluasi dengan
nilai linier yaitu 1 sampai 9.
2. STRENGTH (Kekuatan)
Kekuatan dapat ditunjukkan oleh dada (chest) yang dalam dan lebar
bila dilihat dari sebelah samping, sedang pada bagian muka, panjang
dengan muzzle dalam dan bagian yang bertulang. Pada kontes dapat
diperlihatkan kisaran kekuatan yang lemah sampai yang terkuat. Sapi
perah betina yang ekstrim dangkal bila dilihat dari samping dan sempit
dari pandangan depan, akan memperoleh nilai yang rendah.
7
3. BODY DEPTH (Kedalaman tubuh)
8
raughage. Bila sapi tersebut mempunyai bentuk dangkal akan menerima
nilai lebih rendah, bila sapi yang bersangkutan mempunyai tubuh yang
dalam akan memperoleh nilai yang tinggi.
9
disebut rump dalam keadaan miring. Ternak dalam keadaan seperti ini
memperoleh nilai antara 1-9. Sapi perah betina yang mempuanyai sloping
rump yang ekstrim dapat ditunjukkan pada gambar di atas.
Posty In
Posty Intermediate set Sickle
Hocked-in Correct
10
Kaki belakang dievaluasi dari pandangan samping, karena hal ini
merupakan bagian yang perlu diperhatikan, mengingat berdiri merupakan
kekuatan dasar saat dikandang model free stall dan menunggu selama
proses pemerahan, yang akan menyebabkan adanya gangguan antara otot
dengan tendon pada kaki. Penilaian pada daerah ini sangat penting untuk
dijadikan sapi bibit.
11
Penilaian sudut teracak sebagai dasar dari keterjalanan, dilihat dari sisi
samping. Sudut teracak yang rendah mempunyai nilai 1-4. Sapi yang
tergolong intermediate mempunyai nilai 5, sedang sudut yang ekstrim
mempunyai nilai 6-9. Bagian ini berhubungan dengan daya tahan dan
gerakan dari sapi yang bersangkutan.
12
Nilai pada bagian ini ditentukan oleh observasi dari sebelah samping dan
ditentukan oleh kekuatan dari lateral ligament. Ambing yang kurang
pertautannya mempunyai nilai 1-4. Sapi yang termasuk intermediate
mempunyai nilai 5, sedang sapi perah yang mempunyai perlekatan ambing
yang baik mempunyai nilai 6-9. Hal ini sangat penting diperhatikan karena
erat hubungannya dengan terjadinya luka pada puting dan ambing, serta
sulit/mudahnya proses pemerahan.
13
Low Intermediate High
14
Narrow Intermediate Wide
Lebar dari pertautan ambing belakang juga dapat ditentukan dari arah
belakang. Hal ini merupakan indikator dari kapasitas ambing dan
kemampuan dalam memproduksi susu.
Penunjang ambing dapat juga disebut celah ambing, yang dapat dievaluasi
oleh penampakan dasar ambing bagian belakang. Penilaian pada dasarnya
adalah kedalaman dari celah. Bagian ini merupakan bagian yang
terpenting karena ada hubunganya dengan penunjang ambing dan posisi
puting. Jika puting letaknya menyimpang akan mempersulit posisi
pemerahan.
15
Deep Udder Udder floor Udder well
below hocks above hocks above hocks
13. FRONT TEAT PLACEMENT, REAR VIEW (Letak puting, dilihat dari
belakang)
16
Wide placement Centrally placed Inside placement
on quarter on quarter on quarter
Letak puting bagian depan dapat diberi penilaian seperti pada puting
bagian belakang. Letak puting yang baik akan mempermudah pemerahan
dan mengurangi terjadinya luka.
Panjang puting dapat diukur dari penampakan samping. Panjang puting 1 inch
atau kurang memperoleh 1-5. Sapi rata-rata memiliki panjang puting 2-2,5 inch.
Sedang puting yang panjangnya 4 inch atau lebih memperoleh nilai 1-4. Puting
yang agak panjang akan mempermudah pemerahan dan menimbulkan sedikit
infeksi mastitis dan luka.
Tugas
1. Amati dua ekor sapi perah betina yang sudah berproduksi dan umurnya
relatip sama.
a. Tanda-tanda bentuk umum sapi perah
17
b. Tanda tanda perangai pemerahan
c. Tanda-tanda kondisi kekuatan
d. Tanda-tanda kesangguapan makan banyak
e. Tanda-tanda penghasil susu yang subur
2. Berdasarkan penilaian saudara pilih sapi mana yang baik digunakan
untuk sapi perah yang produktif.
3. Untuk menguji obyektifitas penilaian saudara lakukanlah perabaan
pada bagian yang saudara nilai, dan cocokkan dengan hasil penilaian
saudara apakah sudah benar.
18
FORM PENLAIAN SAPI
Bagian Sapi Yang SAPI Ke- %
Dinilai 1 2 3 4
Frame 15 %
Stature
Rump
Thurls width = Rump
width
Front End
JUMLAH
Dairy Character 20 %
Ribs
Thighs
Withers
Neck
Chine
JUMLAH
Body Capacity 10 %
Rib width
Jarak antar Rib
Chest width
JUMLAH
Foot and Legs 15 %
Foot angel
Pastern
Rear leg
Side leg view
Hock
JUMLAH
Udder 40 %
Fore udder attachment
Rear udder height
Rear udder width
Udder support
Udder depth
Front teat placement
Teat length
JUMLAH
JUMLAH
19
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
20
21
Kesimpulan
Daftar Pustaka
22
LEMBAR KERJA 3
PEMERIKSAAN BODY CONDITION SCORE
Table II. Desired and reasonable body condition scores of dairy cattle at
critical times.
Time of scoring Desired score Reasonable range
Cows
Calving 3.5 3.0 - 4.0
Peak Milk 2.0 1.5 - 2.0
Mid-lactation 2.5 2.0 - 2.5
Dry Off 3.5 3.0 - 3.5
Heifers
6 Months 2.5 2.0 - 3.0
Breeding 2.5 2.0 - 3.0
Calving 3.5 3.0 - 4.0
23
Body Condition
Score 2
Rump Area: Shallow
cavity lined with fatty
tissue at tailhead.
Some fatty tissue felt
under pin bone. Pelvis
easily felt.
Body
Loin Area: Ends of
Condition
short ribs feel
Score 2
rounded. Upper
surface felt with slight
pressure. Depression
visible in loin.
High-producing, early
lactation cows should
score 2.
Body Condition
Score 3
Rump Area: No
visible cavity around
tailhead. Fatty tissue is
easily felt over whole
rump. Skin appears
Body
smooth. Pelvis is felt
Condition
with slight pressure.
Score 3
Loin Area: Ends of
short ribs can be felt
with pressure. There is
a thick layer of tissue
on top. There is only a
slight depression in
the loin.
Body Body Condition
Condition Score 4
Score 4 Rump Area: Folds of
fatty tissue are visible
around tailhead.
Patches of fat are
present around the pin
bones. Pelvis is felt
only with firm
pressure.
Loin Area: Short ribs
cannot be felt even
with firm pressure. No
depression is visible in
24
loin between
backbone and hip
bone.
Body Condition
Score 5
Rump Area: Tailhead
is buried in fatty
tissue. Skin is
distended. No part of
Body pelvis can be felt even
Condition with firm pressure.
Score 5 Loin Area: Folds of
fatty tissue over short
ribs. Bone structures
cannot be felt.
These cows are good
candidates for fat cow
syndrome.
The chart below should help you determine a score for your cow. Some people
like to start with the drawing an "imaginary" line between the hook and the pin
bone as the first point of decision. If the line forms a "V", the score will be less or
equal to three. If the line forms a "U", the score will be three or above. I prefer to
use a combination of at least two factors to help me make my mind up.
25
Tugas:
Amati dan raba dengan tekanan, tepat pada daerah loin, rump, tailhead,
pin bone, thurl dan hook (hip) bone. Bandingkan hasil pemeriksaan anda dengan
Dairy Herd BCS Cart berikut dan lakukan diskusi dan penilaian (apakah
manajemn pemberian pakan dilokasi praktikum sudah sesuai dengan standart)
26
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
27
Kesimpulan
Daftar Pustaka
28
LEMBAR KERJA 4
MEMANDIKAN / MEMBERSIHKAN BAGIAN LUAR TUBUH SAPI
Dalam rangka untuk menjaga kesehatan kulit dan mutu produksi susu sapi
perah maka setiap kotoran maupun debu dan rambut yang lepas harus dibersihkan
dengan cara menyikat (gromming) maupun memandikan bila mana diperlukan.
Memandikan ternak perah sebaiknya dilakukan pada pagi hari, untuk selanjutnya
ternak perah dilepas di tempat exercise atau dijemur di bawah sinar matahari
selama 1-2 jam. Bila menggunakan sabun maka hindarkan air sabun tersebut dari
mata untuk menghindari stres pada ternak. Penggunaan sikat dari bahan plastik
maupun ijuk harus dilakukan secara bijaksana, sebaiknya searah dengan
tumbuhnya rambut atau bulu, hindarkan penggosokan yang terlalu kuat yang
dapat menimbulkan luka. Bila ada kotoran yang sulit dibersihkan, maka lakukan
pembersihan dengan sabar, bila perlu tenak harus dibasahi atau diguyur dengan air
agar kotoran jadi lunak dan baru dilakukan penyikatan. Rambut yang terlalu
panjang disekitar ambing dan kedua kaki belakang sebaiknya dipotong secara
teratur. Kebersihan kulit dan rambut diharapkan dapat menjamin kesehatan kulit
dan kesehatan susu. Hindarkan tetesan air membasahi puting terlalu lama untuk
mencegah masuknya kuman ke puting yang dapat menimbulkan mastitis.
Alat dan bahan:
1. Sikat
2. Ember / selang
3. Sabun cuci
4. Air bersih
5. Tali pengikat sapi / ekor
6. Termometer
Cara Pelaksanaan
1. Bersihkan alat dan bahan yang digunakan
2. Bersihkan pakan / kotoran di sekitar ternak
3. Periksa tali pengikat ekor sapi
4. Periksa respiration rate dan suhu rektal
5. Guyur sapi dengan air bersih dari arah belakang ke depan hingga
seluruh permukaan tubuh basah
6. Ambil sikat dan bersihkan bagian tubuh yang kotor termasuk lipatan
paha, sekitar ambing dan celah kuku (gunakan sabun bila perlu)
7. Bilas dengan air bersih dan lakukan penjemuran (jangan lupa melepas
tali pengikat ekor) agar kulit kering dan mendapat kesempatan
exercise.
8. Bila kasus mastitis cukup tinggi kejadiannya lakukan perendaman
puting dengan biocid atau preparat lain sebelum ternak di jemur.
Periksa respiration rate dan rectal temperature serta air liurnya, selanjutnya
ternak segera dimasukkan ke kandang atau tempat yang teduh manakala sinar
matahari mulai terik dan ternak kepanasan.
29
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
30
Kesimpulan
Daftar Pustaka
31
LEMBAR KERJA 5
PERKANDANGAN SAPI PERAH
32
dikemukakan olegh Mc.Dowell 1972 dalam improvement of livestock
in warm climates halaman 41).
4. Ukur suhu kelembaban udara pada jam 06.00, 12.00 dan 18.00 pada
ketinggian 150 cm dari lantai (tinggi sapi Friesian 150 cm).
5. Ukur statistik vital ternak perah misalnya : ukur tinggi, panjang badan,
lingkar dada (ditarik dengan tegangan 5 kg) masing masing sapi
yang ada pada kategori kandang yang anda ukur.
6. Perhatikan tata air dan limbah, pola penanganan limbahnya dan
gambar tempat penimbunan akhir limbah (buat skema pengelolaan
limbahnya).
7. Bandingkan dengan pustaka dan tarik kesimpulannya.
Catatan:
- Lakukan tugas anda dengan baik dan buat laporannya dengan diskusi dan
simpulkan.
- Setiap kelompok mempersiapkan dan bertanggung jawab atas alat yang
diperlukan / digunakan masing-masing.
33
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
34
Kesimpulan
Daftar Pustaka
35
LEMBAR KERJA 6
MEMBERSIHKAN KANDANG
Tugas:
1. Bersihkan tempat pakan dan minum dari sisa pakan dengan alat yang
sesuai. Masukkan sisa pakan ke dalam karung plastik (timbang)
dengan menggunakan gerobak, buang di tempat yang telah ditentukan.
2. Bersihkan lantai dan dinding kandang dengan sekop, cangkul, sikat
dan sapu. Timbang kotoran ternak dan masukkan ke dalam gerobak
sampah dan buang di tempat yang ditentukan. Semprot atau guyur
dengan air bersih bagian kandang yang masih kotor sambil disikat atau
digosok dengan sapu bila perlu (hitung jumlah air yang digunakan).
3. Evaluasi semua kegiatan.
36
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
37
Kesimpulan
Daftar Pustaka
38
LEMBAR KERJA 7
PENGELOLAAN LIMBAH
Tugas:
1. Hitung jumlah limbah yang harus dikelola perusahaan susu setiap hari
(bedakan macam limbahnya).
2. Hitung panas yang muncul dari proses fermentasi limbah peternakan
dalam waktu 24 jam (bedakan limbah hijauan, konsentrat, kotoran
ternak, urine, maupun kompos) buat percobaannya.
3. Amati pengelolaan limbah di perusahaan susu tempat praktikum anda.
4. Kelola limbah di tempat praktek dengan bimbingan pertugas.
5. Buatlah alternatip pengelolaan limbah berikut alasannya.
6. Bersihkan dan kembalikan alat yang digunakan.
39
Kesimpulan
Daftar Pustaka
40
DAFTAR PUSTAKA
41