Anda di halaman 1dari 5

Karakteristik Transistor sambungan N-P-N

Fazliana Samaun*)

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Gorontalo


Jl. Jendral Sudirman No.6 Kota Gorontalo, 96128
*)
fazlianasamaun@yahoo.co.id

Abstrak
Telah dilakukan praktikum karakteristik transistor sambungan n-p-n. Adapun tujuan dilaksanakan
praktikum ini untuk mengetahui pengaruh tegangan input terhadap kuat arus output dari perangkat
ketiga terminal yaitu emitor, basis, dan kolektor. Alat dan bahan yang digunakan 2 multimeter analog,
mikrometer, power supply (catu daya), 3 resistor 100 , transistor BC33725-E3R tipe NPN, dan
transistor variable (potensiometer). Saat tegangan 0 volt yang diberikan pada kuat arus emitor, kuat arus
kolektor dan kuat arus basis nilainya adalah 0 A. Tetapi pada tegangan dinaikan 0,1 volt kuat arus
yang mengalir pada emitor,kolektor dan basis juga meningkat masing-masing yaitu 2 A, 4 A dan 6
A.
Kata Kunci: Transistor

Abstract
A practicum has bee connection transistor characteristics n-p-n. The purpose of this practicum
conducted to determine the effect of input voltage to output current strength of the three terminal device
that is the emitter, base and collector. Tools and materials used 2 analog multimeters, micrometers,
power supply (power supply), 3 100 resistor, transistor-E3R BC33725 NPN type, and transistor
variable (potentiometer). When voltage is 0 volts given the strong emitter current, strong currents and
strong collector base current value is 0 uA. But at a voltage of 0.1 volts raised strong current flowing in
the emitter, collector and base also increased each uA ie 2, 4 and 6 uA uA.
Keywords: Transistor
1. Pendahuluan susunan yang terbentuk dinamakan transistor
jenis p-n-p. [2]
Suatu transistor adalah seserpih kristal yang
terdiri dari tiga daerah dengan isi tak murnian Arus masuk ke transistor lewat terminal
yang berbeda. emitter dalam transistor p-n-p, sedangkan
dalam transistor n-p-n, arus keluar transistor
Basis lewat terminal emiter. [3]
Emiter Kolektor
Untuk operasi normal transistor, dioda emiter
diberi prategangan maju dan dioda kolektor
diberi prategangan balik. Pada saat dioda emiter
diberi prategangan maju , elektron-elektron
bebas dalam emiter belum tentu akan memasuki
(a) daerah basis. Namun jika tegangan yang
diberikan diberi tegangan melebihi 0,7 Volt,
Basis maka sejumlah elektron-elektron bebas tersebut
akan memasuki daerah basis. Mengingat bahwa
Emiter Kolektor daerah basis sangat tipis dan mengandung tak
murnian yang berkadar rendah, sebagian
terbesar dari elektron-elektron bebas dalam
basis akan berdifusi ke dalam kolektor. Segera
setelah memasuki kolektor , elektron-elektron
(b) bebas tersebut akan mengalir ke dalam penyalur
keluar dari kelektor dan meneruskan
Gambar 1. (a) Transistor hunbungan npn (b)
perjalanannya ke terminal positif dari baterai.
Transistor hubungan pnp
[4]
Bagian yang disebut emiter mengandung tak
Transistor adalah alat semikonduktor yang
murnian berkadar tinggi ; tugasnya adalah
dipakai sebagai penguat, pemotong (switching),
menyalurkan elektron ke dalam basisnya.
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi
Bagian yang disebut basis mengandung tak
lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam
murnian berkadar rendah dan merupakan bagian
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya
yang sangat tipis. Tuganya adalah meneruskan
(BJT) atau tegangan inputnya (FET),
sebagian terbesar dari elektron suntikan emitter
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
tersebut kepada kolektor. Tingkat kadar tak
akurat dari sirkuit sumber listriknya. [5]
murnian dalam kolektor terletak diantara kadar-
kadar tak murnian dari emitter dan basis.
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah
Kolektor merupakan daerah ang terbesar dari
untuk mengetahui pengaruh tegangan input
tiga daerah transistor tersebut, karena harus
terhadap kuat arus output dari perangkat ketiga
menangani disipasi energy yang lebih besar dari
terminal yaitu emitor, basis, dan kolektor
dua daerah lainnya. Untuk transistor npn,
elektron bebas merupakan pembawa-pembawa
mayotitas dalam emiter dan kolektor. [1] 2. Metode Penelitian
2.1 Alat dan Bahan
Transistor hubungan merupakan versi benda Alat yang digunakan adalah 2 multimeter
padat dari triode tabung hampa. Transistor ini analog, mikrometer, dan power supply.
terdiri dari semikonduktor kristal tunggal (yaitu Adapaun bahan yang digunakan adalah 3
germanium atau silicon) dimana lapisan tipis
resistor 100 , transistor BC33725-E3R tipe
jenis p diselipkan diantara dua lapisan jenis n, NPN, transistor variable (potensiometer), papan
struktur yang terbentuk disebut transistor n-p-n. PCB dan kabel penghubung.
transistor dapat pula terdiri dari lapisan jenis n
yang diselipkan diantara dua lapisan jenis p dan
2.2 Rancangan Penelitian Dari serangkaian percobaan yang dilakukan,
didapatkan data hasil percobaan sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengamatan karakteristik
transistor
Vin(Volt) IB(A) IC(A) IE(A)

0 0 0 0

0,1 2 4 6

0,2 3 6 9
Gambar 2. Skema Rangkaian Karakteristik
Transistor
0,3 5 9 14
Rangkaian tersebut diberi tegangan input 0
0.7 Volt. Dan di hasilkan arus emiter, basis dan 0,4 6 12 18
kolektor.

0.5 8 19 27
3. Hasil dan Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan, disusun
rangkaian atas transistor, 3 buah resistor 0.6 9 31 40
(hambatan) R1, R2, dan R3, dan potensio. Pada
potensio terdapat tiga kaki. Kaki pertama
potensio disambungkan dengan hambatan R1, 0,7 10 38 48
kaki kedua disambungkan dengan hambatan R2,
dan kaki ketiga disambungkan dengan emitor. Dari analisa data yang didapat dari
Setelah itu untuk mengukur arusnya digunakan pengambilan data pada praktikum transistor ini,
mikrometer dan multimeter analog dua buah. maka dapat dibuat tiga buah grafik diantaranya
Untuk mikrometer mengukur arus basis, grafik hubungan antara Vinput dan IB, grafik
multimeter untuk kolektor dan multimeter hubungan antara Vinput dan IC, grafik hubungan
lainnya untuk emitor. Untuk basis dihubungkan antara Vinput dan IE .
ke mikrometer positif, lalu hambatan untuk 12
basis yaitu R2 dihubungkan ke mikrometer
negative, dimana mikrometer positif 10
dihubungkan ke catu daya positif. Untuk
Kolektor disambungkan ke multimeter analog 8
IB (A)

negative, hambatan kolektor R3 dihubungkan ke


multimeter analog negative, dimana multimeter 6
positif dihubungkan ke catu daya positif
menggunakan tegangan bias maju. Dan untuk 4

emitor yang tersambung dengan kaki potensia


2
ketiga dihubungkan ke multimeter analog
positif. begitu juga dengan hambatan R3 0
dihubungkan ke multimeter analog positif, 0 0.2 0.4 0.6 0.8
multimeter negative dihubungkan ke catu daya
Vinput (Volt)
negative. Kemudian kaki bebas dari R1
dihubungkan ke catu daya negative. Gambar 3. Grafik hubungan antara Vinput dan IB
45 keluaran dan tegangan keluaran. Artinya setiap
tegangan input diperbesarn maka arus keluaran
40
dan tegangan keluaran semakin besar pula.
35
30 Pada penggunaan transistor tipe NPN,
IC (A)

25 dimana arus masukannya adalah arus basis (IB)


20
dan arus kolektor (IC), sedangkan arus
keluarannya ialah arus emitor (IE) yang
15
disebabkan oleh daerah emitor memiliki
10 konsentrasi doping yang tinggi untuk
5 menghasilkan sumber yang cukup yaitu
0
elektron. Ini mengacu pada persamaan Hukum
0 0.2 0.4 0.6 0.8 Kirchoff bahwa arus masukan sama dengan arus
Vinput (Volt) keluaran. Secara matematis dapat dirumuskan:
IE = IB + IC
Gambar 4. Grafik hubungan antara Vinput dan IC
4. Kesimpulan
60

50
Pada transiston n-p-n arus keluar transistor
lewat emiter. Arus input dapat mempengaruhi
40 arus keluaran pada terminal transistor bipolar
NPN Tipe BC33725-E3R (arus basis, arus
IE (A)

30 kolektor, dan arus emitor) dan tegangan


keluaran basis-kolektor pada transistor bipolar
20 NPN. Dimana, jika arus input diperbesar maka
arus keluaran dan tegangan keluaran semakin
10 besar pula.
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 DAFTAR PUSTAKA
Vinput (Volt)
[1]. Malvino, Albert Paul. 1985. Aproksimasi
Gambar 5. Grafik hubungan antara Vinput dan IE Rangkaian Semikonduktor: Pengantar
Transistor dan Rangkaian Terpadu.
Pada grafik hubungan antara Vinput dan Jakarta: Erlangga. (Hal 122-123).
IE, grafik hubungan antara Vinput dan IB, dan
[2] Chattopadhyay D. 1989. Dasar Elektronika.
grafik hubungan antara Vinput dan IC saat
Jakarta: UI-Press. (Hal 134-135).
Vinput dinaikkan 0.1, maka nilai IC, IE dan IB me
ngalami kenaikan yang besar. [3] Boylestad, Robert L. 2006. Electronic
Devices and Circuit Theory. USA:
Berdasarkan data dan grafik hasil percobaan, Pearson Education, Inc. (Hal 131).
saat tegangan input yang terbaca pada catu daya
power supply dirubah menghasilkan arus [4] Robertson, Christopher D. 2008.
keluaran (basis, emitor, dan kolektor) dan Fundamental Electrical and Electronic
tegangan keluaran juga akan Principles. USA: Elsevier (Hal 275)
berubah pula. Maka membuktikan bahwa tegan
gan akan mempengaruhi arus keluaran (IB, IC [5] Oklilas, Ahmad Fali. 2007. Elektronika
dan IE) dan tegangan keluaran basis kolektor. Dasar. Palembang: Universitas Sriwijaya
Hal ini pun terlihat pada grafik diatas bahwa
tegangan input berbanding lurus dengan arus

Anda mungkin juga menyukai